KOTA PENUH PERJUANGAN DI SURABAYA
Selamat malam teman-teman sekalian, untuk kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit mengenai kota yang penuh kenangan tentang perjuangan pemuda indonesia. Ya, kota mana lagi kalo bukan Kota Surabaya.
Kota
Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur sekaligus
menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan
kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota
Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di
Jawa Timur serta wilayah Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 796 km
sebelah timur Jakarta, atau 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara Pulau Jawa dan
berhadapan dengan Selat
Madura serta Laut
Jawa.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa
Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam
prasasti Trowulan I, berangka 1358 M. Dalam prasasti itu terungkap bahwa
Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa di tepian sungai Brantas sebagai salah
satu tempat penyebrangan penting sepanjang sungai Brantas. Surabaya juga tercantum
dalam pujasasra Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang
perjalanan pesiar Baginda Hayam Wuruk pada tahun 1365 dalam pupuh XVII (bait
ke-5, baris terakhir).
Versi lain mengatakan bahwa Surabaya
berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan
Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tar Tar, Raden Wijaya
mendirikan sebuah kraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono
untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu buaya, Jayengrono
makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk
menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura.
Adu kesaktian dilakukan di pinggir
Sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh
malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga.
Kata "Surabaya" juga sering diartikan secara filosofis sebagai
lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu, dari
kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo
(Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya muncul setelah
terjadinya peperangan antara ikan Sura dan Buaya (Baya). Supaya tidak
menimbulkan kesimpang-siuran dalam masyarakat maka Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II Surabaya, dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan
No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan
tersebut menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kota
Surabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarawan
yang dibentuk oleh pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata
"sura ing bhaya" yang berarti "keberanian menghadapi
bahaya" diambil dari babak dikalahkannya pasukan Mongol oleh pasukan Jawa
pimpinan Raden Wijaya pada tanggal 31 Mei 1293.
Tentang simbol kota Surabaya yang berupa ikan sura dan buaya terdapat banyak sekali cerita. Salah satu yang terkenal tentang pertarungan ikan sura dan buaya diceritakan oleh LCR. Breeman, seorang pimpinan Nutspaarbank di Surabaya pada tahun 1918.
Tentang simbol kota Surabaya yang berupa ikan sura dan buaya terdapat banyak sekali cerita. Salah satu yang terkenal tentang pertarungan ikan sura dan buaya diceritakan oleh LCR. Breeman, seorang pimpinan Nutspaarbank di Surabaya pada tahun 1918.
Sejarah
Kota Surabaya
Cerita Sejarah Kota Surabaya kental
dengan nilai kepahlawanan. Sejak awal berdirinya, kota ini memiliki sejarah
panjang yang terkait dengan nilai-nilai heroisme. Istilah Surabaya terdiri dari
kata sura (berani) dan baya (bahaya), yang kemudian secara harfiah diartikan
sebagai berani menghadapi bahaya yang datang. Nilai kepahlawanan tersebut salah
satunya mewujud dalam peristiwa pertempuran antara Raden Wijaya dan Pasukan
Mongol pimpinan Kubilai Khan di tahun 1293. Begitu bersejarahnya pertempuran
tersebut hingga tanggalnya diabadikan menjadi tanggal berdirinya Kota Surabaya
hingga saat ini, yaitu 31 Mei. Heroisme masyarakat Surabaya paling tergambar
dalam pertempuran 10 Nopember 1945. Arek-arek Suroboyo, sebutan untuk orang
Surabaya, dengan berbekal bambu runcing berani melawan pasukan sekutu yang
memiliki persenjataan canggih. Puluhan ribu warga meninggal membela tanah air.
Peristiwa heroik ini kemudian diabadikan sebagai peringatan Hari Pahlawan.
Sehingga membuat Surabaya dilabeli sebagai Kota Pahlawan.
Kota surabaya ini sangat kental dengan
sejarahnya seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka dari itu wisata budaya
yang terdapat di surabaya ini bisa dibilang cukup banyak. Berikut ini akan
dijelaskan sedikit mengenai destinasi-destinasi wisata budaya tersebut: :
- TUGU
PAHLAWAN
Tugu
Pahlawan menjadi saksi bisu tragedi 10 November yang dalam Negara Indonesia
dikenal sebagai hari pahlawan. Tugu pahlawan sudah dicap sebagai identitas kota
Surabaya yang menjadi bukti perjuangan dan keberanian rakyat Surabaya melawan
penjajahan Belanda. Tepatnya pada peristiwa 10 November dimana merupakan perang
pertama pasukan indonesia melawan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi
Republik Indonesia. Berawal dari Belanda
yang tidak mengakui kedaulatan Indonesia dan mengibarkan bendera Belanda di
Hotel Yamato, akhirnya membuat sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk
merobek warna biru bendera Belanda. Kemudian setelah insiden tersebut disusul
pertempuran pertama antara rakyat Indonesia dan Inggris yang kemudian memuncak
setelah terjadi kesalahpahaman dan menyebabkan terbunuhnya Jenderal AWS
Mallaby. Marahnya pihak Inggris kepada Indonesia berakibat pada keputusan
pengganti AWS Mallaby yaitu Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk
mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta rakyat Indonesia
menyerahkan senjata dan menyerahkan diri dengan keduia tangan diatas. Ultimatum
yang menurut pejuang Indonesia telah menginjak-injak harga diri rakyat dan
sebuah penghinaan akhirnya ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan Republik
Indonesia kala itu sudah berdiri.
Tugu
Pahlawan berbentuk lingga, lancip ke atas seperti paku yang terbalik. Tubuh
bangunan berbentuk lengkungan sejumlah 10 lengkungan dan mempunyai ruas 11
buah, tinggi 41,14 meter (45 yard) yang melambangkan 10 november 1945 dan
berdiameter 3,1 dan semakin ke atas, diameter semakin kecil. Tugu ini berlokasi
di Jl. Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur.
- MUSEUM
10 NOVEMBER
Untuk menyimpan benda-benda
bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Surabaya, di areal ini
dibuat museum yang dibangun belakangan. Museum ini dibuka sejak tahun 2000 dan
dikenal dengan Museum 10 Nopember. Bangunan museum terlihat menarik
karena menyerupai piramida-piramida kecil. Pada bagian tengah piramida ini
terdapat patung yang menggambarkan tiga pemuda dengan senjata bambu runcing
berjuang melawan penjajah.
Dalam
museum terdapat diorama tentang perjuangan rakyat Surabaya dan rekaman pidato
Bung Tomo yang berhasil membangkitkan semangat berjuang rakyat Surabaya.
Koleksi lainnya adalah berbagai benda peninggalan Bung Tomo, peta dan
senjata-senjata yang digunakan pada saat berperang melawan Belanda dan
sekutunya. Anda juga dapat lebih mengetahui bagaimana gambaran tentang
pertempuran yang terjadi dengan menyaksikan film dokumenter yang menceritakan
pertempuran 10 Nopember 1945.
- MONUMEN
BAMBU RUCING
Bangunan
Monumen Bambu Runcing berada di Kota Surabaya, yang dimana letaknya berada di
jalan Panglima Sudirman. Bangunan tersebut di jadikan oleh penduduk disana
sebagai aset pariwisata Surabaya yang berhubungan dengan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Sedangkan senjata Bambu Runcing tersebut merupakan senjata
orang dulu di Surabaya dalam memenangkan pertempuran melawan kolonialisme
Belanda yang menjajah di Surabaya. Pertempuran tersebut terjadi pada 10
November 1945, yang dimana setiap tahunnya dirayakan untuk mengenang Hari
Pahlawan. Bentuknya yang lancip dalam peperangan menjadikan tentara Indonesia
memenangkan peperangan walaupun memakai Bambu Runcing. Itu dilakukan dengan
semangat yang tidak ada batasnya dalam memenangkan peperangan dengan para
prajurit disana dalam berperang.Monument Bambu Runcing tersebut terdapat 5
pilar dan memiliki tinggi tidak sama dan bentuknya seperti bamboo runcing.
Selain itu monument tersebut tampak indah dengan adanya taman di sekelilingnya
dengan banyak bunga menghiasi bangunan bambu runcing disana. Di tambah lagi
dengan banyaknya burung yang berkicau disana menghiasi keindahan akan monument
sejarah Bambu runcing. Saya selama menikmati liburan di Surabaya, merasa
senang dengan monument Bambu Runcing tersebut.
- MONUMEN
KAPAL SELAM
Salah satu
peralatan militer yang paling ditakuti pada masa kejayaan tersebut adalah kapal
selam. Pada tahun 1962, Indonesia memiliki 12 kapal selam Whiskey Class buatan
Uni Soviet. Kapal selam jenis ini adalah salah satu yang terbaik pada masanya.
Itu yang menyebabkan Indonesia cukup ditakuti pada masa itu termasuk oleh
negara-negara Barat.
Untuk
menyaksikan salah satu kapal selam milik Indonesia secara utuh lengkap dengan
persenjataannya di Monumen Kapal Selam yang dikelola oleh TNI AL. Monumen ini
terletak di samping salah satu sungai utama di Surabaya yaitu Kalimas, tepatnya
di samping Plaza Surabaya. Monumen ini diresmikan pada tanggal 27 Juni 1998.
- MUSEUM
W.R SUPRATMAN
Wage Rudolf Soepratman adalah pencipta lagu kebangsaan
Indonesia, Indonesia Raya. Dia dilahirkan pada Senin 9 Maret, 1903 di
Jatinegara Jakarta, ia seorang Muslim dan tidak mengikuti organisasi politik
apapun. Ayahnya bernama Senen, seorang sersan di Batalyon VIII. Diasuh oleh
kakak iparnya WM Van Eldik (Sastromihardjo) ia telah belajar bermain gitar dan
biola. Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta,diadakan sebuah Kongres Pemuda yang
melahirkan 'Sumpah Pemuda'. Pada malam penutupan kongres, pada tanggal 28
Octobers 1928, Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di
depan para peserta. Waktu itu merupakan pertama kalinya lagu Indonesia Raya ini
bergema di depan publik. Semua partisipan terkejut mendengarnya. Setelah itu,
Lagu Indonesia Raya selalu tidak pernah ketinggalan untuk dibawakan di setiap
kongres yang berlangsung. Lagu ini merupakan perwujudan dari keinginan bersama
untuk sebuah kemerdekaan. Untuk mengenang jasa WR Soepratman, kita dapat
mengunjungi museum WR Soepratman di Jalan Tambaksari Surabaya. Di Museum ini
bisa dilihat tulisan asli WR Soepratman ketika ia membuat lagu Indonesia Raya
pada saat pertama, dan juga biola historis yang menemaninya saat membuat
beberapa lagu kebangsaan.
Lokasi museum WR Soepratman ini juga berdekatan dengan makam
beliau yang meninggal pada 17 Agustus 1938. Sejak menciptakan lagu kebangsaan
Indonesia Raya, Beliau banyak di buru oleh pihak Belanda, dan hal ini membuat
beliau sakit-sakitan.
Lagu terakhir yang beliau ciptakan berjudul Matahari Terbit,
dan karena lagu itu pulalah, Beliau di penjara di Kalisosok dan pada akhirnya
meninggal.Pada 26 Juni 1959, Pemerintah Regulasi 44 mengumumkan bahwa Indonesia
Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia.
- MONUMEN
JENDERAL SUDIRMAN

Patung
Jenderal Sudirman dibuat pada posisi tegak, tangan disamping, ujung celana
masuk ke dalam sepatu boot, dan sebilah pedang tampak menggantung di pinggang
sebelah kiri. Pakaian yang dikenakan Jenderal Sudirman tampak menyerupai
seragam PETA, kesatuan dimana Sudirman memperoleh pendidikan militernya. Monumen
Jenderal Sudirman dengan sebuah sisi yang menunjukkan bahwa monumen ini
dipersembahkan oleh Letnan Jenderal M Yasin yang pernah menjabat sebagai Pangdam
VII/Brawijaya, Jawa Timur.
Sudirman adalah perwira PETA yang berhasil mendinginkan pemberontakan PETA Gumilir sehingga tidak sampai mengalami nasib seperti 6 perwira PETA Blitar, termasuk Supriyadi, yang dipenggal kepalanya oleh tentara Jepang pada pemberontakan PETA Blitar. Supriyadi yang diangkat oleh Presiden sebagai panglima tertinggi TKR tidak sempat menduduki pos-nya karena keburu tewas.
- JEMBATAN
MERAH
Jembatan Merah dibentuk atas
kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam
perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya,
diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda.
Sejak saat itu, daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial dan menjadi
jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya.
Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada
era itu. Jembatan Merah berubaha secara fisik sekitar tahun 1890an, ketika
pagar pembatas diubah dari kayu menjadi besi. Saat ini, kondisi jembatan yang
menghubungkan jalan Rajawali dan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya ini
hampir sama seperti jembatan lainnya, dengan warna merah tertentu.
Di sekitar jembatan, terdapat
beberapa bangunan peninggalan Belanda lainnya yang masih difungsikan dan
terletak di selatan Jembatan Merah. Selain itu, terdapat pula pusat
perbelanjaan yang terkenal di Surabaya yaitu, Jembatan Merah Plaza. Jembatan
Merah pernah menjadi saksi hidup dari tentara Indonesia, khususnya
pahlawan-pahlawan Surabaya yang berjuang melawan kolonialisme Belanda. Oleh
karena itu, tidak peduli kondisi yang mungkin terjadi hari ini, Jembatan merah
adalah warisan penting bagi sejarah Indonesia. Jembatan Merah merupakan
pahlawan yang masih hidup dan akan terus hidup melawan waktu.
- HOUSE
OF SAMPOERNA
Terletak di kawasan
"Surabaya lama", gedung megah bergaya kolonial Belanda ini dibangun
pada tahun 1858 dan sekarang menjadi situs bersejarah yang terus dilestarikan.
Gedung ini sebelumnya digunakan
sebagai panti asuhan yang dikelola oleh Belanda, kemudian dibeli pada tahun
1932 oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna, dengan maksud untuk digunakan
tempat produksi rokok pertama Sampoerna. Saat ini, gedung ini masih berfungsi
sebagai tempat produksi salah satu produk rokok paling bergengsi di Indonesia,
Dji Sam Soe. Dalam peringatan ulang tahun ke-90 Sampoerna di tahun 2003,
kompleks utama telah susah payah renovasi dan sekarang terbuka untuk umum.Di
auditorium sentral dalam bangunan ini telah menjadi museum dan di bagian
timurnyat telah diubah menjadi ruangan untuk kafe, kios merchandise dan galeri
seni. Sedangkan, bangunan di sisi barat tetap menjadi rumah tinggal keluarga
pendirinya.
Museum House of Sampoerna (HOS)
menawarkan pengalaman yang benar-benar unik bagi pengunjung. Dari cerita tentang
keluarga pendiri sampai melihat dari dekat proses penggulungan rokok yang masih
dilakukan secara manual dalam produksi rokok Dji Sam Soe.Di dalam museum kafe,
pengunjung bisa membeli berbagai souvenir yang berkaitan dengan gedung ini
Sampoerna ini, seperti: miniatur peralatan tongkat rokok tradisional, cengkeh,
buku dan kemeja.
Dan ini
adalah Peta Wisata yang sesuai dengan destinasi destinasi wisata budaya di atas
Selain
tempat wisata budaya yang banyak terdapat disana, budaya yang dimiliki Kota
Surabaya juga tidak kalah banyak. Diantaranya :
1.
Kidungan
Kidungan adalah pantun yang
dilagukan, dan mengandung unsur humorbudaya Panggilan arek (sebutan khas
Surabaya) diterjemahkan sebagai Cak untuk laki-laki
dan Ning untuk wanita. Sebagai upayauntuk melestarikan budaya
, setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya.
Cak & Ning Surabaya dan para finalis terpilih merupakan
duta wisata dan ikon generasi muda kota Surabaya.
2. Tari Remo
Tari Remo adalah tarian selamat
datang yang umumnya dipersembahkanuntuk tamu istimewa. Ini adalah tari sambutan
khas Jawa Timur. Sesuai dengannamanya, gaya tari berasal dari Jombang, Jawa
Timur. Salah satu jenis Remoyaitu Remo Tresnowati. Ini adalah salah satu Remo
gaya putri. Remo Tresnowati bisa juga dipelajari oleh anak putra. Namun pada
Remo Tresnowati diunggulkantingkat kelincahan, kelenturan, dan gerakan yang
lemah gemulai. Tari ini biasanya dibuka dengan kesenian ludruk atau kesenian
wayang kulit khas Jatim.Tarian ini diiringi music Jawa, seperti gamelan,
gending, gambang, dan lainsebagainya.
Daftar
pustaka
Nur Suhartini
UJP A 2014
4423143969
nursuhartiniaja@gmail.com
Sangat bermanfaat. Thank you..
ReplyDeleteSangat bagus! Membuat kita lebih mengetahui berbagai objek wisata& kebudayaan salah satu kota di indonesia yaitu surabaya
ReplyDeletebermaanfaat sekali, jadi bisa mengetahui objek wisata di surabaya, thnkyou
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBermanfaat sekali ka, saya bisa tau sejarah & wisata budaya surabaya. Terimakasih kaa
ReplyDeleteSangat bermanfaat sekali kak. Jadi bisa tau budaya di surabaya. Sama tempat tempat wisatanya. Makasih kak
ReplyDeletebermanfaat sekali, jadi lebih tahu mengenai budaya,tempat wisata dan sejarah di kota surabaya. thankyou infonya
ReplyDeletebagus banget tulisannya banyak manfaat dan saya jadi tau deh makasih banyak ya
ReplyDeleteTulisan ini sangat menarik,jadi lebih mengetahui tentang kota surabaya terimakasih :)
ReplyDeleteisinya berkualitas, di perbanyak yaa postingan2 berkualitas ttg tempat wisata lainnya. Terimakasih
ReplyDeletePostingan yang sangat bermanfaat. Informasinya yang disampaikan begitu banyak dan sangat menambah pengetahuan saya. Terimakasih :)
ReplyDeleteWish mantep nih infonya, makasih banget deh jadi tau tempat buat ngelancong kaonpas ke surabaya
ReplyDeletelengkap sekali infonya, terima kasih ya sudah memosting infonya, saya jadi tau harus kemana kalo ke surabaya! :)
ReplyDeletewahh sangat bermanfaat! jadi bisa buat recommend tempat2 wisata yang penuh sejarah jugaa hehe
ReplyDelete