Monday, January 4, 2016

T2_Muhammad Arifta_"Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia"

Tugas-2 "Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia"

Penjaminan Pengembangan Pariwisata di Indonesia Sebagai Alternatif Pendapatan

Pariwisata atau tourism adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk  atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau tourist adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi organisasi dunia pariwisata.
Definisi yang lebih lengkap, tourism adalah industri. Mereka menangani jasa mulai dari Tansportasi, jasa keramahan, tempat tinggal , makanan,minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamana dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan,pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Industri pariwisata mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan dan pengembangan suatu daerah. Bahkan pada beberapa daerah menunjukkan bahwa industri pariwisata mampu mendongkrak daerah tersebut dan keterbelakangan menjadi sumber pendapatan utama.
Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pengembangan adalah salah satu bagian manjemen yang menitik beratkan pada implementasi potensi budaya harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berapa langka sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian  hasil, lalu hasil yang dicapai diharapkan pada perencanaan manajeman dengan kegiatan yang sangat spesetif untuk mencapai tujuaan visi, tujuan, dan sasaran dari rencana tersenut.
Menurut Lanya (1995) definisi mengenai pengembangan yaitu, “Pengembangan adalah memajukan dan  memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada”. Dalam bukunya berjudul “ Dasar-dasar pariwisata”, Gamal Suwantoro (1997), menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk yang  pelayanan yang berkualitas, seimbang, bertahan. Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan strategi pengambangan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi pemasukan bagi pemerintah.
Ada lima pendekatan dalam pengembangan, diatara lima pendekatan tersebut, yang dapat menitik beratkan dalam penulisan ini adalah (the community approach) empat diantaranya diindetifikasikan oleh Getz (1987), dan satu tambahan oleh page (1995). Empat kelompok pendekatan yang di identifikasikan Getz (1997) adalah:
1)      Boosterm adalah suatu pendekatan sederhana yang melihat pariwisata sebagai suatu atridut positif  untuk suatu tempat dan penghuninya masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam proses perencanaan daya dukung wilayah tidak cukup dipertimbangkan.
2)      The Economic-indusry approach: adalah pendekatan pengembangan yang tujuan-tujuan ekonomi lebih didahulukan dari tujuan-tujuan sosial dan lingkungan, yaitu dengan menjadikan pengalaman-pengalaman pengunjung dan tingkat kepuasan sebagai sasaran-sasaran utama.
3)   The Physical-Spatial Approach: pendekatan ini didasarkan pada tradisi “penggunaan lahan” geografi.Strategi-strategi pengembangan berdasarkan perencanaan yang berbeda-beda melalui prinsip-prinsip keruangan digunakan di sini, misalnya pengelompokan pengunjung di satu kawasan, dan pemecahan-pememcahan untuk menghindari kemungkinan terjadinya konfik. Hamya satu kritikan bagi pendekatan ini adalah masih kurang mempertimbangkan dampak sosial dan kultural dari pengembangan wisata.
4)      The Comunity Approah: pendekatan ini lebih menekankan padanpentingnya keterlibatan maksimul dari masyarakat setempat di dalam proses pengembangan. Pendekatan ini menganggap penting suatu pedoman pengembangan yang dapat diterima secara sosial (socially acceptable).
Dalam literatur, hubungan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dapat dikonfrontasi melalui dua pendekatan, yaitu :
Pertama, pendekatan Keynesian tentang pengganda (multiplier), yang memperlakukan pariwisata internasional sebagai komponen eksogen dari permintaan agregat yang mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan, dan karena itu terhadap lapangan kerja melalui proses multiplier. Namun pendekatan ini banyak menerima kritik karena agak statis dan tidak memungkinkan untuk menyimpulkan dampak pariwisata dalam jangka panjang.
Kedua, pendekatan model pertumbuhan endogen dua sektor Lucas, yang penggunaannya untuk sektor pariwisata dipelopori oleh Lanza and Pigliaru (1995). Dalam model ini pariwisata dikaitkan dengan kondisi maksimisasi laju pertumbuhan. Apabila produktivitas menjadi elemen utama dari pertumbuhan, dengan asumsi kemajuan teknologi di sektor manufaktur lebih tinggi dibandingkan sektor pariwisata, maka spesialisasi pariwisata akan mendorong pertumbuhan. Hal ini bisa terjadi hanya apabila perubahan nilai tukar perdagangan (terms of trade) antara pariwisata dan barang-barang manufaktur lebih dari sekedar menyeimbangkan kesenjangan teknologi (technological gap) sektor pariwisata. Kondisi tersebut berlaku apabila elastisitas substitusi antara pariwisata dan barang manufaktur lebih kecil dari satu (inelastis).
Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan adalah menenkankan kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang cultural bagi masyarakat lokal bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkingan. Seperti yang diungkapkan Haywood (1988) masalah dalam menerapkan konsep ini adalah seringkali “kemitraan” (partnership) dalam kenyataan diturunkan derajatnya menjadi “penghargaan” (takenism). Kemudian page (1995) menambakan lagi satu pendekatan dalam pembangunan ini, yaitu :
a.    Sustainable Approach: pendekatan yang berkelanjutan berkepentingan atas masa depan yang panjang atas sumber daya dan efek-efek pengembangan ekonomi pada lingkungan yang mungkin juga menyebabkan gangguan kultural dan sosikal yang memantapkan pola-pola kehidupan dan kaya hidup individual. Menurut Hall (1991) pengembangan yang berkalanjutan berhubungan dengan “equity, the needs of economically marginal populations, and the idea of techmological and social limitations on the ability of environment to meet present and future needs”. Pembangunan pariwisata berkelanjutan diartikan sebagai proses pengembangan yang tidak mengesempingkan kelestarian sumberdaya yang dibutuhkan untuk pembangunan di masa akan datang. Pengertian Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan ini sering diartikan sama dengan wisata alternatif, yang di identifikasi sebagai: “Forms of tourism that are consistent with natural, social, and community values and which allow both hosts and guests to enjoy positive and worthwhile interaction and shared experiences (Eadington and Smith, 1992) Dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, penekanan berkelanjutan bahkan tidak cukup dengan kebarlanjutan ekologis dan berkelanjutan ekonomi. Yang tidak kalah pentingnya adalah berkelanjutan kebudayaan, karenan kebudayaan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan (Wall, 1993).          
Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata baru seperti agrowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat diikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Pengembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Perlu ditetapkan berbagai peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan yang tegas bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan.
2.      Pengelolaan pawisata harus melibat masyarakat setempat.
3.      kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam,
4.      Perlu menentukan DTW-DTW utama yang memiliki keunikan dibanding dengan DTW lain, terutama yang bersifat tradisional dan alami. Kebetulan saat ini obyek wisata yang alami dan tradisional menjadi sasaran utama para wisatawan asing. Obyek ini masih banyak ditemukan di luar Jawa, misalnya di daerah-daerah pedalaman Kalimantan, Papua dan lain-lain.
5.      Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan pemerintah daerah setempat, dengan sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerjasama ini penting untuk lancarnya pengelolaan secara profesional dengan mutu pelayanan yang memadahi. Selain itu kerjasama di antara penyelenggara juga perlu dibangun. Kerjasama di antara agen biro perjalanan, penyelenggara tempat wisata, pengusaha jasa akomodasi dan komponen-komponen terkait lainnya merupakan hal sangat penting bagi keamanan kelancaran dan kesuksusan pariwisata. 
6.      Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua DTW yang ada di seluruh Indonesia. Dalam hal ini pemerintah juga harus memberikan perhatian yang sama kepada semua DTW. Perhatian terhadap DTW yang sudah mandiri hendaknya dikurangi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap DTW yang memerlukan perhatian lebih.
7.      Menggugah masyarakat sekitar DTW agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi. Masyarakat diberikan kesempatan untuk memasarkan produk-produk lokal serta membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengadaan modal bagi usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan.
8.      Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran pariwisata. Pengadaan dan perbaikan jalan, telephone, angkutan, pusat perbelanjaan wisata dan fasilitas lain disekitar lokasi DTW sangat diperlukan.
Dengan memperhatikan beberapa solusi ini kiranya dapat membantu bagi penyelengaraan pariwisata yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Tentunya solusi-solusi tersebut tidak berlaku untuk semua DTW, hal itu sangat tergantung pada kebutuhan DTW masing-masing yang memiliki permasalahannya sendiri dari waktu ke waktu dan lingkungan yang berbeda-beda.   
Sedangkan menurut Spillane, (1994) untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur yang harus dipenuhi seperti berikut:
a)      Attractions
Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah, hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut.
b)      Facilities
Fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.
c)      Infrastructure
Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk Sistem pengairan, Jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, system pembuangan kotoran/pembungan air, jalan raya dan system keamanan.
d)     Transportation
Transportasi umum, Bis-Terminal, system keamanan penumpang, system Informasi perjalanan, tenaga Kerja, kepastian tariff, peta kota/objek wisata.
e)      Hospitality
Keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah system pariwisata yang baik. Segala hal dan keadaan yang nyata, yang dapat di raba maupun tidak, di garap, di atur, dan di sediakan sedemikian rupa, sehingga dapat bermanfaat. Di manfaatkan atau di wujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang di perlukan atau menentukan bagi usaha dalam pengembangan pariwisata baik itu berupa suasana, keadaan, benda maupun jasa di sebut, sebagai potensi wisata (tour pontency) (Darmadjati 1995).
Dari kamus besar bahasa Indonesia, menerangkan definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai nilai untuk di kembangkan. Sedangkan yang dimaksud potensi wisata adalah suatu asset yang di miliki oleh suatu daerah tujuan wisata yang di manfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya. Berikut dua bentuk potensi wisata yaitu:

·         Site Atraction. Suatu tempat yang di jadikan obyek wisata seperti tempat-tempat tertentu yang menarik.
·         Event Atraction yaitu suatu kejadian yang menarik untuk di jadikan momen kepariwisataan seperti   pameran, pesta kesenian, upacara keagamaan, konfrensi dan lain-lain.
Dalam dunia pariwisata, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut  atraksi” atau lazim pula di katakana obyek wisata. Atraksi-atraksi ini antara lain panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit, dan matahari terbenam, cuaca, udara dan lain-lain. Di samping itu juga berupa budaya hasil ciptaan manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, peningalan purba kala, musium budaya, arsitektur kuno, seni tari, musik, agama,adat-istiadat, upacara, pekan raya, peringatan perayaan hari jadi, pertandingan, atau kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan keolahragaan lainnya yang bersifat khusus, menonjol dan meriah, (Pendit,2002.20).
·         Rantai pengembangan produk pariwisata
Tiap mata rantai dapat merupakan produk tersendiri dan terkait dengan bidang-bidang lain yang saling mempengaruhi.Akomodasi dapat dijadikan salah satu mata rantai dari produk pariwisata, tetapi hotel dapat juga merupakan produk tersendiri apabila akomodasi dijual sebagai bagian dari satu paket wisata, maka akomoodasi tersebut menjadi salah satu matarantai produk pariwisata. Akan tetapi mandiri tidak sebagai komponen wisata, maka akomodasi termasuk menjadi produk tersendiri. Akomodasi juga saling terkait dan saling mempengaruhi bidang-bidang lain akomodasi tidak dapat beroperasi tanpa bidang-bidang lain. Sebaliknya dengan beroperasinya sarana akomodasi, maka produk-produk energi, air bersih, bahan-bahan minuman dan makanan dapat terjual, dibeli oleh sarana akomodasi. Seperti

 Atraksi Wisata (Tourist Attraction)

Pada peragaan diatas dapat kita lihat dengan jelas, bahwa masyarakat wisatawan berkunjung ke suau tempat, daerah atau Negara, disebabkan oleh daya tarik yang memikatnya. Sesuatu yang menarik dan mengakibatkan wisatawan berkunjung ke suatu tempat, daerah, negara itu yang disebut daya tarik, atau atraksi wisata. Berbagai negara yang menjadi daerah tujuan wisata itupun dilatarbelakangi oleh berbagai daya tarik yang cukup memikat, sehingga calon wisatawan memutuskan untuk dapat berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Kemudahan (fasilitation)

Salah satu hal penting untuk pengembangan pariwisata adalah kemudahaan (fasilitation). Tidak jarang wisatawan berkunjung ke suatu tempat, daerah, atau Negara, karena tertarik oleh kemudahan kemudahan yang dapat diperoleh. Demikian pulah sebaliknya tidak kurang wisatawan batal berkunjung ke suatu tempat, daerah, atau negara, karena merasa tidak memperoleh kemudahan. Kemudahan yang dimaksud antara lain dalam hal memperoleh informasi, mengurus dokumen perjalana, membawa barang, uang dan lain lain. Informasi merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, terutama di era globalisasi. Informasi yang diperlukan oleh wisatawan biasanya yang menyangkut hal-hal elementer dan umum, seperti visa, iklim, mata uang lokal, pakaian, bahasa suku/bangsa, kehidupan sehari-hari, letak penduduk. Tentu saja diperlikan informasi yang lebih rinci, misalnya; atraksi wisata, hotel, alat-alat transportasi (udara, darat, laut), makanan dan minuman lokal, harga dan lain-lain. Informasi semacam itu pada umumnya dapat dibedakan melalui bahan bahan informasi. Agar calon wisatawan dapat memperoleh bahan-bahan informasi, termaksud dengan mudah, maka setiap jenis media informasi perlu untuk dimanfaatkan untuk dipublikasikan ke seluruh negara sumber wisatawan.

Aksesibilitas (Acessibility)

Salah satu komponen penting dalam kegiatan pariwisata adalah aksesibilitas atau kelancaran masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya perpindahan tersebut bisa dalam jarak dekat, menengah ataupun jauh. Untuk melakukan perpindahan itu tentu saja diperlukan alat alat transportasi. Ketika melakukan perjalanan, berbagai bentuk keinginan yang terlintas dalam benak wisatawan, ada yang ingin cepat, adapula yang santai-santai saja. Berdasarkan latar belakang wisatawan ada yang sanggup membayar mahal adapula yang tidak sanggup membayar mahal tetapi biasanya lebih banyak yang ingin murah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berbagai kemudahan transpotasi dapat dinikmati secara cepat dan nyaman.

Akomodasi (Accomoodation)

Akomoodasi merupakan istilah yang menerangkan semua jenis sarana yang menyediakan tempat penginapan bagi masyarakat yang sedang dalam perjalanan. Dalam kata atau istila akomoodasi tercakup hotel, mootel, wisma, pondok wisata, vila, aparteman, karavan, perkemahan, kapal pesiar, yachi, pondok remaja (youth hostel), dan sebagainya. Jadi kata atau istilah akomodasi mencakup pengertian yang sangat luas jika diartikan berdasarkan jenisnya.

Jasa Boga (food and beverages)

Makan dan minum juga merupakan merupakan hal yang amat penting, bagi tiap manusia dan khususnya wisatawan. Tidak jarang wisatawan melakukan perjalanan wisata mengunjugi suatu tempat didorong oleh alasan makanan atau minuman. Oleh sebab itu, wisatawan biasanya menaruh harapan untuk mendapatkan makanan atau minuman yang enak baik makanan atau minuman yang telah dikenalinya maupaun karena inigin mencoba makanan atau minunan baru yang belum pernah dinikmatinya. Di Indonesia jika kita berkunjung ke setiap daerah, masing masing daerah memiliki makanan atau minuman yang kahas. Untuk memenuhi kebutuhan makan, dan minum para wisatawan, di Wamena juga menyediakan beberapa rumah makan (Restorant).

Perusahaan Perjalanan (Tour Operation)

Dalam suatu aktifitas perjalanan yang menempuh jarak cukup jauh, tentunya membutuhkan jasa perantara guna memfasilitasi dari daerah asal wisatawan, ke daerah tujuan wisata hingga pulang. Para wisatawan tentunya akan diperhadapkan dengan tiga pilihan apakah hendak melakukan perjalanan dengan menggunakan jalur transportasi darat, laut, atau udara. Jika sudah ditentukan, maka tentunnya calon penumpang harus membeli tiket keberangkatan. Selanjutnya diperhadapkan dengan dua pilihan lagi apakah pembelian tiket dilakukan pada perusahaan perjalanan atau langsung. Berikut uraian tentang agen perjalanan.
-          Agen perjalanan
Di luar negeri perusahaan perjalanan digolongkan kedalam dua kelompok besar, yaitu “Agent Perjalanan (Trave Agent)” dan “operator perjalanan (Tour Operator)”. Agen perjalanan sendiri dikenal dengan berbagai istilah seperti tour and travel services, travel services, travel bureau, atau tourist bureau. Sedangkan tour operator juga dikenal dengan istilah yang kegiatannya serupa tapi tidak sama: whole saler.
-          Biro Perjalanan wisata.
Jika diatas dijelaskan bahwa, fungsi utama suatu Agen Perjalanan Wisata adalah sebagai perantara dalam menjual produk perusahaan lain kepada wisatawan (konsumen), maka fungsi utama Biro Perjalanan Wisata justru sebaliknya yakni membuat produk dalam bentuk paket-paket wisata. Produk yang dimaksud dapat dijual oleh Biro Perjalanan Wisata yang bersangkutan kepada wisatawan (konsumen) atau dijual melalui Agen Perjalan Wisata.

Toko Cenderamata (Souvenir art Shop)

Bagi wisatawan yang hendak membeli cenderamata, mereka berkunjung ke beberapa tempat, yang menyediakan cenderamata bagi para wisatawan baik lokal, nasional, maupun internasional.


                                                                                                Muhammad Arifta
                                                                                                4423143965
Usaha Jasa Pariwisata 2014 A        


Daftar Pustaka



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

No comments:

Post a Comment