Friday, October 9, 2015

Tugas 1 - Suka Duka Menjadi Pemandu Wisata



Pengalaman Memandu Wisata Bahari Ramah Lingkungan






Perkenalkan nama saya Syifa Fauziyyah, usia saya 20 tahun. Saya mahasiswi semester 3 angkatan 2014,  Program Studi Usaha Jasa Pariwisata, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.

“Pemandu Wisata” sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh saya menjadi seorang pemandu wisata. Ya, karena sebelumnya saya sekolah jurusan akuntasi di SMKN 49 Jakarta. Saat saya lulus SMK tahun 2013, saya mengikuti tes PTN dengan program studi Akuntansi dan Manajemen. Tapi sayangnya tidak satupun tes PTN yang lolos. Karena tidak lulus tes di berbagai PTN, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti tes PTN tahun depan. Di tahun berikutnya saya mencoba lagi beberapa tes PTN dan mengambil program studi yang sama namun tetap saja. Sampai akhirnya saya mencoba jurusan yang berbeda di dua universitas yang berbeda . Dan saya pun diterima menjadi mahasiswi unj di tahun 2014.


Diving di Kepulauan Seribu
Pengalaman memandu wisata di Laut merupakan hal yang berbeda dan menyenangkan. Wilayah laut Indonesia masuk ke dalam zonasi Coral Triangel. Indonesia sebagai negara kepulauan memeiliki pariwisata bahari yang menjadi salah satu tujuan turis-turis asing datang berkunjung ke Indonesia. Setiap kepulauan memiliki daya tarik dan keunikan masing-masing. Beragam spesies menarik juga menjadi daya tarik pariwisata bahari Indonesia. Hamparan terumbu karang yang luas dengan tingkat keberagaman spesies yang tinggi membuat siapapun ingin melihatnya secara langsung. Selain terumbu karang Indonesia juga memiliki beragam spesies ikan. Dari 7 penyu di duniapun 6 diantaranya berada di Indonesia. Dan akhir-akhir ini “dive with shark” menjadi salah satu trip yang banyak dilirik oleh wisatawan. Menjadi pemandu wisata bahari membutuhkan skill tambahan yaitu bisa berenang, snorkeling dan diving.

Tahun 2013 pertama kali saya memegang kegiatan wisata bahari yaitu “My Holidays Save the World” di Kepulauan Seribu dengan peserta SD, SMP dan SMA. Kegiatan wisata bahari ramah lingkungan yang dilakukan saat itu adalah, bagaimana snorkeling yang baik, penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang dan pembuatan video my holiday save the world. Pengalaman membawa peserta anak sekolah yaitu harus sabar. Sabar menghadapi tingkah laku mereka, sabar juga di telponin orang tua mereka. Nah, kegiatan ini yang membuat saya bisa berkunjung ke Pulau Rambut dan Pulau Onrust. Karena destinasi kunjungan kami saat itu, Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Semak Daun dan Pulau Onrust. Untuk memasuki Pulau Rambut tidak semua orang bisa masuk untuk berkunjung kesana, karena Pulau Rambut merupakan kawasan konservasi. Untuk masuk kesana membutuhkan SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) dan tujuan yang jelas seperti penelitian. Saya beruntung mungkin ungkapan yang pas untuk setiap perjalanan.

Foto bersama peserta My Holiday Save The World
Selanjutnya masih di tahun 2013 saya mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam penelitian “Stock Assesment Coral” di Kepulauan Seribu. Selama satu minggu saya berkeliling di kepulauan seribu membantu mereka mengambil data kualitas air. Dari sini saya banyak belajar mengenai kehidupan di laut. Belajar beragam jenis terumbu karang, ikan dan moluska. Nah ini juga yang menjadi bekal saya sekarang ketika menjadi pemandu wisata bahari, saya bisa menjelaskan beberapa jenis karang, ikan yang biasanya ada disana dan beberapa biota yang menjadi daya Tarik utama para wisatawan.

Di tahun 2014, saya di terima di Usaha Jasa Pariwisata, Universitas Negeri Jakarta. Tidak tahu ini sebuah kebetulan atau tidak. Awalnya tidak pernah terpikir akan menjadi anak Pariwisata. Walaupun selama satu tahun menunggu saya gunakan untuk mengikuti kegiatan di laut. Beberapa bulan saya menjadi maba, saya mendapatkan informasi untuk terbang ke Belitung untuk mengikuti kegiatan Ekowisata Bahari. Dan ternyata disana saya juga mendapatkan kesempatan untuk sertifikasi diving. Kesempatan yang tidak akan saya lewatkan begitu saja. Saya beruntung mendapatkan fasilitas sertifikasi diving untuk menambah skill saya dalam memandu wisata di laut.

Sertifikasi Diving diBelitung 
Selain itu ada beberapa pangalaman yang berkesan bagi saya saat memandu wisata bahari. Mungkin sekitar 2 tahun lalu, saya mendapatkan tugas untuk membantu memandu snorkeling. salah satu pesertanya yaitu anak perempuan sekitar umur 10 tahun. Awalnya anak ini takut untuk turun snorkeling. anak ini engga mau untuk diajak snorkeling walaupun udah dilengkapi dengan pelampung. Sampai akhirnya saya turun, lalu meyakinkan dia bahwa snorkeling menyenangkan, banyak terumbu karang dan ikan-ikan. Akhirnya anak kecil ini memberanikan untuk turun dan terus pegangan dengan saya. (Oiya tips menghadapi peserta snorkeling seperti ini, pastikan kita juga menggunakan pelampung, karena yang baru pertama snorkeling biasanya panik, dan bisa menenggelamkan orang). Saya mencoba menenangkannya, memakaikan masker dengan benar dan kemudian mencoba mengajarinya bernafas dengan menggunakan snorkel sampai dia nyaman. Barulah setelah itu saya mengajaknya snorkeling melihat kebawah, melihat indahnya bawah laut Jakarta. Dan saat ini, anak perempuan tersebut tidak takut lagi untuk berenang atau snorkeling di laut. Ketika ada orang yang awalnya takut untuk snorkeling, tapi setelah itu dia sangat menyukai hal tersebut, betapa bahagianya saya,

Menjadi pemandu wisata bahari memang harus menambah beberapa kemampuan seperti bisa berenang, snorkeling dan diving. Kegiatan snorkeling dan diving banyak dipilih wisatawan selain bermain banana boat atau bermain pasir di pantai. Yang dilakukan pemandu wisata sebelum memulai perjalanan yaitu:
-       Mengetahui kondisi cuaca sebelum memulai perjalanan laut
-       Perkenalkan diri, rekan kerja dan lembaga
-       Menjelaskan rute dan tujuan perjalanan
-       Kendaraan yang digunakan selama perjalanan
-       Waktu tempuh perjalanan
-       Jadwal kegiatan
-       Absen peserta
-       Tanyakan kondisi kesehatan peserta

Setelah hal yang tersebut diatas barulah setelah itu perjalanan wisata dimulai. Saat perjalanan pemandu wisata menjelaskan tentang tujuan wisata tersebut. Hal yang paling menarik buat saya ketika menjadi pemandu wisata bahari yaitu kegiatan snorkeling. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh pemandu wisata saat menjadi guide snorkeling yaitu,
-       tanyakan kondisi kesehatan peserta,
-       tanyakan apakah peserta sebelumnya pernah melakukan kegiatan snorkeling ataupun diving.
-       bagikan perlengkapan snorkeling ketika masih di darat berupa (life jacket / pelampung, masker, snorkel dan fins.
-       Beritahukan bagaimana cara memilih perlengkapan snorkeling (ukuran fins dan pelampung).
-       Sampaikan kepada seserta perlengkapan snorkeling yang sudah dipegang peserta, mejadi tanggung jawab peserta selama kegiatan snorkeling berlangsung. Hal ini juga menjadi hal yang wajib disampaikan untuk mencegah perlengkapan hilang.
-       Mencontohkan penggunaan perlengkapan snorkeling:
1.    Life Jacket / pelampung berfungsi untuk membantu kita mengambang dipermukaan air :
·         Penggunaaan life jacket / pelampung yang pas,
·         Kancingkan strap-strap yang ada di pelampung
·         Pastikan nyaman menggunakan pelampung
2.    Masker berfungsi untuk melindungi mata dan hidung dari air laut, sehingga bias melihat bawah laut dengan jelas. Snorkel berfungsi untuk bernafas melalui mulut, karena saat snorkeling kita bernafas dari mulut.
·         pasang masker dan snorkel;
·         pakai masker menutupi mata dan hidung;
·         letakkan tali masker di atas telinga;
·         pastikan tidak ada rambut yang masuk kedalam masker, supaya air tidak ada yang masuk ke dalam masker;
·         Setelah memakai masker berarti kita bernafas menggunakan mulut. Jangan bernafas menggunakan hidung karena akan membuat masker berembun dan  pandangan menjadi tidak jelas;
·         Bersihkan masker dengan air laut jika berembun;
·         Gunakan snorkel untuk bernafas;
·         Jika air masuk kedalam snorkel tiup dengan kuat supaya air keluar;
·         Selesai digunakan, kalungkan masker di leher supaya tidak hilang.
3.     Fins (kaki katak) berfungsi untuk memudahkan kita saat berenang di laut.
·         Pilih dan gunakan fins yang pas dan nyaman digunakan;
·         Gunakan fins saat mau turun ke laut;
·         Jangan berjalan maju saat menggunakan fins, berjalanlah mundur atau menyamping. Hal ini dilakukan supaya fins tidak patah;
·         Perhatikan kayuhan fins saat snorkeling, jangan sampai menginjak atau menyenggol terumbu karang.

Setelah menjelaskan penggunaan alat-alat snorkeling. pemandu wisata juga harus menyampaikan prosedur  saat melakukan aktifitas snorkeling seperti:
-       Tidak mematahkan terumbu karang karena terumbu karang mnghasilkan kerangka kapur, rumah bagi ikan-ikan dan waktu pertumbuhan karang yang lama yaitu maksimal 10 cm/tahun;
-       Perhatikan kayuhan fins / kaki katak kita jangan sampai kita mengaduk dasar pasir / lumpur pada dasar perairan dan jangan sampai mematahkan terumbu karang;
-       Tidak mengganggu biota laut dengan memegangnya karena biota laut sensitive dengan benda asing, sehingga akan bergerak agresif jika tersentuh. Biota laut tertentu dapat mengeluarkan racun melalui lender, jarum, sengatan dan bagian tubuh lainnya yang berbahaya bagi manusia.
-       Tidak memberi makan biota yang ada dilaut, kegiatan ini biasa dilakukan oleh wisatawan supaya ikan-ikan mendekat. Namun pada kenyataannya dengan kita memberikan makanan kepada biota laut diperairan terbuka, kita akan mengganggu keseimbangan alam yaitu merubah pola makan biota laut.
-       Berenang tidak terlalu dekat dengan terumbu karang. Terkadang ada biota laut yang bersembunyi dibalik terumbu karang. Dengan selalu menjaga jarak berarti kita aman, jika ada biota laut yang muncul secara tiba-tiba. Dan kemungkinan kita untuk menginjak karang juga kan sangat kecil.
-       Gunakan pelampung bagi pemula. Pelampung membantu kita agar mengapung walaupun dalam keadaan lelah.
-       Tidak membuang sampah kelaut, keindahan laut akan hilang dengan banyaknya sampah. Sampah juga membahayakan biota laut seperti penyu. Banyak penyu mati karena memakan sampah plastic bening yang dianggap makananya yaitu ubur-ubur.

Nah hal-hal yang tersebut diatas merupaka hal yang biasa dilakukan untuk melakukan pemanduan wisata bahari yang ramah lingkungan. Banyak pengalaman menarik yang bisa saya jadikan materi untuk menjadi pemandu, walaupun saya sedang tidak memandu di laut. Karena semua ini menyatu, berkesinambungan, terkoneksi. Apapun bisa di jadikan materi untuk melaksanakan kegiatan pemanduan, tergantung dari sisi mana kita mengambil keunikan dan dengan cara apa kita menyampaikannya.

Pengalaman memandu wisata dilaut memberikan saya banyak kesempatan berharga. Kesempatan mengenal banyak teman baru dari berbagai kalangan mulai dari pejabat pemerintahan, LSM, pegawai kantor, praktisi, organisasi  sampai anak sekolah. Hal ini memudakan saya mendapatkan jaringan koneksi pertemanan. Selain itu saya juga mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai keidupan dilaut. Belajar snorkeling, diving, mengenal beberapa jenis karang, ikan, moluska, mangrove, lamun dan mengambil data kualitas air. 

Beberapa orang mungkin banyak yang mempunyai keinginan untuk berwisata ke Wakatobi, Maratua ataupun Belitung. Saya bisa mendapatkan kesempatan mengunjungi beberapa destinasi wisata bahari yang menarik sebagai pemandu wisata, penelitian dan kegiatan lainnya. Sebagai pemandu wisata, buatlah customer kita merasa nyaman. Harus sabar dan mencoba mengerti mereka. Disaat customer merasa puas dengan perjalanan wisata yang kita bawa, tidak menutup kemungkinan mereka akan memberitahukan kepada orang lain tentang jasa yang mereka dapat selama perjalanan. Perbanyak menambah informasi dan interaksi dengan orang lain, untuk memudahkan kita menjadi pemandu wisata. Buatlah suatu keunikan yang berbeda untuk menjadi daya tarik. Bahagia, sedih, bosan, senang, lelah, letih, sulit, mudah, perasaan menjadi pemandu wisata tergantung bagaimana kita menjalaninya dan dari sudut pandang mana kita melihatnya.



Thursday, October 8, 2015

Tugas 1 Suka Duka Menjadi Pemandu Wisata

Pengalaman memandu wisata selama 18 tahun

Hallo… perkenalkan nama saya Berliana Indah Renata , bisa dipanggil Berliana. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1996. Saya sendiri merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dalam keluarga saya. Sekarang ini saya sedang menjalani perkuliahan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengambil program studi  Usaha Jasa Pariwisata dan pada tahun ini saya sedang memasuki semester III. Pada program studi yang saya ambil tersebut tentunya banyak mempelajari tentang kepariwisataan dalam negeri maupun luar negeri, juga mempelajari bagaimana menjadi Pemandu Wisata atau Guide. Selama 18 tahun umur saya, saya pernah melakukan profesi tersebut dan tentunya pada saat saya menjalani perkuliahaan ini. Saya melakukan guiding pada saat semester I di Museum Geologi yang berada di Bandung dan pada semester II kemarin saat sedang menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Anjungan DKI Jakarta, yang berada di dalam lingkungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kedua tempat tersebut sama – sama memiliki kesan yang tak terlupakan. Pada awal saya menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Anjungan DKI Jakarta, saya benar – benar belum menguasai seluruh informasi tentang kebudayaan betawi, maupun tentang informasi umum tentang Anjungan DKI Jakarta itu sendiri. Jadi selama saya menjalani Prakter kerja Lapangan (PKL), saya bertugas sebagai pusat informasi pada ruang pameran, itupun masih dibantu dengan karyawan lainnya yang bekerja di Anjungan tersebut. Nah awal mula saya mendapat kesempatan untuk menjadi Guide yaitu tiba – tiba di suatu hari pada siang hari saya menjalani masa PKL, Anjungan DKI Jakarta mendapat kunjungan dari dua orang pengunjung asal India, dimana mereka tersebut sebenarnya tujuan nya hanya sekedar mengisi waktu luang mereka di Jakarta, karena tujuan mereka sendiri di Jakarta hanya sekedar tuntutan dari pekerjaan mereka. Kalau di Indonesia sendiri profesi mereka layaknya seorang TNI Angkatan Laut yang baru saja masuk. Kedatangan mereka benar- benar mengejutkan saya dan teman saya yang sama- sama sedang menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL)  karena memerima kedatangan mereka dengan menggunakan seragam nya dan kondisi di Anjungan DKI Jakarta pada saat itu sedang waktu nya makan siang, sehingga di ruang pameran tidak terdapat karyawan lain. Karena saya dan teman saya yang juga menjalani PKL harus bergantian istirahat dengan karyawan yang lain nya. Sebenarnya kedatangan mereka awalnya terasa biasa saja bagi saya dan teman saya karena sama saja dengan kedatangan pengunjung dari luar negeri lain yang sebelum nya. Di Anjungan DKI Jakarta sendiri selain masuk nya gratis atau tanpa membayar, pengunjung juga dapat sebebas nya melihat – lihat asalkan tetap menjaga kebersihan Anjungan. Dan selama masa PKL pun tugas saya tidak diwajibkan untuk menjadi Guide atau Pemandu di Anjungan DKI Jakarta, hanya sesekali disarankan oleh karyawan yang lain yang ada disana agar mau mencoba sebagai Guide di Anjungan DKI Jakarta. Tetapi pada saat itu saya belum terlalu lama menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Lalu kembali lagi pada dua pengunjung asal India tersebut, saat mereka datang awalnya mereka hanya bertanya sekedar “ini tempat apa? Dan lain – lain” tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris. Setelah saya coba jelaskan dan menyarankan mereka untuk berkeliling ruang pameran tersebut, juga menjajaki pada lantai 2 ruang pameran dan mereka menerima nya dengan baik. Tapi ternyata tanpa saya sangka, mereka mengartikan bahwa saya akan menemani mereka berkeliling ruang pameran tersebut atau yang berarti saya akan menjadi Guide mereka. Waduh… benar – benar salah pemahaman sekali saat mereka menunggu saya beranjak dari tempat duduk untuk menemani mereka berkeliling. Tetapi saya juga berpikir agar tidak mengecewakan mereka yang sudah mau meluangkan waktunya berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), apalagi berkunjung ke Anjungan DKI Jakarta. Yang membuat saya berpikir untuk tidak ingin menemani karena di ruang pameran tersebut belum ada karyawan yang sudah selesai istirahat makan siang untuk bergantian jaga di tempat informasi. Entah mengapa juga saya langsung saja bersiap untuk jalan menuju mereka yang telah menunggu, tentunya saya ditemani teman saya yang sama – sama sedang PKL di Anjungan DKI Jakarta. Walaupun saya sadar kemampuan bahasa Inggris saya dalam percakapan belum seberapa , tetapi saya dengan perasaan yang campu aduk langsung mengambil buku panduan informasi Anjungan DKI Jakarta, dimana buku tersebut saya gunakan sebagai pegangan saya untuk menjelaskan kepada mereka yang tentunya buku tersebut terdapat terjemahan ke dalam bahasa Inggris. Pada awal berkeliling saya sudah member tau kepada mereka tentang beberapa informasi yang saya sudah kuasai, tentu nya dibantu teman saya dalam menerjemahkan nya. Saya juga telah meminta maaf sebelumnya kepada mereka jika bahasa Inggris yang saya ucapkan kurang dimengerti. Walaupun menurut saya bahasa Inggris yang mereka ucapkan juga tidak se-fasih warga Inggris sendiri hehehe. Banyak sekali yang saya daptkan dari meng-guide mereka, kami bercerita banyak hal, tidak hanya menjelaskan apa saya yang ada di Anjungan DKI Jakarta tetapi banyak menceritakan hal yang lain. Kami juga sempat berfoto bersama pada akhir kami berkeliling, tapi saying sekali foto tersebut berada di kamera sang pengunjungL lalu mereka juga memberikan kartu nama mereka kepada saya dan teman saya. Hal tersebut membuat kesan tersendiri  pada diri saya dimana baru pertama meng-guide wisatawan asing yang tanpa saya persiapkan sebelumnya. Merupakan hal yang berharga juga pada diri saya karena dapat mengasah kemampuan dalam berbahasa Inggris saya, walaupun saya tau wisatawan tersebut mungkin agak kebingungan saat saya menjelaskan kepada mereka hehehe, tapi setidaknya bagi mampu beranikan diri dan kesempatan ini lah yang bisa secara cuma – cuma namun tetap berdampak baik bagi saya selanjut nya mengembangkan potensi diri meng-guide. Oke cerita barusan hanyalah sedikit intermezo saya, tetapi disini saya juga akan menceritakan saat pertama kali nya saya melakukan guiding, yaitu pada kesempatan City Tour yang diadakan program studi saya pada saat semester I perkuliahan ini. 
Untuk pertama kali nya sekaligus sebagai penilaian untuk pengambilan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Saya masih merasakan euforia nya sampai sekarang. Bagaimana tidak terlupakan, karena masih sangat membekas di ingatan saya. Awalnya kegiatan tersebut sebenarnya akan dilaksanakan di Museum Keramik, yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Karena untuk pertama kali nya sekaligus pengambilan nilai, membuat perasaan saya campur aduk antara bisa atau tidak melaksanakan nya, disamping itu saya juga sempat merasa lega karena saya pikir, sebelum saya memulai meng-guide, saya dapat mempersiapkan nya dengan datang langsung ke Museum Keramik tersebut karena masih di dalam lingkungan Jakarta, yang tentunya masih bisa saya jangkau. Tetapi ternyata keadaan berubah lagi dan membuat perasaan saya campu aduk kembali, yaitu karena tiba – tiba diumumkan kembali bahwa acara City Tour tersebut tidak jadi dilaksanakan di Museum Keramik, Kota Tua. Melainkan di Museum Geologi, di Bandung. Wah benar – benar membuat saya khawati, takut, dan sebagai nya. Bagaimana tidak khawatir, kalau ternyata persiapan saya sebelumnya ternyata tidak bisa terwujud. Dan dimana kah Museum Geologi itu? Saya belum pernah sekali pun berkunjung kesana, bagaimana saya bisa survey ke Museum tersebut? Karena berada di luar kota Jakarta. Bagian mana informasi yang akan saya jelaskan? Banyak sekali pertanyaan kekhawatiran yang muncul di dalam benak saya ketika mengetahui kebatalan Guiding di Museum Keramik. Hingga akhirnya saya sempat berniat untuk berkunjung sebentar ke Bandung  untuk survey terlebih dahulu Museum Geologi  tersebut, tetapi karena ada suatu kendala membuat saya tidak jadi untuk mengunjungi Museum Geologi tersebut. Setelah diumumkan materi apa saja yang kita terima untuk City Tour, saya mendapat materi tentang  “Cara Pengolahan dan Pengelolaan Komoditi Mineral & Energi”. Karena tidak bisa survey terlebih dahulu, akhirnya saya mempersiapkan materi tersebut hanya berdasarkan sumber dari Internet. 
Sebenarnya materi yang saya persiapkan ada yang aneh dengan penjelasan sumber- sumbernya, bukan berarti sumbernya yang salah, tetapi karena menurut saya, sepertinya materi yang saya dapatkan tidak sesuai dengan yang ada di Museum Geologi tersebut. Tapi saya juga berpikir lagi setidaknya saya harus memiliki banyak informasi tentang apa yang harus saya sampaikan saat melakukan Guiding tersebut. Saat itu diumumkan bahwa City Tour akan dilaksanakan pada 2 Desember 2014 dan semua mahasiswa diharuskan datang pagi on time saat berkumpul sebelum berangkat bersama ke Bandung, karena kalau terlambat sudah dibuat perjanjian akan berkurang -10 nilai kita saat melakukan Guiding tersebut. Oh iya sebelumnya maaf saya lupa menceritakan bahwa acara City Tour ini dibagi ke tempat yang berbeda – beda, yaitu ke Museum Geologi dan Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Karena di informasikan seperti itu, sehari sebelum City Tour saya memilih untuk menginap di kostan teman yang satu bus dengan saya agar keesokan harinya tidak terlambat. Nah saat City Tour dilaksanakan, ada yang mendapat bagian meng-guide selama di jalan. Bagaimana harus memiliki banyak informasi agar tak kehabisa materi selama di jalan, apalagi ditambah kalau keadaan jalan sedang tidak bersahabat alias macet hehehe. Waduh membuat saya semakin deg – deg an selama di perjalanan. Saat melewati daerah Puncak, kami sempat berhenti untuk berfoto bersama dan kembali melanjutkan perjalanan. Selama di jalan juga saya tak luput untuk mempersiapkan informasi yang akan saya sampaikan pada saat di Museum Geologi nanti. Museum Geologi sendiri berada di Jalan Diponegoro no. 57, Cibeunying Kaler, Bandung. Saat sampai di Museum Geologi, setelah melewati perjalanan jauh. Kami sampai pada siang hari dan langsung menyantap makan siang kami sebelum memulai Guiding. Tentunya membuat saya semakin deg – deg an. Tampilan dari gedung Museum Geologi sendiri sangat besar dan bersih. Menurut informasi yang saya dapatkan sebelumya bahwa Museum Geologi sendiri ternyata telah menjadi Museum yang bersejarah di kota Bndung. Awal dibangun nya Museum Geologi sendiri pada tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi, lalu dibuka kembali oleh presiden Megawati Soekarno Putri  pada tanggal 23 Agustus 2000. Hingga sampai sekarang tetap menjadi tempat yang menarik wisatawan. Lalu kalau biasanya yang saya tau kalau Museum akan tutup setiap hari senin, justru di Museum Geologi ini hari senin sampai kamis tetap buka, juga hari sabtu dan minggu. Hanya pada hari jumat dan hari libur nasioanl Museum ini tutup. Oke kita kembali lagi saat sesudah makan siang, kita dipersilahkan sebentar untuk sholat dan lain – lain. Dan saat yang saya tunggu pun terjadi. Kami memulai dari lantai 1, sedangkan saya mendapat bagian pada lantai 2 pada bagian timur. Karena di lantai 2 terdapat tiga bagian ruang yaitu tengah, ruang barat, dan ruang timur. Karena pada lantai 1 ternyata tidak semua bisa dibuka pada saat itu, ternyata kami hanya ke beberapa materi di lantai 1 dan langsung menuju lantai 2. Saat itu saya sempat keluar dari rombongan untuk melihat ruang bagian timur, untuk melihat bagaimana materi saya yang akan sampaikan beberapa saat lagi. Saya benar – benar dibuat kaget karena pada bagian materi saya tentang Energi tidak sesuai dengan materi yang saya siapkan, benar saja apa yang saya rasa aneh sebelumnya pada materi yang saya siapkan ternyata tidak sesuai yang dimaksud di Museum Geologi tersebut. Saya langsung merasa panik karena tidak lama lagi rombongan akan memasuki ruang timur. Saya cukup lama tidak mengikuti rombongan pada bagian ruang tengah, karena kebetulan ruang timur merupakan bagian paling akhir dikunjungi. Jadi selama itu saya mempersiapkan materi saya, memahami dengan waktu singkat, dan berusaha agar tidak panik. Agar materi saya yang lain tidak ikutan buyar dalam otak saya hehehe. Sampai lah pada bagian saya, dengan semampu saya yang sudah saya siapkan, saya menjelaskan semua. Beruntung pada bagian timur tersebut dituliskan materi penjelasan saya. Jadi kalau ada yang terlupakan bisa saya baca sedikit hehehe. Selesai dari ruang timur, kami pun beranjak ke lantai 1 dan melanjutkan yang tadi belum sempat dijelaskan materinya. Lalu kembali lagi ke Jakarta, tentunya tetap ada yang meng-guide di bus selama perjalanan pulang. Benar – benar pengalaman yang tak terlupakan dari kedua pengalaman saya memandu wisata, semoga semakin mendapat banyak pengalaman dalam perkuliahan saya ini agar bisa menjadi pemandu wisata yang baikJ
saya saat sedang memandu di
museum geologi

saat berada di depan Museum geologi
bersama teman-temaB

Berliana Indah Renata
ujp'14 B
4423143960

Tugas-1 suka duka menjadi pemandu wisata



                                    Menjadi Guide Itu Menyenangkan


assallamu'alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh.

Terlebih dahulu saya sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada pak shobirin selaku dosen pembimbing mata kuliah pemanduan 1 (wisata budaya) yang telah memberi saya kesempatan untuk menceritakan pangalaman suka duka saya menguide. dan saya sangat bersyukur kepada allah yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya yang tak terhitung kepada saya sehingga saya bisa menguide dan menceritakan suka duka saya dalam menguide.
Perkenalkan Nama saya Thesar Mahardika dan bisa dipanggil atau nama panggilan saya Thesar. saya lahir di palembang pada tanggal  5 maret tahun 1995. Saya sekarang merupakan salah satu Mahasiswa Prodi Usaha Jasa Pariwisata semester 3 di  perguruan tinggi Negeri Universitas Negeri Jakarta, tepatnya berada di kawasan Jl.rawangmawun Muka, jakarta Timur,
Pertama kali saya menguide pada saat saya baru kuliah semester  1   bulan desember tahun 2014 dalam untuk memenuhi UAS salah satu mata kuliah. acaranya dinamakan CITY TOUR jadi CITY TOUR ini adalah kegiatan jalan-jalan sambil belajar, dan tujuan jalan-jalannya dari Jakarta ke Bandung  dan ke museum yang berada dikawasan bandung yaitu museum geologi dan KAA.  CITY TOUR ini diikuti oleh 2 angkatan yaitu angakatan 2013 dan angkatan saya angaktan 2014  dan kepanitiannya  CITY TOUR ini di pegang atau di handle oleh angakatan 2014, dalam city tour ini dibagi menjadi 2 bus. Bus satu tujuannya dari jakarta ke bandung dan ke museumnya museum geologi dan bus 2 tujuan dari jakarta ke bandung dan museumnya museum KAA, bus 1 dan bus 2 tujuannya sama  tapi yang berada hanya kunjungan museumnya saja. Setiap bus berisi beberapa dosen dan sebagian mahasiswa angakatan 2013 dan sebagiannya lagi mahasiswa angkatan 2014. Jadi selama kegiatan perjalanan berlangsung maka Mahasiswa diwajibakn untuk memandu secara bergiliran ada yang kebagian memandu untuk dibus dan ada juga yang kebagian untuk memandu di meseum. Jalur perjalanan pergi dan pulangnya itu berbeda,  dan saya mendapatkan  bus no 2 yang ke museumnya museum KAA. Dan kebetulan saya tidak memandu di museumnya tetapi saya memandu di dalam bus saat arus pulang ke jakarta,saya mendapatakan memandu ke urutan 2 dari terakhir, saya memandu dari bekasi sampai dengan pondok gede.disinilah saya pertama kali menguide, persaan saya selalu deg-degan khawtir ,cemas dan ingin rasanya cepat-cepat maju biar ga ada beban pikiran lagi,  dan tiba lah  saat itu giliran saya maju, saya masih  ga nyangka dan langsung ngblank karena sangking deg-degannya karena waktunya untuk saya maju. Pas saya maju dan mengucapakan salam saya masih ngblank karena sangking deg-degannya itu, setelah salam saya langsung menarik nafas dan melihat disekeliling saya dan baru saya tiba-tiba pede dan langsung masuk ke materi saya. Pertama saya  menceritakan tentang bekasi yang saya ambil  bahannya dari wikipedia dan nanya-nanya kepada orang bekasi ,kalau bekasi itu merupakan salah satu kota yang terdapat di Tatar Pasundan provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi itu berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini sekarang berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri ,kota bekasi juga dijuluki sebagai kota patriot dan kota pejuang,dan itulah sekilas yang saya ceritakan  tentang bekasi saat memandu di bus. Dan yang kedua saat saya memandu dibus saya juga menceritakan  tentang pondok gede yang sumbernya juga saya ambil dari wikipedia dan nanya-nanya kepada orang pondok gede. dan kebetulan juga saya tinggal di pondok gede dan bekasi,kalau bekasi itu kota tempat saya tinggal sekarang dan kalau pondok gede adalah kecamatan tempat tinggal saya sekarang jadi saya cukup tau tentang seluk beluknya pondok gede dan bekasi.     
 alhamdulillah ketika saya berbicara atau menguide respon yang lain welcome kepada saya dan saya langsung menjad lebih  tenang,lega .
Tapi tiba-tiba ketenangan dan kelegaan saya tidak bertahan lama dan saya kembali gelisah ketika keadaan jalan sangat macet dan bus saya pun belum sampai-sampai ke pondok gede juga sedangkan materi yang saya kuasai telah Habis. Dan saya harus selesai memandunya disaat telah sampai ke pondok gede, dan saya langsung memutar otak dan saya juga keinget kepada dosen saya kalau materi yang telah kita sampaikan saat menguide telah habis maka  salah satu senjata yang ampuh untuk menangani masalah ini maka kita membuat game saja untuk mengisi materi kita  sekaligus memberi  hiburan kepada penumpang agar penumpang ga bete dan suasananya tidak monoton. Iyah  saya pun menggunakan cara  itu dan saya membuat game dengan cara membuat game tebak-tebakan dan cara itu pun berhasil sebagai  penambah untuk materi saya dan para penumpang pun terhibur sehingga suasana pun tidak jadi monoton, tidak terasa karena keasyikan main game bus kami pun telah sampai di pondok gede dan tandanya waktu untuk saya menguide telah berakhir dan saya pun harus segera  mengakhirinya karena masih ada 1 orang lagi yang akan menguiding di dalam bus dan saya pun mengakhiri guiding saya pada kesempatan  kali ini. Setelah itu saya langsung merasa aman,lega,tenang dan puas.
            pangalaman kedua saya menguide yaitu di museum seni rupa dan keramik yang berada di kota tua jakarta barat. sebelum menjadi Museum seni rupa dan keramik, museum ini merupakan Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI.
Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budayayang dilindungi. Tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat dan baru setelah itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.
Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.
 , saya menguide dimuseum seni rupa dan keramik pada hari minggu kemarin pada tanggal 5 september 2015. ketika saya masuk ke dalam museum seni rupa dan keramik saya langsung mempelajari terlebih dahulu tentang museum seni rupa dan keramik tersebut , saya keliling-keliling didalam museum seni rupa dan keramik sampai saya merasa hafal dan memahami apa yang ada didalam museum seni rupa dan keramik tersebut, lalu saya  mencari pengunjung dan menawarkan  diri untuk menjadi guide mereka selama di dalam museum seni rupa dan keramik. saya melihat pegunjung yang  berombongan lalu saya langsung mendekatinya dan menawarakan diri untuk menguide mereka ,tapi  saya langsung kecewa karena mereka menolak saya dan ekspersi mereka kayak orang takut dan curiga dengan saya, saya pun sempet kesal sama tingkah laku mereka  terhadap saya tapi saya harus tetap keliatan profesinonal  di depan mereka dan saya cuman bersabar,padahal saya menawarakan untuk menjadi guide mereka dengan gratis tanpa pungutan biaya apapun, tapi mereka malah takut dan curiga terhadap saya. Tapi mungkin wajar saja mereka takut dan curiga kepada saya karena mereka keliatannya seperti orang yang dari kampung yang baru tinggal di jakarta dan baru mengunjungi  museum di jakarta  maka ketika mereka melihat orang jakarta yang mereka belum kenal maka mereka merasa takut dan curiga karena mungkin orang kampung yang baru ke jakarta mereka berfikir orang jakarta banyak yang jahat karena hidup di jakarta itu keras  jadi perlu sangat berhati-hati sama orang jakarta padahal tidak semua orang yang dijakarta orang itu jahat.
            Lalu,saya mencari lagi pengunjung yang lain dan saya menemukan  2 orang wanita remaja lalu saya mendekati mereka dan menawarkan diri untuk menjadi guide meraka selama mereka berada dimuseum seni rupa dan keramik dan mereka pun langsung mau dan menerima tawaran saya  untuk menguide mereka saya pun langsung senang, sebelum saya menguide meraka saya mengenalkan diri saya terlebih dahulu dan mereka pun juga memperkenal diri mereka masing-masing kepada saya dan mereka ternyata masih duduk dibangku 1 SMA dikawasan jakarta ,ketika telah memperkenalkan diri maka saya pun langsung menguide meraka dan mengajak mereka keliling museum seni rupa dan keramik, pertama saya ajak mereka keliling di lantai 1 terlebih dahulu dan setiap benda atau barang-barang yang kami lewati saya jelaskan kepada mereka satu demi satu, lalu tidak terasa saya telah menjelaskan semua yang ada di lantai 1 maka saya pun mengajak mereka istirahat duluh selama 15 menit, ketika  telah selesai istirahat maka saya pun mengajak mereka keliling-keliling lagi ke lantai 2 dan saya pun menjelaskan lagi  satu demi satu barang –barang atau sesuatu yang berada dilantai 2 meseum seni rupa dan keramik, tak terasa  semuanya telah kami kelilingi dari mulai dari lantai 1 hingga ke lantai 2 di musem seni rupa dan keramik, dan tandanya telah selesai  untuk saya menguide mereka maka sebelum saya berpisah kami pun berfoto untuk di jadikan sebuah kenangan-kenangan .



 

Inilah merupakan foto saya dengan meraka sebagai  pengunjung museum seni rupa dan keramik.
maka telah  usai sudah saya untuk memandu  mereka selama dimuseum seni rupa dan keramik, dan saya sangat senang telah menguide mereka sebagai pengunjung museum seni rupa dan keramik,karena mereka sangat antusias sekali untuk mendengarkan apa yang saya jelaskan dan saya merasa dihargai oleh mereka sebagai guide mereka di museum seni rupa dan keramik.
itulah sederetan suka duka saya menjadi guide atau pemandu wisata, cukup sekian pangalaman yang dapat saya bagikan semoga ini bermanfaat bagi para pembaca terlebih untuk diri saya pribadi.

wassalamu'alaikum wa rahmatullohi wa barokatuh.


Thesar Mahardika
Usaha Jasa Pariwisata UNJ 2014-A
4423143975
thesarmahardika@gmail.com


Tugas-1 Suka Duka Menjadi Pemandu Wisata

Gagal Menjadi Arsitek, Pariwisata-pun Jadi
( Pengalaman menjadi tour guide saat City Tour Bandung )

     Mengawali tulisan ini alangkah baiknya apabila saya terlebih dahulu memperkenalkan diri, memperkenalkan diri dengan cara yang berbeda, Nama saya Muhamad Adi Nugraha, saya biasa dipanggil Adi sedangkan Kakek dan Nenek saya dulu biasa memanggil saya dengan sebutan " Cep Adi " yang artinya " Nak Adi ". Tapi kadang ada panggilan lain dan panggilan ini hanya keluar dari mulut Ibu saya, yaitu Nugraha ! kenapa ? karena berarti itu tandanya Ibu saya sedang marah dan kesal karena saya selalu pura-pura tidak mendengarnya, maafkan anakmu ini yaa bu ....

Laki-laki pecinta seni dan keindahan "baginya wanita adalah sumber inspirasi"

     Saya lahir dan dibesarkan di Purwakarta, 06 April 1995. Saya merupakan anak ke-7 dari 8 bersaudara terdiri dari 5 perempuan dan 3 laki-laki (termasuk saya) dan faktanya cuma saya saja satu-satunya di keluarga yang mendapatkan panggilan lain ketika Ibu saya sedang kesal atau marah, setiap kali Ibu saya memanggil saya dengan nama Nugraha maka mau dalam situasi dan kondisi apapun saya akan dengan reflek merespon panggilan wanita yang paling saya cintai ini dan itu menurut saya adalah salah satu kehebatan yang beliau miliki sebagai seorang Ibu bisa mengetahui apa yang menjadi sumber kelemahan anaknya. maklum, saya ini merupakan anak paling nakal di keluarga, anak yang paling keras kepala dan bisa dibilang saya ini seorang pemberontak mania di keluarga jadi tidak heran kalau seandainya saya mendapatkan dua panggilan berbeda dari Ibu saya, yaitu Adi (untuk panggilan dalam situasi biasa) dan Nugraha ! (untuk panggilan dalam situasi darurat), jangan bayangkan seperti apa Ibu saya marah, yang pasti jauh lebih bawel dari Bella Rista dan suaranya jauh lebih nyaring dari Anindita (cie asik yang namanya disebut). tapi keuntungannya, saya jadi terbiasa dengan omelan dan kebawelan Ibu dan kakak-kakak perempuan saya tapi sedikit terbiasa dengan tonjokan kakak laki-laki saya (Laki-laki selalu punya cara sendiri).
     Sumber inspirasi terbesar saya di keluarga adalah Ayah saya sendiri, beliau adalah Ayah terhebat yang saya miliki dan sebagian dari diri saya terinspirasi beliau dalam hal cinta terhadap seni dan keindahan alam. Sejak kecil Ayah saya selalu memperkenalkan saya terhadap seni, baik musik dan menggambar juga selalu mengingatkan saya tentang betapa penting cinta terhadap lingkungan dan khususnya keindahan alam Indonesia, bahkan setiap tahun beliau selalu mengajak saya untuk camping dan kalau sedang ada waktu senggang beliau sering mengajak saya untuk memancing. Jiwa petualang beliau yang kini ada pada diri saya begitu besar, hampir dalam hal apapun saya mirip dengan Ayah saya dan itu yang selalu keluar dari mulut Ibu saya (mungkin karena saking cintanya). Ibu saya asli dari Purwakarta dan Ayah saya asli dari Bandung. Oya Ibu saya selalu bilang “kenapa kok Ayah mau yaa sama Ibu ? kan mojang Bandung cantik-cantik ?” dan Ayah selalu bilang “Kalau dapetin mojang Bandung itu udah biasa, yg ngga biasa itu dapetin mojang Purwakarta”. Setelah itu saya tepuk jidat sendiri (ternyata orangtua juga manusia, sama-sama punya sisi alay dalam dirinya), dan pada saat itu karena saya lagi jomblo, jadi rasanya pengen bilang waktu itu juga, mana cewek saya ? mana !!! #orangtua yg tidak berperipercintaan.
     Ok lanjut, awalnya saya memang tidak berpikir untuk bisa melanjutkan pendidikan di jurusan Pariwisata, bahkan dalam pilihan masuk ke perguruan tinggi pun setelah itu saya menjadikan jurusan pariwisata  sebagai pilihan terakhir saya. Setelah lulus SMA saya sempat menunda 1 tahun untuk mengikuti les persiapan masuk perguruan tinggi negeri, selama tahun 2013 itu setelah saya lulus SMA, saya banyak mengikuti tes-tes masuk perguruan tinggi negeri yang menjadi pilihan saya, diantaranya yang menjadi perguruan tinggi negeri favorit saya dan menjadi cita-cita saya sejak lama yaitu ITB (Institut Teknologi Bandung). Tes tahun pertama itu saya memilih jurusan Arsitektur sebagai pilihan pertama dan untuk pilihan keduanya saya mengambil jurusan Desain Interior. Selain itu masih banyak Universitas-universitas negeri lainnya yang saya pilih yaitu UPI, Unpad, Unnes, Unsoed, UNY, UI, UGM, Udayana, IPB dan bahkan UNJ menjadi pilihan paling akhir saya untuk melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi (pokoknya yang penting masuk negeri) pikir saya waktu itu.
     Di tahun pertama setelah saya lulus SMA itu tidak ada satupun universitas negeri yang mau menerima saya bahkan uniknya sudah hampir 3 kali saya mengikuti tes masuk universitas di SMA Labschool, Rawamangun (ternyata jodoh ngga jauh-jauh dari lingkungan yg pernah kita singgahi). Kalau saja sejak awal saya tahu bahwa UNJ adalah universitas negeri yang mau menerima saya apa adanya mungkin sudah sejak awal saya memilih UNJ. Di Tahun kedua-pun pada 2014 saya masih mencoba universitas yang sama yaitu ITB sebagai pilihan awal, kembali memilih jurusan yang sama seperti yang saya ambil di tahun 2013, namun lagi-lagi saya tidak diterima. Sudah hampir putus asa dengan apa yang sudah saya perjuangkan untung lah masih ada keluarga yang selalu mendukung disaat saya sedang terpuruk yaitu Ibu dan Ayah saya, terutama Ayah. Beliau bilang, dulu kalau Ayah sudah hampir nyerah mencapai sesuatu maka yang Ayah lakukan pada dirinya sendiri adalah “Bukan Ayah namanya kalau Ayah nyerah” dan itu kemudian kata-kata yang membuat saya kembali semangat. “Bukan Adi namanya kalau saya nyerah !”. Akhirnya pilihan terakhir di tahun kedua sekaligus tes masuk peguruan tinggi terakhir yang saya ikuti adalah Ujian Mandiri UNJ (Penmaba UNJ), ujian yang konon katanya kalau masuk bayarannya mahal di setiap universitas dan ternyata memang benar, tapi tidak ada yang pernah sia-sia kalau menyangkut soal menuntut ilmu walaupun memang balik lagi tergantung sama siapa dan sebesar apa kesungguhannya dalam belajar. Saat tes ujian masuk mandiri UNJ saya memilih Teknik Bangunan (karena masih ada hubungannya dengan Arsitek) dan pilihan kedua Pariwisata (Saya akhirnya memilih Pariwisata karena 2 hal. Pertama, saya suka jalan-jalan dan kedua saya mau jadi pengusaha, kan lapaknya jauh lebih banyak tuh kalau di dunia Pariwisata, katanya sih gitu tapi ternyata bener juga).
     Setelah menanti pengumuman selama hampir 2 bulan (kalau saya ngga salah) akhirnya masa-masa paling menderita buat saya datang juga, pengumuman itu udah kaya malaikat pencabut nyawa yang siap bawa nyawa tanpa ada lagi kata toleransi dan kompromi berkehidupan. Saat pengumuman Ujian Mandiri UNJ itu saya lagi asik-asiknya nonton Timnas Indonesia U-19 yang lagi jaya-jayanya diagung-agungkan masyarakat Indonesia khususnya para pecinta sepakbola, bahkan saya lebih asik menonton pertandingan sepakbola di TV daripada harus liat hasil pengumumannya (lebih nyesek dari patah hati kalau ternyata hasilnya gagal lagi), akhirnya yang buka pengumuman di website adalah kakak ipar saya dan hasilnya eng-ing-eng ! Saya dinyatakan lulus di Universitas Negeri Jakarta untuk jurusan pilihan kedua “ D3 Usaha Jasa Pariwisata ” (nah kalau yang ini rasanya kaya diterima cewek paling cantik di sekolah). Kampus negeri yang konon katanya ngehits di Jakarta ini akhirnya yang jadi jodoh gue, eh saya maksudnya (maklum biasa ngepost di blog sendiri), asli bukan maksud buat sombong tapi sekiranya saya sombong, biarkan Allah SWT saja yang membalas kesombongan saya. Pembaca yang budiman dan baik hati serta rajin menabung, serta tidak lupa juga pembaca yang dirahmati Allah, mohon untuk tidak terlalu serius membaca tulisan saya ini, saya hanya berusaha untuk bercerita tanpa menyinggung sedikit pun para pembaca yang budiman. Ambil yang baik-baik dari tulisan ini dan buang jauh-jauh keburukan yang saya miliki. Peace cuy !
     Baiklah, sudah cukup saya berbasa-basi lagian memang ngga penting juga (maklumin itung-itung buat banyakin tulisan biar sesuai ketentuan minimal 10.000 karakter). Oh iya hampir lupa, sebelumnya saya mau mengucapkan terimakasih khususnya kepada dosen mata kuliah Pemandu Wisata, Bapak Shobirienur Rasyid yang sudah memberikan tugas ini sebagai kesempatan bagi kami mahasiswa untuk berlatih meningkatkan kemampuan menulisnya (maafkan saya Pak, saya menulis tugas ini dengan cara yang sangat menyimpang), tidak lupa juga kepada teman-teman satu angkatan 2014 yang saya sangat cintai dan banggakan, atas nama Prodi D3 Usaha Jasa Pariwisata saya ucapkan " Peace, Love, Respect & Unity ".

(Gambar 1: Foto Bareng Angkatan 2013 & 2014)

     Saya ingin menceritakan pengalaman saya saat menjadi seorang tour guide dalam acara City Tour Bandung untuk angkatan UJP 2013 & 2014 (kali ini saya mulai serius). City Tour ini diselenggarakan sekitar awal bulan Desember 2014. Pada kesempatan ini setiap mahasiswa diberikan tugas untuk menjadi guide setelah ditentukan bagiannya masing-masing sementara untuk senior angkatan 2013 pengaturannya diacak jadi untuk pembagian tugasnya tidak ditentukan sejak awal dibuatnya acara city tour (sebenarnya ngga harus dijelasin juga karena toh pembacanya dari satu angkatan yang juga sama-sama ikut City Tour, tapi anggaplah tidak tahu dan seolah-olah cerita ini baru kalian tahu setelah baca tulisan ini). Acara city tour Bandung berangkat dari kampus A UNJ sekitar pukul 06:00 WIB (jam ini menurut ekspektasi awal) sementara untuk versi nyatanya sekitar pukul 7 lebih (tolong dikoreksi kalau saya salah). Rombongan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu untuk Bus A dan B, untuk Bus A ini tujuannya adalah mengunjungi Gedung Museum Geologi sedangkan untuk Bus B mengunjungi Museum KAA (Gedung Merdeka) dan kebetulan saya masuk dalam rombongan Bus B. Rute perjalanan yang ditempuh adalah arah Bogor-Cianjur-Padalarang-Bandung. Selama perjalanan setiap mahasiswa menunjukan kebolehannya dalam berbicara di depan teman-temannya yang lain tanpa terkecuali saya. Menjadi tour guide dalam tour ini menjadi pengalaman pertama yang saya rasakan khususnya untuk angkatan 2014, rasanya itu deg-degan kaya pertama kali pacaran dan bawaannya sensitif banget kaya pantat bayi karena takut salah, walaupun menjadi pengalaman pertama tapi ternyata menjadi seorang tour guide cukup menyenangkan dan tidak terlalu menyeramkan seperti yang dibayangkan di awal. Seorang tour guide memiliki makna yang lebih dari sekedar penyampai informasi, seorang tour guide itu juga harus menjadi seorang penyampai emosional yang baik ketika sedang memandu rombongan tour, seorang tour guide adalah seseorang yang mampu menyairkan suasana saat tour berlangsung, pokoknya udah ngga ada lagi tuh yang namanya canggung-canggungan.

(Gambar 2: Suasana sebelum Keberangkatan)

     Waktu itu saya kebagian tugas menjadi tour guide di Museum KAA (Gedung Merdeka) dan diharuskan untuk menjelaskan bagaimana latar belakang diadakannya Konferensi Asia-Afrika terutama yang menyangkut dengan 5 tokoh penting yang berperan dalam terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika, diantaranya yaitu Ali Sastroamidjoyo (Indonesia), Mohammad Ali Bogra (Pakistan), Jawaharlal Nehru (India), Sir Jhon Kotelawala (Srilanka), dan U Nu (Myanmar, dahulu Burma), Waktu kesempatan awal menjadi guide itu tidak ada gambaran sama sekali bagaimana cara menjadi seorang guide yang baik karena seketika semua blank gitu aja, mungkin karena gugup dan tidak tahu harus memulai pembicaraan darimana, maka otomatis saya tidak maksimal dalam menyampaikan informasi yang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari (karena waktu itu saya lupa untuk membawa catatan kecil), tapi dari situ saya jadi banyak belajar bagaimanapun saya membutuhkan point-point penting yang harus saya bawa jika sewaktu-waktu saya lupa dan disatu sisi saya harus belajar lebih baik dalam menyampaikan materi terutama yang menyangkut dengan fakta-fakta penting sejarah yang menjadi bagian vital bagi seorang guide ketika sedang menjelaskan suatu sejarah tertentu.

(Gambar 3: Di depan podium berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika)

     Disatu sisi yang lain saya juga menilai bahwa seorang tour guide memiliki tantangan tersendiri yang harus ditaklukan bagaimana cara mengkombinasikan antara pengetahuan umum dengan cara penyampaian yang baik apalagi mampu mencairkan suasana sehingga tidak terkesan kaku dan membosankan untuk para pendengarnya. Walaupun saya kurang maksimal dalam melakukan kesempatan pertama menjadi seorang tour guide ini tapi saya yakin dan percaya suatu saat nanti kegiatan menjadi seorang tour guide akan menjadi kegiatan yang paling menyenangkan dilakukan apabila pertama, saya menguasai pengetahuan umum yang menyangkut dengan hal yang saya jelaskan dan kedua, ketika saya sudah sering terbiasa berbicara di depan banyak orang. Ada istilah yang mengatakan bisa karena terbiasa. Intinya sih hanya soal masalah waktu, usaha dan pengalaman yang didapat sehingga kegiatan guide-meng-guide ini menjadi sesuatu yang sangat mudah untuk dilakukan. Disatu sisi saya juga sebenarnya berharap bahwa seorang tour guide memiliki pengaturan pembayaran yang baku khususnya dalam kegiatan Pariwisata di Indonesia karena dari apa yang sudah saya dapatkan ketika melakukan perjalanan Jawa-Bali, tepatnya di objek wisata Lawang Sewu, Semarang. Beberapa tour guide disana masih mendapatkan pendapatan yang minim apalagi setelah walikota baru semarang menentukan tarif baru untuk pembayaran tour guide di kota tersebut.

     Waktu itu saya sempat menggunakan jasa Pak ..... (saya lupa lagi namanya siapa) sebut saja beliau dengan nama Pak Suswanto, beliau berusia sekitar 30-35 tahun memiliki 2 orang anak dan 1 orang istri yang harus beliau nafkahi sementara untuk satu bayaran meng-guide tersebut beliau hanya dibayar sekitar 20-30 ribu saja, belum lagi jumlah tour guide di objek wisata Lawang Sewu yang ada hampir sekitar 20 orang lebih yang belum tentu setiap pengunjung yang hadir ke tempat itu mau menggunakan jasa tour guide tersebut. Tentunya ini menjadi keluhan bagi Pak Suswanto bagaimana profesi seorang tour guide belum memiliki nilai gengsi yang tinggi apalagi menyangkut dalam kegiatan Pariwisata di Indonesia khususnya, padahal kita tahu bahwa seorang tour guide merupakan salah satu ujung tombak bagi berlangsungnya kegiatan pariwisata yang tentunya harus mulai diperhatikan sehingga nantinya profesi ini memiliki nilai gengsi yang jauh lebih tinggi di mata masyarakat secara umum, bagaiamana caranya ? mungkin dengan pembinaan sumber daya manusianya melalui lembaga pendidikan yang menyangkut dengan kepariwisataan itu sendiri terutama kita sebagai mahasiswa yang memiliki fokus study di bidang Pariwisata yang nantinya bisa membawa profesi tour guide tersebut menjadi profesi yang bisa diperhitungkan lebih dari apa yang ada saat ini.
(Gambar 4: Foto bersama salah seorang tour guide di Lawang Sewu)

     Mungkin itu yang bisa saya sampaikan melalui tulisan ini, sekali lagi tolong hanya ambil yang baik-baiknya saja dari tulisan ini karena keburukan hanya ada pada diri saya sendiri tapi semoga pengalaman yang coba saya bagi bisa bermanfaat bagi teman-teman yang membaca dan bagi yang tidak membaca berarti sesat, kenapa sesat ? karena kalian tidak membaca kesesatan yang saya lakukan karena kesesatan yang saya lakukan jadi tidak menjadi pembelajaran untuk kalian (ngerti ngga maksudnya ? kalau gitu baca aja berulang-ulang biar ngerti). Sekali lagi mohon maaf atas kefakiran saya dalam bercerita karena saya sendiri bingung harus bercerita seperti apa dikarenakan pengalaman saya menjadi seorang tour guide yang baru satu kali (beruntunglah kalian yang sudah menjadi guide berkali-kali, sering-sering mengucap syukur dan mendoakan temanmu yang baru satu kali nge-guide ini). Penulis berdoa semoga yang baca tulisan ini, bagi cowok (tambah ganteng) dan bagi cewek (tambah cantik) amin yaa rabbal alamin. Wabillahitaufik walhidayah wassalamualaikum wr.wb

Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika

Nama: Muhamad Adi Nugraha
NIM: 4423143966
m_adi.nugerah@yahoo.co.id
UJP 2014 Kelas B