Pariwisata
Sejarah dan Budaya Indonesia
Pariwisata
Budaya di Bandung
Pariwisata merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang
dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang
yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Menurut
Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kebudayaan berasal dari budi dan
daya bersumber dari akal dan usaha manusia untuk menciptakan sarana yang dapat
membantu hidupnya. Karena itu manusia adalah makhluk yang berbudaya (homo
humanus) yang berbeda dengan hewan yang hanya memiliki naluri (instink). Koentjaraningrat
dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (1985: 180). Masih banyak
definisi atau rumus kebudayaan yang sampai sekarang jumlahnya sudah lebih dari
174 buah. Masing – masing pemberi rumusan berbeda – beda karena tolak ukurnya
memang berbeda, yang praktis adalah dipegang beberapa buah saja untuk dijadikan
pegangan hingga kebudayaan dapat diartikan secara kongkrit.
Kebudayaan memiliki unsur – unsur
yang membentuknya. C. Kluckhohn dalam karyanya Universal Categories of Culture (1953) artinya unsur – unsur kebudayaan
universal, menyebutkan ada tujuh dan didapatkan pada semua bangsa di dunia.
11)
Peralatan dan Perlengkapan hidup manusia
22)
Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi
33)
Sistem kemasyarakatan
44)
Bahasa
55)
Kesenian
66)
Sistem pengetahuan
77)
dan Religi
Pariwisata dan Kebudayaan keduanya
memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan begitu saja, ada beberapa hal yang
menjadi point penting mengapa hal tersebut bisa terjadi:
a. Sebagai Identitas, kebudayan mengandung cipta,
rasa dan karsa yang sesungguhnya menjadi nilai khusus, memberikan efek daya
tarik bagi setiap pengunjung. Rata – rata pengunjung mancanegara tertarik
berkunjung ke suatu daerah karena mereka menganggap budaya di tempat yang akan
mereka kunjungi berbeda dengan budaya yang mereka miliki. Kebudayaan sebagai
identitas dimana melalui kebudayaan seseorang dapat dikenal lewat instrument
yang ia tunjukkan seperti gaya hidup, bahasa, perilaku, adat-istiadat, dll.
b. Sebagai ciri khas, seseorang akan tertarik dengan
kebudayaan yang berbeda, unik, tak diketahui sehingga memiliki ciri khas
tersendiri. Melekatnya ciri khas terhadap suatu suku bangsa/etnis tertentu akan
menjadi bahan pertimbangan bagi seseorang untuk berkunjung ke suatu daerah yang
memiliki kebudayaan unik.
c. Norma, aturan tak tertulis namun mengikat pada
suatu kelompok masyarakat tertentu. Aturan dalam kebudayaan suatu daerah tak
jarang membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung.
Berikut merupakan hubungan antara
Pariwisata dan Kebudayaan yang erat dan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan eksistensi suatu daerah. Terutama di Indonesia yang mempunyai
banyak Kebudyaan yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang
kebudayaan yang ada di Bandung (Jawa
Barat).
2. Pembahasan
Kota Bandung merupakan kota
metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota
provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya
menurut jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan kota terbesar
di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah
Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia
setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Gerbangkertosusilo).
Secara etimologis, kata Bandung
berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum
oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang
diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama Bandung
diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat
berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung,
R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan
kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Berdasarkan filosofi Sunda, kata
Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan
kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an
artinya menyaksikan atau bersaksi. Banda adalah segala sesuatu yang berada di
alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati.
Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga
sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.
Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke
alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda
Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi
perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfir adalah tempat yang menyaksikan,
Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau SangHyang Wisesa, yang
berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi
kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup
maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan
oleh yang Maha Kuasa.
Di kota ini tercatat berbagai
sejarah penting, di antaranya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi
teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung,
sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB), lokasi ajang pertempuran pada masa
kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika
1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan
Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung
adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
Kota kembang merupakan sebutan
untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan
banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung
dahulunya disebut juga dengan Paris van Java karena keindahannya. Selain itu
kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet
yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung
juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council
menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.
Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan
pendidikan. Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang pada 26 April 2005, Bandung
menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari
masyarakat yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya.
Selain mempunyai banyak keindahan
didalamnya, Bandung juga mempunyai kebudayaan yang unik dan tidak kalah menarik
dengan kebudayaan – kebudayaan yang tersebar di banyak wilayah di Indonesia.
Bandung memiliki suatu kebudayaan
tersendiri yang di sebut dengan kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda termasuk
salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan
dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya
termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal proses
pengenalan terhadap budaya tulisan. Sunda berasal dari hasil kawin-mawin
antar-etnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku
sebagai orang Sunda adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan
bangsa. Menurut garis besarnya, wilayah Budaya Sunda dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu Sunda Tengah atau Sunda Kota dan Sunda Pinggiran. Budaya Sunda
dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya
karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum lemah lembut dan
sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda.
Di dalam bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk orang
tua. Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari
kebudayaan–kebudayaan lain. Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai
lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih
tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan
magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan
keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk
mempertahankannya.
Banyak dari kebudayaan Bandung
(Sunda) yang unik dan dapat menjadi nilai pendidikan dan budaya bagi siapa saja
yang mengunjungi Bandung. Berikut ini beberapa kebudayaan yang ada di Bandung:
Kesenian Badawang
Jenis seni ini merupakan kesenian
yang sangat berhubungan dengan kepercayaan relijius dimana didalamnya terdapat
lambang seni, bentuk seni, isi, dan pengalaman seni mereka. Bentuk kesenian ini
memang agak mistis dilihat dari sego bentuk dan gambaran Bedawang yang
menggambarkan tetomistik masyarakat kita.
Meski pada akhirnya, bentuknya
sudah banyak mengalami perubahan namun tetap saja aura mistisisme tak
serta-merta hilang begitu saja. Dalam institusi kebudayaan sunda, tradisi
bedawag dilambangkan dengan manusia dengan tubuh yang besar dan tinggi-identik
dengan orang Barat, dalam hal ini Belanda yang pernah lama menjajah republik.
Bedawang juga sering disebut dengan memeniran yang diambil dari kata meneer atau tuan dalam Bahasa Belanda.
Hampir sama dengan ondel-ondel
yang di Jakarta di Kabupaten Bandung masih ditampilkan pada perayaan khitanan,
perayaan hari besar seperti 17 Agustus, untuk menyambut pejabat dll. Di
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung khususnya badawang diambil dari
profil dari para pewayangan seperti Semar, cepot, dawala, gareng ditambah tokoh-
tokoh bangsawan jaman dahulu tokoh asing dan tokoh para pejuang tempo dulu.
Musik pengiring untuk badawang
biasanya mempergunakan jenis musik yang mudah dibawa seperti kesdang, goong,
bedug, terompet, dog-dog. Seperti daerah Cileunyi alat musik pengiringnya
mengambil dari iringan pencak silat yaitu padungdung, golempang, jenis lagunya
terkadang mengambil lagu- lagu kliningan , dangdut. Di daerah Rancaekek
badawang biasanya ditampilkan dengan Benjang yang dilengkapi oleh heleran
(kesenian yang dipakai untuk arak arakan) kostum pemusik ada yang
memperguanakan kostum pencak silat dll.
Angklung
Angklung adalah alat musik
multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat
Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan
dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4
nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai
Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non Bendawi Manusia dari Unesco sejak
November 2010.
Catatan mengenai angklung baru
muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal
usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup
masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai
makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci
sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy,
yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung
sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag
di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400
tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan
dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh
subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan
sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih
(awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk
bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dalam perkembangannya, angklung
berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada
1996 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain
ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar
di sana.
Wayang Golek
Wayang Golek adalah salah satu
bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah
penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah
Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan
Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.
Dalam perjalanan sejarahnya,
pergelaran wayang golek mula-mula dilaksanakan oleh kaum bangsawan. Terutama
peran penguasa terutama para bupati di Jawa Barat, mempunyai pengaruh besar
terhadap berkembangnya wayang golek tersebut. Pada awalnya pertunjukan wayang
golek diselenggarakan oleh para priyayi (kaum bangsawan Sunda) dilingkungan
Istana atau Kabupaten untuk kepentingan pribadi maupun untuk keperluan umum.
Fungsi pertunjukan wayang
tersebut bergantung pada permintaan, terutama para bangsawan pada waktu itu.
Pergelaran tersebut untuk keperluan ritual khusus atau dalam rangka tontonan/hiburan.
Pertunjukan wayang golek yang sifatnya ritual, walupun ada tetapi sudah jarang
sekali di pentaskan. Misalnya upacara sedekah laut dan sedekah bumi, setiap
tahun sekali. Pementasan yang masih semarak adalah pertunjukan wayang golek
untuk keperluan tontonan. Biasanya diselenggerakan untuk keperluan memperingati
hari jadi kabupaten, HUT Kemerdekaan RI, Syukuran dan lain sebagainya. Walaupun
demikian, bukan berarti esensi yang mengandung nilai tuntunan dalam pertunjukan
wayang golek sudah hilang.
Fungsi Wayang Golek di
tengah-tengah masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat terhormat. Di samping
sebagai sarana hiburan yang sehat, ia juga berfungsi sebagai media penerangan
dan pendidikan. Baik itu tentang moralitas, etika, adapt istiadat atau religi.
Yang tak kalah pentingnya Wayang Golek itu pun berfungsi sebagai upacara ritual
penolak bala, upacara tersebut Ngaruat.
Masih banyak sekali kebudayaan
yang berasal dari suku Sunda di Bandung (Jawa Barat). Seperti kesenian Benjang,
alat music Calung, Celempungan, Karinding, tembang Sunda Cianjuran, seni
Degung, Kacapian, Kasidahan, dan masih banyak lagi Kebudayaan yang berasal dari
Sunda.
Dibalik banyaknya kebudayaan dari
Bandung. Destinasi wisata yang mendukung keberadaan Kebudayaan dari Bandung
juga banyak tersebar di Kota yang dipanggil Paris van Java ini. Berikut beberapa
destinasi wisata budaya yang ada di Bandung.
Saung Angklung Udjo
Saung Angklung Udjo beralamat di Jl.
Padasuka No.118, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, dibangun pada
tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena atau juga dikenal sebagai Mang Udjo bersama
dengan istrinya, Uum Sumiati, dengan tujuan melestarikan seni dan budaya
tradisional Sunda.
Memiliki sebutan lain Saung
Angklung Mang Udjo,tempat wisata di bandung ini adalah satu-satunya tempat yang
bisa dikatakan sebagai pioneer sekaligus menjadi pusat kesenian tradisional
angklung yang menyajikan atraksi pagelaran memainkan Alat musik tradisional
yang terbuat dari bambu beserta dengan proses pembuatannya dalam satu kawasan
wisata.
Saung Angklung Udjo mempunyai
keunikan yakni suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh
pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik
bambu.
Gedung Sate
Gedung Sate beralamat di Jl.
Diponegoro No. 22, Bandung, Jawa Barat, dengan ciri khasnya berupa ornamen
tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah
Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga
seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa
bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian
depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung
berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai
gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.
Banyak kalangan arsitek dan ahli
bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun
mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur
Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil
bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.
Gedung Sate telah menjadi salah
satu tujuan obyek wisata di kota Bandung. Khusus wisatawan manca negara banyak
dari mereka yang sengaja berkunjung karena memiliki keterkaitan emosi maupun
history pada Gedung ini. Keterkaitan emosi dan history ini mungkin akan terasa
lebih lengkap bila menaiki anak tangga satu per satu yang tersedia menuju
menara Gedung Sate. Ada 6 tangga yang harus dilalui dengan masing-masing 10
anak tangga yang harus dinaiki.
Keindahan Gedung Sate dilengkapi
dengan taman disekelilingnya yang terpelihara dengan baik, tidak heran bila
taman ini diminati oleh masyarakat kota Bandung dan para wisatawan baik
domestik maupun manca negara. Keindahan taman ini sering dijadikan lokasi
kegiatan yang bernuansakan kekeluargaan, lokasi shooting video klip musik baik
artis lokal maupun artis nasional, lokasi foto keluarga atau foto diri bahkan
foto pasangan pengantin.
Museum Geologi
Museum
Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Beralamat di Jl. Diponegoro No.57,
Cibeunying Kaler, Bandung, Jawa Barat. Museum ini telah direnovasi dengan dana
bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami
renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI,
Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen
bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan
peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi
geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu
dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Museum
ini sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang
telah dimulai sejak tahun 1850an oleh Dienst van het Mijnwezen, yang berkedudukan di Bogor. Beragam koleksi
batuan, mineral, meteorit, fosil dan artefak ada di museum ini. Kita dapat
mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan darimasa ke masa, fenomena geologi Indonesia
serta hubungan geologi dengan kehidupan manusia. Daya tarik utama koleksi
Museum Geologi adalah fosil manusia purba Homo erectus, fosil gajah purba Stegodon
trigonocephalus dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas,
Tyrannosaurus rex yang hidup pada zaman kapur.
Selain mempunyai kebudayaan yang
berupa kesenian, alat musik, bahasa, bela diri, dll. Juga mempunyai destinasi
wisata, mulai dari wisata pendidikan, budaya, mistis, dll. Bandung juga
menyimpan banyak makanan tradisional yang hingga saat ini masih banyak terdapat
di Bandung, dan mudah dijumpai apabila datang berkunjung ke Bandung. Berikut beberapa
makanan khas dari Bandung:
Surabi
Secara tradisional, surabi
terbuat dari tepung beras yang disajiakn dengan kuah santan dan paduan saus
gula merah. Jajanan ini dimasak di atas tungku arang atau kayu bakar. Surabi
khas Bandung memilikio topping oncom. Namun, kini ada banyak varian lain yang
bisa dinikmati sesuai selera kaum muda, seperti cokelat, keju, bahkan telur
atau sosis ayam.
Colenak
Colenak merupakan singkatan dari
“dicocol enak.” Makanan khas Bandung memang sering menggunakan
singkatan-singkatan kreatif dan unik sehingga menarik yang mendengarnya.
Colenak merupakan jajanan berupa singkong yang telah difermentasi (atau tape)
yang dibakar. Makanan ini lalu dihidangkan dengan parutan kelapa dan saus gula
merah.
Es Goyobod
Minuman tradisional Paris van
Java ini berupa santan yang berisi olahan tepung sagu yang dipotong-potong
kecil beserta kolang-kaling, ketan hitam, kelapa muda, tape dan alpukat.
Minuman ini juga ditambah susu kental manis dan es serut untuk membuat rasanya
makin nikmat. Karena segarnya, minuman ini paling pas menjadi pelepas dahaga
pada siang hari yang terik atau pada saat berbuka puasa.
Batagor
Siapa yang tidak kenal batagor?
Makanan khas Bandung ini berasal dari tahu yang diisi adonan yang mengandung
tepung tapioka dan ikan tengiri. Tahu tersebut lalu digoreng, oleh karena itu
dinamai batagor yang merupakan singkatan dari bakso tahu goreng.
Cilok dan Cireng
Inilah contoh lain makanan khas
Bandung yang namanya merupakan singkatan-singkatan kreatif. Cilok atau aci
dicolok adalah olahan tepung aci berbentuk bulat yang dibumbui dan direbus.
Seperti bakso, cilok ditusuk dengan tusuk sate lalu disantap dengan bumbu kacang
atau saus. Sedangkan cireng merupakan singkatan aci digoreng. Tak seperti
cilok, makanan ini berasal dari tepung tapioka yang digoreng.
Selain makanan dan
minuman diatas, masih banyak lagi kuliner khas tradisional asli Jawa Barat yang
dapat dijumpai saat berkunjung ke Bandung.
3.
Penutup
Kebudayaan merupakan unsur yang
tidak kalah penting didalam kehidupan manusia. Karena menjadi sebuah identitas,
ciri khas, dan menjadi norma dalam kehidupan masyarakat sehari – hari. Begitu pula
dengan pariwisata. Di Indonesia sendiri pariwisata kini sedang gencar –
gencarnya digiatkan untuk menambah eksistensi Indonesia dan menjadi salah satu sektor
ekonomi yang banyak digandrungi. Hubungan
keduanya antara Pariwisata dan Kebudayaan tidak bisa dipisahkan, karena
Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang menopang jalannya dunia Pariwisata.
Bandung yang dikenal dengan nama
Kota Kembang, Paris van Java, Bandung Lautan Api, dll, merupakan kota
metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan filosofi Sunda, kata
Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan
kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda.
Bandung memiliki suatu kebudayaan
tersendiri yang di sebut dengan kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda termasuk
salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Karakter
masyarakat sunda yaitu, ramah tamah (someah), murah senyum lemah lembut dan
sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda.
Disamping memiliki pribadi yang sopan dan santun.
Masyarakatnya pun mempunyai
berbagai macam kebudayaan seperti yang sudah disebutkan diatas. Selain dapat menghibur,
kebudayaan yang dimiliki oleh suku Sunda terbilang unik dan mempunyai identitas
dan ciri khas tersendiri yang membuat ia berbeda dengan kebudayaan lain yang
ada di Indonesia.
Bandung tidak hanya mempunyai
banyak kebudayaan, namun juga destinasi wisata yang tersebar diseluruh wilayah
Bandung. Selain destinasi, Bandung pun mempunyai beraneka ragam makanan khas yang
tersebar di seluruh penjuru kota Bandung.
Banyak dari orang – orang yang
datang ke Bandung hanya untuk menikmati Kebudayaan, makanan khas, destinasi
wisata yang menyenangkan dan tujuan liburan lainnya.
Sebagai masyarakat Indonesia,
hendaklah kita dapat menjaga seluruh kekayaan yang telah diberikan Allah SWT
itu agar seluruh generasi yang akan datang dapat menikmati dan mengetahui
betapa kayanya bumi kita. Tanah Air tercinta, Indonesia!!
Daftar Pustaka:
http://tempatwisatadibandung.info/saung-angklung-udjo/
Hans Muhammad Gymnastiar
4423143968
UJP A 2014
Universitas Negeri Jakarta
Terimakasih atas infonya ya
ReplyDelete