Sunday, January 3, 2016

Tugas 3_Pemanduan Wisata Budaya 2015_Pariwisata Sejarah dan Budaya Indonesia (Bandung)

Pariwisata Sejarah dan Budaya Indonesia

Pariwisata Budaya di Bandung


 1Pendahuluan

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Kebudayaan berasal dari budi dan daya bersumber dari akal dan usaha manusia untuk menciptakan sarana yang dapat membantu hidupnya. Karena itu manusia adalah makhluk yang berbudaya (homo humanus) yang berbeda dengan hewan yang hanya memiliki naluri (instink). Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (1985: 180). Masih banyak definisi atau rumus kebudayaan yang sampai sekarang jumlahnya sudah lebih dari 174 buah. Masing – masing pemberi rumusan berbeda – beda karena tolak ukurnya memang berbeda, yang praktis adalah dipegang beberapa buah saja untuk dijadikan pegangan hingga kebudayaan dapat diartikan secara kongkrit.

Kebudayaan memiliki unsur – unsur yang membentuknya. C. Kluckhohn dalam karyanya Universal Categories of Culture (1953) artinya unsur – unsur kebudayaan universal, menyebutkan ada tujuh dan didapatkan pada semua bangsa di dunia.
11)      Peralatan dan Perlengkapan hidup manusia
22)      Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi
33)      Sistem kemasyarakatan
44)      Bahasa
55)      Kesenian
66)      Sistem pengetahuan
77)      dan Religi

Pariwisata dan Kebudayaan keduanya memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan begitu saja, ada beberapa hal yang menjadi point penting mengapa hal tersebut bisa terjadi:
a. Sebagai Identitas, kebudayan mengandung cipta, rasa dan karsa yang sesungguhnya menjadi nilai khusus, memberikan efek daya tarik bagi setiap pengunjung. Rata – rata pengunjung mancanegara tertarik berkunjung ke suatu daerah karena mereka menganggap budaya di tempat yang akan mereka kunjungi berbeda dengan budaya yang mereka miliki. Kebudayaan sebagai identitas dimana melalui kebudayaan seseorang dapat dikenal lewat instrument yang ia tunjukkan seperti gaya hidup, bahasa, perilaku, adat-istiadat, dll. 
b. Sebagai ciri khas, seseorang akan tertarik dengan kebudayaan yang berbeda, unik, tak diketahui sehingga memiliki ciri khas tersendiri. Melekatnya ciri khas terhadap suatu suku bangsa/etnis tertentu akan menjadi bahan pertimbangan bagi seseorang untuk berkunjung ke suatu daerah yang memiliki kebudayaan unik. 
c. Norma, aturan tak tertulis namun mengikat pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Aturan dalam kebudayaan suatu daerah tak jarang membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung.

Berikut merupakan hubungan antara Pariwisata dan Kebudayaan yang erat dan mempunyai peran penting dalam meningkatkan eksistensi suatu daerah. Terutama di Indonesia yang mempunyai banyak Kebudyaan yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang kebudayaan yang ada di Bandung  (Jawa Barat).

2.  Pembahasan

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Gerbangkertosusilo).

Secara etimologis, kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi. Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.

Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfir adalah tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau SangHyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.

Di kota ini tercatat berbagai sejarah penting, di antaranya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB), lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.

Kota kembang merupakan sebutan untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Paris van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang pada 26 April 2005, Bandung menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya.

Selain mempunyai banyak keindahan didalamnya, Bandung juga mempunyai kebudayaan yang unik dan tidak kalah menarik dengan kebudayaan – kebudayaan yang tersebar di banyak wilayah di Indonesia.

Bandung memiliki suatu kebudayaan tersendiri yang di sebut dengan kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal proses pengenalan terhadap budaya tulisan. Sunda berasal dari hasil kawin-mawin antar-etnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Sunda adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Menurut garis besarnya, wilayah Budaya Sunda dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Sunda Tengah atau Sunda Kota dan Sunda Pinggiran. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum lemah lembut dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Di dalam bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk orang tua. Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.

Banyak dari kebudayaan Bandung (Sunda) yang unik dan dapat menjadi nilai pendidikan dan budaya bagi siapa saja yang mengunjungi Bandung. Berikut ini beberapa kebudayaan yang ada di Bandung:

Kesenian Badawang
Jenis seni ini merupakan kesenian yang sangat berhubungan dengan kepercayaan relijius dimana didalamnya terdapat lambang seni, bentuk seni, isi, dan pengalaman seni mereka. Bentuk kesenian ini memang agak mistis dilihat dari sego bentuk dan gambaran Bedawang yang menggambarkan tetomistik masyarakat kita.


Meski pada akhirnya, bentuknya sudah banyak mengalami perubahan namun tetap saja aura mistisisme tak serta-merta hilang begitu saja. Dalam institusi kebudayaan sunda, tradisi bedawag dilambangkan dengan manusia dengan tubuh yang besar dan tinggi-identik dengan orang Barat, dalam hal ini Belanda yang pernah lama menjajah republik. Bedawang juga sering disebut dengan memeniran yang diambil dari kata meneer atau tuan dalam Bahasa Belanda.

Hampir sama dengan ondel-ondel yang di Jakarta di Kabupaten Bandung masih ditampilkan pada perayaan khitanan, perayaan hari besar seperti 17 Agustus, untuk menyambut pejabat dll. Di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung khususnya badawang diambil dari profil dari para pewayangan seperti Semar, cepot, dawala, gareng ditambah tokoh- tokoh bangsawan jaman dahulu tokoh asing dan tokoh para pejuang tempo dulu.


Musik pengiring untuk badawang biasanya mempergunakan jenis musik yang mudah dibawa seperti kesdang, goong, bedug, terompet, dog-dog. Seperti daerah Cileunyi alat musik pengiringnya mengambil dari iringan pencak silat yaitu padungdung, golempang, jenis lagunya terkadang mengambil lagu- lagu kliningan , dangdut. Di daerah Rancaekek badawang biasanya ditampilkan dengan Benjang yang dilengkapi oleh heleran (kesenian yang dipakai untuk arak arakan) kostum pemusik ada yang memperguanakan kostum pencak silat dll.

Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non Bendawi Manusia dari Unesco sejak November 2010.

Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.


Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1996 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.

Wayang Golek
Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.


Dalam perjalanan sejarahnya, pergelaran wayang golek mula-mula dilaksanakan oleh kaum bangsawan. Terutama peran penguasa terutama para bupati di Jawa Barat, mempunyai pengaruh besar terhadap berkembangnya wayang golek tersebut. Pada awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh para priyayi (kaum bangsawan Sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten untuk kepentingan pribadi maupun untuk keperluan umum.

Fungsi pertunjukan wayang tersebut bergantung pada permintaan, terutama para bangsawan pada waktu itu. Pergelaran tersebut untuk keperluan ritual khusus atau dalam rangka tontonan/hiburan. Pertunjukan wayang golek yang sifatnya ritual, walupun ada tetapi sudah jarang sekali di pentaskan. Misalnya upacara sedekah laut dan sedekah bumi, setiap tahun sekali. Pementasan yang masih semarak adalah pertunjukan wayang golek untuk keperluan tontonan. Biasanya diselenggerakan untuk keperluan memperingati hari jadi kabupaten, HUT Kemerdekaan RI, Syukuran dan lain sebagainya. Walaupun demikian, bukan berarti esensi yang mengandung nilai tuntunan dalam pertunjukan wayang golek sudah hilang.

Fungsi Wayang Golek di tengah-tengah masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat terhormat. Di samping sebagai sarana hiburan yang sehat, ia juga berfungsi sebagai media penerangan dan pendidikan. Baik itu tentang moralitas, etika, adapt istiadat atau religi. Yang tak kalah pentingnya Wayang Golek itu pun berfungsi sebagai upacara ritual penolak bala, upacara tersebut Ngaruat.

Masih banyak sekali kebudayaan yang berasal dari suku Sunda di Bandung (Jawa Barat). Seperti kesenian Benjang, alat music Calung, Celempungan, Karinding, tembang Sunda Cianjuran, seni Degung, Kacapian, Kasidahan, dan masih banyak lagi Kebudayaan yang berasal dari Sunda.

Dibalik banyaknya kebudayaan dari Bandung. Destinasi wisata yang mendukung keberadaan Kebudayaan dari Bandung juga banyak tersebar di Kota yang dipanggil Paris van Java ini. Berikut beberapa destinasi wisata budaya yang ada di Bandung.

Saung Angklung Udjo
Saung Angklung Udjo beralamat di Jl. Padasuka No.118, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, dibangun pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena atau juga dikenal sebagai Mang Udjo bersama dengan istrinya, Uum Sumiati, dengan tujuan melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda.

Memiliki sebutan lain Saung Angklung Mang Udjo,tempat wisata di bandung ini adalah satu-satunya tempat yang bisa dikatakan sebagai pioneer sekaligus menjadi pusat kesenian tradisional angklung yang menyajikan atraksi pagelaran memainkan Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu beserta dengan proses pembuatannya dalam satu kawasan wisata.

Saung Angklung Udjo mempunyai keunikan yakni suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik bambu.

Gedung Sate
Gedung Sate beralamat di Jl. Diponegoro No. 22, Bandung, Jawa Barat, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.

Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.

Gedung Sate telah menjadi salah satu tujuan obyek wisata di kota Bandung. Khusus wisatawan manca negara banyak dari mereka yang sengaja berkunjung karena memiliki keterkaitan emosi maupun history pada Gedung ini. Keterkaitan emosi dan history ini mungkin akan terasa lebih lengkap bila menaiki anak tangga satu per satu yang tersedia menuju menara Gedung Sate. Ada 6 tangga yang harus dilalui dengan masing-masing 10 anak tangga yang harus dinaiki.

Keindahan Gedung Sate dilengkapi dengan taman disekelilingnya yang terpelihara dengan baik, tidak heran bila taman ini diminati oleh masyarakat kota Bandung dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara. Keindahan taman ini sering dijadikan lokasi kegiatan yang bernuansakan kekeluargaan, lokasi shooting video klip musik baik artis lokal maupun artis nasional, lokasi foto keluarga atau foto diri bahkan foto pasangan pengantin.

Museum Geologi
                Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Beralamat di Jl. Diponegoro No.57, Cibeunying Kaler, Bandung, Jawa Barat. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.


                Museum ini sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850an oleh Dienst van het Mijnwezen,  yang berkedudukan di Bogor. Beragam koleksi batuan, mineral, meteorit, fosil dan artefak ada di museum ini. Kita dapat mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk, sejarah kehidupan  darimasa ke masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan manusia. Daya tarik utama koleksi Museum Geologi adalah fosil manusia purba Homo erectus, fosil gajah purba Stegodon trigonocephalus dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex yang hidup pada zaman kapur.

Selain mempunyai kebudayaan yang berupa kesenian, alat musik, bahasa, bela diri, dll. Juga mempunyai destinasi wisata, mulai dari wisata pendidikan, budaya, mistis, dll. Bandung juga menyimpan banyak makanan tradisional yang hingga saat ini masih banyak terdapat di Bandung, dan mudah dijumpai apabila datang berkunjung ke Bandung. Berikut beberapa makanan khas dari Bandung:

Surabi
Secara tradisional, surabi terbuat dari tepung beras yang disajiakn dengan kuah santan dan paduan saus gula merah. Jajanan ini dimasak di atas tungku arang atau kayu bakar. Surabi khas Bandung memilikio topping oncom. Namun, kini ada banyak varian lain yang bisa dinikmati sesuai selera kaum muda, seperti cokelat, keju, bahkan telur atau sosis ayam.


Colenak
Colenak merupakan singkatan dari “dicocol enak.” Makanan khas Bandung memang sering menggunakan singkatan-singkatan kreatif dan unik sehingga menarik yang mendengarnya. Colenak merupakan jajanan berupa singkong yang telah difermentasi (atau tape) yang dibakar. Makanan ini lalu dihidangkan dengan parutan kelapa dan saus gula merah.


Es Goyobod
Minuman tradisional Paris van Java ini berupa santan yang berisi olahan tepung sagu yang dipotong-potong kecil beserta kolang-kaling, ketan hitam, kelapa muda, tape dan alpukat. Minuman ini juga ditambah susu kental manis dan es serut untuk membuat rasanya makin nikmat. Karena segarnya, minuman ini paling pas menjadi pelepas dahaga pada siang hari yang terik atau pada saat berbuka puasa.




Batagor
Siapa yang tidak kenal batagor? Makanan khas Bandung ini berasal dari tahu yang diisi adonan yang mengandung tepung tapioka dan ikan tengiri. Tahu tersebut lalu digoreng, oleh karena itu dinamai batagor yang merupakan singkatan dari bakso tahu goreng.





Cilok dan Cireng
Inilah contoh lain makanan khas Bandung yang namanya merupakan singkatan-singkatan kreatif. Cilok atau aci dicolok adalah olahan tepung aci berbentuk bulat yang dibumbui dan direbus. Seperti bakso, cilok ditusuk dengan tusuk sate lalu disantap dengan bumbu kacang atau saus. Sedangkan cireng merupakan singkatan aci digoreng. Tak seperti cilok, makanan ini berasal dari tepung tapioka yang digoreng.

Selain makanan dan minuman diatas, masih banyak lagi kuliner khas tradisional asli Jawa Barat yang dapat dijumpai saat berkunjung ke Bandung.




3.      Penutup

Kebudayaan merupakan unsur yang tidak kalah penting didalam kehidupan manusia. Karena menjadi sebuah identitas, ciri khas, dan menjadi norma dalam kehidupan masyarakat sehari – hari. Begitu pula dengan pariwisata. Di Indonesia sendiri pariwisata kini sedang gencar – gencarnya digiatkan untuk menambah eksistensi Indonesia dan menjadi salah satu sektor  ekonomi yang banyak digandrungi. Hubungan keduanya antara Pariwisata dan Kebudayaan tidak bisa dipisahkan, karena Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang menopang jalannya dunia Pariwisata.

Bandung yang dikenal dengan nama Kota Kembang, Paris van Java, Bandung Lautan Api, dll, merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda.

Bandung memiliki suatu kebudayaan tersendiri yang di sebut dengan kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Karakter masyarakat sunda yaitu, ramah tamah (someah), murah senyum lemah lembut dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Disamping memiliki pribadi yang sopan dan santun.

Masyarakatnya pun mempunyai berbagai macam kebudayaan seperti yang sudah disebutkan diatas. Selain dapat menghibur, kebudayaan yang dimiliki oleh suku Sunda terbilang unik dan mempunyai identitas dan ciri khas tersendiri yang membuat ia berbeda dengan kebudayaan lain yang ada di Indonesia.

Bandung tidak hanya mempunyai banyak kebudayaan, namun juga destinasi wisata yang tersebar diseluruh wilayah Bandung. Selain destinasi, Bandung pun mempunyai beraneka ragam makanan khas yang tersebar di seluruh penjuru kota Bandung.

Banyak dari orang – orang yang datang ke Bandung hanya untuk menikmati Kebudayaan, makanan khas, destinasi wisata yang menyenangkan dan tujuan liburan lainnya.

Sebagai masyarakat Indonesia, hendaklah kita dapat menjaga seluruh kekayaan yang telah diberikan Allah SWT itu agar seluruh generasi yang akan datang dapat menikmati dan mengetahui betapa kayanya bumi kita. Tanah Air tercinta, Indonesia!!



Daftar Pustaka:
http://tempatwisatadibandung.info/saung-angklung-udjo/






Hans Muhammad Gymnastiar
4423143968
UJP A 2014
Universitas Negeri Jakarta

1 comment: