Thursday, December 31, 2015

WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO (tugas 3)


WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO


JEFTA KURNIAWAN
4423143913
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI USAHA JASA PARIWISATA
TAHUN 2014 (B)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO.

Adapun makalah dokumen perjalanan mengenai WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO. ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca mengenai WISATA BUDAYA & SEJARAH PONOROGO..














Jakarta, 20 November 2015




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL             ………………………………………………………..          i
KATA PENGANTAR           ………………………………………………………..          ii
DAFTAR ISI                          ………………………………………………………..          iii
BAB I PENDAHULUAN     ………………………………………………………..          iv
1.1 Latar Belakang                  ………………………………………………………..         
1.2 Tujuan Penulisan               …………………………………………..……………
BAB II PEMBAHASAN      ………………………………………………………..         
KESIMPULAN & SARAN   ………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA                        ……………………………………………………….. 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bayak nya tempat-tempat wisata lokal yang indah yang berada di Indonesia, wisata Indonesia adalah wisata yang biasa menjual wisata alam nya, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata sejarah dan lain-lain. Salah satu nya wisata yang berada di ponorogo jawa timur, dan disana kita bisa melihat wisata budaya, alam dan sejarah nya.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang wisata-wisata yang ada di ponorogo jawa timur, tentang wisata wisata tersebut saya akan menjelaskan wisata sejarah dan budaya secara detail dan lengkap, agar sang pembaca bisa mengetahui tengtang indah nya alam indonesia serta ilmu sejarah dan budaya nya terutama di daerah ponorogo.


                                          BAB II PEMBAHASAN      

Asal-usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden Bathoro KatongKyai MirahSelo Ajidan Joyodipo pada hari Jum'at saat bulan purnama, bertempat di tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah katongan sekarang). Dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan Pramana Raga yang akhirnya berubah menjadi Ponorogo.
Kabupaten ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa TimurIndonesia.Kabupaten ini terletak di sebelah barat dari provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah atau lebih tepatnya 200 km arah barat daya dari ibu kota provinsi Jawa Timur, Surabaya.
Kabupaten ini terletak di koordinat 111° 17’ - 111° 52’ BT dan 7° 49’ - 8° 20’ LS dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km
Pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo adalah 855.281 jiwa.
Kabupaten Ponorogo memiliki iklim  tropis  yang mengalami dua musim, 
Yaitu musiim kemarau dan penghujan.
Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan DesemberJanuari, dan Februari.
Curah hujan terendah terjadi pada bulan JuliAgustus, dan SeptemberSuhu di Kabupaten Ponorogo sepanjang tahun relatif sama dengan suhu rata-rata tertinggi 32.2 °C dan suhu rata-rata terendah 23.9 °C
Ponorogo berasal dari dua kata yaitu pramana dan raga. Pramana berarti daya kekuatan, rahasia hidup, sedangkan raga berarti badan, jasmani. Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa di balik badan manusia tersimpan suatu rahasia hidup (wadi) berupa olah batin yang mantap dan mapan berkaitan dengan pengendalian sifat-sifat amarah, aluwamah / lawamah, shufiah dan muthmainah.
Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap dan mapan akan menempatkan diri di manapun dan kapanpun berada. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa pono berarti melihat dan rogo berarti badan, raga, atau diri. Sehingga arti Ponorogo adalah "melihat diri sendiri" atau dalam kata lain disebut "mawas diri".
Untuk bahasa yang digunakan di Kabupaten Ponorogo adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, dan bahasa Jawa Madiun sebagai bahasa sehari-hari
Kabupaten Ponorogo juga dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog.
Dan tidak hanya kesenian saja ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantrenterutama yang terkenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di desa Gontor, kecamatan Mlarak.
Hari jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada tanggal 11 Agustus 1496Bathara Katong diwisuda/dinobatkan sebagai adipati pertama Kadipaten Ponorogo.
Pada tahun 1837, Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo. Semenjak tahun 1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Dan setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara yang berupa pesta rakyat, yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya ada Festival Reog NasionalPawai Lintas Sejarah,  Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.


SEJARAH PONOROGO

Menurut Babad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong sampai di wilayah Wengker. Pada saat itu Wengker dipimpin oleh Suryo Ngalam yang dikenal sebagai Ki Ageng Kutu.
Raden Katong lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di dusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti, Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun 1482 – 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikanKadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496, tanggal inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala berupa sepasang batu gilang yang terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam Batara Katong dan juga mengacu pada buku Hand book of Oriental History. Pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa gambar manusia yang bersemedi, pohon, burung garuda dan gajah. Candrasengkala memet ini menunjukkan angka tahun 1418 Saka atau tahun 1496 M. Sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu hari Minggu Pon, tanggal 1 Besar 1418 Saka bertepatan tanggal 11 Agustus 1496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan pada tanggal 30 April 1996 maka penetapan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRDKabupaten Ponorogo.
Dan sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun 1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.

Kepala Daerah

Berikut nama-nama bupati Ponorogo sejak 1944 hingga sekarang

R. Tjokrodiprodjo
R. Prajitno
R. Moehamad Mangoendipradja
R. Mahmoed
R.M. Harjogi
R. Dasoeki Prawirowasito
R. Soejoso
R. Soedono Soekirdjo
H. Soemadi
Drs. Soebarkah Poetro Hadiwirjo
Drs. R. Gatot Soemani
DR. H.M. Markum Singodimedjo
H. Muryanto, SH, MM
H. Muhadi Suyono, SH, MSi
Wikipedia/kepala daerah/28/12/15 pukul 12:00

Pariwisata & kesenian
https://ponorogopedia.files.wordpress.com/2010/01/peta-ponorogo1.jpg?w=300&h=213
 









Sungguh indah alam Indonesia ini terutama di daerah ponorogo, disana terdapat banyak tempat-tempt menarik untu di kunjungi, dengan alam nya yang bagus budaya nya yang masih terjaga serta warga nya yang masih mau menjaga lingkungan nya, jadi disana terdapat banyak wisata wiasata yang indah dan menarik untuk di kunjungi. Salah satu wisata yang ada di ponorogo jawa timur Kabupaten Ponorogo memiliki daya tarik wisata baik berupa objek dan budaya yang berkisar ± 30 daya tarik wisata. Bentuk objek tersebut ada 2 yaitu alam dan buatan. Meski masih merupakan daerah yang belum begitu berkembang, namun pariwisata Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik wisatawan baik lokal, nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Mari saya akan mejeaskan tengtang wisata-wisata yang yang sudah saya seutkan di atas tadi pertama ada wisata
.
·         Taman Wisata Ngembag
Taman Wisata Ngembag adalah taman wisata yang terletak di Kelurahan Ronowijayan Kecamatan Siman sekitar 3 km di sebelah timur dari pusat kota Ponorogo. Taman ini terdiri dari sumber air yang dilengkapi dengan taman bermain dan kolam renang anak. Sebelumnya Ngembag dikenal sebagai mata air yang tak terawat. Kemudian oleh Pemkab Ponorogo diubah sebagai taman kota yang dilengkapi dengan kolam renang anak dan juga beberapa permainan anak-anak.[21]
·         Air Terjun Pletuk
Air Terjun Pletuk atau juga dikenal dengan nama Coban Temu adalah air terjun yang terletak di Dusun Kranggan, Desa JurugKecamatan Sooko, sebelah tenggara dari pusat kota Ponorogo atau lebih tepatnya sebelah selatan dari Kecamatan Pulung. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 m dan berada di atas ketinggian 450 meter di atas laut. Kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan yang menjulang tinggi, dan ditumbuhi sejumlah tanaman.[22]
·           Gunung Bayangkaki
Gunung Bayangkaki adalah gunung yang tak aktif yang terletak di Ponorogo Jawa Timur, tepatnya di Desa TemonKecamatan Sawoo. Gunung Bayangkaki memiliki empat puncak, yakni Puncak Ijo (Gunung Ijo), Puncak Tuo (Gunung Tuo), Puncak Tumpak (Puncak Bayangkaki) dan Puncak Gentong (Gunung Gentong). Di balik indahnya alam dan kokohnya batu-batu besar yang menjulang, Bayangkaki memiliki berbagai keunikan dan masih diselimuti dengan mitos yang terus berkembang dalam masyarakat sampai sekarang. Salah satu mitos yang berkembang dalam masyarakat adalah ketika Puncak Gentong sudah terbakar tanpa sebab berarti musim penghujan akan segera tiba.[23]
·         Air Terjun Juruk Klenteng
Air terjun Juruk Klenteng atau air terjun Tumpuk adalah air terjun yang terletak di Desa TumpukKecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Air terjun ini berlokasi di perbatasan Ponorogo dan Trenggalek. Dinamakan air terjun Juruk Klenteng karena tempatnya yang menjuruk kedalam dihimpit dua tebing gunung bebatuan. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 45 meter ini. Pada ujung bawah air terjun terdapat sendang yang airnya terlihat hijau yang disebut kedung. Menurut mitos, kedung atau lubuk tersebut adalah tembusan ke laut selatan.[24]
·         Gua Lowo
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/98/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Archeologisch_onderzoek_van_de_grot_bij_Sampoeng_TMnr_10027583.jpg/240px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Archeologisch_onderzoek_van_de_grot_bij_Sampoeng_TMnr_10027583.jpg
Penggalian situs arkeologi di Gua Lowo, Sampung pada tahun 1929
Gua Lowo terletak di Kecamatan Sampung, sekitar 20 km dari pusat kota Ponorogo. Air terjun ini dinamakan Gua Lowo karena dihuni oleh banyak kelelawar. Kelelawar yang hidup di dalam gua ini bebas dan tidak mengganggu masyarakat setempat. Dalam gua ini juga ditemukan situs arkeologi yang memiliki nilai arkeologis tinggi. Lingkungan sekitar gua ini sangat alami dan dikelilingi oleh pepohonan dan batu-batuan.[25]
·         Hutan Wisata Kucur
Hutan wisata Kucur atau taman wisata Kucur adalah hutan wisata yang terletak di Kecamatan Badegan, sekitar 20 km ke barat. Ada sumber air (kucur) di tengah hutan jati yang juga berfungsi sebagai taman nasional dan tempat perkemahan. Selain itu, karena lokasinya yang strategis, yang terletak di antara jalan Jawa Timur dan Jawa Tengah, taman wisata Kucur sering menjadi tempat beristirahat oleh siapa saja yang melakukan perjalanan.
Air terjun Toyomarto
 




·         Air Terjun Toyomerto
Air terjun Toyomerto atau dikenal juga dengan sebutan air terjun Selorejo terletak di Dusun Toyomerto, Desa PupusKecamatan Ngebel, sekitar 35 km dari pusat kota. Akses ke air terjun ini medannya cukup sulit, menanjak penuh kelok dengan kanan kiri tebing curam dan membutuhkan kerja eksta untuk menuju ke sana. Namun hal itu dapat membawa pengalaman yang berbeda bagi para petualang.[27] Air terjun ini terdiri dari 2 tingkat air dalam satu aliran yang jatuh dari tebing batu. Masing-masing tingkatan memiliki ketinggian 25 hingga 30 meter. Untuk tingkat pertama dikenal dengan nama Air Terjun Selorejo Atas dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kedua. Untuk tingkat kedua dikenal dengan nama Air Terjun Selorejo Bawah. Pada Selorejo atas dindingnya dapat dipanjat.

https://ponorogopedia.files.wordpress.com/2010/01/ngebel-11.jpg?w=150&h=99
Telaga Ngebel Objek wisata ini berada di Kecamatan Ngebel yang terletak 24 Km ke arah timur laut Ponorogo. Telaga Ngebel berada di lereng Gunung Wilis dengan ketingian 734 meter dari permukaan laut dan suhu 22ºC – 32ºC. Luas permukaan telaga ini sekitar 1,5 Km, dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 Km. Kawasan ini memiliki panorama yang menakjubkan, udara yang sejuk dengan kondisi alam yang masih perawan yang menyimpan sejuta potensi untuk digali..
Gua Mingging Terletak di Kecamatan Sawoo, ± 20 Km dari pusat kota.
Air Terjun Platuk / Coban Temu,Terletak di Kecamatan Sooko, ± 30 Km dari pusat kota.
Buatan Manusia (museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreaksi, dan tempat hiburan)

Wisata Budaya
Reog Ponorogo
Reog Ponorogo, salah satu dari banyak nya kesenian di Ponorogo, Ponorogo memiliki banyak sekali kesenian daerah, salah satu yang terkenal adalah Reog. Seni Reog merupakan rangkaian tarian yang terdiri dari tarian pembukaan dan tarian inti. Tarian pembukaan biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi di mana seni reog ditampilkan.
Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.
Namun adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan.
Grebeg suro, Peristiwa ritual budaya yang sekaligus menjadi ajang pesta rakyat Ponorogo. Diadakan tiap menjelang bulan Suro, biasanya dimulai seminggu sebelum tanggal 1 Suro ditandai dengan aneka kegiatan lomba maupun pameran dan diakhiri dengan larungan di Telaga Ngebel. Berikut acara yang diselenggarakan setiap Perayaan Gerebeg Suro:
Festival Reog Ponorogo tingkat nasional, Festival ini diselenggarakan, selain mempertahankan budaya dan ciri khas Kabupaten Ponorogo juga sebagai pendongkrak jumlah wisatawan. Peserta yang turut memeriahkan HUT Kabupaten Ponorogo ialah daerah yang notabene jauh dari jawa, terutama Ponorogo, Jawa Timur.
Lintas Sejarah / Kirab Pusaka
Lintas Sejarah / Kirab Pusaka, ini dimaksudkan untuk mengenang perpindahan kadipaten atau pusat pemerintahan dari kediaman bathoro katong menuju kantor Kabupaten yang sekarang. Yang ikut serta dalam kirab sejarah adalah sesepuh Ponorogo yang membawa benda-benda pusaka, pemimpin daerah dan kepala dinas yang bertugas, serta Kakang Senduk yang mewakili Kabupaten Ponorogo sebagai Duta Wisata.
Festival Kakang Senduk, Acara ini digelar jauh hari sebelum Grebek suro. Merupakan suatu festival yang mencari calon duta wisata yang mampu mempromosikan dan menjaga hubungan dengan duta wisata lainnya sehingga tercipta keharmonisan masyarakatnya terutama di bidang Pariwisata.
Larung Saji
Larungan / Larung Sesaji, Larungan merupakan upacara persembahan sebagai ucapan rasa syukur dalam bentuk (melarung) mendorong tumpeng, makanan dan kurban ketengah telaga.
Gajah-gajahan, Kesenian ini berupa arak-arakan musik dan patung gajah. Di dalam patung gajah tersebut ada beberapa orang yang menggerakkan patung tersebut agar bisa berjalan. Di atasnya ada 2 orang anak. Kesenian ini banyak dipengaruhi oleh budaya Islam.
Odrot, Seni musik yang dipengaruhi oleh seni pertunjukkan Islam. Biasanya dipentaskan pada saat hajatan pernikahan atau sunatan.
Kongkil, Seni yang memadukan unsur tari dan musik tradisional. Kesenian ini biasanya dipentaskan kurang dari 10 orang penabuh gamelan dan penari. Dan kekhasannya adalah alat musiknya berupa bambu besar yang ditiup.
wayang
Wayang Kulit, Kesenian khas jawa ini selalu dipentaskan pada malam bulan purnama di Paseban Aloon-Aloon Kabupaten Ponorogo. Hal ini merupakan suatu bentuk pelestarian budaya jawa di Ponorogo.

WISATA BUAH-BUAHAN / ARGOL
Agrowisata Jeruk Keprok, Pulung, Kabupaten Ponorogo dikenal secara luas sebagai sentra produksi buah jeruk, khususnya Jeruk Keprok Pulung. Jeruk Keprok Pulung sudah mempunyai pasar yang baik di kota-kota besar di Pulau Jawa. Ini sebagai salah satu penopang kebutuhan keluarga dan bahkan juga sebagai sumber ekonomi keluarga.
Agrowisata Jeruk Sipon / Siem, Ponorogo, Jeruk Sipon (Siem Ponorogo) merupakan sekitar dari 40 % dari populasi jeruk di Kabupaten Ponorogo. Jeruk Sipon (Siem Ponorogo) banyak dibudidayakan petani pada wilayah dengan ketinggian antara 100 – 400 meter dari permukaan air laut, yaitu berada di Kecamatan Balong, Slahung, Jambon dan Sambit.
Ciri-ciri jeruk keprok siem Ponorogo atau yang dikenal dengan jeruk sipon antara lain rasa buah manis dan segar, keadaan permukaan kulit halus dan rata, kulit buah tipis, dan tingkat kekerasan buah lunak.


Agrowisata Durian dan Nangka, Agrowisata yang satu ini memang tidak begitu dikenal layaknya agrowisata lain, namun durian dari Kabupaten Ponorogo, khususnya Ngebel sangat tebal dan lezat. Sehingga banyak konsumen yang jauh-jauh datang dari luar daerah hanya untuk membeli buah Durian Ngebel. Namun sayangnya buah ini merupakan buah musiman, jadi memikili high season dan low season. Selain itu ada juga nangka.
·         Wikipedia.ponorogo.com/28/12/15 pukul 12:00
·         ponorogopedia.budaya-ponorogo.com/28/12/15 pukul 12:15
·         Sumber data: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo, di akses tgl 28/12/15 pukul 12:30
·         Sumber data : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, di akses tgl 28/12/15 pukul 12:30

Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Ponorogo dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Jawa Tengah. Beberapa budaya masyarakat Ponorogo adalah Larung Risalah Do'a, Grebeg Suro, dan Kirab pusaka. Masyarakat Ponorogo memiliki adat-istiadat yang sangat khas yaitu, becekan (suatu kegiatan dengan mendatangi dan memberikan bantuan berupa bahan makanan; beras, gula, dan sejenisnya kepada keluarga, tetangga atau kenalan yang memiliki hajat pernikahan atau khitanan) dan sejarah(silaturahim ke tetangga dan sanak saudara pada saat hari raya Idul Fitri yang biasanya dilakukan dengan mendatangi rumah orang yang berumur lebih tua).

·         Obyek wisata religius
Di Kabupaten Ponorogo terdapat dua jenis obyek wisata religius,
yaitu obyek wisata ziarah dan obyek wisata agama. Obyek wisataziarah di antaranya adalah Makam Bathara Katong di desa Desa Setono Kecamatan Jenangan dan Makam Gondoloyo di desa Desa Tanjungsari Kecamatan Jenangan.
Dan obyek wisata agama di antaranya adalah Mata Air Sendang Waluyo Jati yang merupakan tempat ibadah penganut Katolik, dengan sebuah Patung Maria di Desa Klepu Kecamatan Sooko dan Masjid Tegalsari yang dibangun abad XVII oleh Kyai Ageng Hasan Besari, berarsitektur Jawa dengan 36 tiang, serta kitab berusia 400 tahun yang ditulis Ronggo Warsito di Desa Tegalsari Kecamatan Jetis.

TRANSPORTASI SEDERHANA DAN ANGKUTAN PERKOTAAN

Mengenai banyak nya tempat wisata yang bagus dan indah, tentusaja pasti kita akan pergi berkunjung kesana untuk meliha wisata yang ada disana, dan disana pun masih menyediakan sarana transportasi lokal yang masih alami seperti dokar, becak, dan ojek sepeda. Tentu saja itu akan lebih asik untuk kita pakai berpergi menggunakan ojek sepeda ke tempat wisata terdekat.
Tetapi tidak luput juga dari moderenisasi disana juga di sediakan angkutan umum atau bus mini untuk yang ingin berpergian ke luar daerah.
Tidak hanya tempat wisata nya saja yang menarik, tetapi wisata kuliner nya juga cukup menggoda apalagi bila kita langsung mencicipinya di sana langsung, dan disana juga kita bisa membeli makanan ringan yang di jual untuk di bawa pulang ke rumah sebagai oleh-oleh. Salah satu jajanan yang bisa di daatkan disana adalah

WISTA KULINER

Sate Ponorogo merupakan salah satu jenis sate yang berasal dari daerah Ponorogo. Sate Ponorogo berbeda dengan Sate Madura. Perbedaannya adalah pada cara memotong dagingnya. Dagingnya tidak dipotong menyerupai dadu seperti sate ayam pada umumnya, melainkan disayat tipis panjang menyerupai fillet, sehingga selain lebih empuk, lemak pada dagingnya pun bisa disisihkan
Ukuran sate Ponorogo relatif lebih besar dengan irisan memanjang. Karena ukuran yang memanjang ini, satu tusuk sate Ponorogo biasanya hanya berisi satu atau dua potong daging. Perbedaan berikutnya adalah sate Ponorogo melalui proses perendaman bumbu (dibacem) agar bumbu meresap ke dalam daging. Selain sate, juga terdapat
pecel Ponorogo. Perbedaan pecel Ponorogo dengan pecel di daerah lainnya adalah bumbu kacangnya kental dan pedas serta mempunyai unsur rasa yang khas dengan aroma yang kuat. Sayur-sayurannya lengkap, tauge yang dipakai bukan berasal dari kacang hijau tetapi dari kedelai. Biasanya dilengkapi dengan petai cina (lamtoro) dan mentimun yang diiris kecil-kecil. Pecel Ponorogo juga dilengkapi dengan rempeyek atau tempe goreng.
Cara penyajiannya pun berbeda dengan pecel di daerah lain. Pecel ini disajikan dengan nasi lalu sayur dan disiram sambal, kemudian diberi sayur dan sambal lagi, lalu lalapan kemudian tempe goreng atau rempeyek.Terdapat juga minuman khas dari Ponorogo, yaitu
dawet Jabung. Dawet jabung mirip dengan es cendol, namun cendol yang dipakai terbuat dari tepung aren dan tanpa bahan pewarna, sehingga warnanya alami. Kuah dawetnya terdiri dari santan kelapa muda yang ditambah dengan gula aren dan sedikit garam. Biasanya ditambahkan tape ketan dan irisan buah nangka. Dawet ini disajikan dalam mangkok kecil dan ditambah dengan es batu. Dinamakan dawet Jabung, karena asal dari dawet ini berasal dari desa Jabung salah satu desa di kecamatan Mlarak kabupaten Ponorogo. Jajanan khas Ponorogo adalah
jenang Mirah. Dinamakan jenang Mirah karena pembuat jenang ini adalah ibu Mirah. Jenang Mirah berasal dari desa Josari. Merupakan makanan khas ponorogo yang dibuat dari beras ketan, gula kelapa dan santan buah kelapa, tanpa bahan pengawet. Jenang Mirah termasuk makanan basah karena hanya tahan satu minggu, kecuali dimasukkan ke dalam lemari es. Jenang Mirah sangat mudah ditemui di toko oleh-oleh khas Ponorogo. Selain jenang Mirah, Juga ada 
arak keling, yaitu jajanan khas dari desa Coper, Arak keling terbuat dari pati ketela pohon yang dicampur dengan telur lalu dibentuk seperti angka 8 dan digoreng sampai kering lalu diberi gula pasir yang direbus dahulu sampai kental hingga merata.
Dawet Jabung Ponorogo, tidak jauh berbeda dengan dawet yang lainnya seperti dawet ayu atau dawet gempol, dawet ini memakai gula aren sebagai pemanis. Isinya dibuat dari tepung kanji yang berwarna putih yang dibentuk seperti bola-bola berukuran sedang. Berbeda dengan dawet ayu yang menggunakan gula merah/gula jawa dan isinya berwarna hijau berukuran kecil.

·         Wikipedia.ponorogo.com/diakses/28/12/15 pukul 12:00
·         ponorogopedia.budaya-ponorogo.com/diakses/28/12/15 pukul 12:15

 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari semua bahan materi yang sudah saya berikan di atas, bahwa daerah ponorogo itu memang indah alam nya serta masih terjaga budaya nya karna memang itu salah satu kunci untuk membuka peluang usaha wisata di daerah tersebut dan juga untuk melestarikan nya mari kta jaga alam alam yang tumbuh subur disana, serta budaya nya harus tetap di pertahan kan ke aslian nya dan yang paling penting buat warga nya harus tetap menjaga lingkungan nya agar tetap bersih dan semua menjadi nyaman. 




DAFTAR PUSTAKA

·         https://ponorogopedia.wordpress.com/tag/budaya-ponorogo/diakses/28/12/15 pukul 12:15

·         https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ponorogo/diakses/28/12/15 pukul 12:15

·         Sumber data: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Ponorogo, diakses tgl 28/12/15 pukul 12:30.

·         Sumber data : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, diakses tgl 28/12/15 pukul 12:30.

·         serta dari pengetahua saya pribadi.