Monday, January 4, 2016

TUGAS 3_ Pariwisata Sejarah dan Budaya Indonesia

Menguak budaya di Desa Wisata Batubulan

Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya  panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini ilmiah tentang wisata budaya di desa wisata Batubulan Gianyar, Bali.
 tulisan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan tulisan ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan tulisan  ini.
   
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini.
   
Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini tentang desa wisata Batubulan Gianyar, Bali untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   
                                                                                      Jakarta,  01 januari 2016

   
                                                                                    
                                                                                                Penyusun








Ke bali tidak hanya berburu akan pantai yang menjadi surganya wisatawan yang datang tetapi  dibalik keindahan Bali yang tidak pernah asing di telinga kita karena hamparan keindahan alam serta buatan pun yang di minati wisatawan hingga mancanegara, ternyata ada ragam budaya yang tersimpan di Desa Wisata Batubulan, Gianyar, Bali. Mari kita simak dan silahkan berkunjung agar budaya ini bisa dilestarikan agar tidak punah di makan oleh zaman.
Desa Batubulan adalah  gerbang barat kabupaten Gianyar. Untuk mencapai desa Batubulan hanya 15 ~ 30 Menit atau 10 KM dari kota Denpasar dan 40~60 Menit (20 KM) dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Desa ini adalah pembuka aktivasi denyut pariwisata Bali tengah dan Bali timur  dengan ruote klasik sejak tempo dulu. selepas penat melewati bising ibu kota , maka desa Batubulan menyuguhkan kesegaran pikiran dengan nuansa peradaban seni budaya. Jajaran seni patung berderet sepanjang jalan protokol menyapa dalam keragaman bentuk pencitraan kehidupan yang bergaerah. Pagi hari masyarakat petani mengisi waktu hanya 3 sampai 4 jam untuk bergegas menuju stage barong yang tersebar di 5 tempat strategis desa. Antara Jam 9 hingga 10:30 Wita. Mereka ekpresikan dengan  menghibur hati wisatawan dari segala penjuru jagat. It is me. Seakan tidak lengkap bila hari-hari tanpa suguhan Tari Barong. Selepas itu krama Batubulan kembali bergulat menjelang jam istirahat siang sebagai pematung, pengrajin, bertani dan penuh napas kreativitas.
Asal-muasal Batubulan, konon, bermula dari cerita Dewa Agung Kalesan, seorang anak angkat Raja Badung yang setelah dewasa diberi kemurahan oleh Raja Badung untuk mendirikan istana di tengah hutan. Bersama para pengikutnya, Dewa Agung Kalesan kemudian berangkat menuju hutan di bagian timur Kerajaan Badung. Sesampainya di perbatasan hutan, Dewa Agung Kalesan melihat sebuah batu yang bercahaya seperti bulan. Tempat ini kemudian dinamakan batubulan, dan di tempat tersebut Dewa Agung Kalesan membangun istananya.
Desa Batubulan berekpresi tanpa henti menjadikanya mediasi kreatif kaum rural-urban ikut menjadi penikmat kue pariwisata berpadu dengan komunitas desa dalam aliran  denyut metropolitan kota Denpasar ibukota Provinsi Bali dalam jejaring ibu kota Gianyar, Bangli, Semarapura dan Amlapura. Aliansi bisnis beragam berkolaborasi dengan 16786 jiwa, 4572 kepala keluarga di area  seluas 6.422 KM persegi.
Kibaran bendera Desa Wisata Seni Budaya Batubulan bukan tanpa dinamika. Pada masa kemunculan gerakan Boedi Utomo di pulau jawa menggoyahkan imperialis yang di pulau Bali tidak begitu terasa oleh rakyatnya. Konservasi penjajahan belanda terhadap Bali menelurkan kreasi seni dan budaya yang menguat walaupun tanpa sadar transaksi jual beli dunia pariwisata dimulai dari sini. Alam bali tidak seperti pulau lainnya yang menyimpan harta karun mentah belimpah. Hanya keragaman budaya dan sedikit berbeda dari bumi nusantara. Batubulan menempatkan diri di hati  kaum imperialis dengan gaerah budaya yang mengubah logika mereka untuk menyelamatkan Bali. Tercatat tari-tarian sakral terekplorasi menjadi tontonan terkomodifikasi  dan pahatan berornamen gaya belanda mempengaruhi peradaban seni ukir  Batubulan. Ekpresi seni budaya terinovasi tanpa henti. Pembangunan pura puseh tahun 1946 menandakan pakem gaya architektur Bali asli menjadi alkulturasi budaya Hindu Budha karena daya imajinasi seniman Batubulan mengadopsi Candi Borobudur. Tanpa sketsa ataupun cetak biru, mereka hanya dengan melihat sekali saja kemegahan Candi Borobudur akhirnya terefleksi di pura Puseh Batubulan. Jaman pembangunan era ordo baru boleh dibilang menjadi jalan terang kejayaan Batubulan. Seni pertunjukan tari barong dan keris bergaung dengan denyut napas lega. Lahan parkir tempat pertunjukan selalu penuh bahkan meluber ke lapangan umum Desa. Pebisnis pariwisata yang sukses saat ini terhantarkan dari situ walau dimulai sebagi pedagang acung.  Segudang prestasi desa Batubulan didominasi oleh  membangun dalam kebersamaan terutama dalam bidang Budaya. Masyarakatnya mempunyai titel tanpa bangku kuliah karena profesionalisme dibangun mandiri mencitrakan keselarasan asli budaya Bali.
Batubulan berpredikat Desa Wisata (Seni Budaya), Desa Sadar Hukum, Desa Sadar Wisata , Desa dengan standard administrasi nasional ini menjaga lingkungan dengan kaum urban dengan kontrol kuat berbasis Banjar ( Pemerintahan satu tingkat di bawah Desa). Mengawasi pendatang dengan pendataan memastikan  mereka yang datang mempunyai  skil memadai dan melindungi hak-hak kedua pihak.  Saat krisis moneter dunia melanda, tidak  menggoyahkan ekonomi masyarakatnya walaupun lebih dari 3500 orang  profesionalis bidang pariwisata berasal dari sini. Profesi ganda membackup semua kemungkinan keterpurukan. Buktinya tidak banyak promosi yang dilakukan tetap saja transaksi perekonomian mengalir.
Pembangunan desa Batubulan berlandaskan Tri Hita Karana sudah sejak lama dilakukan dan bukti itu adalah semua bangunan tempat suci dibangun dan diperbaiki kwalitasnya dengan keswadayaan.  Dibidang palemahan terwujud dalam bentuk pembangunan kantor Perbekel yang representatif  dengan anggaran Rp. 1,6 Miyar ( tahun 2006) secara mandiri dengan tenaga architek lokal menampilkan keagungan maha karya berkwalitas prima sesuai harapan masyarakat.  Di sisi pawongan atau hubungan kemanusiaan tetap terjaga harmonis, ter-repleksi dalam perhelatan tahunan desa Batubulan yaitu Porseni ( Pekan Olah Raga dan Seni ) setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI, di  tahun 2012 adalah yang ke-34.
Keaneka ragaman kreasi maha karya seniman Batubulan disemua lini seni budaya mencirikan geniusitas kearifan lokal yang  terpadu dalam dimensi keagungan nusantara Indonesia ber-bhineka tunggal ika penuh kemuliaan,ciri bhakti kepada negeri Indonesia secara  universal.
Synergi Desa Seni Budaya dan Desa Wisata dengan keseimbangan kemajuan ekonomi kreatif, Sains mengantarkan desa Batubulan ke gerbang segi tiga emas ; Desa, Kota dan Negara Budaya. Kreatifitas tiada henti di filtrasi dengan spritual sehingga tidak tergerus peradaban menyimpang dari ideologi negara berpadu padan dengan kebijakan pemerintah selaras dengan tujuan Negara “gemah ripah loh jinawe.”
Pura Puseh Batubulan dan Special Event
Desa Batubulan mempunyai obyek wisata Pura Puseh yang mempunyai ciri khas . Bangunan pura Puseh Batubulan adalah Aalkulturasi Seni Hindu- Budha  dimana ornamen seni ukir dan architekturnya  mirip candi Budha dan hiasan patung Budha gaya bali menghiasi tembok- nya  selain patung Dewa Nawa Sanga, dibawah patung terpahat relief cerita tanri yang sarat filosofi kehidupan. Pura ini juga dikelilingi oleh kolam berhiaskan  bunga tunjung dan pohon jepun tua. Sangat eksentrik.
Travel Agent sering memanfaatkan area Pura ini untuk ” Bali Night” yaitu acara dinner group-group tertentu biasanya dari eropa dan masyarakat Batubulan mengambil bagian untuk mengisi dengan berbagai pertunjukan seni.
Budaya baru kartu undangan sekarang adalah praweeding. Pura ini menjadi salah satu pilihan obyel wisata photografi. Untuk menganbil gambar anda harus melapor kepada petugas.
Obyek Wisata Buatan.
Di Desa Batubulan Juga ada Taman Burung dan Taman Refftil yang terletak di utara desa berbatasan dengan Desa Singapadu. di taman burung ini menyimpan berbagai koleksi burung dan ada pertunjukan unggas untuk para pengunjungnya. Taman refftil yang bersebelahan dengan taman burung juga mempunyai aneka reftil yang mungkin belum pernah di lihat sebelumnya dari berbagai belahan Dunia.
Obyek Wisata Desa Wisata Pagutan Kelod
Desa Wisata Pagutan Kelod mempunyai paket yang sedikit berbeda dengan desa wisata seni budaya Batubulan. Desa Wisata Pagutan Kelod adalah salah satu bagian dari Desa Wisata Batubulan.
Disini para pengunjung akan dibawa kepada swasana kehidupan desa yang masih asli. Design rumah tinggal yang masih asli dengan tata letak bangunannya ( Sikut Satak ) yang di lestarikan. Selain belajar tentang tata ruang rumah adat Bali, anda juga dapat belajar megambel ( seni tabuh), ngigel (seni tari), majejaitan ( mengolah janur untuk upacara), nyacal ( membuat jajan upakara), bertani sawah dan aktifitas keseharian warganya.
Desa Batubulan merupakan daerah pariwisata dengan pertunjukkan seni budaya yaitu Tari Barongan, Tari Kecak dan juga Tari Legong.

Legong adalah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Arti kata Legong berasal dari kata "leg" artinya gerakan tari yang luwes (lentur) dan kata "gong" memiliki arti alat musik gamelan. Sehingga kata "Legong" memiliki arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh alat musik gamelan yang mengiringinya. Alat musik gamelan yang digunakan untuk mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Pada perkembangannya kemudian disebut Legong Kraton. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih dengan menampilkan Condong (penari tambahan) sebagai pembukaan tarian. Namun biasa juga tari Legong ini dibawakan satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu. Ciri khas tari Legong ini adalah pemakaian kipas para penarinya kecuali yang berperan sebagai Condong.

Tari Legong dahulu dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang sedang sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

Sesuai dengan sejarahnya, para penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong dan selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.

Beberapa jenis tari legong

Terdapat sekitar 18 tari legong yang dikembangkan di selatan Bali, seperti Gianyar (Saba, Bedulu, Pejeng, Peliatan), Badung (Binoh dan Kuta),Denpasar (Kelandis), dan Tabanan (Tista)

Legong Lasem (Kraton)
Tari Legong jenis ini yang paling populer. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem. Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini mengambil dasar dari cabang cerita Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan Kadiri.

Legong Jobog
Tarian ini dibawakan oleh sepasang legong. Dan kisah tarian legong jobog diambil dari kisah Ramayana, tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari ayahnya.

Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah dari persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.

Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.

Legong Sudarsana
Legong ini mengambil kisah cerita semacam sudarsana (Calonarang).

Beberapa daerah mempunyai legong yang khas. Di Desa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.
  1. Alat musik gamelan yang dipakai mengiringi tari Legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Lakon atau cerita yang biasa dipakai dalam Legong ini kebayakan bersumber pada:
  2. cerita Malat khususnya kisah Prabu Lasem,
  3. cerita Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa),
  4. Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Lingganya Siwa),
  5. Kuntul (kisah burung),
  6. Sudarsana (semacam Calonarang),
  7. Palayon,
  8. Chandrakanta dan lain sebagainya.

Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari:
  1. Papeson
  2. Pangawak
  3. Pengecet, dan
  4. Pakaad

Daerah-daerah yang memiliki tari Legong yang khas :

Didesa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang lain, dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari Legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.Daerah - daerah yang dianggap sebagai daerah sumber Legong di Bali adalah: Saba, Pejeng, Peliatan (Gianyar), Binoh dan Kuta (Badung), Kelandis (Denpasar), dan Tista (Tabanan).

Desa Batubulan adalah sebuah desa dalam ruang lingkup Kecamatan Sukawati Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Desa Batubulan pada awalnya terkenal sebagai suatu desa agraris yang kaya akan kesenian termasuk seni tari dan seni ukir. Struktur masyarakat dan kebudayaan agraris yang dijiwai oleh agama Hindu menjadi dasar dari kehidupan masyarakat Desa Batubulan. Citra Batubulan sebagai suatu desa seni kini makin diperkokoh dengan hadirnya Sekolah Menengah Kesenian di desa itu, yang mencakup Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dan Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMKI). Keterbukaan Desa Batubulan dalam perkembangan pariwisata yang ditunjang oleh keseniannya dan lokasi desa yang strategis, telah menumbuhkembangkan Desa Batubulan sebagai satu desa wisata yang berkembang pesat. Citra Batubulan sebagai desa wisata telah memiliki akar sejarah sejak masa sebelum kemerdekaan. Citra tersebut kini makin mantap baik pada tingkat Daerah, Nasional bahkan Internasional, dimana Batubulan telah sangat terkenal sebagai salah satu tujuan wisata budaya dengan pertunjukkan Tari Barong dan Kecak yang merupakan ciri khasnya.Lokasi Desa Batubulan sangat strategis, karena merupakan pintu gerbang ujung Barat Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar dan sekaligus sebagai terminal yang menghubungkan Kota Denpasar dengan wilayah Bali Timur. Desa Batubulan terletak pada jalur Denpasar-Gianyar kira-kira 10 km dari Denpasar dan 21 km dari Gianyar. Lokasi ini sangat strategis, mudah dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Jalan menuju Desa Batubulan merupakan jalan-jalan strategis dimana merupakan rute pariwisata.Wisata Tari Barong dan Kecak kini memang dianggap sebagai sebuah pilihan wisata budaya yang semakin menghidupkan kehidupan Desa Batubulan. Pertunjukan Tari Barong dan Kecak ini dilaksanakan pada jam berbeda, dimana pertunjukan tari barong dilaksanakan pada pagi hari sedangkan pertunjukan tari kecak dilaksanakan pada sore atau pun malam hari.Pertunjukan Tari Barong menceritakan kisah tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan, dimana Barong yang merupakan tokoh sentral adalah tokoh baik yang selalu mencoba dan berusaha melawan tokoh jahat yang diperankan Rangda. Pertunjukan Tari Barong ini juga mempertunjukan adegan-adegan yang memicu ketakutan yaitu adegan debus dimana terdapat beberapa orang yang telah diciprati air suci dan dikuasai oleh  makhluk halus menusukkan kerisnya ke dada. Sedangkan pertunjukan Tari Kecak umumnya menceritakan tentang kisah Ramayana yang menggambarkan tentang kehidupan di dunia.Pertunjukan Tari Barong umumnya dipertujukan satu kali saja di tiap-tiap tempat yang menawarkan pertunjukkan ini. Pertunjukan Tari Barong ini umumnya dipertunjukan dari mulai pukul 09.00 hinga 10.30. Terdapat empat tahap pertunjukan dimana sekali pertunjukan dapat menampung kurang lebih sebanyak 600 orang penonton. Sedangkan pertunjukan Tari Kecak yang dipertunjukan pada sore harinya juga umumnya dipertunjukkan satu kali saja dalam sehari yaitu pada jam 6 sore. Untuk menonton pertunjukkan Tari Barong atau Tari Kecak para wisatawan dikenakan biaya masuk berkisar Rp.50.000 hingga Rp.100.000 tergantung dari tempat dan asal wisatawan (domestik dan mancanegara). Para seniman – seniman Tari Barong dan Tari Kecak juga merupakan seniman lokal yang berasal dan tinggal di sekitar daerah Desa Batubulan dan sekitarnya. Seniman – seniman tersebut umumnya memiliki mata pencaharian utama sabagai petani atau pun berdagang. Beberapa tempat yang menawarkan wisata Barong and Kecak Dance adalah Barong and Kecak Dance Batubulan, Putra Barong, Barong and Kecak Dance Banjar Tegal Tamu.
Tari Barong

Batubulan menjadi terkenal karena apresiai seni tari dan juga seni pahatnya, terutama seni pahat patung, berdasarkan ciri khas bentuk patungnya, Batubulan mempunyai bentuk tersendiri hal ini terlihat jelas pada ukiran-ukiran ataupun ornamen terpahat pada bangunan suci, rumah, kantor, jembatan, hotel, restoran dan lain-lainnya yang mungkin kita tidak temukan di tempat lain. Hasil kerajinan patungnya banyak juga dibeli oleh daerah lain untuk keperluan hotel dan kantor, taman bahkan di ekspor ke luar negeri. Hasil karya seni ini, sangat membantu penduduk setempat, untuk bisa dipasarkan langsung bagi para pelancong.

foto Seni Pahat

Salah satu warisan nenek moyang di Indonesia, yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah Batik. Kerajinan Batik dikenal oleh dunia pertama kali, saat Bapak Presiden Soeharto menggunakannya pada Konferensi PBB. Salah satu Bali batik yang terkenal adalah batik Galuh Batubulan.

Sejarah Batik Galuh Bali

Indonesia sepertinya memang gudangnya kain batik mulai dari Pekalongan,Yogyakarta, Solo, bahkan Bali. Namun kota tersebut memiliki keunikan batik tersendiri yang membedakannya antara satu daerah dengan daerah lain, begitu juga Batik Galuh Batubulan Khas Bali ini. Paket tour Bali dengan segala kemudahan, fasilitas yang lengkap dan harganya yang terjangkau akan membawa anda menyusuri kemolekan pulau Dewata termasuk menuju Batik Galuh Batubulan.
Batik Galuh Batubulan memiliki daya pikat yang cukup menarik dengan sentuhan warna, corak dan kainnya yang unik dan nyaman digunakan. Art Shop ini memiliki bangunan yang cukup unik dengan sentuhan seni level tinggi yang dihiasi bunga yang berwarna warni dalam sebuah taman berarsitektur khas Bali yang berpadu dengan begitu sempurna. Di lokasi pusat kerajinan ini tidak hanya bermanfaat untuk memuaskan hasrat berbelanja namun juga untuk berfoto ria.
Batik Galuh Batubulan Bali didirikan sekitar tahun 1976 oleh Pande Ketut Krishna yang pada mulanya hanya diproduksi oleh Bapak Pande beserta kerabatnya menggunakan alat tenun bukan mesin dengan jumlah sekitar 5 buah. Dengan keinginan dan tekat yang kuat untuk maju membuat Batik Galuh Bali ini berkembang dengan begitu pesat hingga memiliki 32 buah alat tenun bukan mesin.
foto motif Batik Galuh

Art Shop Batik Galuh Batubulan ini senantiasa menjaga dan mengutamakan desain dan mutu dari produk yang di hasilkan. Sehingga tidak heran jika respon positif senantiasa diberikan oleh konsumen yang ditandai dengan ramainya pelanggan yang membanjiri art shop dari Batik Galuh khas Batubulan setiap harinya. Selain itu batik khas bali ini telah menembus pasar baik local bahkan mancanegara semisal Jepang, Amerika, Malaysia dan Eropa.
Terlebih produk ini telah divariasikan dalam bentuk yang unik seperti: kemeja batik pria dan wanita, batik pria, sandal bermotif batik, tas batik, kerajinan patung dan kayu bermotif batik, dan souvenir. Kesemua produk diatas berhiaskan Batik Galuh Batubulan yang indah, unik dan menarik.

Lokasi Batik Galuh Batubulan

Batik Galuh Batubulan berlokasi di kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Bali tepatnya di Jalan Raya Batubulan. Anda bisa mengunjungi lokasi tersebut memanfaatkan akomodasi andalan pulau Dewata salah satunya adalah jasa sewa mobil di Bali yang nyaman, terjangkau dan berfasilitas lengkap. Atau bisa juga memanfaatkan sewa bus di Bali, jika anda memulai perjalanan dari kota Denpasar maka anda bisa menuju lokasi tersebut dalam waktu sekitar 20 menit dan 40 menit jika anda memulai perjalanan dari Bandara Ngurah Rai.


Kesimpulan :
Desa Wisata Batubulan Gianyar, Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Pulau Bali yang memiliki daya tarik kesenian yang unik. Salah satu di antara sentra kesenian di kabupaten ini terletak di Desa Wisata Batubulan yang mempunyai pusat-pusat kesenian patung dan ukiran yang cukup kondang di kalangan turis domestik maupun mancanegara. Desa wisata ini juga dikenal sebagai tempat penyelenggaraan berbagai seni pertunjukan khas Bali, seperti Tari Legong. Tari Barong atau Tari Kecak. Terdapat souvenir yang sangat terkenal di daerah tersebut Batik Galuh Bali yang mempunyai keunikan gambar yang di hias dengan penuh warna. Ke Desa Wisata Batubulan Gianyar, Bali wajib di kunjungi karena mempunyai nilai budaya yang tinggi dari ragam seni tari dan hasil kerajinan tangan.

Daftar Pustaka :

 Nama : Cut Shella Desma

4423143929/UJP’A

10 comments:

  1. Wah ternyata di Gianyar, Bali ada desa wisata Batubulan yg terkenal dgn seni pahatnya, recommended bgt buat yg mau ke Gianyar Bali. Nice sharing

    ReplyDelete
  2. owwh jadi kalo ke bali pengen liat kesenian tarinya ke desa wisata batubalan yaa,, bisa batik juga lagii,,, menarik jugaa,,berangkat besoklahh :))

    ReplyDelete
  3. Good post, bagus niih buat para pencinta seni tradisional

    ReplyDelete
  4. pas gue baca info nya ternyata ada desa di gianyar bali yg terkenal dengan seni dan budaya nya pas lah buat org yg ingin ke bali mampir ke desa wisata ini

    ReplyDelete
  5. ternyata masih banyak tempat yang terkenal dengan seni dan budaya nya di Bali yang belum begitu diketahui orang banyak. Info yang bagus.

    ReplyDelete
  6. pengin liat wayangnya deh pasti seru dan menghibur

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Gak cuma pantainya aja yang perlu dikunjungin, kesenian2 gini boleh juga nih dikunjungin. Sayanglah kemarin ke Bali gak ke tempat begini.

    ReplyDelete
  10. The Casino Directory | JtmHub
    The Casino Directory deccasino is a complete gri-go.com directory for casino and 출장안마 sportsbook operators ford fusion titanium in Ireland and Portugal. https://jancasino.com/review/merit-casino/ Jtm's comprehensive directory provides you with more than 150

    ReplyDelete