Menguak budaya di Desa Wisata Batubulan
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini ilmiah tentang wisata
budaya di desa wisata Batubulan Gianyar, Bali.
tulisan ini telah saya susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar
pembuatan tulisan ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan tulisan ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini.
Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini tentang desa wisata Batubulan Gianyar, Bali untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 01 januari 2016
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini.
Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini tentang desa wisata Batubulan Gianyar, Bali untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 01 januari 2016
Penyusun
Ke bali tidak hanya berburu
akan pantai yang menjadi surganya wisatawan yang datang tetapi dibalik keindahan Bali yang tidak pernah
asing di telinga kita karena hamparan keindahan alam serta buatan pun yang di
minati wisatawan hingga mancanegara, ternyata ada ragam budaya yang tersimpan
di Desa Wisata Batubulan, Gianyar, Bali. Mari kita simak dan silahkan
berkunjung agar budaya ini bisa dilestarikan agar tidak punah di makan oleh
zaman.
Desa Batubulan adalah gerbang
barat kabupaten Gianyar. Untuk mencapai desa Batubulan hanya 15 ~ 30 Menit atau
10 KM dari kota Denpasar dan 40~60 Menit (20 KM) dari Bandara Internasional
Ngurah Rai. Desa ini adalah pembuka aktivasi denyut pariwisata Bali tengah dan
Bali timur dengan ruote klasik sejak tempo dulu. selepas penat melewati
bising ibu kota , maka desa Batubulan menyuguhkan kesegaran pikiran dengan nuansa
peradaban seni budaya. Jajaran seni patung berderet sepanjang jalan protokol
menyapa dalam keragaman bentuk pencitraan kehidupan yang bergaerah. Pagi hari
masyarakat petani mengisi waktu hanya 3 sampai 4 jam untuk bergegas menuju
stage barong yang tersebar di 5 tempat strategis desa. Antara Jam 9 hingga
10:30 Wita. Mereka ekpresikan dengan menghibur hati wisatawan dari segala
penjuru jagat. It is me. Seakan tidak lengkap bila hari-hari tanpa suguhan Tari
Barong. Selepas itu krama Batubulan kembali bergulat menjelang jam istirahat
siang sebagai pematung, pengrajin, bertani dan penuh napas kreativitas.
Asal-muasal Batubulan, konon, bermula dari cerita Dewa
Agung Kalesan, seorang anak angkat Raja Badung yang setelah dewasa diberi
kemurahan oleh Raja Badung untuk mendirikan istana di tengah hutan. Bersama
para pengikutnya, Dewa Agung Kalesan kemudian berangkat menuju hutan di bagian
timur Kerajaan Badung. Sesampainya di perbatasan hutan, Dewa Agung Kalesan
melihat sebuah batu yang bercahaya seperti bulan. Tempat ini kemudian dinamakan
batubulan, dan di tempat tersebut Dewa Agung Kalesan membangun
istananya.
Desa Batubulan berekpresi tanpa
henti menjadikanya mediasi kreatif kaum rural-urban ikut menjadi penikmat kue
pariwisata berpadu dengan komunitas desa dalam aliran denyut metropolitan
kota Denpasar ibukota Provinsi Bali dalam jejaring ibu kota Gianyar, Bangli,
Semarapura dan Amlapura. Aliansi bisnis beragam berkolaborasi dengan 16786
jiwa, 4572 kepala keluarga di area seluas 6.422 KM persegi.
Kibaran bendera Desa Wisata Seni
Budaya Batubulan bukan tanpa dinamika. Pada masa kemunculan gerakan Boedi Utomo
di pulau jawa menggoyahkan imperialis yang di pulau Bali tidak begitu terasa
oleh rakyatnya. Konservasi penjajahan belanda terhadap Bali menelurkan kreasi seni
dan budaya yang menguat walaupun tanpa sadar transaksi jual beli dunia
pariwisata dimulai dari sini. Alam bali tidak seperti pulau lainnya yang
menyimpan harta karun mentah belimpah. Hanya keragaman budaya dan sedikit
berbeda dari bumi nusantara. Batubulan menempatkan diri di hati kaum
imperialis dengan gaerah budaya yang mengubah logika mereka untuk menyelamatkan
Bali. Tercatat tari-tarian sakral terekplorasi menjadi tontonan terkomodifikasi
dan pahatan berornamen gaya belanda mempengaruhi peradaban seni ukir
Batubulan. Ekpresi seni budaya terinovasi tanpa henti. Pembangunan pura
puseh tahun 1946 menandakan pakem gaya architektur Bali asli menjadi
alkulturasi budaya Hindu Budha karena daya imajinasi seniman Batubulan
mengadopsi Candi Borobudur. Tanpa sketsa ataupun cetak biru, mereka hanya
dengan melihat sekali saja kemegahan Candi Borobudur akhirnya terefleksi di
pura Puseh Batubulan. Jaman pembangunan era ordo baru boleh dibilang menjadi
jalan terang kejayaan Batubulan. Seni pertunjukan tari barong dan keris
bergaung dengan denyut napas lega. Lahan parkir tempat pertunjukan selalu penuh
bahkan meluber ke lapangan umum Desa. Pebisnis pariwisata yang sukses saat ini
terhantarkan dari situ walau dimulai sebagi pedagang acung. Segudang
prestasi desa Batubulan didominasi oleh membangun dalam kebersamaan
terutama dalam bidang Budaya. Masyarakatnya mempunyai titel tanpa bangku kuliah
karena profesionalisme dibangun mandiri mencitrakan keselarasan asli budaya
Bali.
Batubulan berpredikat Desa Wisata
(Seni Budaya), Desa Sadar Hukum, Desa Sadar Wisata , Desa dengan standard
administrasi nasional ini menjaga lingkungan dengan kaum urban dengan kontrol
kuat berbasis Banjar ( Pemerintahan satu tingkat di bawah Desa). Mengawasi
pendatang dengan pendataan memastikan mereka yang datang mempunyai
skil memadai dan melindungi hak-hak kedua pihak. Saat krisis
moneter dunia melanda, tidak menggoyahkan ekonomi masyarakatnya walaupun
lebih dari 3500 orang profesionalis bidang pariwisata berasal dari sini.
Profesi ganda membackup semua kemungkinan keterpurukan. Buktinya tidak banyak
promosi yang dilakukan tetap saja transaksi perekonomian mengalir.
Pembangunan desa Batubulan
berlandaskan Tri Hita Karana sudah sejak lama dilakukan dan bukti itu adalah
semua bangunan tempat suci dibangun dan diperbaiki kwalitasnya dengan
keswadayaan. Dibidang palemahan terwujud dalam bentuk pembangunan kantor
Perbekel yang representatif dengan anggaran Rp. 1,6 Miyar ( tahun 2006)
secara mandiri dengan tenaga architek lokal menampilkan keagungan maha karya
berkwalitas prima sesuai harapan masyarakat. Di sisi pawongan atau
hubungan kemanusiaan tetap terjaga harmonis, ter-repleksi dalam perhelatan
tahunan desa Batubulan yaitu Porseni ( Pekan Olah Raga dan Seni ) setiap
peringatan HUT Kemerdekaan RI, di tahun 2012 adalah yang ke-34.
Keaneka ragaman kreasi maha karya
seniman Batubulan disemua lini seni budaya mencirikan geniusitas kearifan lokal
yang terpadu dalam dimensi keagungan nusantara Indonesia ber-bhineka
tunggal ika penuh kemuliaan,ciri bhakti kepada negeri Indonesia secara
universal.
Synergi Desa Seni Budaya dan Desa
Wisata dengan keseimbangan kemajuan ekonomi kreatif, Sains mengantarkan desa
Batubulan ke gerbang segi tiga emas ; Desa, Kota dan Negara Budaya. Kreatifitas
tiada henti di filtrasi dengan spritual sehingga tidak tergerus peradaban
menyimpang dari ideologi negara berpadu padan dengan kebijakan pemerintah
selaras dengan tujuan Negara “gemah ripah loh jinawe.”
Pura
Puseh Batubulan dan Special Event
Desa Batubulan mempunyai
obyek wisata Pura Puseh yang mempunyai ciri khas . Bangunan pura Puseh
Batubulan adalah Aalkulturasi Seni Hindu- Budha dimana ornamen seni ukir
dan architekturnya mirip candi Budha dan hiasan patung Budha gaya bali menghiasi
tembok- nya selain patung Dewa Nawa Sanga, dibawah patung terpahat relief
cerita tanri yang sarat filosofi kehidupan. Pura ini juga dikelilingi oleh
kolam berhiaskan bunga tunjung dan pohon jepun tua. Sangat eksentrik.
Travel Agent sering
memanfaatkan area Pura ini untuk ” Bali Night” yaitu acara dinner group-group
tertentu biasanya dari eropa dan masyarakat Batubulan mengambil bagian untuk
mengisi dengan berbagai pertunjukan seni.
Budaya baru kartu undangan
sekarang adalah praweeding. Pura ini menjadi salah satu pilihan obyel wisata
photografi. Untuk menganbil gambar anda harus melapor kepada petugas.
Obyek Wisata Buatan.
Di Desa Batubulan Juga ada
Taman Burung dan Taman Refftil yang terletak di utara desa berbatasan dengan
Desa Singapadu. di taman burung ini menyimpan berbagai koleksi burung dan ada
pertunjukan unggas untuk para pengunjungnya. Taman refftil yang bersebelahan
dengan taman burung juga mempunyai aneka reftil yang mungkin belum pernah di
lihat sebelumnya dari berbagai belahan Dunia.
Obyek Wisata Desa Wisata
Pagutan Kelod
Desa Wisata Pagutan Kelod mempunyai
paket yang sedikit berbeda dengan desa wisata seni budaya Batubulan. Desa
Wisata Pagutan Kelod adalah salah satu bagian dari Desa Wisata Batubulan.
Disini para pengunjung akan
dibawa kepada swasana kehidupan desa yang masih asli. Design rumah tinggal yang
masih asli dengan tata letak bangunannya ( Sikut Satak ) yang di lestarikan.
Selain belajar tentang tata ruang rumah adat Bali, anda juga dapat belajar
megambel ( seni tabuh), ngigel (seni tari), majejaitan ( mengolah janur untuk
upacara), nyacal ( membuat jajan upakara), bertani sawah dan aktifitas
keseharian warganya.
Desa Batubulan merupakan daerah pariwisata dengan pertunjukkan seni budaya
yaitu Tari Barongan, Tari Kecak dan juga Tari Legong.
Legong adalah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang
sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon
merupakan pengaruh dari gambuh. Arti kata Legong berasal dari kata
"leg" artinya gerakan tari yang luwes (lentur) dan kata
"gong" memiliki arti alat musik gamelan. Sehingga kata
"Legong" memiliki arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya)
oleh alat musik gamelan yang mengiringinya. Alat musik gamelan yang digunakan
untuk mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Pada perkembangannya kemudian disebut Legong Kraton. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih dengan menampilkan Condong (penari tambahan) sebagai pembukaan tarian. Namun biasa juga tari Legong ini dibawakan satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu. Ciri khas tari Legong ini adalah pemakaian kipas para penarinya kecuali yang berperan sebagai Condong.
Tari Legong dahulu dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad
ke-19 paruh kedua. Idenya diawali dari seorang pangeran
dari Sukawati yang sedang sakit keras bermimpi melihat dua gadis
menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang
pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian
dengan gamelan lengkap.
Sesuai dengan sejarahnya, para penari legong yang baku adalah dua orang
gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan
purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong dan selalu
dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong
terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi
dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri
dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Beberapa jenis tari legong
Terdapat sekitar 18 tari legong yang dikembangkan di selatan Bali,
seperti Gianyar (Saba, Bedulu, Pejeng,
Peliatan), Badung (Binoh dan Kuta),Denpasar (Kelandis),
dan Tabanan (Tista)
Legong Lasem (Kraton)
Tari Legong jenis ini yang paling populer. Tari ini dikembangkan di
Peliatan. Tarian yang baku ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong.
Condong tampil pertama kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong
lasem. Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini
mengambil dasar dari cabang cerita Panji (abad ke-12 dan ke-13,
masa Kerajaan Kadiri.
Legong Jobog
Tarian ini dibawakan oleh sepasang legong. Dan kisah tarian legong jobog
diambil dari kisah Ramayana, tentang persaingan dua
bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang
memperebutkan ajimat dari ayahnya.
Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah dari persaingan Dewa Brahma dan
Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.
Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik
bercengkerama.
Legong Sudarsana
Legong ini mengambil kisah cerita semacam sudarsana (Calonarang).
Beberapa daerah mempunyai legong yang khas. Di Desa Tista (Tabanan)
terdapat jenis Legong yang dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung
(Ketewel) terdapat juga tari legong yang memakai topeng dinamakan
Sanghyang Legong atau Topeng Legong.
- Alat
musik gamelan yang dipakai mengiringi tari Legong dinamakan Gamelan
Semar Pagulingan. Lakon atau cerita yang biasa dipakai dalam Legong ini
kebayakan bersumber pada:
- cerita
Malat khususnya kisah Prabu Lasem,
- cerita
Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa),
- Legod
Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Lingganya
Siwa),
- Kuntul
(kisah burung),
- Sudarsana
(semacam Calonarang),
- Palayon,
- Chandrakanta
dan lain sebagainya.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari:
- Papeson
- Pangawak
- Pengecet,
dan
- Pakaad
Daerah-daerah yang memiliki tari Legong yang khas :
Didesa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang lain,
dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung (Ketewel)
terdapat juga tari Legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng
Legong.Daerah - daerah yang dianggap sebagai daerah sumber Legong di Bali
adalah: Saba, Pejeng, Peliatan (Gianyar), Binoh dan Kuta (Badung), Kelandis
(Denpasar), dan Tista (Tabanan).
Desa Batubulan adalah sebuah desa dalam ruang lingkup Kecamatan Sukawati
Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Desa
Batubulan pada awalnya terkenal sebagai suatu desa agraris yang kaya akan
kesenian termasuk seni tari dan seni ukir. Struktur masyarakat dan kebudayaan
agraris yang dijiwai oleh agama Hindu menjadi dasar dari kehidupan masyarakat
Desa Batubulan. Citra Batubulan sebagai suatu desa seni kini makin diperkokoh
dengan hadirnya Sekolah Menengah Kesenian di desa itu, yang mencakup Sekolah
Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dan
Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMKI). Keterbukaan Desa Batubulan dalam
perkembangan pariwisata yang ditunjang oleh keseniannya dan lokasi desa yang
strategis, telah menumbuhkembangkan Desa Batubulan sebagai satu desa wisata
yang berkembang pesat. Citra Batubulan sebagai desa wisata telah memiliki akar
sejarah sejak masa sebelum kemerdekaan. Citra tersebut kini makin mantap baik
pada tingkat Daerah, Nasional bahkan Internasional, dimana Batubulan telah
sangat terkenal sebagai salah satu tujuan wisata budaya dengan pertunjukkan
Tari Barong dan Kecak yang merupakan ciri khasnya.Lokasi Desa Batubulan sangat
strategis, karena merupakan pintu gerbang ujung Barat Kabupaten Daerah Tingkat
II Gianyar dan sekaligus sebagai terminal yang menghubungkan Kota Denpasar
dengan wilayah Bali Timur. Desa Batubulan terletak pada jalur Denpasar-Gianyar
kira-kira 10 km dari Denpasar dan 21 km dari Gianyar. Lokasi ini sangat
strategis, mudah dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Jalan menuju
Desa Batubulan merupakan jalan-jalan strategis dimana merupakan rute
pariwisata.Wisata Tari Barong dan Kecak kini memang dianggap sebagai sebuah
pilihan wisata budaya yang semakin menghidupkan kehidupan Desa Batubulan.
Pertunjukan Tari Barong dan Kecak ini dilaksanakan pada jam berbeda, dimana
pertunjukan tari barong dilaksanakan pada pagi hari sedangkan pertunjukan tari
kecak dilaksanakan pada sore atau pun malam hari.Pertunjukan Tari Barong
menceritakan kisah tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan,
dimana Barong yang merupakan tokoh sentral adalah tokoh baik yang selalu
mencoba dan berusaha melawan tokoh jahat yang diperankan Rangda. Pertunjukan
Tari Barong ini juga mempertunjukan adegan-adegan yang memicu ketakutan yaitu
adegan debus dimana terdapat beberapa orang yang telah diciprati air suci dan
dikuasai oleh makhluk halus menusukkan kerisnya ke dada. Sedangkan
pertunjukan Tari Kecak umumnya menceritakan tentang kisah Ramayana yang
menggambarkan tentang kehidupan di dunia.Pertunjukan Tari Barong umumnya
dipertujukan satu kali saja di tiap-tiap tempat yang menawarkan pertunjukkan
ini. Pertunjukan Tari Barong ini umumnya dipertunjukan dari mulai pukul 09.00
hinga 10.30. Terdapat empat tahap pertunjukan dimana sekali pertunjukan dapat
menampung kurang lebih sebanyak 600 orang penonton. Sedangkan pertunjukan Tari
Kecak yang dipertunjukan pada sore harinya juga umumnya dipertunjukkan satu
kali saja dalam sehari yaitu pada jam 6 sore. Untuk menonton pertunjukkan Tari
Barong atau Tari Kecak para wisatawan dikenakan biaya masuk berkisar Rp.50.000
hingga Rp.100.000 tergantung dari tempat dan asal wisatawan (domestik dan
mancanegara). Para seniman – seniman Tari Barong dan Tari Kecak juga merupakan
seniman lokal yang berasal dan tinggal di sekitar daerah Desa Batubulan dan
sekitarnya. Seniman – seniman tersebut umumnya memiliki mata pencaharian utama
sabagai petani atau pun berdagang. Beberapa tempat yang menawarkan wisata
Barong and Kecak Dance adalah Barong and Kecak Dance Batubulan, Putra Barong,
Barong and Kecak Dance Banjar Tegal Tamu.
Tari Barong
Batubulan menjadi terkenal karena apresiai seni tari
dan juga seni pahatnya, terutama seni pahat patung, berdasarkan ciri khas
bentuk patungnya, Batubulan mempunyai bentuk tersendiri hal ini terlihat jelas
pada ukiran-ukiran ataupun ornamen terpahat pada bangunan suci, rumah, kantor,
jembatan, hotel, restoran dan lain-lainnya yang mungkin kita tidak temukan di
tempat lain. Hasil kerajinan patungnya banyak juga dibeli oleh daerah lain
untuk keperluan hotel dan kantor, taman bahkan di ekspor ke luar negeri. Hasil
karya seni ini, sangat membantu penduduk setempat, untuk bisa dipasarkan
langsung bagi para pelancong.
foto Seni Pahat
Salah satu warisan nenek moyang di
Indonesia, yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah Batik. Kerajinan
Batik dikenal oleh dunia pertama kali, saat Bapak Presiden Soeharto
menggunakannya pada Konferensi PBB. Salah satu Bali batik yang terkenal adalah batik Galuh
Batubulan.
Sejarah
Batik Galuh Bali
Indonesia sepertinya memang
gudangnya kain batik mulai dari Pekalongan,Yogyakarta, Solo, bahkan Bali. Namun
kota tersebut memiliki keunikan batik tersendiri yang membedakannya antara satu
daerah dengan daerah lain, begitu juga Batik Galuh Batubulan Khas Bali ini.
Paket tour Bali dengan segala kemudahan, fasilitas yang lengkap dan harganya
yang terjangkau akan membawa anda menyusuri kemolekan pulau Dewata termasuk
menuju Batik Galuh Batubulan.
Batik Galuh Batubulan memiliki daya
pikat yang cukup menarik dengan sentuhan warna, corak dan kainnya yang unik dan
nyaman digunakan. Art Shop ini memiliki bangunan yang cukup unik dengan
sentuhan seni level tinggi yang dihiasi bunga yang berwarna warni dalam sebuah
taman berarsitektur khas Bali yang berpadu dengan begitu sempurna. Di lokasi
pusat kerajinan ini tidak hanya bermanfaat untuk memuaskan hasrat berbelanja
namun juga untuk berfoto ria.
Batik Galuh Batubulan Bali
didirikan sekitar tahun 1976 oleh Pande Ketut Krishna yang pada mulanya hanya
diproduksi oleh Bapak Pande beserta kerabatnya menggunakan alat tenun bukan
mesin dengan jumlah sekitar 5 buah. Dengan keinginan dan tekat yang kuat untuk
maju membuat Batik Galuh Bali ini berkembang dengan begitu pesat
hingga memiliki 32 buah alat tenun bukan mesin.
foto motif Batik Galuh
Art Shop Batik Galuh
Batubulan ini senantiasa menjaga dan mengutamakan desain dan mutu dari
produk yang di hasilkan. Sehingga tidak heran jika respon positif senantiasa
diberikan oleh konsumen yang ditandai dengan ramainya pelanggan yang membanjiri
art shop dari Batik Galuh khas Batubulan setiap harinya. Selain itu batik khas
bali ini telah menembus pasar baik local bahkan mancanegara semisal Jepang,
Amerika, Malaysia dan Eropa.
Terlebih produk ini telah
divariasikan dalam bentuk yang unik seperti: kemeja batik pria dan wanita,
batik pria, sandal bermotif batik, tas batik, kerajinan patung dan kayu
bermotif batik, dan souvenir. Kesemua produk diatas berhiaskan Batik Galuh
Batubulan yang indah, unik dan menarik.
Lokasi
Batik Galuh Batubulan
Batik Galuh Batubulan berlokasi di
kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Bali tepatnya di Jalan Raya Batubulan.
Anda bisa mengunjungi lokasi tersebut memanfaatkan akomodasi andalan pulau
Dewata salah satunya adalah jasa sewa mobil di Bali yang nyaman, terjangkau dan
berfasilitas lengkap. Atau bisa juga memanfaatkan sewa bus di Bali, jika anda
memulai perjalanan dari kota Denpasar maka anda bisa menuju lokasi tersebut
dalam waktu sekitar 20 menit dan 40 menit jika anda memulai perjalanan dari
Bandara Ngurah Rai.
Kesimpulan :
Desa Wisata
Batubulan Gianyar, Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Pulau Bali
yang memiliki daya tarik kesenian yang unik. Salah satu di antara sentra
kesenian di kabupaten ini terletak di Desa Wisata Batubulan yang mempunyai
pusat-pusat kesenian patung dan ukiran yang cukup kondang di kalangan turis
domestik maupun mancanegara. Desa wisata ini juga dikenal sebagai tempat
penyelenggaraan berbagai seni pertunjukan khas Bali, seperti Tari Legong. Tari
Barong atau Tari Kecak. Terdapat souvenir yang sangat terkenal di daerah
tersebut Batik Galuh Bali yang mempunyai keunikan gambar yang di hias dengan
penuh warna. Ke Desa Wisata Batubulan Gianyar, Bali wajib di kunjungi karena
mempunyai nilai budaya yang tinggi dari ragam seni tari dan hasil kerajinan
tangan.
Daftar Pustaka :
Nama : Cut Shella Desma
4423143929/UJP’A
Wah ternyata di Gianyar, Bali ada desa wisata Batubulan yg terkenal dgn seni pahatnya, recommended bgt buat yg mau ke Gianyar Bali. Nice sharing
ReplyDeleteowwh jadi kalo ke bali pengen liat kesenian tarinya ke desa wisata batubalan yaa,, bisa batik juga lagii,,, menarik jugaa,,berangkat besoklahh :))
ReplyDeleteGood post, bagus niih buat para pencinta seni tradisional
ReplyDeletepas gue baca info nya ternyata ada desa di gianyar bali yg terkenal dengan seni dan budaya nya pas lah buat org yg ingin ke bali mampir ke desa wisata ini
ReplyDeleteternyata masih banyak tempat yang terkenal dengan seni dan budaya nya di Bali yang belum begitu diketahui orang banyak. Info yang bagus.
ReplyDeletepengin liat wayangnya deh pasti seru dan menghibur
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGak cuma pantainya aja yang perlu dikunjungin, kesenian2 gini boleh juga nih dikunjungin. Sayanglah kemarin ke Bali gak ke tempat begini.
ReplyDeleteThe Casino Directory | JtmHub
ReplyDeleteThe Casino Directory deccasino is a complete gri-go.com directory for casino and 출장안마 sportsbook operators ford fusion titanium in Ireland and Portugal. https://jancasino.com/review/merit-casino/ Jtm's comprehensive directory provides you with more than 150