Borobudur adalah
sebuah candi Buddha yang
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah, Indonesia.
Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di
sebelah barat daya Semarang,
86 km di sebelah barat Surakarta,
dan 40 km di sebelah barat lautYogyakarta.
Candi berbentuk stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an
Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu
monumen Buddha terbesar di dunia.
Candi Borobodur adalah
monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari
Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum
Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
Lembaga internasional
dari PBB yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah
satu monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang
apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya
merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta
setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak
pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat
peziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur
menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban
manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta
karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.
Borobudur
terdiri dari 1460 panel relief dan 504 stupa namun sebenarnya masih ada 160
panel yang sengaja ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra
Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan
bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan
sudah sangat rusak.
Candi Borobudur
dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000
meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2
km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang
yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan
cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari
dahi hingga dasar dagu.
Berdasarkan
prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan
pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama
Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa
itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Nama
Borobudur
Banyak sumber
yang menyatakan tentang arti nama dari Borrobudur sendiri salah satunya
adalah yang berasal dari kata Sambharabhudhara , yaitu artinya “gunung” (bhudara) di mana di
lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi
rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan “para
Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain
ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”.
Kata bara konon berasal dari katavihara, sementara ada pula
penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang
artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”,
atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi maksudnya
ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.
Bentuk Candi Borobudur itu berbentuk punden berundak
dimana bentuknya berundak-undak atau bertingkat dengan 6 tingkat berbentuk
bujur sangkar dan 3 tingkat lain nya berbentuk lingkaran dan terdapat stupa
yang tersebar di setiap tingkatnya. Borobudur yang bertingkat sepuluh
menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab,
Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk
mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.
Arsitektur
Candi Borobudur
memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3
tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di
setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain
stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat
menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus
dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Struktur
Borobudur bila kita potret dari atas membentuk struktur mandala yang
menggambarkan kosmologi budha dan cara berfikir manusia.
Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga
ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi
Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi
pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang
liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini
disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya
masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini
berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh
Candi Borobudur.
Bangunan raksasa ini
hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42
meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu
ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur
berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira
sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar
Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola
seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.
Sedangkan relief mulai
dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief
terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda.
Relief ini dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu
cerita yang cara membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah
timur. Hal ini menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap
timur seperti umumnya candi Buddha lainnya.
Struktur
Candi Borobudur
Bagian kaki Borobudur
melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai olehkama atau
“nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang
diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup
struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian
kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat
relief pada bagian ini.
Empat lantai dengan
dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya
berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri
dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini
melambangkanalam antara yakni, antara alam bawah dan alam
atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk
dinding di atas ballustrade atau selasar.
Mulai
lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini
dinamakanArupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah
lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana
manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun
belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang
ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu
masih tampak samar-samar.
Tingkatan
tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang
terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam
stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau
disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha,
padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa
utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman
dahulu.
Di masa lalu, beberapa
patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa
batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand,
Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896
sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.
Borobudur tidak
memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah
lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi
dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat
Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah
kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga
merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk
arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.
Struktur
Candi Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan system
interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.
Secara runtutan, maka cerita pada relief candi
secara singkat bermakna sebagai berikut :
Kharmawibangga
Sesuai dengan makna
simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung
tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan
cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang
mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran
terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya,
tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan
penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir – hidup – mati (samsara)
yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan
diakhiri untuk menuju kesempurnaan.
Merupakan penggambaran
riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat
yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan
berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini
berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief
sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut
menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk
menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha.
Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai
Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri
Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan
wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda
Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti “hukum”, sedangkan
dharma dilambangkan sebagai roda.
Jataka
dan Awadana
Jataka adalah cerita
tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya
merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa
dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik
merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Sedangkan Awadana, pada
dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang
Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab
Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau
seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana,
diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa
dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah
Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup
dalam abad ke-4 Masehi.
Gandawyuha
Merupakan deretan
relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa
mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran
Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab
suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
Tahap
Pembangunan Borobudur
- Ø Tahap pertama, Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
- Ø Tahap kedua, Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
- Ø Tahap ketiga, Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.
- Ø Tahap keempat. Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.
Perayaan
waisak di Borobudur
Setiap
tahun pada bulan purnama penuh pada bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat),
umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi Borobudur. Waisak
diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika Siddharta Gautama
memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga
peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak. Upacara Waisak dipusatkan
pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon
dan berakhir di Candi Borobudur.
Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak
bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu,
Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut
kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada puncak
gunung di bagian selatan.
Kegiatan
Sebenarnya ada relief
Karmawibhangga yang tertimbun di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang
mengikuti hawa nafsunya, seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa.
Bahkan ada juga adegan-adegan seks dalam berbagai posisi. Sejumlah pendapat
menyebutkan bahwa relief tersebut ditimbun karena dianggap kurang pantas
dipertontonkan tetapi ada pula yang berpendapat penutupan ini semata-mata demi
kestabilan posisi candi agar tidak amblas.
Tahun 1885, arkeolog JW
Yzerman sempat mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan
tahun 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise
aslinya disimpan di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik
Pemerintah Belanda sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto
tersebut.
Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang tertutup
itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per
satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu dikembalikan lagi ke
posisi semula. Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tidak
bisa dilihat. Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka diduga
karena proses penutupan kembali yang tak sempurna.
Bila Anda telah mencapai puncak candi
maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas Borobudur
Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol kesempurnaan.
Selama Anda di bagian puncaknya, nikmatilah pemandangan gunung yang hijau dan
lebat di sekitarnya, dan rasakanlah hembusan angin yang lembut. Anda bebas
untuk mengambil sebanyak mungkin objek foto indah yang Anda inginkan.
Kepercayaan
masyarakat lokal menyebutkan bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan
memiliki satu keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan
menyentuh sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud.
Hal
menarik lainnya dari Borobudur adalah bukit Manoreh di selatan. Jika Anda
melihatnya dengan seksama nampak garis kontur bukit-bukit berbentuk seperti
orang tidur seolah Borobudur tampak berdiri tegak di samping "orang
tidur".
Candi Borobudur memiliki 100 talang
air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air
sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir
melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
Museum Samudera Raksa akan
memberitahu Anda tentang sejarah perdagangan Indonesia dan Afrika di zaman kuno
dan bagaimana upaya modern untuk menciptakan kembali rute perjalanan ini.
Di Museum Karmawibhangga tersedia
sumber informasi lengkap tentang tempat megah ini.
Saat
Anda berwisata ke Candi Borobudur, kali ini mengapa tidak untuk mengejar keindahan Matahari terbitnya.
Lokasi
dan Fasilitas
Candi Borobudur
terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 40
km sebelah barat laut Jogjakarta, 7 km arah selatan Kota Magelang, dan 100 km
sebelah barat daya Semarang. Kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan
fasilitas dan akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/penginapan, restoran/rumah
makan, toko-toko cinderamata yang sangat komplit, pom bensin, dan sarana
komunikasi, seperti wartel dan warnet. Di sekitar Candi Borobudur, juga banyak
andong (sejenis kereta kuda) yang bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan di
sekitar kompleks candi. Sedangkan di dalam kompleks candi, juga terdapat kereta
bermesin jika kita capek atau malas berjalan sampai ke bangunan candi. Di dalam
kompleks Candi Borobudur juga terdapat museum-museum yang sangat menarik untuk
dikunjungi.
Akses
Dari Jakarta – Candi Borobudur
Menggunakan
Kendaraan Pribadi
Via Pantura
Jakarta > Tol
Jakarta-Cikampek > Cikampek > Jati Barang > Palimanan > Tol
Palimanan-Kanci > Tol kanci – pejagan > Brebes >Tegal > Pekalongan
>Weleri > Magelang > Borobudur
Via Selatan
Jakarta > Tol Jakarta-Cikampek
> Tol pubalenyi > Cilenyi > Rancaengkek > Nagreg >Limbangan >
Malangbong > Ciawi > Cihaurbeuti > Ciamis > Banjar >Majenang
>Karangpucung >Wangon > Kebumen >Kutuarjo >purworejo
>Borobudur
Menggunakan
Kendaraan umum
Menggunakan Pesawat
- Naiklah pesawat tujuan Bandara Adisucipto dari Bandara Soekarno Hatta
- Lalu dari Bandara Adisucipto naik Tranjogja ke terminal giwangan atau naik bus damri jurusan magelang turun di pertigaan Borobudur
- Dari situ naik bus jurusan Giwangan-Borobudur lalu turun di Pintu gerbang Candi Borobudur.
Menggunakan Kereta
(eksekutif – Bisnis)
- Dari stasiun di Jakarta turun di Stasiun Tugu
- Dari stasiun tugu naik transjogja jalur 2B turun di stasiun Jombor
- Dari Jombor naik bus jurusan Giwangan-Borobudur lalu turun di Pintu gerbang Candi Borobudur.
Menggunakan Kereta
(Bisnis – Ekonomi)
- Dari stasiun di Jakrta turun di Stasiun Lempuyangan
- Dari stasiun Lempuyangan naik transjogja jalur 2B turun di stasiun Jombor
- Dari Jombor naik bus jurusan Giwangan-Borobudur lalu turun di Pintu gerbang Candi Borobudur.
Menggunakan Bus
- Dari Jakarta naik bus jurusan Jakarta – Yogya via pantura turun di pertigaan ke Borobudur
- Dari situ naik bus jurusan Giwangan-Borobudur lalu turun di Pintu gerbang Candi Borobudur.
Akomodasi
1.
Rajasa Hotel
Magelang
0.37
km dari Candi Borobudur
Hotel yang terletak sangat dekat
dengan Candi Borobudur
Alamat: Jl. Badrawati
No 2 Borobudur, Magelang
Terletak strategis di sekitar Candi Borobudur, Rajasa Hotel adalah tempat ideal untuk memulai menjelajahi Magelang. Pemandangan yang indah area persawahan dengan udara yang sejuk membuat mata anda segar ketika membuka pintu kamar tidur. Suasana alam pedesaan yang asri dan bersahabat akan segera menjadi teman baik anda selama menginap di hotel ini
Terletak strategis di sekitar Candi Borobudur, Rajasa Hotel adalah tempat ideal untuk memulai menjelajahi Magelang. Pemandangan yang indah area persawahan dengan udara yang sejuk membuat mata anda segar ketika membuka pintu kamar tidur. Suasana alam pedesaan yang asri dan bersahabat akan segera menjadi teman baik anda selama menginap di hotel ini
2. Senthong Asri
1.1 km dari Candi
Borobudur
Sebuah akomodasi yang strategis dan
nyaman di Borobudur Magelang
Alamat: Jl.
Balaputradewa, Borobudur, Magelang, Indonesia
Terletak di Jl. Balaputradewa, Borobudur, Senthong Asri berada dalam jangkauan dari pusat kawasan hiburan candi Borobudur. Dibangun untuk memenuhi kebutuhan para profesional modern, cocok untuk berliburan. Senthong Asri menawarkan alternatif menginap yang nyaman namun terjangkau, lengkap dengan layanan yang profesional dan fasilitas hotel yang modern.
Terletak di Jl. Balaputradewa, Borobudur, Senthong Asri berada dalam jangkauan dari pusat kawasan hiburan candi Borobudur. Dibangun untuk memenuhi kebutuhan para profesional modern, cocok untuk berliburan. Senthong Asri menawarkan alternatif menginap yang nyaman namun terjangkau, lengkap dengan layanan yang profesional dan fasilitas hotel yang modern.
3.
Saraswati
Borobudur
0.74
km dari Candi Borobudur
Sebuah penginapan yang lebih dari
sekedar tempat tinggal di Borobudur
Alamat: Balaputeradewa
Street 10, Borobudur, Magelang
Hotel Saraswati Borobudur menghadirkan kenyamanan menginap saat anda dan keluarga mengunjungi kota Magelang karena letaknya sangat strategis dekat dengan candi Borobudur serta memberikan pengalaman liburan yang unik bagi setiap wisatawan. Lingkungan yang aman, bersih, dan ramah menambah daya tarik penginapan ini sering dikunjungi para wisatawan.
Hotel Saraswati Borobudur menghadirkan kenyamanan menginap saat anda dan keluarga mengunjungi kota Magelang karena letaknya sangat strategis dekat dengan candi Borobudur serta memberikan pengalaman liburan yang unik bagi setiap wisatawan. Lingkungan yang aman, bersih, dan ramah menambah daya tarik penginapan ini sering dikunjungi para wisatawan.
4.
Plataran
Borobudur spa & resort
1.03
km dari Candi Borobudur
Fasilitas Pariwisata Borobudur
Kelas Dunia Terbaru
Alamat: Dusun
Tanjungan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Berbatasan dengan keindahan alam yang berlimpah di bukit-bukit desa Tanjungan, resor kami yang menenangkan dan dilengkapi ruang menyapu pergi semua jejak dari kelelahan. Fasilitas kelas dunia kami, sementara itu, memberikan apa-apa selain kesenangan dalam bentuk yang paling murni.
Berbatasan dengan keindahan alam yang berlimpah di bukit-bukit desa Tanjungan, resor kami yang menenangkan dan dilengkapi ruang menyapu pergi semua jejak dari kelelahan. Fasilitas kelas dunia kami, sementara itu, memberikan apa-apa selain kesenangan dalam bentuk yang paling murni.
5.
Mesastila
Resort
14.12
km dari Candi Borobudur
Hotel Mewah dan Menenangkan di
Magelang
Alamat: Desa Losari
Kec. Grabag, Kab. Magelang
Sebelumnya dikenal sebagai Losari Spa Retreat and Coffee Plantation, MesaStila berdiri di atas tanah seluas 55 hektar yang terdiri atas taman, perkebunan, dan hutan tropis. MesaStila menawarkan kamar tamu dengan nuansa khas Jawa dan layanan program kesehatan seperti makanan sehat, olahraga, manajemen stress, dan lain-lain.
Sebelumnya dikenal sebagai Losari Spa Retreat and Coffee Plantation, MesaStila berdiri di atas tanah seluas 55 hektar yang terdiri atas taman, perkebunan, dan hutan tropis. MesaStila menawarkan kamar tamu dengan nuansa khas Jawa dan layanan program kesehatan seperti makanan sehat, olahraga, manajemen stress, dan lain-lain.
Restoran
Sekar Kedaton
www.sekar-kedhaton.com
Jalan Tegal Gendu No.
28, Kotagede, Yogyakarta 55173
Telp: (074) 386 868
Jalan Raya Borobudur Km
2,5 Mungkid, Magelang 56551, Jawa Tengah
Telp: (0293) 5580 508
Merupakan salah satu
restoran terbesar di Yogyakarta dimana Anda dapat menikmati suasana khas Jawa
termasuk dekorasi etnik Jawa dan iringan musik gamelan beserta wayang kulit.
Tempat ini menyajikan menu buffet, barbeque, dan stall. Cicipi soto ayam
bandengan, timlo soup, atau ayam panggang miroso yang nikmat. Restoran ini
memiliki pelayan yang mampu berbicara dalam beberapa bahasa asing, keramahan
dan kehangatan seyum sapa mereka akan membuat Anda merasa nyaman dan santai,
lalu pulang dengan senyum dan perut kenyang.
Restoran
lainnya adalah:
Amata
Resto
Jl. Mendut Sendangsono 200 M From
Mendut Temple
6.6 km dari Candi Borobudur
Masakan: Asia
Sekar
Kedhaton
No. 9 dari 42 restoran di
Borobudur
Jl. Raya Borodubur Km.2,5 Mungkid
5.4 km dari Candi Borobudur
Masakan: Asia,
Indonesia
BS
Resto
Jl. Mayor Kesen km, 2, 4, Mungkid
5.4 km dari Candi Borobudur
Masakan: Asia,
Indonesia
Masakan: Vegan
Restoran
Asia
Jalan Jenggolo 21
13.7 km dari Candi Borobudur
Masakan: Cina
Masakan: Cina, Asia
Gudeg
Rukun Tidar
Jl. Tidar no. 15A
13.7 km dari Candi Borobudur
Masakan: Fusion
Oleh-oleh
Khas Magelang
Gethuk
Bollen
Panganan
tradisional magelang yaitu gethuk sejak dulu sama sekali tidak berubah dari
rasa dan tampilannya. Hal ini untuk mempertahankan keaslian cita rasa dan
kualitas dari kuliner khas magelang ini. Tapi saat ini gethuk magelang telah di
modifikasi dan dikembangkan mengikuti perkembangan jaman.
Penganan
yang terbuat dari bahan dasar singkong ini banyak dijumpai di Jawa Tengah.
Bahkan, bagi warga Kota Magelang, gethuk sudah menjadi ikon Kota sejak dahulu.
Rasanya yang legit manis dicampur dengan parutan kelapa yang gurih membuat
jajanan ini terasa ngangeni.
Sedangkan
bollen adalah makanan khas Bandung. Sejenis roti kering berlapis lapis atau
sering disebut pastry. Biasanya bollen yang berisi aneka topping seperti
pisang, keju, cokelat, kacang atau bahan lainnya. Namun saat ini bollen sudah
dipadukan dengan gethuk yang menghasilkan panganan tradisional magelang dengan
tampilan yang berbeda. Rasa gethuk yang legit manis dan lembut berpadu dengan
kulit pastry yang gurih dan renyah membuat kue ini cocok untuk camilan teman
minum teh atau kopi.
Souvenir
Tidak
jauh setelah Anda meninggalkan Candi Borobudur, sudah ada pedagang yang
menjajakan barang dagangannya meskipun tempat itu bukan tempat yang resmi untuk
berjualan souvenir. Cendera mata yang dijual adalah hasil kerajinan tangan
daerah setempat seperti hiasan patung, replika Candi Borobudur ataupun
Prambanan, tas batik, kaos oblong, pernak-pernik berupa gelang, kalung, ikat
rambut, dan lain-lain. Barang-barang tersebut dijual dengan harga sangat
bervariasi. Misalnya, untuk sebuah hiasan replika Candi Borobudur seharga Rp
20.000,00 tetapi dengan kemampuan tawar-menawar maka Anda akan mendapatkan
harga yang wajar.
Sumber:
Shintia Novita Devi
4423143957
UJP B 2014
Universitas Negeri Jakarta
Terimakasih atas infonya, ini sangat membantu dan bermanfaat terutama untuk orang orang yg belum terlalu mengetahui info ini.
ReplyDeleteTerimakasih atas infonya, ini sangat membantu dan bermanfaat terutama untuk orang orang yg belum terlalu mengetahui info ini.
ReplyDeleteTerimakasih utk info wawasannya
ReplyDelete