KEANEKARAGAMAN
WISATA BUDAYA DI SURAKARTA
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Hallo
dunia dan semua para pembaca, Selamat Tahun Baru 2016 semoga di tahun yang baru
ini menjadi berkah untuk kalian semua,amin.
Sebelumnya
perkenalkan nama saya Bayu Hariyanto Yudistira, saya lahir dijakarta tepatnya
Ibukota bagi Negara Indonesia ini, pada tanggal 27 April 1996 tepatnya saya
sekarang berumur 19 tahun menuju 20 ditahun yang baru ini 2016.
Untuk
sekarang ini saya berstatus mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta Fakultas
Ilmu Sosial dengan Program Studi D3 Usaha Jasa Pariwisata, saat ini saya
menjalani perkuliahan di Semester 3 menuju Semester 4
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas keanekaragaman wisata budaya di
Surakarta, sebelumnya saya akan menceritakan asal usul kota Surakarta ini atau
bisa disebut Solo.
Kota
Surakarta juga disebut Solo atau Sala, adalah wilayah otonom dengan status kota
di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010)
dan kepadatan 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2, ini berbatasan dengan
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo
di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam
salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta
merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti,
pada tahun 1755.
KOTA
SURAKARTA
Setelah
Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950,
Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa
Tengah. Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan
banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah
berstatus kota otonom.
KERATON
SURAKARTA (WISATA BUDAYA)
Keraton Surakarta, Wisata Budaya Seru
di Kota Solo – Belum dikatakan sah apabila dolan ke Solo tanpa berkunjung ke
Keraton Kasunanan Surakarta. Begitulah kata orang-orang yang berpariwisata
ke Kota
Solo ini. memang anggapan tersebut sangat benar sekali,
karena Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan tempat wisata favorit
kota Solo yang sangat sayang apabila kita lewatkan saat bermain atau dolan ke
kota seribu wisata tersebut.
Berwisata
ke Keraton Surakarta atau Solo, seakan kita menjadi saksi sebuah kejayaan yang
pernah diraih oleh Kerajaam Mataram. Dimana saat itu, kerajaan tersebut dibagi
menjadi 2 bagian di dalam sebuah perjanjian yang bernama Perjanjian Giyanti.
Perjanjian inilah yang membuat terciptanya 2 buah keraton yakni Keraton
Yogyakarta dan Keraton Surakarta ini.
Keraton
Surakarta atau sering disebut juga dengan Keraton Solo, merupakan kawasan objek
wisata Kota
Solo yang tidak boleh Anda lewatkan ketika berkunjung ke kota
satu ini. didirikan pada tahun 1744 oleh Sunan Paku Buwono II, Keraton
Surakarta Hadiningrat berubah menjadi destinasi wisata budaya terbesar di kota
Solo, sekaligus kawasan satu ini menjadi bukti sejarah cikal bakal kota Solo.
Secara
fisik Keraton Surakarta memiliki banyak sekali kesamaan dengan Keraton
Yogyakarta. terutama kesamaan dalam hal tata ruang dan bangunannya. Kesamaan
tersebut terjadi dikarenakan memang kedua keraton ini dibangun oleh dua arsitek
yang sama, mereka berdua adalah Pangeran Mangkubumi dan Sultan Hamengkubuwana
I. Kesamaan kedua bangunan ini terlihat sangat jelas pada tata letak alun-alun
utara dan selatan kedua keraton tersebut.
Jaman
keemasan yang dialami oleh Keraton Surakarta berlangsung pada pemerintahan
Sunan Paku Buwana X di tahun 1893 – 1939. Ketika masa kejayaan itu, Keraton
Surakarta melakukan restorsi secara besar-besaran dengan melakukan perubahan
arsitek bangunan-bangunannya yakni dengan mengombinasikan antara gaya arsitek
Jawa dengan gaya arsitek Eropa. Sehingga tercipta bangunan bernuansa putih dan
juga biru.
Keraton
Surakarta ini terletak tepat di jantung Kota Solo dan juga berdekatan
dengan berbagai landmark yang ada di kota tersebut. seperti Balaikota, Pasar
Klewer, dan Pasar Gede. Untuk bisa menjangkau lokasi keraton tersebut, Anda
tidak perlu khawatir. Karena disana tersedia banyak sekali alat-alat
transportasi yang bisa Anda gunakan. Mulai dari andong, becak, oje, dan masih
banyak lagi.
Di
Keraton Surakarta ini Anda bisa melihat dan mempelajari berbagai macam
peninggalan bersejarah Kerajaan Mataram yang pernah ada di Kota Solo.
Namun sebelum Anda memasuki museum dan melihat-lihat barang bersejarah
tersebut, Anda akan diperkenankan terlebih dahulu untuk memakai celana panjang
dan sepatu.
Jika
Anda tidak mengenakan celana panjang, maka disana sudah tersedia semacam kain
yang akan dibelitkan dari pinggang Anda hingga ke kaki. Sedangkan apabila Anda
tidak membawa sepatu hanya memakai sendal, Anda harus melepas sandal tersebut
alias cokoran. hal ini dilakukan agar kita sebagai pengunjung dapat menghormati
budaya yang ada di Kota Solo.
Selain
menikmati berbagai macam peninggalan di museum Keraton Surakarta, Anda juga
bisa menikmati berbagai macam bangunan megah yang ada di area tersebut. seperti
Panggung Sanggabuwana, Sasana Handrawina, Sasana Sewaka, Ndalem Ageng
Prabasuyasa, dan masih banyak lagi. mungkin ketika mengelilingi area keraton
ini Anda akan melihat sebuah hamparan pasir berwarna putih, sebagai tambahan
informasi bagi Anda pasir tersebut adalah pasir yang berasal dari Pantai
Selatan.
Masih
berada di komplkes Keraton Surakarta, Anda juga bisa berbelanja berbagai macam
kerajinan, busana, pakaian, dan barang-barang lainnya di Pasar Klewer. Pasar
ini merupakan pasar tekstil terbesar yang ada di Kota Solo,
di Indonesia pasar ini terbesar nomor dua setelah Pasar Tanah Abang di Jakarta.
Setelah puas mempelajari budaya Solo dan berbelanja di Pasar Klewer, Anda bisa
sholat Dzuhur di Masjid Agung Surakarta. Mengingat masjid tersebut lokasinya
juga tidak jauh dari kompleks Keraton Surakarta.
Bagi
Anda yang tertarik berkunjung ke Keraton Surakarta Hadiningrat, Anda bisa berkunjung
kesana pada pukul 09.00-14.00 di hari Senin-Jumat. Sedangkan untuk Sabtu dan
Minggu Anda bisa berkunjung mulai pukul 09.00-15.00. sedangkan untuk biaya
masuknya, Anda akan dikenakan tiket dengan biaya kurang dari Rp 10 ribu per
orangnya.
Demikian
rekomendasi tempat wisata seru di kota Solo yang dapat kami sampaikan. Selamat
berlibur di Kota
Solo. Semoga liburan Anda bersama dengan orang tercinta semakin
seru dan menyenangkan.
MUSEUM
PURBAKALA SANGIRAN (WISATA SEJARAH)
Museum Purbakala Sangiran, Wisata Sejarah di Kota Solo – Berkunjung Ke Kota Solo
sudah pasti telah membuat daftar tempat yang akan dikunjungi di Kota
Solo. Kota Solo merupakan Kota Seribu wisata, dari mulai wisata budaya, wisata air, wisata belanja, wisata alam, sampai dengan wisata
sejarah.
Salah
satunya wisata sejarah di Kota Solo yaitu Museum Purbakala Sangiran. Tempat
wisata ini merupakan pilihan liburan yang memberikan edukasi yang menyenangkan
kepada anak-anak. Berwisata sekaligus belajar tentang ilmu peradaban manusia.
Museum Purbakala Sangiran dibangun pada tahun 1980 dengan
luas area 1000 meter 2. Pada Tahun 1930-1975 banyak ditemukan fosil manusia
purba di Sangiran, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Sangiran, oleh
sebab itu tercetuslah ide untuk membangun sebuah Museum Purbakala Sangiran.
Museum ini merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di Jawa, bahkan
di Asia. Museum ini menjadi tempat penelitian kehidupan pra sejarah serta
tempat untuk mempelajari ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi,
Geologi, Paleoanthropologi.
Ketika anda berkunjung ke museum sangiran disana sebuah tempat harta karun untuk mengetahui peradaban manusia. Di Museum Purbakala Sangiran ditemukan pertama kali Fosil Pithecantropus Erextus (Rahang Bawah manusia purba jawa). Dan ditemukan jejak kaki yang berumur 2 juta tahun lamanya yang masih dapat kita lihat di Museum Sangiran . Betapa menakjubkannya Museum Purbakala Sangiran sebuah tempat untuk menelusuri jejak manusia jaman dahulu kala.
Ketika anda berkunjung ke museum sangiran disana sebuah tempat harta karun untuk mengetahui peradaban manusia. Di Museum Purbakala Sangiran ditemukan pertama kali Fosil Pithecantropus Erextus (Rahang Bawah manusia purba jawa). Dan ditemukan jejak kaki yang berumur 2 juta tahun lamanya yang masih dapat kita lihat di Museum Sangiran . Betapa menakjubkannya Museum Purbakala Sangiran sebuah tempat untuk menelusuri jejak manusia jaman dahulu kala.
Diorama
Manusia Purba di Sangiran
Hal yang
menarik ketika anda berkunjung ke sangiran adalah ketika anda masuk ke Museum
Sangiran anda akan disambut berbagai diorama manusia purba dimulai
kegiatan bertani, mencari makan, serta bercengkrama dengan keluarga. Fosil yang
ada di Museum sebagian hanya replika, untuk fosil yang asli berada di
Museum Geologi Bandung serta di Yogyakarta digunakan untuk penelitian. Sehingga
pengunjung diperbolehkan menyentuh replika fosil yang ada di museum. Terdapat
pula fasilitas Gardu Pandang sangiran yang digunakan untuk melihat keindahan
alam wilayah Sangiran Sragen, terdapat pula Bendungan Bapang berjarak 1 km
sebelah barat Museum Sangiran, merupakan tempat untuk ditemukannya fosil
manusia purba.
Ketika
di dalam museum anda akan dibawa ke kehidupan masa lampau dengan design ruangan
berbentuk joglo, yang terdiri dari beberapa ruangan : aula, laboratorium,
perpustakaan, ruang audio visual( tempat pemutaran film tentang kehidupan
manusia prasejarah), gudang penyimpanan, mushola, toilet, area parkir
.
Fosil
Hewan Purba di Museum PurbakalaSangiran
Tertata
dengan rapi fosil manusia purba, hewan purba, dengan koleksi fosil kurang
lebih 13.806. Antara lain Fosil Hewan Purba : Gajah, Kerbau, Badak, Harimau,
Babi, Badak, Sapi, Banteng, Rusa dan Domba. Fosil Binatang laut dan air tawar :
Buaya, ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, kudanil, Moluska, Terdapat juga
berbagai Fosil batuan, & Artefak Batu antara lain serpih dan bilah, serut
dan durgi, kapak persegi, bola batu, kapat perimbas- penetak. Begitu lengkapnya
koleksi Museum Sangiran sehingga ditetapkan UNESCO sebagai World
Heritage.
Setelah
puas berkeliling museum tentunya anda ingin mencari oleh-oleh khas sangiran. Di
dekat museum terdapat banyak penjual Souvenir, pernak pernik (khususnya menjual
handicraft ‘batu indah bertuah’ yang bahan bakunya didapat dari Kali Cemoro).
Museum
ini dapat dijadikan pilihan alternatif liburan wisata untuk keluarga ketika
berkunjung ke Kota
Solo. Lokasi Museum Sangiran yang berada di kecamatan kalijambe,
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Luasnya mencapai 56 km2,
meliputi 3 kecamatan antara lain kecamatan kalijambe, plupuh, dan
kecamatan gemolong. Untuk menuju ke Museum Purbakala Sangiran dapat ditempuh
kurang lebih 1 jam dari Kota Solo menuju, kecamatan Kalijambe, jika
ditempuh dari kota semarang jaraknya relatif lebih dekat bisa melewati
Karanggede, Gemolong, Kalijambe, lalu ke Sangiran untuk melalui rute kedua
jalan tersebut hanya bisa menggunakan kendaaraan pribadi, belum ada
transportasi umum yang dapat menuju ke lokasi tersebut.
Museum
Purbakala Sangiran buka setiap hari selasa sampai dengan minggu pada jam 08.00
pagi s/d 16.00 sore, jadi untuk hari senin museum libur. Tiket masuk per 4
April 2015 dikenakan biaya Rp. 5000/orang untuk wisatawan domestik sedangkan
untuk wisatawan mancanegara dikenakan biaya Rp. 11.500.
MUSEUM
BATIK DANAR HADI (WISATA SEJARAH)
Museum Batik Danar Hadi, Wisata Sejarah Batik di Solo –
Batik merupakan warisan budaya asal Indonesia yang sangat penting sekali untuk
selalu dilestarikan. Bahkan UNESCO telah mengukuhkan batik sebagai sebuah
warisan dunia.
Salah
satu pusat batik terkenal dan terbesar di Indonesia adalah Batik Danar Hadi Solo. Batik di tempat
ini ada banyak sekali variannya. Bahkan koleksi batik di Danar Hadi itu
mencapai 10.000 lebih jenis batik.
Selain
memproduksi berbagai jenis batik dan melakukan inovasi produk-produk batik
tersebut, Danar Hadi Solo juga melestarikan batik-batik yang ada di Indonesia
dengan membuat semacam museum. Museum tersebut bernama Museum Batik Kuno Danar
Hadi.
Nah seperti apakah museum batik terkenal dan terbaik di Indonesia dan bahkan dunia itu? maka dari itu, jika Anda penasaran terus simak dan ikuti sajian informasi pada kesempatan kali ini.
Nah seperti apakah museum batik terkenal dan terbaik di Indonesia dan bahkan dunia itu? maka dari itu, jika Anda penasaran terus simak dan ikuti sajian informasi pada kesempatan kali ini.
Museum Batik Danar Hadi, Wisata Sejarah Batik di Solo
Museum Batik Kuno Danar Hadi Solo merupakan kawasan pelestarian budaya lumbung batik dari berbagai daerah di Indonesia. museum ini pertama kalinya dibuka pada tahun 2002 oleh Ibu Megawati Soekarno Putri yang saat itu menjabat sebagai seorang Wapres RI.
Baragam corak, motif, dan warna batik semuanya tersedia disini. Bahkan koleksi yang ada di museum batik kebanggan orang Solo ini mencapai 10000 lebih. Koleksi tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia saja. akan tetapi beberapa diantaranya juga berasal dari batik luar negeri.
Museum Batik Kuno Danar Hadi Solo merupakan kawasan pelestarian budaya lumbung batik dari berbagai daerah di Indonesia. museum ini pertama kalinya dibuka pada tahun 2002 oleh Ibu Megawati Soekarno Putri yang saat itu menjabat sebagai seorang Wapres RI.
Baragam corak, motif, dan warna batik semuanya tersedia disini. Bahkan koleksi yang ada di museum batik kebanggan orang Solo ini mencapai 10000 lebih. Koleksi tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia saja. akan tetapi beberapa diantaranya juga berasal dari batik luar negeri.
Dengan
koleksi yang sangat banyak tersebut, museum kebanggaan orang Solo ini
mendapatkan penghargaan MURI sebagai museum dengan koleksi batik terlengkap di
Indonesia dan bahkan dunia. tidak hanya penghargaan itu saja, museum ini juga
mendapatkan penghargaan lain yaitu penghargaan IAI atau Ikatan Arsitek
Indonesia pada tahun 1999, penghargaan dari Pemerintah Kota Surakarta pada
tahun 2000 dan penghargaan dari portal website Tripadvisor.
Salah
satu koleksi batik asal luar negeri adalah Batik Belanda. Batik Belanda ini
dibawa masuk ke Indonesia oleh orang-orang penjajah jaman dahulu. corak batik
Belanda ini juga memiliki ciri khas tersendiri yakni bernuansa lebih ke Barat
atau Eropa. Sehingga hal ini membuat koleksi batik yang ada di museum ini
semakin beraneka ragam.
Selain batik Belanda, ada juga koleksi batik menarik lainnya yakni Barik Djawa Hokokai. Batik ini berbeda dari batik Belanda yang lebih bercorak Eropa. Untuk batik Djawa Hokokai ini lebih condong ke corak orang-orang Jepang. Hal ini dapat terjadi karena memang batik Djawa Hokokai ini diperkenalkan di Indonesia saat jaman penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Jepang.
Selain batik Belanda, ada juga koleksi batik menarik lainnya yakni Barik Djawa Hokokai. Batik ini berbeda dari batik Belanda yang lebih bercorak Eropa. Untuk batik Djawa Hokokai ini lebih condong ke corak orang-orang Jepang. Hal ini dapat terjadi karena memang batik Djawa Hokokai ini diperkenalkan di Indonesia saat jaman penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Jepang.
Ketika
berkunjung ke Museum Batik Danar Hadi Solo tersebut,
Anda bisa mengetahui secara langsung koleksi batik-batik dari berbagai daerah
dan juga mengetahui cara membuat batik tersebut. sehingga Anda bisa berwisata
sekaligus mendapatkan ilmu dalam pembuatan batik. Bahkan Anda juga bisa membawa
pulang hasil kerajinan batik yang berasal dari PT Danar Hadi Solo sebagai
oleh-oleh.
Aksesibilitas
Ke Museum Danar Hadi Solo
Untuk bisa sampai di museum tersebut sebenarnya sangat mudah sekali, ada banyak sarana transportasi yang bisa kita gunakan. Dari pusat kota Solo, Anda bisa memilih alat transportasi antara lain Bis Damri A, Bis Damri B, Atmo, Sumber Rahayu, Surya Kencana A, ataupun Solo Batik Trans. Angkutan-angkutan umum tersebut beroperasi mulai dari pukul 05.30 hingga 16.00 dengan tarif Rp. 2.500.
Untuk bisa sampai di museum tersebut sebenarnya sangat mudah sekali, ada banyak sarana transportasi yang bisa kita gunakan. Dari pusat kota Solo, Anda bisa memilih alat transportasi antara lain Bis Damri A, Bis Damri B, Atmo, Sumber Rahayu, Surya Kencana A, ataupun Solo Batik Trans. Angkutan-angkutan umum tersebut beroperasi mulai dari pukul 05.30 hingga 16.00 dengan tarif Rp. 2.500.
Namun
jika Anda tidak mau repot-repot dan berdesakan dengan penumpang lain, maka Anda
bisa memilih menggunakan sarana transportasi taksi. Ada banyak sekali taksi
yang bisa Anda tumpangi. Anda tinggal mengatakan ke “Museum Batik Kuno Danar Hadi Solo” saja
sopir taksi tersebut akan tancap gas menuju ke lokasi. Karena letak tempat
wisata satu ini berada di Pusat Kota Solo, sehingga ada banyak sekali papan
penunjuk jalan yang bisa Anda jadikan pedoman.
MUSEUM
RADYA PUSTAKA
Museum Radya Pustaka, Wisata Seru Mengenal Kota Solo –
Kota Surakarta atau Solo, merupakan sebuah kota kecil yang berada di wilayah
lingkup Jawa Tengah. Meskipun kota ini tergolong kecil, tetapi kota Solo memiliki
sejarah yang sangat besar sekali.
Untuk mengenal sejarah yang ada di kota Solo, ada banyak sekali objek wisata yang bisa kita kunjungi. Salah satu tempat wisata yang bisa digunakan untuk mengenal lebih dalam mengenai kota Solo adalah Museum Radya Pustaka.
Untuk mengenal sejarah yang ada di kota Solo, ada banyak sekali objek wisata yang bisa kita kunjungi. Salah satu tempat wisata yang bisa digunakan untuk mengenal lebih dalam mengenai kota Solo adalah Museum Radya Pustaka.
Museum Radya Pustaka, Wisata Seru Mengenal Kota Solo
Museum Radya Pustaka terletak di dekat Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo, dan merupakan museum tertua yang ada di Solo bahkan Indonesia. museum ini didirikan oleh KRA Sosrodiningrat IV pada masa pemerintahan Paku Buwono IX. Pembangunan museum ini tepat berada di dalam salah satu ruang Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890, kemudian pada 1 Januari 1913 Museum Radya Pustaka tersebut dipindah ke lokasi yang sekarang yakni di Jalan Slamet Riyadhi. Sebelum digunakan sebagai gedung museum, gedung tersebut merupakan milik seorang warga berkebangsaan Belanda, dia bernama Johannes Busselaar. Gedung tersebut kemudian dibeli oleh Sri Susuhunan Paku Buwono dan dijadikan sebagai lokasi museum yang baru hingga sekarang ini.
Museum Radya Pustaka terletak di dekat Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo, dan merupakan museum tertua yang ada di Solo bahkan Indonesia. museum ini didirikan oleh KRA Sosrodiningrat IV pada masa pemerintahan Paku Buwono IX. Pembangunan museum ini tepat berada di dalam salah satu ruang Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890, kemudian pada 1 Januari 1913 Museum Radya Pustaka tersebut dipindah ke lokasi yang sekarang yakni di Jalan Slamet Riyadhi. Sebelum digunakan sebagai gedung museum, gedung tersebut merupakan milik seorang warga berkebangsaan Belanda, dia bernama Johannes Busselaar. Gedung tersebut kemudian dibeli oleh Sri Susuhunan Paku Buwono dan dijadikan sebagai lokasi museum yang baru hingga sekarang ini.
Museum
ini berbeda dari museum lain yang ada di Solo, Museum Radya Pustaka tidak berada
di bawah naungan Dinas Pubakala dan Pemerintah Kota setempat. akan tetapi
museum tersebut dikelola dan dikembangkan oleh sebuah yayasan berama Yayasan
Paheman Radya Pustaka Surakarta. Yayasan ini dibentuk pada tahun 1951, hingga
saat ini Yayasan Paheman tersebut masih menjadi pengelola utama dari Museum
Radya Pustaka ini. selain yayasan tersebut, ada juga seorang tokoh yang telah
menyumbangkan kontribusi besar terhadap berkembangnya Museum Radya Pustaka ini,
beliau adalah Go Tik Swan atau lebih sering dikenal sebagai KRT. Hardjonagoro.
Bahkan menariknya lagi, Go Tik Swan juga merupakan seorang budayawan sekaligus
pencipat motif batik Nusantara.
Museum
ini memiliki banyak sekali koleksi-koleksi benda-benda bersejarah dan berharga.
Meskipun Museum Radya Pustaka pernah
tercoreng mengalami kasus pencurian benda bersejarah dan sangat bernilai. Namun
pengelola disana sekarang sudah berusaha memberikan pengamanan yang lebih
ekstra mengenai barang-barang tersebut. barang koleksi yang ada di Museum Radya
Pustaka ini antara lain seperti wayang kulit, berbagai macam arca, pusaka adat,
dan buku-buku kuno masa lampau. buku-buku kuno tersebut antara lain seperti
buku karangan Paku Buwono IV yang berjudul Wulang Reh, buku tersebut bercerita
mengenai pemerintahan yang ada di kota Solo.
Memasuki
kawasan Museum Radya Pustaka, pada halaman depannya kita akan disambut dengan
sebuah patung dada R Ng. Rangga Warsita. Beliau adalah seorang pujangga Keraton
Surakarta yang paling termasyur dan hidup pada abad ke-19. Kemudian pada tahun
1953, patung tersebut diresmikan oleh Ir. Soekarno. Tepat di belakang dan depan
patung tersebut terdapat sebuah prasasti bertuliskan aksara Jawa. lalu di
serambi museum, kita bisa menemukan beberapa meriam peninggalan VOC pada abad
ke-17 dan ke-18.
Sementara
itu, disana juga terdapat beberapa meriam kecil bekas peninggalan Keraton
Surakarta. Tidak hanya itu saja, di Museum Radya Pustaka ini kita juga bisa
menemukan banyak sekali arca-arca peninggalan Hindu-Budha. Antara lain seperti
arca Roro Jonggrang yang memiliki artian ‘perawan tinggi’, tapi sebenarnya arca
tersebut adalah arca Dewi Durga. Selain arca tersebut masih ada arca
Boddhisatwa dan Siwa yang bisa kita pelajari nilai sejarahnya. Arca-arca
koleksi Museum Radya Pustaka ini
kebanyakan berasal dari penumuan-penemuan di sekitar wilayah Solo.
MENYUSURI
KAMPUNG BATIK LAWEYAN SOLO
Menyusuri Kampung Batik Laweyan Solo yang Mempesona –
Kota Solo tidak hanya terkenal memiliki banyak wisata malamnya saja. tetapi
Kota Solo masih menyimpan banyak sekali destinasi jenis wisata yang bisa kita
nikmati. Mulai dari wisata budaya, wisata religi, hingga wiata kerajinan.
Salah
satu wisata kerajinan yang ada di kota Solo dan patut Anda kunjungi
adalah Kampung Batik Laweyan Solo. Kampung ini
sangat terkenal di Indonesia, dan bahkan pada jaman dahulu Kampung Batik
Laweyan Solo ini sudah terkenal hingga sampai ke mancanegara. Kampung ini
terkenal karena kualitas batik yang ditawarkan.
Menyusuri Kampung Batik Laweyan Solo yang Mempesona
Kampung Batik Laweyan Solo dikenal sebagai kampungnya para juragan batik. Baik juragan batik yang berasal dari Solo ataupun sekitarnya. Kampung ini mulai terkenal sejak tahun 1970. Dari informasi yang kami dapatkan saat berkunjung ke Kampung Batik Laweyan, pengambilan nama kampung tersebut berasal dari lawe yang berarti bahan baku pembuatan kain mori. Sehingga disinilah tempat pembuatan kain benang lawe terbesar di Indonesia.
Kampung Batik Laweyan Solo dikenal sebagai kampungnya para juragan batik. Baik juragan batik yang berasal dari Solo ataupun sekitarnya. Kampung ini mulai terkenal sejak tahun 1970. Dari informasi yang kami dapatkan saat berkunjung ke Kampung Batik Laweyan, pengambilan nama kampung tersebut berasal dari lawe yang berarti bahan baku pembuatan kain mori. Sehingga disinilah tempat pembuatan kain benang lawe terbesar di Indonesia.
Setelah
kami menelusuri lebih dalam mengenai sejarah berdirinya Kampung Batik Laweyan Solo Solo
ini, kami mendapatkan bukti sejarah bahwa kampung ini dahulunya merupakan
bagian dari Kerajaan Pajang, yang menjadi pelopor berdirinya kampung satu ini
adalah Kyai Ageng Henis pada abad ke- 16. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya
sebuah makam bertuliskan Kyai Ageng Henis. Makam tersebut juga sekarang
dijadikan sebagai objek wisata religi di kota Solo.
Memasuki
kawasan perkampungan batik Laweyan Solo ini, kita akan disambut dengan berbagai
macam papan yang telah tertempel. Papan memberitahu kepada kita betapa
banyaknya situs sejarah yang terdapat disana. Berbeda dengan jaman dahulu, kini
wajah Kampung Batik Laweyan sudah mendapatkan banyak sekali
perubahan-perubahan. Kampung yang juga dikenal sebagai bukti masa keemasan
Serikat Dagang Islam yang dipelopori oleh KH Samanhudi sekitar tahun 1911 ini,
popularitaskan semakin hari semakin meningkat seiring dengan diperkenalkannya
hasil kerajinan batik dari kota Solo ke mata internasional.
Singgah
di Kampung Laweyan Solo, kita bisa menikmati berbagai macam desain-desain
bangunan megah abad jaman dahulu. bangunan-bangunan tersebut hampir mirip
dengan bangunan yang terdapat di Keraton Surakarta Hadiningrat, dimana bangunan
ini menggunakan gaya-gaya Eropa bercampur dengan artsitek Jawa. hal ini juga
membuktikan bahwa jaman dahulu Kampung Batik Laweyan pernah mencapai taraf
perekonomian yang maju atau tinggi. bahkan kami juga mendapatkan informasi,
kampung ini dahulu sebenarnya merupakan eksportir pertama.
Menyusuri
lorong-lorong yang ada di Kampung Batik Laweyan Solo, kita akan
menemukan banyak rumah pengrajin batik. Kita juga bisa merasakan aroma malam
(lilin) yang sangat khas dengan kain batik. Aroma tersebut terpadu dengan
sangat ciamik dengan kesan masa lalu yang ditonjolkan akibat desain-desain bangunan
kuno. Dijamin Anda saat berada disini serasa memasuki masa jaman dahulu.
Selain
menikmati bangunan-bangunan kuno masa lalu yang sangat menawan. Di Kampung Batik Laweyan Solo ini,
kita juga bisa menikmati berbagai macam kerajinan batik, kerajinan batik
tersebut tersedia dalam beragam motif. Bahkan jumlah variasi motif dari
pengrajin batik satu dengan yang lainnya itu tidak bisa terhitung berapa
banyaknya. Tidak hanya itu saja, Anda juga bisa berlatih menjadi seorang
pengrajin batik sendiri. karena di kampung ini disediakan wahana melukis batik
dengan tangan kita sendiri.
Setelah
puas menikmati keindahan bangunan dan kerajinan batik di Kampung Batik Laweyan
Solo, Anda bisa pulang dengan membawa oleh-oleh khas berupa kerajinan batik
dari kampung tersebut. untuk mendapatkan buah tangan tersebut, disana sudah ada
banyak sekali penjual oleh-oleh yang siap untuk Anda bawa pulang.
FESTIVAL
DAN PERAYAAN
Setiap
tahun pada tanggal-tanggal tertentu Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran mengadakan
berbagai macam perayaan yang menarik. Perayaan tersebut pelaksanaannya
berdasarkan pada penanggalan Jawa. Perayaan-perayaan tersebut antara lain:
KITAB
PUSAKA MALAM 1 PURA
Acara
ini diselenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran pada
malam hari menjelang tanggal 1 Sura. Acara ini ditujukan untuk merayakan
Tahun Baru Jawa1 Sura. Rute yang
ditempuh oleh kirab yang diselenggarakan oleh Keraton Surakarta kurang lebih
sejauh 3 km yaitu Keraton Surakarta - Alun-Alun Utara - Gladag - Jl. Mayor
Kusmanto - Jl. Kapten Mulyadi - Jl. Veteran - Jl. Yos Sudarso - Jl. Slamet
Riyadi - Gladag kemudian kembali ke Keraton Surakarta lagi. Pusaka-pusaka yang
memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi
Jangkep. Peserta kirab yang berada di barisan paling depan adalah
sekelompok kerbau albino (kebo bule) bernama keturunan kerbau pusaka
Kyai Slamet, sedangkan barisan para pembawa pusaka berada di belakangnya.
Sekaten
Suasana
kirab gunungan saat Grebeg Mulud diKeraton Surakarta.
Sekaten
diadakan setiap bulan Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pada tanggal 12 Mulud diselenggarakan Grebeg Mulud. Kemudian diadakan pesta
rakyat selama dua minggu. Selama dua minggu ini pesta rakyat diadakan di
Alun-Alun Utara. Pesta rakyat menyajikan pasar malam, arena permainan anak dan
pertunjukan-pertunjukan seni dan akrobat. Pada hari terakhir sekaten, diadakan
kembali acara grebeg di Alun-Alun Utara. Upacara sekaten diadakan pertama kali
pada masa pemerintahan Kesultanan Demak.
GREBEG
SUDIRO
Grebeg Sudiro diadakan untuk
memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa-Jawa. Festival
yang dimulai sejak 2007 ini biasa dipusatkan di daerah Pasar Gedhe dan Balong
(di Kelurahan Sudiroprajan) dan Balai Kota Surakarta.
GREBEG
MULUD
Diadakan
setiap tanggal 12 Mulud untuk memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW.
Grebeg Mulud merupakan bagian dari perayaan Sekaten. Dalam upacara ini para
abdi dalem dengan berbusana Jawi Jangkep Sowan Keraton mengarak
gunungan (pareden) dari Keraton Surakarta ke Masjid Agung Surakarta.
Gunungan terbuat dari berbagai macam sayuran dan penganan tradisional. Setelah
didoakan oleh ngulamadalem (ulama keraton), satu buah gunungan
kemudian akan diperebutkan oleh masyarakat pengunjung dan satu buah lagi dibawa
kembali ke keraton untuk dibagikan kepada para abdi dalem.
TINGGALANDALEM
JUMENENGAN
Tarian
Sakral Bedhaya Ketawang.
Diadakan
setiap tanggal 2 Ruwah untuk memperingati hari ulang tahun penobatan Sri
Susuhunan Surakarta. Dalam acara ini sang raja duduk di atas dampar (singgasana)
di Pendapa Agung Sasana
Sewaka dengan dihadap oleh para abdi dalem dan bangsawan sambil
menyaksikan tari sakral, Tari Bedhaya Ketawang, yang ditarikan oleh
sembilan remaja putri yang belum menikah. Para penari terdiri dari para wayahdalem, sentanadalem,
dan kerabat raja lainnya atau dapat juga penari umum yang memenuhi
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
GREBEG
PASA
Grebeg
ini diadakan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal. Acara ini
berlangsung setelah melakukan Salat Ied. Prosesi acaranya sama dengan Grebeg
Mulud yaitu para abdi dalem mengarak gunungan dari Keraton Surakarta ke Masjid
Agung Surakarta untuk didoakan oleh ulama keraton kemudian dibagikan kepada
masyarakat pengunjung.
SWALAYAN
Syawalan
mulai diadakan satu hari setelah Hari Raya Idul Fitri dan berlangsung di Taman
Satwataru Jurug di tepi Bengawan Solo. Pada puncak acara yaitu "Larung
Gethek Jaka Tingkir" diadakan pembagian ketupat pada masyarakat
pengunjung. Pada acara syawalan juga diadakan berbagai macam pertunjukan kesenian
tradisional.
GREBEG
BREBES
Berlangsung
pada hari Idul Adha (tanggal 10 Besar). Upacara sama dengan prosesi gunungan
pada Grebeg Pasa dan Grebeg Mulud.
SOLO
BATIK CARNIVAL
Suasana Solo Batik Carnival.
Karnaval Batik Solo atau Solo
Batik Carnival adalah sebuah festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah
Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum.
Para peserta karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di
tentukan. Para peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas
catwalk yang berada di Jalan Slamet Riyadi. Karnaval ini diadakan setiap tahun
pada bulan Juni sejak tahun 2008.
SOLO
BATIK FASHION
Demikian
pula Solo Batik Fashion adalah
sebuah peragaan busana batik tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah di
tempat-tempat terbuka supaya dapat dinikmati oleh segenap warga Surakarta.
Peragaan batik ini diadakan setiap tahun pada bulan Juli sejak tahun 2009.
Budaya
Wayang
orang yang ditampilkan di Gedung Wayang Orang Sriwedari.
Surakarta
dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara
tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa.
Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai
literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan
bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Orang mengetahui adanya
"persaingan" kultural antara Surakarta dan Yogyakarta, sehingga
melahirkan apa yang dikenal sebagai "Gaya Surakarta" dan "Gaya
Yogyakarta" di bidang busana, gerak tarian, seni tatah kulit (wayang),
pengolahan batik, gamelan, dan sebagainya.
BAHASA
SURAKARTA
R. Ng. Ranggawarsita adalah pujangga
besar sastra dan budaya Jawa yang lahir dan hidup di Surakarta.
Ia dianggap sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa.
Bahasa
yang digunakan di Surakarta adalah Bahasa Jawa Dialek Mataraman dengan
varian Surakarta. Dialek Mataraman juga dituturkan di daerah Yogyakarta, Semarang, Madiun, hingga sebagian besar Kediri. Meskipun demikian, varian lokal
Surakarta ini dikenal sebagai "varian halus" karena penggunaan
kata-kata krama yang meluas dalam percakapan sehari-hari,
lebih luas daripada yang digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta
digunakan sebagai standar Bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti
di Suriname). Beberapa kata juga mengalami
spesifikasi, seperti pengucapan kata "inggih" ("ya" bentuk
krama) yang penuh (/iŋgɪh/), berbeda dari beberapa varian lain yang
melafalkannya "injih" (/iŋdʒɪh/), seperti di Yogyakarta dan Magelang.
Dalam banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri,
daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.
Walaupun
dalam kesehariannya masyarakat Surakarta menggunakan bahasa nasional Bahasa Indonesia, namun sejak kepemimpinan
wali kota Joko Widodo maka
Bahasa Jawa mulai digalakkan kembali penggunaannya di tempat-tempat umum,
termasuk pada plang nama-nama jalan dan nama-nama instansi pemerintahan dan
bisnis swasta.
Surakarta
juga berperan dalam pembentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional Indonesia. Pada
tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh
tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia I di Surakarta. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan
dan budayawan terkemuka pada saat itu,
seperti Prof. Dr. Hoesein
Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam
kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain:
- mengganti Ejaan van
Ophuysen,
- mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan
- menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan
Perwakilan.
PERNIKAHAN ADAT
Pernikahan
adat Surakarta juga memiliki ciri-ciri yang khusus, mulai dari
lamaran, persiapan pernikahan, hingga upacara siraman dan midodaren.
TARIAN
Tiga
orang penari sedang menari diPura Mangkunegaran.
Surakarta
memiliki beberapa tarian daerah seperti Bedhaya (Ketawang, Dorodasih,
Sukoharjo, dll.) dan Srimpi (Gandakusuma dan Sangupati). Tarian ini masih
dilestarikan di lingkungan Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran sebagai
pusat pengembangan dan pelestarian kebudayaan Jawa. Tarian seperti Bedhaya
Ketawang misalnya, secara resmi hanya ditarikan sekali dalam setahun untuk
menghormati Sri Susuhunan Surakarta sebagai pemimpin Kota Surakarta.
BATIK
Batik adalah
kain dengan corak atau motif tertentu yang dihasilkan dari bahan malam khusus
(wax) yang dituliskan atau di cap pada kain tersebut, meskipun kini sudah
banyak kain batik yang dibuat dengan proses cetak. Surakarta memiliki banyak
corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh.[51] Beberapa usaha batik terkenal
adalah Batik Keris,
Batik Danarhadi, dan Batik Semar. Sementara untuk kalangan menengah dapat
mengunjungi pusat perdagangan batik di kota ini berada di Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade
Center (BTC), atau Ria Batik. Selain itu di kecamatan Laweyan juga terdapat Kampung Batik
Laweyan, yaitu kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak
zaman Kerajaan Pajang tahun
1546.[52] Kampun batik lainnya yang
terkenal untuk para turis adalah Kampung Batik Kauman. Produk-produk batik
Kampung Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis
premisima dan prima, rayon. Keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan
adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat
berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas
untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik bahkan untuk mencoba
sendiri mempraktekkan kegiatan membatik.
Batik
Surakarta memiliki ciri pengolahan yang khas: warna kecoklatan (sogan) yang
mengisi ruang bebas warna, berbeda dari gaya Yogyakarta yang ruang bebas
warnanya lebih cerah. Pemilihan warna cenderung gelap, mengikuti kecenderungan
batik pedalaman. Jenis bahan batik bermacam-macam, mulai dari sutra hingga
katun, dan cara pengerjaannya pun beraneka macam, mulai dari batik tulis hingga batik cap. Setiap tahunnya Surakarta juga
mengadakan Karnaval Batik Solodan
mulai tahun 2010 pemerintah kota Surakarta
mengoperasikan bus yang bercorak batik bernama Batik Solo Trans.
SURAKARTA
DALAM BUDAYA POPULER
Sungai Bengawan Solo menjadi inspirasi
dari lagu yang
diciptakan oleh Gesang pada tahun
1940-an. Lagu ini menjadi populer di negara-negara di Asia. Selain itu, sungai
ini pun telah menjadi judul tiga film, yaitu dua film berjudul "Bengawan
Solo" tahun 1949 dan 1971,
serta satu film berjudul Di Tepi Bengawan
Solo (1951). Film-film lain yang mengambil tema Surakarta
antara lain adalah: Putri Solo (1953)
dan Bermalam di Solo (1962).
DAFTAR PUSTAKA :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Nama
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Kota_Surakarta
- http://wisatasolo.net/wisata/keraton-surakarta-wisata-budaya-seru-di-kota-solo/
- http://wisatasolo.net/wisata/museum-purbakala-sangiran-wisata-sejarah-di-kota-solo/
- http://wisatasolo.net/wisata/museum-batik-danar-hadi-wisata-sejarah-batik-di-solo/
- http://wisatasolo.net/wisata/museum-radya-pustaka-wisata-seru-mengenal-kota-solo/
- http://wisatasolo.net/wisata/menyusuri-kampung-batik-laweyan-solo-yang-mempesona/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Festival_dan_Perayaan
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Kirab_Pusaka_Malam_1_Sura
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Sekaten
- https://id.wikipedia.org/wiki/Grebeg_Sudiro
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Grebeg_Mulud
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Tinggalandalem_Jumenengan
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Grebeg_Pasa
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Syawalan
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Grebeg_Besar
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Solo_Batik_Carnival
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Solo_Batik_Fashion
BAYU HARIYANTO YUDISTIRA
D3 USAHA JASA PARIWISATA (A) 2014
4423143955
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Bayuhar27@gmail.com
surakarta bikin batik juga ya? baru tau saya. thanks for infonya:)
ReplyDeleteTernyata banyak juga ya budaya dan tempat wisata di kampungnya jokowi, teruslah menjadi penulis yg baik.
ReplyDeleteinformasi baru yang saya dapat tentang surakarta, terimakasih informasinya
ReplyDeleteSangat banyak budaya surakarta atau biasa yang di sebut solo ini yang baru saya ketahui, artikel yang sangat membantu menyebar luas kan budaya Indonesia sangat luar biasa.
ReplyDeleteNice thread agan bayu.
Baru tau ternyata di solo ada swalayan yang memamerkan kesenian tradisional, thanks infonya gan
ReplyDeletePrediksi Togel HK Mbah Bonar 2 Oktober 2019 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Ratusan Juta Rupiah !!!
ReplyDelete