Upaya
Pelestarian Wisata Budaya di Indonesia
Siapa sih yang gak suka jalan-jalan. Pasti semua orang
suka untuk melakukan kegiatan yang satu ini. Dimana ia dapat melihat tempat
baru yang berbeda dengan pemandangan yang ia lihat sehari-hari. Atau dapat melihat
suatu budaya baru yang belum ia ketahui. Di zaman sekarang ini tren travelling
sudah mendunia. Banyak orang (wisatawan) yang berbondong-bondong mencari
pemandangan baru. Salah satu bidang pariwisata di Indonesia yang tengah
berkembang adalah Wisata Alam.
Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan alam yang
tengah dimanfaatkan menjadi wisata alam. Pemandangan indah yang dimiliki oleh
alam Indonesia membuatnya semakin terkenal tidak hanya untuk orang Indonesia
sendiri melainkan untuk orang-orang asing. Tidak heran jika saat ini wisata
alam Indonesia lebih terkenal dan lebih di kagumi oleh semua kalangan
dibandingkan dengan artis-artis cantik atau tampan. Hal ini membuat banyak
orang mau melakukan kegiatan wisata.
Namun, saya tidak akan membahas tentang wisata alam
Indonesia melainkan saya akan membahas wisata budaya Indonesia. Dimana wisata
ini juga tak kalah pentingnya dan juga memiliki nilai lebih sebagai bagian dari
warisan budaya. Tetapi, sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa
itu Pariwisata dan jenis-jenisnya.
Pariwisata merupakan kegiatan berlibur atau jalan-jalan
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menghibur dirinya akan
kepenatan rutinitas yang dilakukan sehari-hari. Menurut ketetapan MPRS No I-II
tahun 1960, "Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah
suatu cara memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani
setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah
lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar
negeri)".
Pariwisata sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu
wisata alam, wisata budaya, wisata keagamaan, wisata belanja, dan wisata
kuliner. Karena saya akan membahas tentang wisata budaya (culture tourism)
maka, Wisata Budaya adalah salah satu jenis kegiatan yang menggunakan
kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata budaya merupakan jenis wisata yang
didasari oleh suatu tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan hal-hal
yang menjadikan keragaman serta identitas dari suatu bangsa. Wisata budaya ini
dibagi menjadi tiga wujud, yaitu :
1.
Gagasan (Ide)
Kebudayaan ini berbentuk kumpulan ide,
gagasan, nilai, norma, peraturan yang sifatnya abstrak atau tidak dapat diraba
atau disentuh. Contohnya seperti Upacara Ngaben (Bali), Grebeg Maulid
(Yogyakarta), Seren Taun (Jawa Barat), dan masih banyak lagi.
2.
Aktivitas (Tindakan)
Kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat. Hal ini sering disebut sebagai sistem sosial,
terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, dan bergaul dengan manusia lain berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, tterjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati serta
di dokumentasikan. Contohnya kehidupan masyarakat adat Baduy (Jawa Barat), kehidupan
masyarakat adat Kampung Naga (Garut), dan masih banyak lagi.
3.
Artefak (Karya)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik
yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan di
dokumentasikan. Sifatnya yang paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Contohnya kesenian dan kerajinan tangan, festival budaya, atau situs arkeologi.
Sedangkan kebudayaan dibagi menjadi 7 unsur, yaitu :
1. Bahasa
2. Sistem
pengetahuan
3. Sistem
teknologi, dan peralatan
4. Sistem
kesenian
5. Sistem
mata pencarian hidup
6. Sistem
religi
7. Sistem
kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Beda dengan wisata alam yang kini tengah
berada di puncaknya, wisata budaya di Indonesia tengah menjajaki perkembangan
namun belum signifikan. Mengapa demikian? Karena menurut saya wisata budaya
Indonesia memang sudah diminati oleh wisatawannya namun terdapat kekurangan
sumber daya manusia untuk melestarikan wisata budaya ini. Kebanyakan mereka
hanya berminat untuk menjadi wisatawan saja dan tidak cukup berminat untuk ikut
melestarikan budaya tersebut.
Padahal seni dan budaya Indonesia merupakan
salah satu kekuatan dan peluang terbesar yang dimiliki Indonesia. Bagaimana
bisa seperti itu? Karena Indonesia memiliki banyak pulau sehingga kebudayaan
yang dimiliki pun menjadi berbeda-beda di
tiap pulaunya. Bayangkan lebih dari 17 ribu pulau yang ada, Indonesia
memiliki 470 suku bangsa yang juga memiliki kebudayaannya masing-masing. Sungguh
kaya kan Indonesia kita ?
Namun, sayangnya di era globalisasi seperti
sekarang banyak diantara seni dan budaya Indonesia yang mulai luntur dimakan
oleh waktu. Hal ini diakibatkan karena masuknya budaya luar yang dengan
mudahnya merubah budaya Indonesia dengan berbagai bentuk. Sehingga membuat seni
dan budaya Indonesia dianggap kuno dan tidak modern atau ketinggalan zaman.
Padahal banyak bangsa lain yang tertarik pada budaya kita. Tetapi kita malah
meninggalkannya atau bahkan melupakannya.
Hal ini berdampak buruk pada wisata budaya
Indonesia. Tersisihnya budaya lokal menjadikannya terancam punah akibat
kurangnya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya Indonesia. Maka jika
dibandingkan dengan wisata alam, wisata budaya memang tetap ada tetapi untuk
sumber daya manusianya sangat sedikit. Mereka adalah para penerus bangsa yaitu
kaum remaja. Jarang diantara mereka untuk ikut langsung melestarikan kebudayaan
Indonesia.
Remaja Indonesia pada saat ini lebih
tertarik untuk mengikuti tren budaya luar dibandingkan budaya sendiri. Mereka
lebih senang untuk menari ala break dance dibandingkan dengan tarian
tradisional Indonesia, dan begitu dalam banyak hal lainnya. Selain itu mereka
juga sibuk akan dunia maya yang tengah menjadi sebuah aktivitas rutin yang
dilakukan. Sehingga membuat mereka melupakan dunia nyata yang ada di
sekelilingnya.
Memang media sosial membantu meningkatkan
pariwisata di Indonesia. Tetapi jika mereka hanya menyebarluaskan wisata
tersebut, lalu siapa yang akan melestarikannya? Apakah wisata budaya tersebut
akan terus menerus dimainkan dengan mereka yang sudah berumur? Hal inilah yang
membuat pentingnya pelestarian wisata budaya di Indonesia.
Kalau kita tidak ikut melestarikannya maka
budaya kita bisa jadi diambiloleh negara lain. Contoh kasus pada Reog Ponorogo
yang dulu sempat di klaim merupakan kesenian tari dari negara tetangga kita
yaitu Malaysia. Klaim ini dilakukan pada bulan November 2007 lalu. Hal ini
dapat terjadi karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebudayaannya
sendiri. Apakah kita mau kebudayaan kita terus di ambiloleh negara lain?
Seharusnya sebagai penerus bangsa kita harus melestarikan kebudayaan kita
sendiri.
Padahal wisata budaya di Indonesia ini
sangat diminati oleh wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Direktur Jendral
Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, mengemukakan
aspek kebudayaan memang harus dibenahi jika Indonesia ingin menggaet wisatawan
luar lebih banyak. Ia mengatakan “Ini karena kekayaan budaya kita menjadi daya
tarik besar bagi wisatawan luar negeri. Sebuah travel menyebutkan bahwa 60
persen orang asing datang ke Indonesia karena kebudayaan kita sangat kaya”
dikutip dari Antaranews, Senin (10/08/2015).
Maka dari itu seharusnya kita sadar dan
mulai melakukan pelestarian budaya Indonesia. Jangan sampai para wisatawan
asinglah yang melestarikan kebudayaan kita. Kalian sudah sering melihat kan,
bahwa tarian pendet diminati banyak wisatawan asing di Bali. Bahkan Sekjen
Kementerian Pendidikan Nasional, Ainun Naim, mengatakan bahwa “Di Ohio State,
Amerika Serikat ada yang mempelajari Gamelan.” Dikutip pada Senin, (26/09/2011)
Secara konseptual, pariwisata budaya adalah
suatu konseppengembangan pariwisata
berbasis sumber daya budaya yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya
pelestarian budaya dan lingkungannya. Caranya adalah melalui peningkatan
partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya
budaya sebagai daya tarik pariwisata guna meningkatkan taraf hidup dan ekonomi
masyarakat setempat.
Pariwisata budaya khususnya dalam rangka
pelestarian, peran masyarakat lokal sebagai pemilik budaya lebih didahulukan
dalam memilah komponen budaya mana yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pariwisata. Oleh karenanya dalam mengakomodasi kepentingan dimaksud, beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pariwisata budaya
mencakup:.
1.
Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan
seseorang atau kelompok untuk melihat, meneliti, mengetahui, dan memahami
kebudayaan (tradisi, perilaku, kerajinan, kesenian, dan lain-lain) masyarakat
di suatu tempat dalam waktu tertentu.
2.
Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan
seseorang atau kelompok untuk melihat, meneliti, mengetahui, dan memahami
hal-hal yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari (eksotis), yang dilakukan dalam
waktu tertentu (sementara).
3.
Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan
seseorang atau kelompok melihat, meneliti, mengetahui, dan memahami kebudayaan
masyarakat di suatu tempatdari waktu ke waktu (bukan hanya kebudayaan yang
bersifat tradisional sajamelainkan kebudayaan yang sudah dipengaruhi oleh
kebudayaan lain).
4.
Wisata budaya berkaitan dengan obyek yang
memiliki daya tarik kelokalan, menghasilkan nilai tambah dan manfaat, serta
berkelanjutan.
5.
Wisata budaya juga berkenaan dengan fasilitas,
aksesibilitas, pelaku, modal, dansistem informasi.
Namun terdapat berbagai kontroversi dalam
pengembangan pemanfaatan budaya untuk sektor pariwisata. Ada yang bilang bahwa
pariwisata itu merusak budaya. Kaum yang menentang pariwisata berbasis budaya
berpendapat bahwa kedatangan turis ke daerah tujuan wisata dapat merusak
keaslian atau keutuhan hayati suatu produk budaya. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa pariwisata telah merusak atau, menghancurkan kebudayaan lokal. Pariwisata
secara langsung ‘memaksa’ ekspresi kebudayaan lokal untuk dimodifikasi, agar
sesuai dengan kebutuhan pariwisata. Ekspresi budaya dikomodifikasi agar dapat
‘dijual’ kepada wisatawan. Contoh kasusnya adalah Sendra Tari Ramayana,
tidak lagi disajikan secara utuh, peranan skenario
tidak berfungsi lagi. Selain itu, tari Kecak
juga mengalami nasib serupa. Pertunjukkan tari Kecak yang mudah disaksikan di Bali, kelihatan nilai sakralnya
sudah terpotong-potong karena harus disesuaikan dengan waktu wisatawan yang
ingin menyaksikannya.
Tetapi ada juga yang berkata bahwa
pariwisata justru memperkuat budaya. Walaupun tidak sedikit pihak yang
menentang perkembangan pariwisata berbasis budaya ini, namun banyak juga Sosiolog
dan Antropolog
yang justru melihat bahwa pariwisata (internasionalisasi) tidak merusak
kebudayaan, melainkan justru memperkuat, karena terjadinya proses yang disebut involusi kebudayaan
(cultural involution). Hal tersebut bisa dilihat dari kasus Bali. McKean (1978) mengatakan,
meskipun perubahan sosial ekonomi sedang terjadi di Bali, semua itu terjadi
secara bergandengan tangan dengan usaha konservasi kebudayaan tradisional.
Kepariwisataan pada kenyataannya telah memperkuat proses konservasi,
reformasi,
dan penciptaan kembali berbagai tradisi. Philip F. McKean (1973)
bahkan menulis bahwa “the traditions of Bali will prosper in direct proportion
to the success of tourist industry” (dikutip dalam Wood, 1979). Ahli lain
berpendapat bahwa dampak kepariwisataan di Bali bersifat aditif,
dan bukan substitutif. Artinya,
dampak tersebut tidak menyebabkan transformasi secara struktural, melainkan terintegrasi dengan kehidupan
tradisional
masyarakat (Lansing, 1974).
Terlepas dari pro kontra tersebut, sosiolog
Selo
Soemardjan mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, kebudayaan akan
terus berkembang, karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus
berkembang, karena adanya rangsangan, seperti adanya perkembangan industri
pariwisata. Proses saling memengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi
antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia
ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Kemampuan
berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu
kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa
berubah, atau dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamis, yang terus
berkembang seiring perputaran waktu, baik karena dipengaruhi pariwisata ataupun
dipengaruhi masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri.
Menurut Dede Kurnia, selaku dosen di
Universitas Negeri Jakarta, ia mengatakan bahwa, “Secara umum pariwisata budaya
Indonesia sudah mulai berkembang walaupun belum terlalu signifikan dan masih
kurang menyentuh masyarakat kelas menengah atas.” Minggu, (03/01/2016). Ia juga
mengatakan bahwa kesadaran generasi muda masih kurang dalam mengembangkan
wisata budaya, bahkan sangat sedikit sekali yang peduli dan mencintai
keseniannya apalagi untuk mengembangkannya. Kebanyakan anak bangsa lebih suka
dan kagum dengan kesenian impor atau luar negeri.
Kurangnya promosi dan sosialisasi juga
merupakan salah satu hal yang mengakibatkan kurang minatnya generasi muda untuk
mempelajari budaya lokal. Promosi yang dilakukan hanya sebatas slogan yang
diberikan, tidak ada tindakan khusus atau wadah untuk memberi sosialisasi
pelestarian seni dan budaya Indonesia.
Langkah yang harus dilakukan untuk
melesatrikan wisata budaya ini dengan mensosialisasikan budaya Indonesia kepada
para generasi muda. Sebelum mereka mempelajari lebih lanjut apa itu wisata
budaya dan kebudayaan mereka harus mengetahui apa yng dimaksud dengan budaya
dan apa saja kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Setelah mereka
memahaminya, barulah dilakukan praktek kegiatan untuk merepresentasikan budaya
Indonesia. Setelah mereka mendapat pelajaran tersebut maka berikanlah wadah
untuk mereka menunjukkan hasil dari pelajaran yang telah di dapat. Hal ini akan
memebuat mereka merasa puas karena ilmu yang didapat tidak hanya mereka pahami
untuk diri sendiri, melainkan mereka dapat menujukkan hasilnya kepada banyak
orang dengan wadah yang disediakan di berbagai tempat.
Sehingga aktivitas wisata budaya pun akan
dapat terlaksana dengan baik. Contohnya saja, ada sanggar seni dimana generasi
muda ini mempelajari tentang kesenian dan kebudayaan Indonesia, setelah mereka
mendapatkan ilmunya tunjuklah beberapa tempat untuk menampilkan kebudayaan
Indonesia di depan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Berikut hal-hal yang harus diterapkan jika
ingin memajukkan dan melestarikan wisata budaya Indonesia :
1.
Menjadikan pelajaran tentang kebudayaan dan
kesenian Indonesia menjadi muatan lokal atau pelajaran pokok dalam mata
pelajaran di sekolah. Diterapkan sedari dini atau tingkatan SD (Sekolah Dasar).
2.
Ajarkan kebudayaan dan kesenian Indonesia kepada
para siswa-siswi. Misalnya menjadikannya sebagai ekstrakulikuler wajib yang
harus diikuti oleh semua siswa. Jadi tidak hanya Pramuka saja yang menjadi
ekstrakulikuler wajib yang ada di setiap sekolah.
3.
Berikan wadah untuk mempelajari kesenian dan
kebudayaan Indonesia. Misalnya dengan memperbanyak sanggar seni, mulai dari
sanggar seni musik tradisional, sanggar seni tari tradisional, sanggar seni
drama atau teater tradisional di setiap tempat yang ada di Indonesia. Sehingga
setiap orang yang berada di suatu kota dapat melakukan seni dan budaya dari
kotanya tersebut.
4.
Setelah mereka mendapatkan ilmu tentang kesenian
dan kebudayaan serta mereka dapat menunjukkan hasilnya. Buatlah tempat dimana
mereka dapat menunjukkan hasil pelajaran yang mereka dapatkan. Misalnya buatlah
di setiap kota balai pertunjukkan dimana mereka akan mempertunjukkan kesenian
dan kebudayaan Indonesia yang dapat ditonton oleh para wisatawan. Dan jadikan
balai pertunjukkan ini sebagai tempat wajib dikunjungi oleh wisatawan dengan
memberikan jadwal pertunjukkan. Seperti halnya pertunjukkan tari Barong yang di
adakan di daerah Batu Bulan Bali.
Tapi dalam hal ini semua kota yang ada di Indonesia harus
ikut berperan dalam mewadahi wisata budaya seperti ini. Jadi tidak hanya Bali
dan Jogja saja yang menjadi tempat wisata budaya di Indonesia, melainkan
seluruh kota juga dapat menjadi tujuan wisatawan untuk berwisata budaya.
5.
Biarpun akan mengalami perubahan, tetapi
percampuran budaya tradisional dan budaya luar (internasional) juga merupakan
ide kreatif untuk melestarikan budaya Indonesia. Tetapi tetap mempertunjukkan
budaya asli Indonesia.
6.
Berikan pelajaran mengenai bagaimana cara
pengelolaan wisata budaya. Karena jika mereka hanya mendapatkan ilmunya saja
tanpa dapat mengelolanya maka sama saja bohong.
7.
Banyaknya festival budaya juga merupakan upaya
pelestarian wisata budaya Indonesia.
Adapun 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan,
yaitu:
1.
Bahasa (language)
2.
Masyarakat (traditions)
3.
Kerajinan
tangan (handicraft)
4.
Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits)
6.
Sejarah suatu tempat (history of the region)
7.
Cara Kerja dan Teknolgi (work and
technology)
8.
Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu
yang dapat disaksikan
9.
Bentuk dan karakteristik arsitektur
di masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the
area)
10.
Tata cara berpakaian penduduk
setempat (dress and clothes)
11.
Sistem pendidikan
(educational system)
12.
Aktivitas pada waktu senggang (leisure
activities)
Dengan demikian wisata budaya Indonesia dapat
dilestarikan dengan mudahnya dan kita tidak akan kesusahan untuk mencari wisata
budaya yang ada, karena sudah di sediakan di setiap kota dengan jadwal yang
sudah ditentukan. Contohnya seperti pertunjukkan seni tari tradisional, seni
musik tradisional, seni drama atau teater tradisional. Kemudian ada juga
pameran kerajinan tangan. Serta banyak diadakannya kunjungan ke desa adat, situs
bersejarah, dan banyak lagi menyangkut tentang wisata budaya.
Jadi mari kita benahi wisata budaya Indonesia menjadi wisata yang banyak diminati
oleh semua wisatawan dunia. Mulailah dengan kemauan dari diri kita sendiri.
Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan wisata budaya Indonesia?
Anisa Dyah Ayu Kartika Sari
Usaha Jasa Pariwisata UNJ 2014 Kelas B
anisadyahayu.kartikasari@yahoo.com
Refrensi :
·
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata.Jakarta
" Sehingga membuat seni dan budaya Indonesia dianggap kuno dan tidak modern atau ketinggalan zaman." bener banget nih, sangat banyak yg berpikiran kaya gitu jaman sekarang.
ReplyDeletePemberian pengarahan dan pengajaran tentang kebudayaan oleh seorang ahli yang sangat peduli terhadap kebudayaan indonesia itu memang sangat diperlukan untuk melestarikan kebudayaan indonesia kepada seluruh rakyat indonesia yang tentu berpengaruh terhadap sektor pariwisata di indonesia.
ReplyDeleteBener banget tuh, harusnya disetiap tempat ada sanggar seninya. Buat melestarikan kesenian indonesia. Good idea. Thankyou for ur information
ReplyDeleteKebudayaan Indonesia yg beraneka ragam patut kita jaga dan lestarikan.
ReplyDelete
ReplyDeleteMungkin kalo semakin banyak pelestarian kesenian jadi semakin banyak juga wisata budaya yg bisa dikunjungi. Thanks for your information. Tapi coba tambahin gambar atau foto, biar lebih menarik😍