Sunday, January 3, 2016

T2_Anisa Dyah Ayu Kartika Sari_Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia



Upaya Pelestarian Wisata Budaya di Indonesia


Siapa sih yang gak suka jalan-jalan. Pasti semua orang suka untuk melakukan kegiatan yang satu ini. Dimana ia dapat melihat tempat baru yang berbeda dengan pemandangan yang ia lihat sehari-hari. Atau dapat melihat suatu budaya baru yang belum ia ketahui. Di zaman sekarang ini tren travelling sudah mendunia. Banyak orang (wisatawan) yang berbondong-bondong mencari pemandangan baru. Salah satu bidang pariwisata di Indonesia yang tengah berkembang adalah Wisata Alam.
Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan alam yang tengah dimanfaatkan menjadi wisata alam. Pemandangan indah yang dimiliki oleh alam Indonesia membuatnya semakin terkenal tidak hanya untuk orang Indonesia sendiri melainkan untuk orang-orang asing. Tidak heran jika saat ini wisata alam Indonesia lebih terkenal dan lebih di kagumi oleh semua kalangan dibandingkan dengan artis-artis cantik atau tampan. Hal ini membuat banyak orang mau melakukan kegiatan wisata.
Namun, saya tidak akan membahas tentang wisata alam Indonesia melainkan saya akan membahas wisata budaya Indonesia. Dimana wisata ini juga tak kalah pentingnya dan juga memiliki nilai lebih sebagai bagian dari warisan budaya. Tetapi, sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu Pariwisata dan jenis-jenisnya.
Pariwisata merupakan kegiatan berlibur atau jalan-jalan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menghibur dirinya akan kepenatan rutinitas yang dilakukan sehari-hari. Menurut ketetapan MPRS No I-II tahun 1960, "Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negeri)".
Pariwisata sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata keagamaan, wisata belanja, dan wisata kuliner. Karena saya akan membahas tentang wisata budaya (culture tourism) maka, Wisata Budaya adalah salah satu jenis kegiatan yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata budaya merupakan jenis wisata yang didasari oleh suatu tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan hal-hal yang menjadikan keragaman serta identitas dari suatu bangsa. Wisata budaya ini dibagi menjadi tiga wujud, yaitu :
1.       Gagasan (Ide)
Kebudayaan ini berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan yang sifatnya abstrak atau tidak dapat diraba atau disentuh. Contohnya seperti Upacara Ngaben (Bali), Grebeg Maulid (Yogyakarta), Seren Taun (Jawa Barat), dan masih banyak lagi.
2.       Aktivitas (Tindakan)
Kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Hal ini sering disebut sebagai sistem sosial, terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, dan bergaul dengan manusia lain berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, tterjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati serta di dokumentasikan. Contohnya kehidupan masyarakat adat Baduy (Jawa Barat), kehidupan masyarakat adat Kampung Naga (Garut), dan masih banyak lagi.
3.       Artefak (Karya)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan di dokumentasikan. Sifatnya yang paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Contohnya kesenian dan kerajinan tangan, festival budaya, atau situs arkeologi.
Sedangkan kebudayaan dibagi menjadi 7 unsur, yaitu :
1.       Bahasa
2.       Sistem pengetahuan
3.       Sistem teknologi, dan peralatan
4.       Sistem kesenian
5.       Sistem mata pencarian hidup
6.       Sistem religi
7.       Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Beda dengan wisata alam yang kini tengah berada di puncaknya, wisata budaya di Indonesia tengah menjajaki perkembangan namun belum signifikan. Mengapa demikian? Karena menurut saya wisata budaya Indonesia memang sudah diminati oleh wisatawannya namun terdapat kekurangan sumber daya manusia untuk melestarikan wisata budaya ini. Kebanyakan mereka hanya berminat untuk menjadi wisatawan saja dan tidak cukup berminat untuk ikut melestarikan budaya tersebut.
Padahal seni dan budaya Indonesia merupakan salah satu kekuatan dan peluang terbesar yang dimiliki Indonesia. Bagaimana bisa seperti itu? Karena Indonesia memiliki banyak pulau sehingga kebudayaan yang dimiliki pun menjadi berbeda-beda di  tiap pulaunya. Bayangkan lebih dari 17 ribu pulau yang ada, Indonesia memiliki 470 suku bangsa yang juga memiliki kebudayaannya masing-masing. Sungguh kaya kan Indonesia kita ?
Namun, sayangnya di era globalisasi seperti sekarang banyak diantara seni dan budaya Indonesia yang mulai luntur dimakan oleh waktu. Hal ini diakibatkan karena masuknya budaya luar yang dengan mudahnya merubah budaya Indonesia dengan berbagai bentuk. Sehingga membuat seni dan budaya Indonesia dianggap kuno dan tidak modern atau ketinggalan zaman. Padahal banyak bangsa lain yang tertarik pada budaya kita. Tetapi kita malah meninggalkannya atau bahkan melupakannya.
Hal ini berdampak buruk pada wisata budaya Indonesia. Tersisihnya budaya lokal menjadikannya terancam punah akibat kurangnya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya Indonesia. Maka jika dibandingkan dengan wisata alam, wisata budaya memang tetap ada tetapi untuk sumber daya manusianya sangat sedikit. Mereka adalah para penerus bangsa yaitu kaum remaja. Jarang diantara mereka untuk ikut langsung melestarikan kebudayaan Indonesia.
Remaja Indonesia pada saat ini lebih tertarik untuk mengikuti tren budaya luar dibandingkan budaya sendiri. Mereka lebih senang untuk menari ala break dance dibandingkan dengan tarian tradisional Indonesia, dan begitu dalam banyak hal lainnya. Selain itu mereka juga sibuk akan dunia maya yang tengah menjadi sebuah aktivitas rutin yang dilakukan. Sehingga membuat mereka melupakan dunia nyata yang ada di sekelilingnya.
Memang media sosial membantu meningkatkan pariwisata di Indonesia. Tetapi jika mereka hanya menyebarluaskan wisata tersebut, lalu siapa yang akan melestarikannya? Apakah wisata budaya tersebut akan terus menerus dimainkan dengan mereka yang sudah berumur? Hal inilah yang membuat pentingnya pelestarian wisata budaya di Indonesia.
Kalau kita tidak ikut melestarikannya maka budaya kita bisa jadi diambiloleh negara lain. Contoh kasus pada Reog Ponorogo yang dulu sempat di klaim merupakan kesenian tari dari negara tetangga kita yaitu Malaysia. Klaim ini dilakukan pada bulan November 2007 lalu. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebudayaannya sendiri. Apakah kita mau kebudayaan kita terus di ambiloleh negara lain? Seharusnya sebagai penerus bangsa kita harus melestarikan kebudayaan kita sendiri.
Padahal wisata budaya di Indonesia ini sangat diminati oleh wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Direktur Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, mengemukakan aspek kebudayaan memang harus dibenahi jika Indonesia ingin menggaet wisatawan luar lebih banyak. Ia mengatakan “Ini karena kekayaan budaya kita menjadi daya tarik besar bagi wisatawan luar negeri. Sebuah travel menyebutkan bahwa 60 persen orang asing datang ke Indonesia karena kebudayaan kita sangat kaya” dikutip dari Antaranews, Senin (10/08/2015).
Maka dari itu seharusnya kita sadar dan mulai melakukan pelestarian budaya Indonesia. Jangan sampai para wisatawan asinglah yang melestarikan kebudayaan kita. Kalian sudah sering melihat kan, bahwa tarian pendet diminati banyak wisatawan asing di Bali. Bahkan Sekjen Kementerian Pendidikan Nasional, Ainun Naim, mengatakan bahwa “Di Ohio State, Amerika Serikat ada yang mempelajari Gamelan.” Dikutip pada Senin, (26/09/2011)
Secara konseptual, pariwisata budaya adalah suatu konseppengembangan pariwisata berbasis sumber daya budaya yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian budaya dan lingkungannya. Caranya adalah melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya budaya sebagai daya tarik pariwisata guna meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat setempat.
Pariwisata budaya khususnya dalam rangka pelestarian, peran masyarakat lokal sebagai pemilik budaya lebih didahulukan dalam memilah komponen budaya mana yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata. Oleh karenanya dalam mengakomodasi kepentingan dimaksud, beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pariwisata budaya mencakup:.
1.       Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan seseorang atau kelompok untuk melihat, meneliti, mengetahui, dan memahami kebudayaan (tradisi, perilaku, kerajinan, kesenian, dan lain-lain) masyarakat di suatu tempat dalam waktu tertentu.
2.       Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan seseorang atau kelompok untuk melihat, meneliti, mengetahui, dan memahami hal-hal yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari (eksotis), yang dilakukan dalam waktu tertentu (sementara).
3.       Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan seseorang atau kelompok melihat, meneliti, mengetahui, dan memahami kebudayaan masyarakat di suatu tempatdari waktu ke waktu (bukan hanya kebudayaan yang bersifat tradisional sajamelainkan kebudayaan yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan lain).
4.       Wisata budaya berkaitan dengan obyek yang memiliki daya tarik kelokalan, menghasilkan nilai tambah dan manfaat, serta berkelanjutan.
5.       Wisata budaya juga berkenaan dengan fasilitas, aksesibilitas, pelaku, modal, dansistem informasi.
Namun terdapat berbagai kontroversi dalam pengembangan pemanfaatan budaya untuk sektor pariwisata. Ada yang bilang bahwa pariwisata itu merusak budaya. Kaum yang menentang pariwisata berbasis budaya berpendapat bahwa kedatangan turis ke daerah tujuan wisata dapat merusak keaslian atau keutuhan hayati suatu produk budaya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pariwisata telah merusak atau, menghancurkan kebudayaan lokal. Pariwisata secara langsung ‘memaksa’ ekspresi kebudayaan lokal untuk dimodifikasi, agar sesuai dengan kebutuhan pariwisata. Ekspresi budaya dikomodifikasi agar dapat ‘dijual’ kepada wisatawan. Contoh kasusnya adalah Sendra Tari Ramayana, tidak lagi disajikan secara utuh, peranan skenario tidak berfungsi lagi. Selain itu, tari Kecak juga mengalami nasib serupa. Pertunjukkan tari Kecak yang mudah disaksikan di Bali, kelihatan nilai sakralnya sudah terpotong-potong karena harus disesuaikan dengan waktu wisatawan yang ingin menyaksikannya.
Tetapi ada juga yang berkata bahwa pariwisata justru memperkuat budaya. Walaupun tidak sedikit pihak yang menentang perkembangan pariwisata berbasis budaya ini, namun banyak juga Sosiolog dan Antropolog yang justru melihat bahwa pariwisata (internasionalisasi) tidak merusak kebudayaan, melainkan justru memperkuat, karena terjadinya proses yang disebut involusi kebudayaan (cultural involution). Hal tersebut bisa dilihat dari kasus Bali. McKean (1978) mengatakan, meskipun perubahan sosial ekonomi sedang terjadi di Bali, semua itu terjadi secara bergandengan tangan dengan usaha konservasi kebudayaan tradisional. Kepariwisataan pada kenyataannya telah memperkuat proses konservasi, reformasi, dan penciptaan kembali berbagai tradisi. Philip F. McKean (1973) bahkan menulis bahwa “the traditions of Bali will prosper in direct proportion to the success of tourist industry” (dikutip dalam Wood, 1979). Ahli lain berpendapat bahwa dampak kepariwisataan di Bali bersifat aditif, dan bukan substitutif. Artinya, dampak tersebut tidak menyebabkan transformasi secara struktural, melainkan terintegrasi dengan kehidupan tradisional masyarakat (Lansing, 1974).
Terlepas dari pro kontra tersebut, sosiolog Selo Soemardjan mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, kebudayaan akan terus berkembang, karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus berkembang, karena adanya rangsangan, seperti adanya perkembangan industri pariwisata. Proses saling memengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah, atau dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamis, yang terus berkembang seiring perputaran waktu, baik karena dipengaruhi pariwisata ataupun dipengaruhi masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri.
Menurut Dede Kurnia, selaku dosen di Universitas Negeri Jakarta, ia mengatakan bahwa, “Secara umum pariwisata budaya Indonesia sudah mulai berkembang walaupun belum terlalu signifikan dan masih kurang menyentuh masyarakat kelas menengah atas.” Minggu, (03/01/2016). Ia juga mengatakan bahwa kesadaran generasi muda masih kurang dalam mengembangkan wisata budaya, bahkan sangat sedikit sekali yang peduli dan mencintai keseniannya apalagi untuk mengembangkannya. Kebanyakan anak bangsa lebih suka dan kagum dengan kesenian impor atau luar negeri.
Kurangnya promosi dan sosialisasi juga merupakan salah satu hal yang mengakibatkan kurang minatnya generasi muda untuk mempelajari budaya lokal. Promosi yang dilakukan hanya sebatas slogan yang diberikan, tidak ada tindakan khusus atau wadah untuk memberi sosialisasi pelestarian seni dan budaya Indonesia.
Langkah yang harus dilakukan untuk melesatrikan wisata budaya ini dengan mensosialisasikan budaya Indonesia kepada para generasi muda. Sebelum mereka mempelajari lebih lanjut apa itu wisata budaya dan kebudayaan mereka harus mengetahui apa yng dimaksud dengan budaya dan apa saja kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Setelah mereka memahaminya, barulah dilakukan praktek kegiatan untuk merepresentasikan budaya Indonesia. Setelah mereka mendapat pelajaran tersebut maka berikanlah wadah untuk mereka menunjukkan hasil dari pelajaran yang telah di dapat. Hal ini akan memebuat mereka merasa puas karena ilmu yang didapat tidak hanya mereka pahami untuk diri sendiri, melainkan mereka dapat menujukkan hasilnya kepada banyak orang dengan wadah yang disediakan di berbagai tempat.
Sehingga aktivitas wisata budaya pun akan dapat terlaksana dengan baik. Contohnya saja, ada sanggar seni dimana generasi muda ini mempelajari tentang kesenian dan kebudayaan Indonesia, setelah mereka mendapatkan ilmunya tunjuklah beberapa tempat untuk menampilkan kebudayaan Indonesia di depan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Berikut hal-hal yang harus diterapkan jika ingin memajukkan dan melestarikan wisata budaya Indonesia :
1.       Menjadikan pelajaran tentang kebudayaan dan kesenian Indonesia menjadi muatan lokal atau pelajaran pokok dalam mata pelajaran di sekolah. Diterapkan sedari dini atau tingkatan SD (Sekolah Dasar).
2.       Ajarkan kebudayaan dan kesenian Indonesia kepada para siswa-siswi. Misalnya menjadikannya sebagai ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh semua siswa. Jadi tidak hanya Pramuka saja yang menjadi ekstrakulikuler wajib yang ada di setiap sekolah.
3.       Berikan wadah untuk mempelajari kesenian dan kebudayaan Indonesia. Misalnya dengan memperbanyak sanggar seni, mulai dari sanggar seni musik tradisional, sanggar seni tari tradisional, sanggar seni drama atau teater tradisional di setiap tempat yang ada di Indonesia. Sehingga setiap orang yang berada di suatu kota dapat melakukan seni dan budaya dari kotanya tersebut.
4.       Setelah mereka mendapatkan ilmu tentang kesenian dan kebudayaan serta mereka dapat menunjukkan hasilnya. Buatlah tempat dimana mereka dapat menunjukkan hasil pelajaran yang mereka dapatkan. Misalnya buatlah di setiap kota balai pertunjukkan dimana mereka akan mempertunjukkan kesenian dan kebudayaan Indonesia yang dapat ditonton oleh para wisatawan. Dan jadikan balai pertunjukkan ini sebagai tempat wajib dikunjungi oleh wisatawan dengan memberikan jadwal pertunjukkan. Seperti halnya pertunjukkan tari Barong yang di adakan di daerah Batu Bulan Bali.
Tapi dalam hal ini semua kota yang ada di Indonesia harus ikut berperan dalam mewadahi wisata budaya seperti ini. Jadi tidak hanya Bali dan Jogja saja yang menjadi tempat wisata budaya di Indonesia, melainkan seluruh kota juga dapat menjadi tujuan wisatawan untuk berwisata budaya.
5.       Biarpun akan mengalami perubahan, tetapi percampuran budaya tradisional dan budaya luar (internasional) juga merupakan ide kreatif untuk melestarikan budaya Indonesia. Tetapi tetap mempertunjukkan budaya asli Indonesia.
6.       Berikan pelajaran mengenai bagaimana cara pengelolaan wisata budaya. Karena jika mereka hanya mendapatkan ilmunya saja tanpa dapat mengelolanya maka sama saja bohong.
7.       Banyaknya festival budaya juga merupakan upaya pelestarian wisata budaya Indonesia.
Adapun 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan, yaitu:
1.       Bahasa (language)
2.       Masyarakat (traditions)
3.       Kerajinan tangan (handicraft)
4.       Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits)
5.       Musik dan kesenian (art and music)
6.       Sejarah suatu tempat (history of the region)
7.       Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology)
8.       Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan
9.       Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area)
10.   Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes)
11.   Sistem pendidikan (educational system)
12.   Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities)
Dengan demikian wisata budaya Indonesia dapat dilestarikan dengan mudahnya dan kita tidak akan kesusahan untuk mencari wisata budaya yang ada, karena sudah di sediakan di setiap kota dengan jadwal yang sudah ditentukan. Contohnya seperti pertunjukkan seni tari tradisional, seni musik tradisional, seni drama atau teater tradisional. Kemudian ada juga pameran kerajinan tangan. Serta banyak diadakannya kunjungan ke desa adat, situs bersejarah, dan banyak lagi menyangkut tentang wisata budaya.
Jadi mari kita benahi wisata budaya  Indonesia menjadi wisata yang banyak diminati oleh semua wisatawan dunia. Mulailah dengan kemauan dari diri kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan wisata budaya Indonesia?

Anisa Dyah Ayu Kartika Sari
Usaha Jasa Pariwisata UNJ 2014 Kelas B
anisadyahayu.kartikasari@yahoo.com

Refrensi :
·         Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata.Jakarta

5 comments:

  1. " Sehingga membuat seni dan budaya Indonesia dianggap kuno dan tidak modern atau ketinggalan zaman." bener banget nih, sangat banyak yg berpikiran kaya gitu jaman sekarang.

    ReplyDelete
  2. Pemberian pengarahan dan pengajaran tentang kebudayaan oleh seorang ahli yang sangat peduli terhadap kebudayaan indonesia itu memang sangat diperlukan untuk melestarikan kebudayaan indonesia kepada seluruh rakyat indonesia yang tentu berpengaruh terhadap sektor pariwisata di indonesia.

    ReplyDelete
  3. Bener banget tuh, harusnya disetiap tempat ada sanggar seninya. Buat melestarikan kesenian indonesia. Good idea. Thankyou for ur information

    ReplyDelete
  4. Kebudayaan Indonesia yg beraneka ragam patut kita jaga dan lestarikan.

    ReplyDelete

  5. Mungkin kalo semakin banyak pelestarian kesenian jadi semakin banyak juga wisata budaya yg bisa dikunjungi. Thanks for your information. Tapi coba tambahin gambar atau foto, biar lebih menarik😍

    ReplyDelete