DESA WISATA BADUY
TEMA : PENGRAJIN GULA MERAH
INFORMASI UMUM DESA BADUY
Desa Baduy merupakan desa wisata yang terletak di wilayah
kabupaten Lebak, Banten. Wilayah Baduy
memiliki luas sekitar 5.101,8 hektar terletak di sebelah Barat Pulau
Jawa, di sekitar Pegunungan Kendeng. Secara administrasi pemerintahan, wilayah
ini dikukuhkan menjadi Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten
Lebak, Propinsi Banten. Sebagai suatu desa, wilayah Baduy atau Desa
Kanekes terdiri atas beberapa Kampung yang terbagi menjadi dua kelompok besar,
yakni Baduy-Dalam dan Baduy-Luar. Pengembangan kampung ini hanya terjadi
di pemukiman Baduy Luar, sedangkan di Baduy Dalam jumlah kampungnya tetap tidak
berubah sepanjang masa, yakni hanya tiga kampung. Jumlah kampung di Baduy
pada tahun 2009 sebanyak 58 kampung, 3 kampung di Baduy Dalam dan 55 kampung di
Baduy Luar.
Kekuatan hukum
status wilayah Baduy ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 32
tahun 2001 tentang Perlindungan atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Hak
ulayat ini merupakan kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh
masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan
hidup para warganya untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk
tamah dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidup dan kehidupan yang timbul
dari hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus
antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan. Masyarakat
Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti
aturan negara Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang
dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan. Secara nasional, penduduk
Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di
bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes
yang tertinggi, yaitu "Pu'un".
Sistem Pemerintahan Kenekes
Struktur
masyarakat Baduy dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu masyarakat Baduy
Dalam dan Masyarakat Baduy Luar. Wilayah Baduy Dalam memiliki luas 1.975
hektar dengan jumlah penduduk 1.083 orang (281 KK) yang tersebar di tiga
kampung; sedangkan wilayah Baduy Luar luasnya 3.127 hektar dengan jumlah
penduduk 10.089 (2.667 KK). Mata pencaharian utama masyarakat Baduy
adalah berladang padi tanah kering. Sistem perladangannya adalah berladang
berpindah dengan masa bera (mengistirahatkan lahan) pada saat
ini selama 5 tahun. Mata pencaharian sampingan saat menunggu waktu
panen atau waktu luang adalah membuat kerajinan tangan dari bambu (asepan, boboko, nyiru, dll),
membuat koja (tas dari kulit kayu), masuk ke dalam
hutan mencari rotan, pete, ranji, buah-buahan dan madu, berburu, membuat atap
dari daun kirai, membuat alat pertanian seperti golok dan kored.
Masyarakat
Baduy tidak mengenal sistem pendidikan atau sekolah formal. Adat melarang
warganya untuk bersekolah. Mereka berpendapat bila orang Baduy bersekolah
akan bertambah pintar, dan orang pintar hanya akan merusak alam sehingga akan
merubah semua aturan yang telah ditetapkan oleh karuhun.
Suasana Desa Baduy
Masyarakat Baduy sangat bergantung pada hasil alam. Terutama
pada hasil hutannya. Banyak yang
dihasilkan dari hutan baduy yaitu, duren, kolang kaling, gula aren, bambu yang
biasanya dijadikan bahan pokok membuat jembatan, daun kirai untuk bahan pokok
atap rumah.
PEMBUATAN GULA MERAH
Di desa
Baduy sangat tersebar pohon aren di baduy dalam maupun baduy luar. Pohon aren
sangat banyak manfaatnya. Selain buahnya dapat dijadikan kolang kaling, pohon
aren juga dapat memproduksi gula merah. Dan pada kesempatan kali ini saya akan
membahas sedikit banyaknya tentang proses pembuatan gula merah di Desa Baduy.
Pertama-tama bunga jantan pohon aren dikumpulkan dalam
sebuah bumbung bamboo. Untuk mencegah fermentasi pada nira maka ke dalambumbung
bambu dimasukan laruatau kawao sebagai pengawet alami. Setelah itu nira dimasak
diatas tungku dalam sebuah wajan yang besar. kayu yang bagus untuk memasak nira
ini adalah kayu pohon aren yang sudah tua karena kalorinya lebih tinggi sehinga
akan mempercepat proses masak. Nira yang dimasak apinya tidak nboleh terlalu
besar, karena apabila gulanya hangus maka rasanya akan pahit dan warnanya
hitam. Setalah nira sudah berat saat diaduk diwajan maka nira sudah matang.
Setelah itu proses terakhir tinggal dimasukan
ke dalam cetakan sehingga berbentuk padat dan siap di pasarkan.
Mengkonsumsi gula merah sangat bagus bagi kesehatan, dapat
menambah stamina. Saya mengambil controh dari diri saya sendiri. Saat berjalan
kira-kira 12km dari baduy luar menuju baduy dalam saya berjalan sambil
mengunyah gula merah yang saya beli dari pemilikn homestay tempat saya
menginap. Menurut saya itu sangat berpengaruh karena saya jadi tidak mudah
capek dan pola pernafasan saya jadi terjaga sehingga tidak ngos-ngosan.
Proses Pengumpulan Nira
Proses Masak
Proses Pencetakan
Putri Alawiyah
Usaha Jasa Pariwisata (kelas B)
putrialawiyaah@gmail.com
Bagus nih. Nice info. Makasih yaa infonya jd tauu ttg manfaat gula merah yg blm gua tau. Sering2 buat blog ttg informasi2 yg menarik lg ya! Good good
ReplyDeleteNice info!
ReplyDeleteWah infonya keren bgt, jadi mau pergi ke baduy deh😉
ReplyDeleteJadi pengen makan gula merah biar sehat dan nambah stamina😍
ReplyDeletepengrajinnya keren yg buat blog nya ga kere
ReplyDeletewah bermanfaat sekali kawan infonya,goodjob
ReplyDeleteKreatifitas mengelola hasil alam negera sendiri yang sangat membanggakan bagi indonesia
ReplyDeleteKreatifitas mengelola hasil alam negera sendiri yang sangat membanggakan bagi indonesia
ReplyDeleteWahh keren jd pengen liat gula merah
ReplyDeleteThanks infonya, tulisan yg sangat bermanfaat. Ditunggu tulisan selanjutnya
ReplyDeleteMantap, representasi masyarakat yang masih bersahabat dengan alam. Keren euy!
ReplyDeleteMantap, representasi masyarakat yang masih bersahabat dengan alam. Keren euy!
ReplyDeletenice info!!
ReplyDelete