Pariwisata Budaya di Pura Luhur
Uluwatu
Pengantar
Artikel ini saya buat
untuk memenuhi tugas matakuliah Wisata Budaya. Cerita ini saya buat atas
pengalaman pribadi saya dan ditambah dengan beberapa sumber untuk memperkuat
apa yang saya alami selama berada di Pura Luhur Uluwatu.
Selain itu ada beberapa
sejarah yang saya ambil untuk menambah ilmu dan pengetahuan kita semua. Di
artikel ini ada info tentang akses, penginapan serta tempat makan yang ada
dekat dengan obyek tersebut. Saya juga menambahkan beberapa sejarah tentang
Tari Kecak dan asal usul Pie Susu menjadi oleh-oleh khas Bali.
Semoga artikel yang
saya buat ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi orang banyak. Dan dapat
menambah pengetahuan tentang wisata di Pulau Bali khususnya Kabupaten Badung
yang katanya adalah kabupaten terkaya di Bali ini. Saya sadar bahwa artikel ini
masih kurang dari kata cukup. Maka dari itu saya meminta kesedian teman-teman
semua bersedia memberikan saran.
Pembahasan
Pura Luhur Uluwatu
merupakan sebuah Pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta,
Kabupaten Badung. Nama Uluwatu memiliki arti, Ulu artinya di atas, sedangkan
Watu artinya batu. Jadi pengertian Pura Uluwatu adalah pura yang letaknya
diatas batu yang terjal. Pura Luhur Uluwatu atau biasa disebut Pura Uluwatu,
adalah salah satu Pura Sad Kahyangan Jagat yang dipercaya oleh umat Hindu
sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini dipercaya sebagai Pura Penyengker
pulau Bali.
Pemandangan di Pura Uluwatu |
Pura ini terletak di ujung barat daya pulau
Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke
laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi
sebagai penyangga kesucian pura. Untuk masuk Pura ini anda akan dikenakan biaya
Rp15.000,- untuk wisatawan lokal dan Rp20.000,- untuk wisatawan mancanegara.
Memasuki Pura yang
sakral ini saja Anda akan merasakan aura yang menurut saya sangat magis.
Sebelum memasuki kawasan Pura, Penjaga loket akan memberikan Anda sebuah kain
berwarna kuning untuk digunakan di pinggang. Menurutnya kain ini bersimbol
untuk membuang pikiran jelek pada yang menggunakannya sebelum memasuki kawasan
Pura. Bagi yang menggunakan celana pendek diatas lutut atau baju you can see, akan dipinjamkan kain untuk
dipakai menutupi beberapa bagian tubuh. Ini adalah salah satu peraturan yang
harus ditaati sebagai bentuk rasa hormat saat berada di tempat ibadah.
Pura sendiri berdiri
kokoh di atas dan di Ujung tebing yang sangat curam setinngi 97 meter,
kelihatan bertengger diatas tebing menonjol ke lautan. Bangunan Pura ini
menghadap ke arah timur, berbeda dengan pura lain di Bali yang umumnya
menghadap ke arah barat atau ke selatan. Di sepanjang jalan di tepi luar pura
terdapat ratusan kera yang berkeliaran. Walaupun tampak jinak, kera-kera
tersebut seringkali mengganggu pengunjung dengan menyerobot makanan atau
barang-barang yang dikenakan.
Di ujung jalan yang
mendaki terdapat dua pintu masuk ke komplek pura, satu terletak di sebelah
utara dan satu lagi di sebelah selatan. Pintu masuk tersebut berbentuk gapura
bentar dan terbuat dari batu. Di depan gapura terdapat sepasang arca berbentuk
manusia berkepala gajah dalam posisi berdiri. Dinding depan gapura dihiasi
pahatan yang sangat halus bermotif daun dan bunga.
Sebelah dalam, di balik
gapura, terdapat sebuah lorong berlantai batu berundak, menuju ke pelataran
dalam. Lorong terbuka ini diteduhi oleh pohon yang ditanam di sepanjang kiri
dan kanan lorong. Pelataran dalam merupakan pelataran terbuka. Lantai pelataran
tertutup oleh lantai batu yang tertata rapi. Di dekat gapura, di sisi utara,
terdapat bangunan kayu. Di sebelah barat, berseberangan dengan jalan masuk,
terdapat sebuah gapura paduraksa yang merupakan jalan masuk ke pelataran yang
lebih dalam lagi.
Saat saya berlibur ke Pura Uluwatu bersama teman satu team saya |
Berbeda dengan gapura
luar, gapura ini merupakan gapura beratap yang terbuat dari batu. Ambang pintu
berbentuk lengkungan dan dibingkai oleh susunan batu. Di atas ambang terdapat
pahatan kepala raksasa. Puncak gapura di berbentuk seperti mahkota dan dihiasi
dengan berbagai motif pahatan. Celah di antara gapura dengan dinding di kiri
dan kanan pelataran tertutup oleh dinding yang juga dihiasi dengan pahatan.
Di sebelah selatan
terdapat pelataran kecil berbentuk memanjang dan menjorok ke arah laut. Di
ujung pelataran terdapat sebuah bangunan kayu yang tampak seperti tempat orang
duduk-duduk sambil memandang lautan. Sejak dibanunannya, Pura Uluwatu telah
banyak kali menjalani pemugaran. Bahkan sekitar tahun 1999, bangunan pura ini
sempat terbakar akibat sambaran petir.
Sejarah
Berdirinya Pura Luhur Uluwatu
Tidak diketahui secara jelas kapan Pura
Uluwatu dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakreta pada masa pemerintahan
suami-istri Sri Msula-Masuli pada sekitar abad XI. Namun, ada fakta menarik
dari tinggalan historis di Pura Luhur Uluwatu. Tinggalan kuno di pura ini
berupa candi kurung atau kori gelung agung yang menjulang megah membatasi areal
jaba tengah dengan jeroan pura, diprediksi pura ini sudah ada sejak abad ke-8.
Candi kuno itu menatahkan hitungan tahun Isaka dengan candrasangkala gana
sawang gana yang berarti tahun Isaka 808 atau sekitar 886 Masehi. Jadi, sebelum
datangnya Mpu Kuturan ke Bali.
Tulisan tentang sejarah dibangunnya Pura Luhur Uluwatu |
Pura Luhur Uluwatu
Berperan mempunyai peranan penting dalam ista dewata Bali. Dalam PadmaBhuana di
Bali Purai Uluwatu terletak di daerah barat daya, dimana merupakan tempat
memuja dewa Rudra. Selain posisi geografis, keunikan lain dari Pura Luhur
Uluwatu adalah arah pemujaan yang menuju Barat Daya. Umumnya, di beberapa
prahyangan lainnya di Bali, yang pemujaannya menghadap ke utara dan timur.
Ketika kita lihat di sebelah kiri sebelum memasuki candi terdapat pelinggih
Dalem Jurit ini dapat ditemukan 3 tugu Tri Murti, merupakan subuah tempat
memuja Dewa Siwa Rudra. Di jaba tengah ini kita menoleh ke kiri lagi ada sebuah
bak air yang selalu berisi air meskipun musim kering sekalipun. Hal ini
dianggap suatu keajaiban dari Pura Luhur Uluwatu. Sebab, di wilayah Desa Pecatu
adalah daerah perbukitan batu karang berkapur yang mengandalkan air hujan.
Karena ada keajaibannya, maka bak air itu dikeramatkan. Biasanya digunakan
untuk kepentingan tirta suci. Kemudian selanjutnya dari jaba tengah terus masuk
akan melalui Candi kurung, candi Kurung ini yang menduga dibuat yaitu sekitar
abad 11, Masehi jika dihubungkan dengan keberadaan Candi Kurungbersayap yang
ada di Pura Sakenan. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Candi Kurung
bersayap seperti ini ada di Jawa Timur peninggalan purbakala di Sendang Duwur
dengan Candra Sengkala yaitu tanda tahun Saka dengan kalimat dalam bahasa Jawa
Kuna sbb: Gunaning salira tirtha bayu, artinya menunjukkan angka tahun Saka
1483 atau tahun 1561 Masehi.
Candi Kurung Padu Raksa
bersayap di Sendang Duwur sama dengan Candi Kurung Padu Raksa di Pura Luhur
Uluwatu. Dengan demikian nampaknya lebih tepat kalau dikatakan bahwa Candi
Kurung Padu Raksa di Pura Luhur Uluwatu dibuat pada zaman Dang Hyang Dwijendra
yaitu abad XVI. Karena Dang Hyang Dwijendra-lah yang memperluas Pura Luhur
Uluwatu. Setelah kita masuk ke jeroan (bagian dalam pura) kita menjumpai bangunan
yang paling pokok yaitu Meru Tumpang Tiga tempat pemujaan Dewa Siwa Rudra.
Bangunan yang lainnya adalah bangunan pelengkap saja seperti Tajuk tempat
meletakkan upacara dan Balai Pawedaan tempat pandita memuja memimpin upacara.
Upacara piodalan atau hari raya besar di Pura Uluwatu jatuh pada hari Kliwon,
wuku medangsia.
Cerita sejarah Pura
Uluwatu ini kemudian berkembang menjadi kepercayaan masyarakat setempat dan
Hindu di Bali. Bahwa keberadaan Pura Uluwatu memainkan peran yang sangat
penting dalam kehidupan beragama masyarakat Hindu di Bali.
Pemandangan
Indah Sunset sekaligus Tari Kecak Uluwatu
Di Pura ini kita bisa
melihat birunya Samudera Hindia serta pemandangan Pantai Pecatu yang memiliki
ombak yang terbilang ekstrim. Selain itu yang menarik dan menjadi primodana
disini adalah saat sore hari menjelang langit berwarna orange saat matahari
akan menutup hari, ya melihat pemandangan sunset di temani Tarian Kecak adalah
yang menjadi aktifitas wisata di Pura ini setiap hari.
Tari Kecak dan Sunset |
Tari Kecak Uluwatu
sangat terkenal seantero dunia, bukan saya melebih-lebihkan tetapi memang begitu
kenyataannya. Tari Kecak Uluwatu ini di desain dengan sangat menarik, tersedia
tempat duduk melingkar tanpa atap. Tempat duduk ini menghadap tanah lapang
tempat lahan pertunjukan dengan sebuah tungku sebagai salah satu perlengkapan
pertunjukan. Dilatarbelakangi langit senja atau sunset sangat menambah kesan
magis di tarian ini. Menjadikan tempat ini harus didatangi bila berkunjung ke
Pulau Bali. Jadwal pentas Tari Kecak Uluwatu setiap hari (Kec. Nyepi &
Pengerupukan libur) jam 6 sore hingga jam 7 malam. Harga tiket pertunjukan Tari
Kecak terbilang cukup mahal yaitu Rp100.000,- untuk semua golongan.
Tari Kecak merupakan
seni tari yang sangat khas. Tarian ini di peragakan oleh puluhan penari
laki-laki. Mereka mengenakan kain kotak-kotak hitam putih yang dilingkarkan di
bagian pinggang, dan duduk melingkar sambil menggerakkan tangan ke atas secara
serempak.
Ciri khas dari Tari
Kecak adalah tarian ini tidak menggunakan alat musik sebagai pengiring
pertunjukan. Iringan tarian ini berasal dari penari yang berseru “cak cak”
secara serempak dan menciptaka harmonisasi suara yang sangat indah. Pada tarian
ini hadir pula tokoh-tokoh pada kisah Ramayana, seperti Rama, Hanoman, Shinta,
dan Sugriwa.
Tari Kecak juga sering
disebut dengan "The Monkey Dance" yang merupakan pertunjukan tarian
seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan
terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah
Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal
dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada
kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur
dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Sejarah Tari
Kecak
Belum ada yang tahu
darimana awal mulanya Tari Kecak muncul dan pertama kali berkembang. Namun
terdapat sebuah kesepakatan dari masyarakat Bali, yang menyebutkan bahwa Tari
kecak pertama kali berkembang di Bona, Gianyar. Pada awalnya Tari Kecak
merupakan suatu seni musik yang di hasilkan dari perpaduan suara yang biasa
mengiringi tarian sahyang. Pada mulanya hanya dapat di pentaskan di pura,
karena Tarian Sahyang merupakan salah satu tarian sakral. Namun pada tahun
1930an muncul seorang seniman bernama Wayan Limbak yang bekerja sama dengan
seorang pelukis dari Jerman yang bernama Walter Spies yang mencoba
mengembangkan tarian ini dengan mengambil bagian dari cerita ramayana yang di
dramatarikan sebagai pengganti dari tarian sahyang dengan tujuan agar tarian
ini dapat dipentaskan di depan khalayak ramai. Bagian cerita yang diambil dan
di dramatarikan awalnya adalah ketika Dewi Shinta di culik oleh Raja Rahwan.
Tari Kecak |
Tari Kecak sendiri
mulai populer di mancanegara sejak tahun 1970'an ketika Wayan Limbak
berkeliling dunia untuk mempromosikan tari ini. Tari kecak di Bali mengalami
terus mengalami perubahan dan perkembangan. Perkembangan yang bisa dilihat
adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak
hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita
yang lain dari Ramayana.
Kemudian dari segi
pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat
seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai
mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak
dimana anggotanya biasanya para anggota banjar. Kegiatan-kegiatan seperti
festival Tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau
pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang
pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan
500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari
Mahabarata.
Namun rekor ini
dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak
kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot,
Tabanan, Bali.
Akses serta
Penginapan Terdekat
Akses menuju Pura
Uluwatu tidaklah sulit, hanya sekitar 1 jam saja dari Bandara Internasional
Ngurah Rai. Jalannya pun sudah bagus dan tidak berlubang, serta memiliki track
yang baik. Sebenarnya ada beberapa alternatif untuk menuju Pura Luhur Uluwatu,
Yang pertama bisa menggunakan Bus Sarbagita yang dikelola oleh pemerintah
provinsi Bali. Tarifnya pun hanya Rp3000,- untuk umum dan 2500,- untuk pelajar.
Tetapi Bus Sarbagita hanya melayani rute terjauh sampai di GWK (Garuda Wisnu
Kencana), setelah itu bisa menggunakan jasa Ojek Motor atau menggunakan
aplikasi Online Gojek. Dari GWK hanya berjarak sekitar 11KM dan sudah banyak Gojek
yang beroperasi disana dengan harga Rp15.000,- atau menggunakan ojek biasa
dengan harga relatif lebih mahal yaitu sekitar Rp20.000 – Rp30.000.
Bagi Anda yang bisa
menyetir atau ingin menghemat uang anda (ini juga cara yang saya lakukan menuju
Uluwatu), Kita bisa menyewa mobil atau motor di rental, selain itu anda juga
bisa pergi ke tempat wisata lain karena anda yang mengemudikan sendiri. Saat
itu saya menggunakan motor karena saya hanya berdua dengan teman saya saja.
Kita bisa menemukan rental motor di sepanjang jalan Legian dengan harga
terjangkau, hanya sekitar Rp50.000 – Rp80.000/hari. Bila Anda menyewa lebih
dari 3 hari maka anda akan mendapat harga lebih murah. Jaminan pun hanya cukup
KTP dan tinggalkan nomor telephone anda sudah bisa menyewa motor.
Alternatif lainnya bisa
menggunakan jasa taxi yang ada disana tetapi mungkin cukup mahal bagi kamu yang
ingin menghemat selama berpergian di Bali. Mungkin harga pp taxi bisa sama
dengan anda menyewa mobil disana. Untuk biaya parkir kendaraan disana terjangkau,
yaitu untuk bus Rp10.000,- Mobil Rp2.000,- dan motor Rp1.000,- serta area
parkir di sini lumayan luas dan memiliki toilet umum.
Bagi yang memiliki niat
untuk menginap dekat dengan Pura Uluwatu, dan memiliki budget lebih mungkin Anda
bisa menginap di Puri Uluwatu Villas. Penginapan bintang 3 ini memiliki view
serta fasilitas lengkap. Dengan harga Rp 1,106,405/night untuk domestik dan Rp1,229,339 untuk wisatawan asing, Anda sudah
bisa menginap disana dengan banyak fasilitas. Fasilitasnya antara lain adalah
kolam renang, Wi-fi tempat umum dan kamar, bar tepi kolam serta antar – jemput
Bandara. Dari penginapan ini hanya butuh waktu 7-10 menit berjalan kaki sampai
di Pura Uluwatu, selain itu Puri ini dekat juga dengan beberapa pantai seperti
Pantai Bluepoint dan Pantai Dreamland (New Kuta) atau bisa juga menuju Garuda
Wisnu Kencana.
Jalur menuju Pura Luhur Uluwatu dari Bandara, sumber: google maps |
Selain Puri Uluwatu
Villas, masih banyak lagi penginapan yang lumayan untuk merogoh kantong anda. Lokasinya
pun masih di dekat Uluwatu dan Jimbaran, seperti Watermark Hotel & Spa Bali,
Sari Segara Resort & Hotel, Kupu-Kupu Jimbaran – Beach Club & Spa
L’OCCITANE, Ungasan Hotel Convention & Center, Flamingo Dewata Villas dan
juga DenBukit Suite Jimbaran yang memiliki harga kamar mulai dari Rp500.000an/night hingga Rp3jutaan/night.
Itulah beberapa resort
dan hotel yang cukup terkenal dan mewah. Tetapi jangan khawatir bagi travelers
yang hanya memiliki kantong pas-pasan. Anda bisa menginap di daerah dekat
Bandara yang memiliki harga cukup terjangkau. Misalnya Horison Jimbaran Hotel
yang berada di Jl. Uluwatu 1 No 389, Kedonganan,, Jimbaran. Fasilitasnya juga
sangat lengkap, mulai dari kolam renang, Wifi hingga antar - jemput Bandara.
Harga kamarnya pun mulai dari Rp300.000,- hingga 1jutaan/night. Atau anda yang pergi backpaker seperti saya, maka saya
sarankan untuk menginap di CT1 Penginapan Bed & Breakfast yang berada di
Jalan Raya Tuban no 62, Kuta, Indonesia. Penginapan ini dekat dengan Joger dan
juga Krisna sebagai pusat oleh-oleh di Bali. Walaupun hanya dengan fasilitas
tempat tidur dan breakfast, penginapan ini cocok dengan anda yang ingin
mengirit atau tidak ingin keluar uang banyak. Harganya mulai dari Rp150.000,-
hingga 250.000,-/night. Lokasinya
sangat strategis dekat dengan Bandara. Dari penginapan ini juga ke Pantai Kuta
hanya berjalan kaki 10 menitpun sampai. Tidak jauh dari pusat jajanan atau beachwalkmall
sertan banyak tempat jajanan di sekitarnya.
Wisata Kuliner
Bagi anda yang senang
Wisata Kuliner, masih di daerah Pura atau tepatnya di area Parkir Pura,
terdapat tempat makan yang cukup terkenal (saat itu saya tidak makan disana)
yaitu Warung Nasi Ayam Kedewatan Uluwatu. Nasi kedewatan berasal dari desa
Kedewatan Gianyar Bali. Nasi kedewatan adalah sejenis nasi campur berisi daging
ayam serta disajikan bersama telur, lawar, sate lilit, dan sambal matah. Ciri
khas dari nasi ayam kedewatan adalah dari rasa pedasnya. Lawar adalah campuran
sayur, parutan kelapa, dan daging ayam. Ayam yang digunakan adalah ayam betina
yang belum bertelur. Sate lilit adalah gilingan ikan laut yang dijadikan sate
kemudian di bakar. Awal mulanya nasi kedewatan di jual dengan lauk telur
pindang yang direbus dengan ramuan serai dan kunyit. Setelah 10 tahun menjual
nasi dengan telur pindang Metri kemudian meningkat menjual nasi ayam. Nasi
kedewatan berbeda dengan ayam betutu, ayam kare dan ayam goreng. Bumbunya
menggunakan base genep. Yang terdiri dari lengkuas, kunyit, jahe, merica,
ketumbar, cengkeh, kapulaga, mesui, jangu, bawang, kesuna atau bawang putih, dan
serai. Semua bumbu tidak digiling atau ditumbuk, tapi dirajang halus diatas
talenan, kemudian seluruh bumbu dimasukkan dalam rongga dada ayam yang dipotong
tanpa membelahnya.
Selain itu di dekat
area obyek wisata juga terdapat Cafe Uluwatu Indah yang berada di JL. Uluwatu,
No. 2008, Pecatu Bali. Hanya 5menit setelah keluar dari area parkir. Jika
kalian menyukai masakan western dan siap merogoh kantong lebih dalam maka
kalian harus datang kesini, karena cafe ini termasuk tempat yang mewah serta
favorit bagi wisatawan mancanegara. Menu andalannya adalah Lobster Saus
Barbeque.
Bagi kalian yang menuju
Jimbaran atau Kuta, Anda bisa mampir ke tempat Nasi Jinggo Simpangan Pak Alit
dan Bu Kasih yang sudah ada sejak tahun 2002. Tempat makan ini berada di Banjar
Simpangan Jl Uluwatu 109. Bukanya jam 7 malam sampai jam 1 pagi. Nasi jenggo
(atau nasi jinggo) adalah makanan siap saji khas Bali yang dikemasan daun
pisang dengan porsi kecil. Sebelum krismon tahun 1997, nasi jenggo dijual per porsi
seharga Rp 1500,- (dalam bahasa Hokkien, jeng go memiliki arti "seribu
lima ratus"). Kini, harga satu porsi nasi jenggo adalah sekitar Rp 2000,-
sampai Rp 4000,-. Karena porsi nasi jenggo sangat sedikit, pembeli biasanya
membeli nasi jinggo sebanyak beberapa bungkus agar dapat kenyang. Selain dijual
di jalan, kini nasi jinggo menjadi sajian alternatif untuk berbagai upacara
religius seperti ngaben, perayaan ulang tahun, dan rapat. Nasi jinggo disajikan
dalam kemasan daun pisang. Isinya adalah nasi putih sekepalan tangan dengan
lauk-pauk dan sambal. Lauk-pauk yang digunakan biasanya adalah sambal goreng
tempe, serundeng, dan ayam suwir. Penjual nasi jinggo sekarang juga menjual
nasi jinggo dengan nasi kuning, sementara lauknya divariasi dengan daging sapi atau
babi. Selain itu, nasi jinggo juga bisa disajikan dengan mie goreng dan telur.
Menyusuri sejarah nasi
jinggo, ternyata cukup unik dan sudah lumayan lama yaitu tahun 1980an. Menurut
para penjual, nasi jinggo pertama kali dijual di Jalan Gajah Mada, Denpasar. Di
tempat tersebut terdapat Pasar Kumbasari yang beraktifitas selama 24 jam.
Banyak orang di pasar yang begadang dan perlu makanan pengganjal perut di malam
hari. Penjual nasi jinggo pertama kali adalah sepasang suami-istri yang
berjualan dari sore hingga malam. Kreasi mereka sangat disukai sehingga ini
banyak penjual nasi jinggo, tidak hanya di Denpasar tetapi juga kota-kota lain
di Bali, bahkan hingga di luar Pulau Bali seperti di Kediri.
Tidak ada yang tahu
pasti darimana asal nama nasi jinggo berasal. Salah satu versi menyebutkan
bahwa jinggo berasal dari bahasa Hokkien yang berarti "seribu lima
ratus", sesuai dengan harga pasaran nasi jinggo sebelum krisis moneter di
Indonesia. Versi lain menyebutkan nama jinggo berasal dari judul film
"Djanggo" yang populer pada masa itu. Versi ketiga menyatakan bahwa
nama Jenggo berasal dari kata "jagoan", yaitu para pengendara motor
asli Bali. Nasi jinggo ini merupakan makanan favorit para pengendara motor
tersebut sehabis plesiran malam.
Sentra Oleh-oleh
Dan saat ingin membawa
oleh-oleh dari Bali, Anda tidak perlu repot karena banyak sekali tempat pusat
oleh-oleh yang ada di Bali. Tetapi bila di Pura Uluwatu mungkin tidak ada benda
atau souvenir yang khas Uluwatu yang bisa di bawa pulang. Tetapi kalian jangan
bersedih karena masih ada pusat oleh-oleh lain yang cukup terkenal seperti
Khrisna dan juga Joger. Apalagi yang seru adalah Krisna yang ada di Jalan
Tuban, Kuta buka 24jam. Ya bagi kalian yang tidak sempat karena terlalu malam
sampai penginapan, jangan khawatir! Disini kalian bebas datang jam berapa saja,
saya saja pernah berkunjung ke Khrisna jam 1 pagi! Tetapi hanya di Krisna Tuban
yang buka 24jam, di cabang lain seperti Sunsine Road jam buka hanya sampai jam
10 malam saja.
Jika yang terdekat adalah
Nirmala Oleh-oleh Khas Bali yang berada di Jl. Raya Kampus Unud, Kuta Selatan,
Kabupaten Badung, Bali. Buka dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam. Nirmala Plaza
terdapat baju, pie susu hingga makanan khas Bali lainnya. Selain itu ada juga
tempat oleh-oleh lain seperto Agung Bali, Hawai Bali dan lainnya.
Omong-omong tentang Pie
Susu Bali, saya ingin menceritakan sedikit tentang asal usul makanan yang
terbuat dari susu dan telur ini. Sebenarnya sampai saat ini masih menjadi
pertanyaan mengapa pie susu akhirnya menjadi oleh-oleh khas Bali, sementara pie
susu sendiri sudah lebih dulu dikenal di luar negeri, dengan sebutan egg tart,
seperti di Hongkong dan portugis.
Ya, egg tart yang ada
di Hongkong bisa dibilang merupakan cikal bakal dari pie susu yang ada di Bali.
Di Hongkong sendiri, pie susu ini diperkenalkan pada tahun 1940-an oleh Tengs
Cha Chaan, dan mulai populer pada tahun 1960-an. Meski dianggap sebagai cikal
bakal dari pie susu Bali, namun pie susu asal Hongkong juga dianggap sebagai
adaptasi dari dari tart custard yang berasal dari Inggris. Apalagi Hongkong
juga dulunya merupakan bekas jajahan dari Inggris. Pie susu dari Hongkong ini
berbentuk layer (puff pastry) yang menjadi kulit luarnya dengan isi custard
telur.
Sementara pie susu dari
portugis dikenal dengan sebutan pastel de nata, yang juga dipercaya masuk ke
Hongkong melalui koloni Portugis yang berada di Makau. Bedanya dengan pie susu
Hongkong adalah kerak luarnya yang lebih berupa shortcrust pastry.
Pie Susu Bali dipercaya
merupakan gabungan dari pie susu Hongkong dan Barat. Pie susu Bali memiliki
kerak luar yang berupa shortcrust pastry dengan isian egg custard yang tidak
terlalu tinggi sehingga lebih renyah dan tidak terlalu eneg karena terlalu
tebal.
Sumber: dokumen pribadi |
****
Pura Luhur Uluwatu
adalah 1 dari 9 Pura penjuru mata angin yang menyeimbangkan Pulau Bali. Sudah
memang seharusnya kita menjaga dan menghormati tempat suci nan luhur itu.
Pariwisata berbasis budaya memang perlu untuk memperkenalkan Pura bukan hanya
dari keindahannya saja tetapi juga dari nilai sejarah, religi, serta
masyarakatnya.
Percaya atau tidak, tetapi
memang sungguh Pura Luhur Uluwatu memiliki sebuah magis yang membuat siapa saja
pasti ingin kembali lagi ke sana karena memiliki pemandangan sunset yang indah
dan juga tempat yang sangat asri.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel ini sangat bermanfaat memberikan wawasan tentang budaya, penjabaran berdasarkan pengalaman pribadi oleh saudara luthfi ini membuat pembaca menjadi tertarik untuk ketempat wisata tersebut.
ReplyDeleteWah bagus fi, berdasarkan cerita pribadi ditambah beberapa sejarah yang menambah pengetahuan.. lanjut fi, ga kuy hahaha
ReplyDeleteMantap !!!! Bisa jdi bahan referensi
ReplyDeleteWah gue juga udh prnh kesini, tmptnya emg bagus.. tebingnya ituloh keren
ReplyDeleteWah gue juga udh prnh kesini, tmptnya emg bagus.. tebingnya ituloh keren
ReplyDeleteMasha Allah cantiknya Indonesiaku. Thanks yaa informasinya. Jadi bisa nambah referensi buat liburan semester tahun ini. Selain bisa liburan melepaskan penat. Dengan membaca artikel ini saya jadi tahu sejarah2nya dari Pura Luhur Uluwatu yg bisa menambah wawasan saya juga
ReplyDeletebelom pernah ke sana, tapi dari ulasannya jadi tertarik hehe
ReplyDeleteWah keren penulisannya dikemas dengan sangat rapih keren bisa tau semuanya dengan hanya membaca , thanks
ReplyDeletebaguss banget ka maullll. jadi kangen disana :(
ReplyDeletewah pas kebali saya gk sempet kesanan. padahal ada tempat baggus lainnya
ReplyDeleteBagus, jadi pengen kesana lg
ReplyDeleteBisaaaa jadi referensi trip nih, info nyaaa menarik
ReplyDeleteSemua paparan diatas sangat menarik,dikemas sedemikian rupa menjadi penulisan yg bagus, Pemandangan, keindahan, budaya, tempat oleh-oleh disana cukup menarik, bisa dijadikan Referensi liburan semester ganjil nih �� Makasih info"nya ndut
ReplyDeleteArtikel yg luar biasa. Mengangkat topik kearifan lokal yg detail. Wajib dikunjungi saat berada di Bali! :')
ReplyDelete