Monday, January 4, 2016

Tugas 2_Karina Ginting_Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia

Pengembangan Pariwisata di Pulau Bawean

       Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, dan pendukungnya terdiri dari kelompok-kelompok suku bangsa yang sangat beragam wujudnya. Jika dipandang dari sudut budaya, di Indonesia terdapat budaya-budaya yang sangat beragam (pluralistik), mulai dari adanya budaya lokal, suatu kebudayaan yang berlaku dalam lingkungan keluarga; kebudayaan daerah, suatu kebudayaan yang disepakati oleh daerah atau suku bangsa tertentu seperti kebudayaan Jawa, Bali, Minang, Sunda, Bugis, Sasak, Dayak, Papua, Madura, dan sebagainya. Wawasan aneka budaya (multikultural) dalam dasawarsa terakhir ini banyak sekali ditampilkan dan dianjurkan dalam berbagai forum, namun sebenarnya perlu disadari bahwa situasi aneka budaya itu tidak sama di semua negara, meskipun sama-sama mempunyai keanekaragaman budaya.

Devinisi Pariwisata Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang berarti banyak atau berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi, sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktuyang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Banyak negara yang mengantungkan pendapatan pada sektor pariwisata karena industri pajak merupakann sumber pajak dan pendapatan.
Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat juga memiliki, kebudayaan nasional yang disebut “Kebudayaan Nasional Idonesia” seperti yang tertuang dalam pasal 32 UUD 1945.Yang menjadi pertanyaan dalam makalah ini adalah, “Mungkinkah kita melakukan pembangunan pariwisata yang berwawasan budaya berbasis komunitas?didalam situasi krisis nasional yang sedang kita alami sekarang ini”.
Pengembangan pariwisata meliputi berbagai bidang, di antaranya adalah pengembangan wisata alam (pantai, gunung, gua) dan pengembangan wisata budaya (upacara tradisional, pakaian tradisional, tari). Kedua bidang tersebut sama-sama memiliki daya tarik khusus bagi para wisatawan. Namun, jika kita mau mencoba mencermati kecenderungan para wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, bidang yang menjadi daya tarik utama adalah bidang kebudayaan. Pariwisata alam tampaknya hanya menjadi “tempat beristirahat” bagi para wisatawan. Ketertarikan wisatawan pada bidang budaya dapat diketahui dari berbagai indikator. 
Saya akan mulai membahas dari permasalah yang pertama yaitu dari kuranganya askes menuju destinasi wisata karena tidak semua tempat wisata mendapat transportasi yang mendukung untuk perjalanan kedestinasi tersebut, kurangan informasi mengenai tempat wisata yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat luas, dan Kurangya perhatian dari masyarakat pada lingkungan kebudayaan, Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang kepariwisataan lingkungan budaya mulai memudar seperti rasa kepedulian yang kurang terhadap objek – objek wisatanya. Seharusnya peran pemerintah terhadap Objek – objek wisata lebih di perhatikan dan di rawat bukan malah dibiar begitu saja, karena sebagaian dari wilayah yang memiliki destinasi wisata pasti mengghantungkan perekonomian dan pendepatan mereka kepada destinasi yang ada di wilayah tersebut. Pada pembahasan ini saya mengambil contoh di Pulau Bawean
Masalah adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Hal inialah yang menghampari dan terjadi Pulau Bawean. Bahkan, ada yang mengatakan Pulau Bawean adalah Pulau Seribu Masalah, artinya pulau yang memiliki banyak masalah.
Menurut Setiawan, pemerintah seakan-akan menganak tirikan Pulau Bawean dan menganggap Pulau Bawean adalah daerah lain karena mungkin jaraknya yang jauh serta adat dan bahasa yang lain dari orang Gresik pada umumnya. Hal ini sangat disayangkan karena justru dengan budaya dan potensi yang ada di Pulau Bawean akan menjadikan value added yang akan melengkapi pembentukan sebuah daerah tujuan wisata.Pulau Bawean punya banyak sekali obyek wisata yang bisa dikembangkan, pantai-pantai yang indah didukung dengan keindahan bukit dan gunung, keanekaragaman hayati, keindahan bawah laut serta di dukung dengan kebudayaan dan adat istiadat islami menjadikan Pulau Bawean layak dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata.Tapi ada banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum membicarakan tentang masalah pengembangan pariwisata di Pulau Bawean. Masalah infrastruktur yang termasuk listrik, sarana transportasi dan akomodasi serta jalan utama, harus lebih diperhatikan karena hal tersebut berdampak pada kenyamanan para tourist yang datang ke Pulau Bawean.
Sementara itu, lapangan terbang perintis Pulau Bawean memiliki landasan pacu sepanjang 1.200 meter, dan saat ini sudah terbangun 900 meter dan tinggal 300 meter yang belum selesai. Ditambah lagi masalah kerusakan lingkungan. Dalam Media Bawean, masalah kerusakan alam Pulau Bawean sangat besar dan bisa terlihat disemua titik yang ada. Diantaranya akibat penebangan pohon dan pengambilan batu oleh para pengusaha asal Bawean sendiri. Bila hal ini dibiarkan, maka dampaknya akan lebih fatal pada lingkungan yang ada.
Permasalahan diatas ditegaskan oleh Rumli, S. E. yang termuat dalam Media Bawean.
Menurutnya ada 3 hal permasalahan urgent di Pulau Bawean, yaitu :

1. Masalah transportasi laut dan udara. Kapal yang saat ini beroperasi kurang masksimal, karena cuman dilayani 1 kapal saja. Semestinya 2 kapal, supaya bisa melayani dengan maksimal, dan ada persaingan pelayanan. Sementara transportasi udara masih dalam taraf penyelesaian.
2. Masalah kelistrikan. Sampai saat ini kayak suara tokek, hidup mati dan masih ada 10 ribu lebih warga Bawean belum menikmati listrik.
3. Masalah infrastruktur jalan lingkar Bawean yang belum beres, ini semua di tahun 2012 berarti belum baik, perlu perjuangan maksimal dari semua elemen masyarakat.yang dipelopori oleh putra Bawean berhasil ditanah Jawa.
4. Selain itu, kurangnya promosi atau srategi promosi yang tidak tepat merupakan borok bagi kemajuan pariwisata di Pulau Bawean. Padahal Pulau Bawean memiliki banyak obyek wisata baik wisata bahari hingga wisata sejarahnya. Borok-borok ini harus ditangani dan diberikan solusi atau obat yang ampuh demi mencegah penyebaran borok-borok yang lain sehingga memicu bau busuk dan luka berupa masalah-masalah yang kian carut-marut.
5. Lemahnya koordinasi antar organisasi  pemerintah di lingkungan Kota Sabang dalam hal pengembangan pariwisata.
6. Terbatasnya  aksesibilitas  transportasi  ke  Sabang  dan kebijakan  transportasi  intra Sabang yang belum optimal dan memuaskan bagi pengunjung dan warga Sabang.
7. Minimnya  daya  tarik  wisata  (attractions), infrastruktur,  fasilitas  dan  aktivitas  yang terkait dengan obyek dan daya tarik wisata yang ada.
8. Minat investor menanamkan modalnya di sektor pariwisata masih relatif rendah.
9. Minimnya  sinkronisasi  antara pemerintah, industri pariwisata  dengan  dunia bisnis jasa dan produksi yang terkait dengan pariwisata.

Beberapa  faktor  penyebab  munculnya  permasalahan di atas antara lain disebabkan  :
Tidak adanya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) atau Master  Plan, Blueprint dan Rencana Strategis (Renstra) sebagai grand design dan penentu   arah pembangunan dan kemajuan destinasi Sabang, ketiadaan dokumen perencanaan tersebut berdampak pada pola pembangunan pariwisata yang tidak strategis, kurang terintegrasi dan tidak memiliki arah yang jelas. 
Padahal menurut pakar pembangunan pariwisata Edward Inskeep disebutkan, bahwa suatu destinasi yang tidak dibangun dengan perencanaan yang baik tak akan mampu bersaing dengan destinasi wisata yang dibangun berdasarkan perencanaan yang strategis. Hal  ini  juga  diperkuat oleh Ma’ruf yang menyatakan bahwa kegagalan dalam merencanakanmsuatu destinasi wisata sama halnya dengan merencanakan kegagalan bagi destinasi itu sendiri. Sebab menurutnya, kunci sukses suatu destinasi pariwisata adalah perencanaan yang terintegrasi dan menyeluruh.Pasalnya jika ha itu dikesampingkan dapat mengakibatkan ketidaksinkronan, dimana pelaksaan pembangunan pariwisata di lapangan berlangsung secara parsial dan tidak mampu menyelesaikan permasalah ril yang dihadapi.

Pulau Bawean
SOLUSI PERMASALAHAN DI PULAU BAWEAN

1. Masalah Kelistrikan

Saat ini istilah listrik sudah akrab didengar dalam kehidupan sehari-hari. Hampir aktivitas manusia modern sudah menggunakan listrik sebagai pembantu bahkan sebagai penopang utama aktivitasnya. Jika diterjemahkan secara umum, listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel atau penghantar lainnya.
Sebagian besar energi yang terpakai selama ini berasal dari sumber-sumber seperti minyak bumi, batubara dan gas. Sumber-sumber energi tersebut dalam pemanfaatannya menimbulkan banyak masalah, antara lain pencemaran dari zat sisa pembakaran yang berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Selain bahaya yang ditimbulkan, pemakaian bahan-bahan tersebut untuk pembangkit listirk juga kurang efisien. Bahan-bahan tersebut juga tidak dapat diperbaharui, sehingga untuk kelangsungan hidup manusia, perlu dicari sumber energi baru yang dapat diperbaharui atau tidak akan habis. Krisis energi saat ini terjadi karena dipicu pemborosan energi oleh masyarakat dan praktek tidak efisien dan korupsi. Energi angin, surya, mukrohidro mempunyai keuntungan bersifat tersebar. Dapat dibangun di desa-desa dan pulau kecil sehingga pembangunan dapat merata. Pembangunan tersebut bersifat prorakyat miskin. Pualu-pulau kecil yang letaknya jauh terpencil dan menentukan batas wilayah kedaulatan dan zona ekonomi ekslusif kita dapat dibangun dan diselamatkan.

2. Perbaikan Saran dan Prasarana sebagai Solusi Pariwisata
Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata, mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”. Prasarana tersebut antara lain :
a.       Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut.
b.      Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c.       Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi,
d.      Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e.       Pelayanan keamanan pos satpam penjaga obyek wisata untuk menjaga keamanan di sekitar obyek
f.       Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur jalan sangat penting bagi para wisatawan yang ingin menikmati indahnya alam di lokasi wisata. Meskipun medan jalan menuju obyek wisata agak sulit dijangkau, namun apabila kualitas jalannya bagus akan menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan. Sebaliknya, jika akses jalan menuju obyek wisata diperbaiki oleh pemerintah maka pulau Bawean akan menjadi tempat Objek wisata yang sangat menarik, banyak wisatawan yang akan dateng.

3. Promosi Wisata Pulau Bawean
Interpretasi merupakan suatu alat bantu yang data menterjemahkan keindahan dan keunikan sumberdaya manusia dan alam sehingga bisa dinikmati secara utuh oleh pengunjung atau wisatawan. Pulau Bawean dengan berbagai keunikan dan keindahan sumberdaya alam dan manusianya sangat membutuhkan adanya interpretasi. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan lebih kepada wisatawan agar ketika datang ke suatu objek ada nilai lebih yang diperoleh, baik secara ilmiah maupun tidak. Bahkan sebagai media promosi bagi calon wisatwan. Interpretasi Pulau Bawean saat ini sangat minim sekali, maka dari itu perlu usaha yang lebih maksimal dan optimal agar tercipta suatu media interpretasi yang efektif namun tetap efisien. Media interpretasi yang diperlukan berupa ruang penunjung atau pusat informasi wisata Pulau Bawean yang bisa menggunakan kantor UPT wisata yang terdapat di Pulau Bawean. Pusat informasi ini nantinya disediakan segala informasi wisata Pulau Bawean berupapapan informasi obyek-obyek yang ada dan peta jalur interpretasi. Saat ini informasi yang ada berupa dokumentasi objek dan kegiatan pengunjung di salah satu objek wisata. Bisa juga diwujudkan dalam bentuk website, video yang diupload dalam sebuah website atau media social seperti twitter dan facebook.
Di sisi lain, teknologi lama yang masih bermanfaat semkain lenyap dengan adanya kemajuan teknologi, sebgai contoh adalah radio. Radio (istilah secara umum) dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sarana penyampai informasi. Radio adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupaun penerimannya. Namun sekarang hamper sulit kita jumpai masyarakata yang masih memiliki radio. Padahal banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari mendengarkan radio, sperti : informasi, berita, hiburan dan lain sebagainya. Sekarang radio tidak hanya melalui dapat didengar melalui radio-radio, sekarang teknologi sudah berkembang dengan adanya aplikasi atau software yang diinstal baik pada computer , laptop, handphone atau terpasang pada website dan blog dengan memasang kode script radio online, bahkan di dalam mobil pun ada iPhone, iPod touch, and iPad. Sehingga, masyarakat tidak perlu memiliki radio elektronik yang terbatas hanay bisa mendengarkan channel radio lokal saja, melainkan juga channel radio sleuruh dunia. Begitu pula dengan radio online ini jangkauan meliputi seluruh dunia.
4.     Kemacetan lalu lintas dan masalah parkir
Sementara itu, permasalahan transportasi yang berupa kemacetan dan masalah tempat parkir juga terjadi. Pengembangan transportasi umum untuk para wisatawan dan penduduk lokal untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi dan sewaan menjadi syarat mutlak yang harus diperjuangkan untuk mengatasi kemacetan. Transporatasi umum yang ideal adalah sistem transportasi yang bisa menjadi solusi yang murah dan tidak mengganggu aktivitas trasnportasi kendaraan lainnya. Saya perhatikan selama di Berada di Pulau Bawean terdapat pembangunan halte-halte bus yang baru disekitar ruas jalan yang pembangunannya terkesan setengah hati. Kenapa saya bilang setengah hati karena halte-halte bus tersebut terlalu besar dan didirikan diatas trotoar yang dapat mengganggu kenyamanan orang lain. Pulau Bawean hanya butuh sistem trasportasi umum yang kecil, praktis, dan dapat mencakup seluruh tempat wisata di Pulau Bawean melalui jalur-jalur alternatif yang dapat mengatasi kemacetan.
5.    Permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan
Sampah dan masalah kebersihan di Bali sudah sering kali menjadi keluhan utama para wisatawan di Pulau Bawean. Hal yang sama yang berkesan pada diri saya berada di Pulau Bawean adalah terlalu banyaknya terdapat sampah di tempat-tempat pariwisata terkenal di Pulau Bawean, seperti daerah di sekitaran Pantai Pantai Bawean, jalan-jalan disekitaran wisata bedugul, maupun di area-area wisata Pulau Bawean. Sangat disayangkan bahwa selain sampah plastik yang masih banyak berserakan di Pulau Bawean, banyak juga terdapat sampah-sampah sisa hasil persembahyangan, yang saat saya berada di Pulau Bawean. hal ini mungkin merupakan hal yang lumrah, karena selesai upacara biasanya akan diadakan pembersihan oleh staf-staf dari pemerintah daerah. Tapi perlu di ingat bahwa para wisatawan baik asing maupun domestik masih banyak yang belum terbiasa melihat kebiasaan kita dalam ‘mengotori’ tempat-tempat wisata sehabis wisatawan mengunjungi Pantai Bawean. Tidak seperti di Indonesia, di luar negri tidak ada petugas khusus yang membersihkan jalan-jalan dan tempat umum. Alangkah baiknya apabila kita tetap menjaga kebersihan lingkungan tanpa harus mengandalkan kepada para petugas pembersih jalan. Penanggulangan masalah sampah dan kebersihan lingkungan bisa dilakukan dengan cara membiasakan kita untuk membersihkan lingkungan rumah sekitar. Jangan malu untuk mengajak teman-teman kita bersama-sama membersihkan area wisata di sekitar Pulau Bawean, kepercayaan diri kita akan semakin meningkat untuk mempromosikan Pulau Bawean sebagai tempat wisata terbaik di dunia yang tentu saja hal ini dapat meningkatkan perekonomian rakyat .
Semoga kita sebagai mahasiswa pariwisata Universitas Negeri Jakarta bisa mengembakan Pariwisata yang Indonesia dan cara yang paling utama untuk menangani hal ini adalah dengan memulainya dari diri sendiri, contohnya dengan membiasakan diri sendiri untuk menjaga dan tidak merusak apapun apalagi merusak sesuatu yang ada di destinasi wisata dan kita juga bisa mengajarkan kepada semua wisatawan agar tidak merusak objek – objek wisata, serta memberi tahu kepada orang lain untuk menjaga destinasi yang ada agar tidak sampai rusak. Dan dengan berjalannya waktu cara-cara yang telah kita terpakan pasti akan berhasil dan seperti yang diataslah pembahasan dari masalah-masalah yang ada di dunia pariwisata, beserta pembahasan solusi untuk masalah-masalah tersebut.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada para pembaca, semoga informasi ini bisa mengubah pola pikir kita akan pedulinya objek – objek wisata yang harus kita eksplor dan kembangkan agar Indonesia menjadi unggul dalam wisata budaya untuk setiap objek wisatanya.




Daftar Pustaka

9 comments:

  1. semoga dengan adanya solusi diberikan, pariwisata di Indonesia makin maju dan orang" ikut berperan dalam ambil bagian. :-)

    ReplyDelete
  2. setelah sya membaca blog ini, masukan yang diberikan cukup bagus tapi masih kurang untuk kelanjutan pengembangan pariwisatanya karena karina hanya fokus pada satu tempat wisata bkn untuk keseluruhan

    ReplyDelete
  3. akan lebih baik jika pemerintah turun tangan mangatasi masalah2 yang ada di tempat wisata tersebut dan warga sekitar dapat bahu membahu dalam pengembangan tempat wisata ini, jika hal itu dapat di lakukan dan dapat menyelesaikan masalah yang ada. bukan tidak mungkin tempat wisata ini dapat menjadi tujuan wisata nasional ataupun internasional!

    CMIIW :)

    ReplyDelete
  4. Semoga dengan cara pengembangan pariwisata di indonesia yg dimulai dari diri sendiri ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan masyarakat indonesia

    ReplyDelete
  5. Sudah cukup baik dalam mengenal dan memahami pengembangan suka baduy

    ReplyDelete
  6. setelah membaca blog ini, masukan yang diberikan cukup bagus tapi masih kurang untuk kelanjutan pengembangan pariwisatanya karena hanya fokus pada satu tempat wisata bukan untuk keseluruhansemoga dengan adanya solusi diberikan, pariwisata di Indonesia makin maju dan orang" ikut berperan dalam ambil bagian.����

    ReplyDelete
  7. Yang penting implementasi nya dalam memajukan pariwisata indonesia..
    Infonya udah bagus

    ReplyDelete
  8. daftar pustaka sebaiknya ada dari buku ..., informasi yang diberikan sudah baik, penggunaan jenis huruf yg berbeda-beda sebaiknya disamakan ... saran : sebaiknya dijelaskan dahulu informasi pulau bawean dimana letaknya, provinsi apa dst ... tetap semangat

    ReplyDelete
  9. Wiiih kereen..tinggal di kembangkan lagi tempat2 wisata nya..semangaat tugasnya

    ReplyDelete