Pengembangan
Pariwisata di Pulau Bawean
Indonesia adalah salah satu negara
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, dan pendukungnya
terdiri dari kelompok-kelompok suku bangsa yang sangat beragam wujudnya. Jika
dipandang dari sudut budaya, di Indonesia terdapat budaya-budaya yang sangat
beragam (pluralistik), mulai dari adanya budaya lokal, suatu kebudayaan yang
berlaku dalam lingkungan keluarga; kebudayaan daerah, suatu kebudayaan yang
disepakati oleh daerah atau suku bangsa tertentu seperti kebudayaan Jawa, Bali,
Minang, Sunda, Bugis, Sasak, Dayak, Papua, Madura, dan sebagainya. Wawasan
aneka budaya (multikultural) dalam dasawarsa terakhir ini banyak sekali
ditampilkan dan dianjurkan dalam berbagai forum, namun sebenarnya perlu
disadari bahwa situasi aneka budaya itu tidak sama di semua negara, meskipun
sama-sama mempunyai keanekaragaman budaya.
Devinisi Pariwisata
Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang berarti
banyak atau berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus
besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
perjalanan rekreasi, sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktuyang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat
semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat
yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan
atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Banyak negara yang
mengantungkan pendapatan pada sektor pariwisata karena industri pajak
merupakann sumber pajak dan pendapatan.
Indonesia sebagai suatu
negara yang merdeka dan berdaulat juga memiliki, kebudayaan nasional yang
disebut “Kebudayaan Nasional Idonesia” seperti yang tertuang dalam pasal 32 UUD
1945.Yang menjadi pertanyaan dalam makalah ini adalah, “Mungkinkah kita
melakukan pembangunan pariwisata yang berwawasan budaya berbasis
komunitas?didalam situasi krisis nasional yang sedang kita alami sekarang ini”.
Pengembangan pariwisata
meliputi berbagai bidang, di antaranya adalah pengembangan wisata alam (pantai,
gunung, gua) dan pengembangan wisata budaya (upacara tradisional, pakaian
tradisional, tari). Kedua bidang tersebut sama-sama memiliki daya tarik khusus
bagi para wisatawan. Namun, jika kita mau mencoba mencermati kecenderungan para
wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, bidang yang menjadi daya tarik utama
adalah bidang kebudayaan. Pariwisata alam tampaknya hanya menjadi “tempat
beristirahat” bagi para wisatawan. Ketertarikan wisatawan pada bidang budaya
dapat diketahui dari berbagai indikator.
Saya akan mulai membahas
dari permasalah yang pertama yaitu dari kuranganya askes menuju destinasi
wisata karena tidak semua tempat wisata mendapat transportasi yang mendukung
untuk perjalanan kedestinasi tersebut, kurangan informasi mengenai tempat
wisata yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat luas, dan Kurangya perhatian
dari masyarakat pada lingkungan kebudayaan, Sehingga kurangya pengetahuan
masyarakat tentang kepariwisataan lingkungan budaya mulai memudar seperti rasa
kepedulian yang kurang terhadap objek – objek wisatanya. Seharusnya peran
pemerintah terhadap Objek – objek wisata lebih di perhatikan dan di rawat bukan
malah dibiar begitu saja, karena sebagaian dari wilayah yang memiliki destinasi
wisata pasti mengghantungkan perekonomian dan pendepatan mereka kepada
destinasi yang ada di wilayah tersebut. Pada pembahasan ini saya mengambil
contoh di Pulau Bawean
Masalah adalah kata yang digunakan
untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua
faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Hal inialah
yang menghampari dan terjadi Pulau Bawean. Bahkan, ada yang mengatakan Pulau
Bawean adalah Pulau Seribu Masalah, artinya pulau yang memiliki banyak masalah.
Menurut Setiawan, pemerintah
seakan-akan menganak tirikan Pulau Bawean dan menganggap Pulau Bawean adalah
daerah lain karena mungkin jaraknya yang jauh serta adat dan bahasa yang lain
dari orang Gresik pada umumnya. Hal ini sangat disayangkan karena justru dengan
budaya dan potensi yang ada di Pulau Bawean akan menjadikan value added yang
akan melengkapi pembentukan sebuah daerah tujuan wisata.Pulau Bawean punya
banyak sekali obyek wisata yang bisa dikembangkan, pantai-pantai yang indah
didukung dengan keindahan bukit dan gunung, keanekaragaman hayati, keindahan
bawah laut serta di dukung dengan kebudayaan dan adat istiadat islami
menjadikan Pulau Bawean layak dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata.Tapi
ada banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum membicarakan tentang masalah
pengembangan pariwisata di Pulau Bawean. Masalah infrastruktur yang termasuk
listrik, sarana transportasi dan akomodasi serta jalan utama, harus lebih
diperhatikan karena hal tersebut berdampak pada kenyamanan para tourist yang
datang ke Pulau Bawean.
Sementara itu, lapangan terbang
perintis Pulau Bawean memiliki landasan pacu sepanjang 1.200 meter, dan saat
ini sudah terbangun 900 meter dan tinggal 300 meter yang belum selesai.
Ditambah lagi masalah kerusakan lingkungan. Dalam Media Bawean, masalah
kerusakan alam Pulau Bawean sangat besar dan bisa terlihat disemua titik yang
ada. Diantaranya akibat penebangan pohon dan pengambilan batu oleh para
pengusaha asal Bawean sendiri. Bila hal ini dibiarkan, maka dampaknya akan
lebih fatal pada lingkungan yang ada.
Permasalahan diatas ditegaskan oleh
Rumli, S. E. yang termuat dalam Media Bawean.
Menurutnya ada 3 hal permasalahan
urgent di Pulau Bawean, yaitu :
1. Masalah transportasi laut dan udara. Kapal yang saat ini beroperasi kurang masksimal, karena cuman dilayani 1 kapal saja. Semestinya 2 kapal, supaya bisa melayani dengan maksimal, dan ada persaingan pelayanan. Sementara transportasi udara masih dalam taraf penyelesaian.
2. Masalah kelistrikan. Sampai saat ini kayak suara tokek, hidup mati dan masih ada 10 ribu lebih warga Bawean belum menikmati listrik.
3. Masalah infrastruktur jalan lingkar Bawean yang belum beres, ini semua di tahun 2012 berarti belum baik, perlu perjuangan maksimal dari semua elemen masyarakat.yang dipelopori oleh putra Bawean berhasil ditanah Jawa.
4. Selain itu, kurangnya promosi atau srategi promosi yang tidak tepat merupakan borok bagi kemajuan pariwisata di Pulau Bawean. Padahal Pulau Bawean memiliki banyak obyek wisata baik wisata bahari hingga wisata sejarahnya. Borok-borok ini harus ditangani dan diberikan solusi atau obat yang ampuh demi mencegah penyebaran borok-borok yang lain sehingga memicu bau busuk dan luka berupa masalah-masalah yang kian carut-marut.
5. Lemahnya koordinasi antar organisasi pemerintah di lingkungan Kota Sabang dalam hal pengembangan pariwisata.
6. Terbatasnya aksesibilitas transportasi ke Sabang dan kebijakan transportasi intra Sabang yang belum optimal dan memuaskan bagi pengunjung dan warga Sabang.
7. Minimnya daya tarik wisata (attractions), infrastruktur, fasilitas dan aktivitas yang terkait dengan obyek dan daya tarik wisata yang ada.
8. Minat investor menanamkan modalnya di sektor pariwisata masih relatif rendah.
9. Minimnya sinkronisasi antara pemerintah, industri pariwisata dengan dunia bisnis jasa dan produksi yang terkait dengan pariwisata.
1. Masalah transportasi laut dan udara. Kapal yang saat ini beroperasi kurang masksimal, karena cuman dilayani 1 kapal saja. Semestinya 2 kapal, supaya bisa melayani dengan maksimal, dan ada persaingan pelayanan. Sementara transportasi udara masih dalam taraf penyelesaian.
2. Masalah kelistrikan. Sampai saat ini kayak suara tokek, hidup mati dan masih ada 10 ribu lebih warga Bawean belum menikmati listrik.
3. Masalah infrastruktur jalan lingkar Bawean yang belum beres, ini semua di tahun 2012 berarti belum baik, perlu perjuangan maksimal dari semua elemen masyarakat.yang dipelopori oleh putra Bawean berhasil ditanah Jawa.
4. Selain itu, kurangnya promosi atau srategi promosi yang tidak tepat merupakan borok bagi kemajuan pariwisata di Pulau Bawean. Padahal Pulau Bawean memiliki banyak obyek wisata baik wisata bahari hingga wisata sejarahnya. Borok-borok ini harus ditangani dan diberikan solusi atau obat yang ampuh demi mencegah penyebaran borok-borok yang lain sehingga memicu bau busuk dan luka berupa masalah-masalah yang kian carut-marut.
5. Lemahnya koordinasi antar organisasi pemerintah di lingkungan Kota Sabang dalam hal pengembangan pariwisata.
6. Terbatasnya aksesibilitas transportasi ke Sabang dan kebijakan transportasi intra Sabang yang belum optimal dan memuaskan bagi pengunjung dan warga Sabang.
7. Minimnya daya tarik wisata (attractions), infrastruktur, fasilitas dan aktivitas yang terkait dengan obyek dan daya tarik wisata yang ada.
8. Minat investor menanamkan modalnya di sektor pariwisata masih relatif rendah.
9. Minimnya sinkronisasi antara pemerintah, industri pariwisata dengan dunia bisnis jasa dan produksi yang terkait dengan pariwisata.
Beberapa faktor penyebab munculnya permasalahan di atas antara lain disebabkan :
Tidak adanya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) atau Master Plan, Blueprint dan Rencana Strategis (Renstra) sebagai grand design dan penentu arah pembangunan dan kemajuan destinasi Sabang,
ketiadaan dokumen perencanaan tersebut berdampak pada pola pembangunan pariwisata
yang tidak strategis, kurang terintegrasi dan tidak memiliki arah yang jelas.
Padahal menurut pakar pembangunan pariwisata Edward Inskeep disebutkan, bahwa suatu
destinasi yang tidak dibangun dengan perencanaan yang baik tak akan mampu bersaing dengan destinasi wisata yang dibangun berdasarkan perencanaan yang strategis.
Hal ini
juga diperkuat oleh Ma’ruf yang menyatakan
bahwa kegagalan dalam merencanakanmsuatu destinasi wisata sama halnya dengan merencanakan kegagalan bagi
destinasi itu sendiri. Sebab menurutnya, kunci sukses suatu destinasi pariwisata
adalah perencanaan yang terintegrasi dan
menyeluruh.Pasalnya jika ha itu dikesampingkan dapat mengakibatkan ketidaksinkronan,
dimana pelaksaan pembangunan pariwisata di lapangan berlangsung secara parsial
dan tidak mampu menyelesaikan permasalah ril yang dihadapi.
Pulau Bawean |
SOLUSI PERMASALAHAN DI PULAU
BAWEAN
1. Masalah
Kelistrikan
Saat ini
istilah listrik sudah akrab didengar dalam kehidupan sehari-hari. Hampir
aktivitas manusia modern sudah menggunakan listrik sebagai pembantu bahkan
sebagai penopang utama aktivitasnya. Jika diterjemahkan secara umum, listrik
adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel atau penghantar lainnya.
Sebagian
besar energi yang terpakai selama ini berasal dari sumber-sumber seperti minyak
bumi, batubara dan gas. Sumber-sumber energi tersebut dalam pemanfaatannya
menimbulkan banyak masalah, antara lain pencemaran dari zat sisa pembakaran
yang berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Selain bahaya yang ditimbulkan,
pemakaian bahan-bahan tersebut untuk pembangkit listirk juga kurang efisien.
Bahan-bahan tersebut juga tidak dapat diperbaharui, sehingga untuk kelangsungan
hidup manusia, perlu dicari sumber energi baru yang dapat diperbaharui atau
tidak akan habis. Krisis energi saat ini terjadi karena dipicu pemborosan
energi oleh masyarakat dan praktek tidak efisien dan korupsi. Energi angin,
surya, mukrohidro mempunyai keuntungan bersifat tersebar. Dapat dibangun di
desa-desa dan pulau kecil sehingga pembangunan dapat merata. Pembangunan
tersebut bersifat prorakyat miskin. Pualu-pulau kecil yang letaknya jauh
terpencil dan menentukan batas wilayah kedaulatan dan zona ekonomi ekslusif
kita dapat dibangun dan diselamatkan.
2. Perbaikan
Saran dan Prasarana sebagai Solusi Pariwisata
Menurut
Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata, mengatakan : “Prasarana kepariwisataan
adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup
dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan
wisatawan yang beraneka ragam”. Prasarana tersebut antara lain :
a. Perhubungan : jalan raya, rel kereta
api, pelabuhan udara dan laut.
b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air
bersih.
c. Sistem telekomunikasi, baik itu
telepon, telegraf, radio, televisi,
d. Pelayanan kesehatan baik itu
puskesmas maupun rumah sakit.
e. Pelayanan keamanan pos
satpam penjaga obyek wisata untuk menjaga keamanan di
sekitar obyek
f. Pelayanan wistawan baik itu berupa
pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana
tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata
dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana
maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk
peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut
maupun pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur jalan sangat penting bagi
para wisatawan yang ingin menikmati indahnya alam di lokasi wisata. Meskipun
medan jalan menuju obyek wisata agak sulit dijangkau, namun apabila kualitas
jalannya bagus akan menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan. Sebaliknya,
jika akses jalan menuju obyek wisata diperbaiki oleh pemerintah maka pulau
Bawean akan menjadi tempat Objek wisata yang sangat menarik, banyak wisatawan
yang akan dateng.
3. Promosi Wisata Pulau Bawean
Interpretasi
merupakan suatu alat bantu yang data menterjemahkan keindahan dan keunikan
sumberdaya manusia dan alam sehingga bisa dinikmati secara utuh oleh pengunjung
atau wisatawan. Pulau Bawean dengan berbagai keunikan dan keindahan sumberdaya
alam dan manusianya sangat membutuhkan adanya interpretasi. Tujuannya adalah
memberikan pengetahuan lebih kepada wisatawan agar ketika datang ke suatu objek
ada nilai lebih yang diperoleh, baik secara ilmiah maupun tidak. Bahkan sebagai
media promosi bagi calon wisatwan. Interpretasi Pulau Bawean saat ini sangat
minim sekali, maka dari itu perlu usaha yang lebih maksimal dan optimal agar
tercipta suatu media interpretasi yang efektif namun tetap efisien. Media
interpretasi yang diperlukan berupa ruang penunjung atau pusat informasi wisata
Pulau Bawean yang bisa menggunakan kantor UPT wisata yang terdapat di Pulau
Bawean. Pusat informasi ini nantinya disediakan segala informasi wisata Pulau
Bawean berupapapan informasi obyek-obyek yang ada dan peta jalur interpretasi.
Saat ini informasi yang ada berupa dokumentasi objek dan kegiatan pengunjung di
salah satu objek wisata. Bisa juga diwujudkan dalam bentuk website, video yang
diupload dalam sebuah website atau media social seperti twitter dan facebook.
Di
sisi lain, teknologi lama yang masih bermanfaat semkain lenyap dengan adanya
kemajuan teknologi, sebgai contoh adalah radio. Radio (istilah secara umum)
dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sarana penyampai informasi. Radio
adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupaun penerimannya. Namun
sekarang hamper sulit kita jumpai masyarakata yang masih memiliki radio.
Padahal banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari mendengarkan radio, sperti :
informasi, berita, hiburan dan lain sebagainya. Sekarang radio tidak hanya
melalui dapat didengar melalui radio-radio, sekarang teknologi sudah berkembang
dengan adanya aplikasi atau software yang diinstal baik pada computer , laptop,
handphone atau terpasang pada website dan blog dengan memasang kode script
radio online, bahkan di dalam mobil pun ada iPhone, iPod touch, and iPad.
Sehingga, masyarakat tidak perlu memiliki radio elektronik yang terbatas hanay
bisa mendengarkan channel radio lokal saja, melainkan juga channel radio
sleuruh dunia. Begitu pula dengan radio online ini jangkauan meliputi seluruh
dunia.
4.
Kemacetan lalu lintas
dan masalah parkir
Sementara itu, permasalahan transportasi yang berupa
kemacetan dan masalah tempat parkir juga terjadi. Pengembangan transportasi
umum untuk para wisatawan dan penduduk lokal untuk mengurangi penggunaan mobil
pribadi dan sewaan menjadi syarat mutlak yang harus diperjuangkan untuk mengatasi
kemacetan. Transporatasi umum yang ideal adalah sistem transportasi yang bisa
menjadi solusi yang murah dan tidak mengganggu aktivitas trasnportasi kendaraan
lainnya. Saya perhatikan selama di Berada di Pulau Bawean terdapat pembangunan
halte-halte bus yang baru disekitar ruas jalan yang pembangunannya terkesan
setengah hati. Kenapa saya bilang setengah hati karena halte-halte bus tersebut
terlalu besar dan didirikan diatas trotoar yang dapat mengganggu kenyamanan
orang lain. Pulau Bawean hanya butuh sistem trasportasi umum yang kecil,
praktis, dan dapat mencakup seluruh tempat wisata di Pulau Bawean melalui jalur-jalur
alternatif yang dapat mengatasi kemacetan.
5.
Permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan
Sampah dan masalah kebersihan di Bali sudah sering kali menjadi keluhan utama para wisatawan di Pulau Bawean. Hal yang sama yang berkesan pada diri saya berada di Pulau Bawean adalah terlalu banyaknya terdapat sampah di tempat-tempat pariwisata terkenal di Pulau Bawean, seperti daerah di sekitaran Pantai Pantai Bawean, jalan-jalan disekitaran wisata bedugul, maupun di area-area wisata Pulau Bawean. Sangat disayangkan bahwa selain sampah plastik yang masih banyak berserakan di Pulau Bawean, banyak juga terdapat sampah-sampah sisa hasil persembahyangan, yang saat saya berada di Pulau Bawean. hal ini mungkin merupakan hal yang lumrah, karena selesai upacara biasanya akan diadakan pembersihan oleh staf-staf dari pemerintah daerah. Tapi perlu di ingat bahwa para wisatawan baik asing maupun domestik masih banyak yang belum terbiasa melihat kebiasaan kita dalam ‘mengotori’ tempat-tempat wisata sehabis wisatawan mengunjungi Pantai Bawean. Tidak seperti di Indonesia, di luar negri tidak ada petugas khusus yang membersihkan jalan-jalan dan tempat umum. Alangkah baiknya apabila kita tetap menjaga kebersihan lingkungan tanpa harus mengandalkan kepada para petugas pembersih jalan. Penanggulangan masalah sampah dan kebersihan lingkungan bisa dilakukan dengan cara membiasakan kita untuk membersihkan lingkungan rumah sekitar. Jangan malu untuk mengajak teman-teman kita bersama-sama membersihkan area wisata di sekitar Pulau Bawean, kepercayaan diri kita akan semakin meningkat untuk mempromosikan Pulau Bawean sebagai tempat wisata terbaik di dunia yang tentu saja hal ini dapat meningkatkan perekonomian rakyat .
Sampah dan masalah kebersihan di Bali sudah sering kali menjadi keluhan utama para wisatawan di Pulau Bawean. Hal yang sama yang berkesan pada diri saya berada di Pulau Bawean adalah terlalu banyaknya terdapat sampah di tempat-tempat pariwisata terkenal di Pulau Bawean, seperti daerah di sekitaran Pantai Pantai Bawean, jalan-jalan disekitaran wisata bedugul, maupun di area-area wisata Pulau Bawean. Sangat disayangkan bahwa selain sampah plastik yang masih banyak berserakan di Pulau Bawean, banyak juga terdapat sampah-sampah sisa hasil persembahyangan, yang saat saya berada di Pulau Bawean. hal ini mungkin merupakan hal yang lumrah, karena selesai upacara biasanya akan diadakan pembersihan oleh staf-staf dari pemerintah daerah. Tapi perlu di ingat bahwa para wisatawan baik asing maupun domestik masih banyak yang belum terbiasa melihat kebiasaan kita dalam ‘mengotori’ tempat-tempat wisata sehabis wisatawan mengunjungi Pantai Bawean. Tidak seperti di Indonesia, di luar negri tidak ada petugas khusus yang membersihkan jalan-jalan dan tempat umum. Alangkah baiknya apabila kita tetap menjaga kebersihan lingkungan tanpa harus mengandalkan kepada para petugas pembersih jalan. Penanggulangan masalah sampah dan kebersihan lingkungan bisa dilakukan dengan cara membiasakan kita untuk membersihkan lingkungan rumah sekitar. Jangan malu untuk mengajak teman-teman kita bersama-sama membersihkan area wisata di sekitar Pulau Bawean, kepercayaan diri kita akan semakin meningkat untuk mempromosikan Pulau Bawean sebagai tempat wisata terbaik di dunia yang tentu saja hal ini dapat meningkatkan perekonomian rakyat .
Semoga kita sebagai mahasiswa
pariwisata Universitas Negeri Jakarta bisa mengembakan Pariwisata yang
Indonesia dan cara yang paling utama untuk menangani hal ini adalah dengan
memulainya dari diri sendiri, contohnya dengan membiasakan diri sendiri untuk
menjaga dan tidak merusak apapun apalagi merusak sesuatu yang ada di destinasi
wisata dan kita juga bisa mengajarkan kepada semua wisatawan agar tidak merusak
objek – objek wisata, serta memberi tahu kepada orang lain untuk menjaga
destinasi yang ada agar tidak sampai rusak. Dan dengan berjalannya waktu cara-cara
yang telah kita terpakan pasti akan berhasil dan seperti yang diataslah
pembahasan dari masalah-masalah yang ada di dunia pariwisata, beserta
pembahasan solusi untuk masalah-masalah tersebut.
Akhir kata saya
mengucapkan terimakasih kepada para pembaca, semoga informasi ini bisa mengubah
pola pikir kita akan pedulinya objek – objek wisata yang harus kita eksplor dan
kembangkan agar Indonesia menjadi unggul dalam wisata budaya untuk setiap objek
wisatanya.
Daftar Pustaka
semoga dengan adanya solusi diberikan, pariwisata di Indonesia makin maju dan orang" ikut berperan dalam ambil bagian. :-)
ReplyDeletesetelah sya membaca blog ini, masukan yang diberikan cukup bagus tapi masih kurang untuk kelanjutan pengembangan pariwisatanya karena karina hanya fokus pada satu tempat wisata bkn untuk keseluruhan
ReplyDeleteakan lebih baik jika pemerintah turun tangan mangatasi masalah2 yang ada di tempat wisata tersebut dan warga sekitar dapat bahu membahu dalam pengembangan tempat wisata ini, jika hal itu dapat di lakukan dan dapat menyelesaikan masalah yang ada. bukan tidak mungkin tempat wisata ini dapat menjadi tujuan wisata nasional ataupun internasional!
ReplyDeleteCMIIW :)
Semoga dengan cara pengembangan pariwisata di indonesia yg dimulai dari diri sendiri ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan masyarakat indonesia
ReplyDeleteSudah cukup baik dalam mengenal dan memahami pengembangan suka baduy
ReplyDeletesetelah membaca blog ini, masukan yang diberikan cukup bagus tapi masih kurang untuk kelanjutan pengembangan pariwisatanya karena hanya fokus pada satu tempat wisata bukan untuk keseluruhansemoga dengan adanya solusi diberikan, pariwisata di Indonesia makin maju dan orang" ikut berperan dalam ambil bagian.����
ReplyDeleteYang penting implementasi nya dalam memajukan pariwisata indonesia..
ReplyDeleteInfonya udah bagus
daftar pustaka sebaiknya ada dari buku ..., informasi yang diberikan sudah baik, penggunaan jenis huruf yg berbeda-beda sebaiknya disamakan ... saran : sebaiknya dijelaskan dahulu informasi pulau bawean dimana letaknya, provinsi apa dst ... tetap semangat
ReplyDeleteWiiih kereen..tinggal di kembangkan lagi tempat2 wisata nya..semangaat tugasnya
ReplyDelete