Keunikan
Rumah Baduy Luar
“Mau kemana sihh?bawa tas
gede bangett,
isi apaan tuhh?? tanya tetangga sebelah “hehe, mau ke baduy nihh tantee, ikut
yukk!” jawab gue dengan senyum-senyum, “mau ngapain kesanaa?, jangan lupa
oleh-olehnya yaa” ujar si tante sembari nongol dari pager rumahnya “duhh kepo
deh tantee, okehh tante kalo gak lupa yahh” jawab ku..
Akhirnya dengan berbekal beberapa lembar uang dan doa restu dari ibu dan ayah. Saya pun
pergi menuju stasiun tanah abang tempat meeting
point dengan teman-teman angkatan 2014 Usaha Jasa Pariwisata UNJ.
Hari itu tanggal 22 sampai 23 Desember 2015 kemarin,
sayabersamateman-temansatuangkatan usaha jasa pariwisata
2014 UNJ,pergi
ke Suku Baduy yang terletak
di kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, propinsi Banten. merupakan kawasan dilembah
pegunungan kendeng. Suatu kawasan berbukit dan berlembah dengan luas wilayah
5.102 Ha. Ketinggian wilayah adalah 500-1.200 meter diatas permukaan air laut.
Suhu udara diwilayah ini berkisar antara 20-22 derajat celcius. Terdapat
beberapa sungai yang membelah bukit, hutan dan melintasi daerah pemukiman
penduduk.
Ditemani dengan dosen Mata Kuliah Pemanduan Wisata Budaya yaitu pak shobirien, pakFuad, serta Pak
Dede.Kami melakukan praktek pemanduan, sebelumnya kami melakukan observasi tentang suku Baduy.Sebelum masuk ke Baduy Luar
kami diberi kesempatan untuk bertemu dengan puun
(ketua adat) kami berdiskusi dan melakukan Tanya jawab tentang Baduy dengan puun.
Setelah selesai
melakukan tanya jawab kami langsung menuju Kampung Marengo yang wilayahnya
disebut Baduy Luar, disanalah kita akan menginap.
Foto diatas
adalah rumah penduduk yang saya tempati bersama beberapa teman-teman perempuan
saya. Tepatnya di kampung Marengo Baduy Luar
Nama rumah adat mereka adalah “Sulah Nyanda” yang
dibangun secara gotong royong.
Rumah Baduy Luar terdiri dari bagian-bagian:
1. Sososro
: Teras Rumah
Digunakan sebagai tempat duduk
bersantai, menerima tamu yang bertandang tidak lama. Teras dihubungkan dengan
pintu ke ruang tengah, yang merupakan pintu ke masuk utama kedalam bangunan.
Pintu utama ini menghadap arah Utara atau Selatan.
2. Tepas:ruang
tamu
3. Kamar
Tidur
4. Jolongan
Dapur
Disini sealain terdapat alat-alat
dapur seperti: tungku... juga untuk menyimpan berbagai perlengkapan seperti
pertanian.
Suku baduy tidak memiliki perabot seperti meja,
kursi,tempat tidur atau almari didalam rumahnya. Rumahnya merupakan rumah
panggung
Memiliki tiga pintu untuk keluar masuk, yakni pintu
masuk utama di depan (antara sosoro antara sosoro dan tepas disebut
pintu/lawang sosoro), pintu samping (disebut lawang tepas) dan pintu belakang
didapur (disebut lawang golodog)
Motif bilik sudah bebas tidak hanya bambu polos tapi
bisa juga berupa kombinasi warna hitam dan putih sehingga terlihat lebih
menarik.Atap rumah (hateup) menggunakan daun kirai dan bisa juga dilapisi
dengan sabut supaya lebih awat. Rata-rata hateup bertahan selama 4 tahun.Untuk
ukuran rumah tidak ada ukuran bakunya sesuai dengan ketersediaan lahan dan
bahan-bahan yang akan digunakan untuk membangun rumah.Rumah baduy luar sudah
menggunakan paku. Pintu rumah baduy luar sudah seperti pintu rumah modern.Jika
ketika membangun rumah kondisi tanah tidak rata-rata maka tanah akan diratakan
sehingga memiliki tinggi yang sama.
STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN
Ø Bangunan
dibuat dengan struktur rangka terdiri dari tiang dan balok dengan bahan kayudaripohonmahoni, akor (kecapi), jengjeng
dan bambu.
Ø Lembaran
lantai yang dibuat dari bambu belah didukung dengan balok kayu dan bambu.
Ø Struktur
dinding merupakan tiang-tiang kayu. Lembaran dinding dari bilik bambu dijepit
dengan bambu.
Ø Penutup
atap yang dibuat dari daun atau ijuk dibentuk lembaran dengan ukuran kurang
lebih 60x180 cm
Ø Sistem
sambungan umumnya menggunakan tali temali dan paku.
Ø Secara
kesuluruhan bahan bangunan yang digunakan untuk membuat rumah menggunakan bahan
alam berasal dari lingkungan sekitar, seperti:kayu bambu, daun,ijuk dan batu
MASA BANGUNAN
Ø Letak
kampung ditepi sungai
Ø Masa
bangunan disusun dari beberapa deret, memanjang mengikuti kontur tanah.
Ø Deret
satu dengan lainnya berbeda ketinggiannya, karena kontur tanah
Ø Setiap
dua rumah saling berhadapan terasnya
Ø Rumah
menghadap arah utara-selatan (pintu utamanya)
Ø Lumpung
padi (leuit) terdapat dua kelompok, satu kelompok disebelah timur, dan yang
lain diseberang sungai atau arah Utara
Ø Tempat
menumbuk padi (palung) diletakkan di bagian utara atau ditepi sungai.
Lingkungan permukiman baduy terdiri dari
kelompok-kelompok yang kemudian disebut kampung, keseluruhan berjumlah kurang
lebih 60 kampung. Setiap kampung terdiri kurang lebih 40 rumah. Jarak antar
kampung cukup jauh dan dipisahkan oleh bukit, hutan dan lahan pertanian. Lokasi
permukiman umumnya di tepi sungai. Setiap lingkungan pemukiman terdiri dari
rumah-rumah tempat tinggal warga, rumah kepala adat (disebut:puun), lumpung
padi dan palung tempat menumbuk padi secara bersama-sama.
Wilayah yang dihuni suku baduy dapat dikatakan
sebagai daerah terisolasi, hal ini disebabkan lingkungannya yang tidak dapat
dilalui kendaraan bermotor. Jalan-jalan yang ada merupakan jalan setapak dari
tanah dan bebatuan alami. Lingkungan alamnya terlihat masih alami, dipenuhi pohon-pohon
yang berbentuk hutan maupun areal pertanian yang padinya ditanam tanpa dibajak
seperti kita umumnya tetapi langsung ditanam tanpa mengubah struktur tanahnya,
dan padi ini disebut padi huma. Untuk mencapai desa satu dengan desa lainnya
harus berjalan kaki melalui jalan setapak. Batas pemisah antara satu desa
dengan desa lainnya berupa hutan atau lahan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Izdni Mariah Sabilla
Email:mariahizdni@gmail.com
Usaha Jasa Pariwisata UNJ
NIM: 44231343972
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKayanya seru. Jadi tertarik ke Baduy hehe
ReplyDelete