Monday, January 4, 2016

T4_BAYU HARIYANTO YUDISTIRA_LAMONGAN

WISATA BUDAYA LAMONGAN

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Hallo dunia dan semua para pembaca, Selamat Tahun Baru 2016 semoga di tahun yang baru ini menjadi berkah untuk kalian semua,amin.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Bayu Hariyanto Yudistira, saya lahir dijakarta tepatnya Ibukota bagi Negara Indonesia ini, pada tanggal 27 April 1996 tepatnya saya sekarang berumur 19 tahun menuju 20 ditahun yang baru ini 2016.
Untuk sekarang ini saya berstatus mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dengan Program Studi D3 Usaha Jasa Pariwisata, saat ini saya menjalani perkuliahan di Semester 3 menuju Semester 4.

Baik lah saya kira sudah cukup basa basi dari perkenalan saya, disini saya akan berbagi tulisan kepada rekan rekan semua bagi yang membacanya untuk sedikit mendeskripsikan tentang wisata budaya di sebuah kota yang cukup terkenal di jawa timur, yaitu Lamongan/Kabupaten Lamongan.


Ø  LAMONGAN, JAWA TIMUR, INDONESIA






 





Kabupaten Lamongan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di barat. Pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan terletak 50 km sebelah
barat Kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah yang masukdalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbang kertosusila.



·         MONUMEN VAN DER WIJCK






Monumen Van Der Wijck, adalah sebuah monumen yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, yang terletak di kantor pelabuhan Brondong, Lamongan.

Monumen di bangun untuk memperingati tenggelamnya kapal Van Der Wijck. Kapal Van der Wijk adalah kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang merupakan cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) saat ini. Rute kapal pada waktu itu memang melayani kawasan Hindia Belanda saat itu. Kapal Van der Wijk dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921 dengan berat tonase 2.596 ton, lebar kapal 13,5 meter. Kapal ini mendapat nama panggilan "de meeuw" atau "The Seagull", ini karena figur kapal ini sangat anggun dan tenang.

Saat pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk berangkat dari Bali ke Semarang dengan singgah terlebih dahulu di Surabaya. Kapal tenggelam di perairan Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Grondong. Kapal ini tenggelam pada hari selasa, 20 Oktober 1936. Jumlah penumpang saat itu adalah 187 warga Pribumi dan 39 warga Eropa. Jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi.Dan korban dari tenggelamnya kapal ini ada 4 meninggal dan 49 hilang.




·         GOA MAHARANI



Goa Maharani adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Lamongan, tepatnya berada di kecamatan Paciran. Goa Maharani berada di kedalaman 25 M dari permukaan tanah dan memiliki rongga seluas 2500 m2. Goa yang terkenal sebagai Goa Istana Maharani ini tidak sengaja ditemukan oleh 6 penggali tanah coral bahan fosfat dan pupuk dolomit yang dipimpin oleh mandor Sunyoto. Dan diresmikan oleh Bupati Lamongan saat itu, Bapak Muh. Faried, sebagai obyek wisata pada tanggal 10 Maret 1994.

Nama maharani lahir dari mimpinya istri Sunyoto, sang mandor. Malam sebelum ditemukannya goa, dia bermimpi melihat cahaya bunga - bunga yang sangat indah berwarna - warni yang di jaga oleh dua ekor naga raksasa bermahkota. Dua ekor naga tersebut kini divisualisasikan berbentuk dua patung naga dengan dua burung garuda penjaga pintu masuk gua yang disebut Gerbang Paksi Tatsoko.

Goa Maharani merupakan goa dengan keindahan alam yang unik daripada goa wisata lain. Hal ini dilihat dari stalagtit dan talagmit di goa ini masih bertumbuh dan memancarkan cahaya warna-warni saat terkena cahaya. Karenanya, layaknya goa Maharani ini disejajarkan dengan gua Altamira di Spanyol. Gua Mamonth di Amerika Serikat dan gua Carlsbad di Perancis.



·         WISATA BAHARI LAMONGAN



Wisata Bahari Lamongan atau biasa disebut WBL, adalah salah satu obyek wisata maritim yang terletak di pesisir utara pantai Jawa, tepatnya berada di kecamatan Paciran, Lamongan.
Obyek wisata yang tak pernah sepi pengunjung ini berdiri sejak 14 November 2004, sebagai obyek wisata pengembangan dari Pantai Tanjung Kodok. Obyek wisata ini berada di jalur pantura Surabaya-Tuban, serta berada di dekat sejumlah obyek wisata andalan di Jawa Timur, diantaranya Gua Maharani, Makam dan Museum Sunan Drajat, Makam Sunan Sendang Duwur, dan Tanjung Kodok Resort.

WBL merupakan obyek wisata yang menggambungkan konsep wisata bahari dan taman rekreasi keluarga. Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, serta Istana Bajak Laut.
Berdiri di lahan seluas 11 hektar, WBL selalu mencoba memberikan hiburan yang akan selalu berkembang, dengan dihadirkannya 3 wahana setiap tahunnya.
Selain itu tersedia pula fasilitas pendukung seperti Pasar Hidangan, Pasar Wisata, Pasar Buah dan Ikan untuk pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh saat berkunjung.



·         MAKAM SUNAN DRAJAT



Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470, dengan nama kecil Raden Qasim, lalu mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, yang juga saudara dari Sunan Bonang.

Setelah menguasai pelajaran Islam beliau menyebarkan agama Islam di desa Drajat sebagai tanah perdikan di kecamatan Paciran, yang merupakan tanah pemberian kerajaan Demak. Sebagai penghargaan atas keberha-silannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi

Makam Sunan Drajat bisa ditempuh dari Surabaya maupun Tuban lewat Jalan Daendels (Anyar-Panarukan), 30 menit bila melalui Lamongan.

Selain itu, untuk menghormati jasa - jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar agama Islam di wilayah Lamongan dan untuk melestarikan budaya serta benda-¬benda bersejarah peninggalannya, keluarga dan para sahabatnya yang berjasa pada penyiaran agama Islam, Pemerintah Kabupaten Lamongan mendirikan Musium Daerah Sunan Drajat disebelah timur Makam. Musium ini telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret 1992.



·         SUNAN SENDANG DUWUR


Sunan Sendang Duwur (1320-1585), adalah satu lagi tokoh penting yang ikut berperan dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Nama asli dari Sunan ini adalah adalah Raden Noer Rahman. Ia adalah putra Abdul Kohar bin Malik bin Sultan Abu Yazid yang berasal dari Baghdad. Gelar Sunan Sendang Duwur didapat dari pemberian Sunan Drajad.
Sunan Sendang Duwur dikenal juga karena memindahkan masjid dalam semalam dari Mantingan ke Bukit Amitunon, Sendang Duwur dan dikenal sebagai Masjid Sendang Duwur.

Bangunan makam Sunan Sendang Duwur terletak di atas bukit Amitunon di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran Lamongan. Makam ini merupakan banguna berarsitektur tinggi menggambarkan perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu. Di bangunan ini terdapat gapura di bagian luar berbentuk mirip tugu Bentar di Bali dan gapura bagian dalam berbentuk paduraksa. Sedangkan di dinding penyangga cungkup makam dihiasi ukiran kayu jati yang bernilai seni tinggi dan sangat indah.


Selain Objek objek wisata, di Lamongan ini juga mempunyai Tarian Tradisional yang unik yaitu,

·         TARI TRADISIONAL BORANAN

Tari tradisional Boranan adalah tari yang terinspirasi oleh aktivitas penjual nasi Boranan yang ada di Lamongan dan sudah siap dengan dagangannya dari pagi sampai subuh.

Gerakan tari Boranan cukup sederhana namun bermakna, dengan sentuhan tradisional. Setiap gerakan menunjukkan aktivitas penjual Boranan, dari menyiapkan makana sampai menyerahkannya kepada pelanggan. Penari Boranan selalu datang dari Lamongan, dengan memakai kain batik tradisional Lamongan, dengan warna khas biru dan hitam dan terdapat garis-garis merah pada pinggang.

·         TARI TRADISIONAL CAPING NGANCAK

Tari Caping Ngancak adalah salah satu tarian tradisional Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan tentang petani yang beraktifitas di sawah mereka, dari mulai menanam padi sampai mereka mendapatkan panen. Layaknya petani, para penari juga mengenakan 'Caping' atau topi khusus yang biasa dikenakan petani saat pergi ke sawah.






BAYU HARIYANTO YUDISTIRA
D3 USAHA JASA PARIWISATA (A) 2014
4423143955
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Bayuhar27@gmail.com



 DAFTAR PUSTAKA;
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lamongan





6 comments:

  1. tulisan yang cukup menarik. sukses selalu untuk penulis!

    ReplyDelete
  2. Terimakasih untuk penulis, saya jadi banyak tau tentang lamongan bukan sekedar dari sotonya saja tetapi banyak budaya dan tempat wisata di lamongan.

    ReplyDelete
  3. Wah banyak juga yaa yang baru saya ketahui setelah membaca artikel ini, ada Museum, Tempat, dan Tradisi yang unik dan menambah wawasan. yang saya tau hanya soto nya saja hehe. Nice artikel sukses terus ya untuk penulis hehe.

    ReplyDelete
  4. benar benar menambah pengetahuan saya tentang lamongan dan objek wisata disana, good article. sukses selalu untuk penulis

    ReplyDelete
  5. bagus sekali, sangat menarik untuk dibaca untuk menambah wawasan.

    ReplyDelete
  6. Baguss, mantap, untuk generasi penerus yg peduli sejarah

    ReplyDelete