WISATA BUDAYA LAMONGAN
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Hallo
dunia dan semua para pembaca, Selamat Tahun Baru 2016 semoga di tahun yang baru
ini menjadi berkah untuk kalian semua,amin.
Sebelumnya
perkenalkan nama saya Bayu Hariyanto Yudistira, saya lahir dijakarta tepatnya
Ibukota bagi Negara Indonesia ini, pada tanggal 27 April 1996 tepatnya saya
sekarang berumur 19 tahun menuju 20 ditahun yang baru ini 2016.
Untuk
sekarang ini saya berstatus mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta Fakultas
Ilmu Sosial dengan Program Studi D3 Usaha Jasa Pariwisata, saat ini saya
menjalani perkuliahan di Semester 3 menuju Semester 4.
Baik
lah saya kira sudah cukup basa basi dari perkenalan saya, disini saya akan
berbagi tulisan kepada rekan rekan semua bagi yang membacanya untuk sedikit
mendeskripsikan tentang wisata budaya di sebuah kota yang cukup terkenal di
jawa timur, yaitu Lamongan/Kabupaten Lamongan.
Ø
LAMONGAN,
JAWA TIMUR, INDONESIA
Kabupaten
Lamongan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kabupaten
ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten
Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan
Kabupaten Tuban di barat. Pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan terletak 50 km
sebelah
barat
Kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Lamongan merupakan salah
satu wilayah yang masukdalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbang kertosusila.
·
MONUMEN
VAN DER WIJCK
Monumen
Van Der Wijck, adalah sebuah monumen yang dibangun pada masa pemerintahan
Hindia-Belanda, yang terletak di kantor pelabuhan Brondong, Lamongan.
Monumen
di bangun untuk memperingati tenggelamnya kapal Van Der Wijck. Kapal Van der
Wijk adalah kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang
merupakan cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) saat ini. Rute kapal
pada waktu itu memang melayani kawasan Hindia Belanda saat itu. Kapal Van der
Wijk dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921 dengan berat
tonase 2.596 ton, lebar kapal 13,5 meter. Kapal ini mendapat nama panggilan
"de meeuw" atau "The Seagull", ini karena figur kapal ini
sangat anggun dan tenang.
Saat
pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk berangkat dari Bali ke Semarang
dengan singgah terlebih dahulu di Surabaya. Kapal tenggelam di perairan
Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Grondong. Kapal ini tenggelam pada hari
selasa, 20 Oktober 1936. Jumlah penumpang saat itu adalah 187 warga Pribumi dan
39 warga Eropa. Jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira,
seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari
pribumi.Dan korban dari tenggelamnya kapal ini ada 4 meninggal dan 49 hilang.
·
GOA MAHARANI
Goa Maharani
adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Lamongan, tepatnya berada di
kecamatan Paciran. Goa Maharani berada di kedalaman 25 M dari permukaan tanah
dan memiliki rongga seluas 2500 m2. Goa yang terkenal sebagai Goa Istana
Maharani ini tidak sengaja ditemukan oleh 6 penggali tanah coral bahan fosfat
dan pupuk dolomit yang dipimpin oleh mandor Sunyoto. Dan diresmikan oleh Bupati
Lamongan saat itu, Bapak Muh. Faried, sebagai obyek wisata pada tanggal 10
Maret 1994.
Nama maharani
lahir dari mimpinya istri Sunyoto, sang mandor. Malam sebelum ditemukannya goa,
dia bermimpi melihat cahaya bunga - bunga yang sangat indah berwarna - warni
yang di jaga oleh dua ekor naga raksasa bermahkota. Dua ekor naga tersebut kini
divisualisasikan berbentuk dua patung naga dengan dua burung garuda penjaga
pintu masuk gua yang disebut Gerbang Paksi Tatsoko.
Goa Maharani
merupakan goa dengan keindahan alam yang unik daripada goa wisata lain. Hal ini
dilihat dari stalagtit dan talagmit di goa ini masih bertumbuh dan memancarkan
cahaya warna-warni saat terkena cahaya. Karenanya, layaknya goa Maharani ini
disejajarkan dengan gua Altamira di Spanyol. Gua Mamonth di Amerika Serikat dan
gua Carlsbad di Perancis.
·
WISATA
BAHARI LAMONGAN
Wisata
Bahari Lamongan atau biasa disebut WBL, adalah salah satu obyek wisata maritim
yang terletak di pesisir utara pantai Jawa, tepatnya berada di kecamatan
Paciran, Lamongan.
Obyek
wisata yang tak pernah sepi pengunjung ini berdiri sejak 14 November 2004,
sebagai obyek wisata pengembangan dari Pantai Tanjung Kodok. Obyek wisata ini
berada di jalur pantura Surabaya-Tuban, serta berada di dekat sejumlah obyek
wisata andalan di Jawa Timur, diantaranya Gua Maharani, Makam dan Museum Sunan
Drajat, Makam Sunan Sendang Duwur, dan Tanjung Kodok Resort.
WBL
merupakan obyek wisata yang menggambungkan konsep wisata bahari dan taman
rekreasi keluarga. Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain
Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas
City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, serta Istana Bajak Laut.
Berdiri
di lahan seluas 11 hektar, WBL selalu mencoba memberikan hiburan yang akan
selalu berkembang, dengan dihadirkannya 3 wahana setiap tahunnya.
Selain
itu tersedia pula fasilitas pendukung seperti Pasar Hidangan, Pasar Wisata,
Pasar Buah dan Ikan untuk pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh saat
berkunjung.
·
MAKAM
SUNAN DRAJAT
Sunan
Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470, dengan nama kecil Raden Qasim, lalu
mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, yang juga
saudara dari Sunan Bonang.
Setelah
menguasai pelajaran Islam beliau menyebarkan agama Islam di desa Drajat sebagai
tanah perdikan di kecamatan Paciran, yang merupakan tanah pemberian kerajaan
Demak. Sebagai penghargaan atas keberha-silannya menyebarkan agama Islam dan
usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi
warganya, beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan
Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi
Makam
Sunan Drajat bisa ditempuh dari Surabaya maupun Tuban lewat Jalan Daendels
(Anyar-Panarukan), 30 menit bila melalui Lamongan.
Selain
itu, untuk menghormati jasa - jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar
agama Islam di wilayah Lamongan dan untuk melestarikan budaya serta
benda-¬benda bersejarah peninggalannya, keluarga dan para sahabatnya yang
berjasa pada penyiaran agama Islam, Pemerintah Kabupaten Lamongan mendirikan
Musium Daerah Sunan Drajat disebelah timur Makam. Musium ini telah diresmikan
oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret 1992.
·
SUNAN SENDANG DUWUR
Sunan Sendang Duwur (1320-1585),
adalah satu lagi tokoh penting yang ikut berperan dalam menyebarkan agama Islam
di tanah Jawa.
Nama asli dari Sunan ini adalah
adalah Raden Noer Rahman. Ia adalah putra Abdul Kohar bin Malik bin Sultan Abu
Yazid yang berasal dari Baghdad. Gelar Sunan Sendang Duwur didapat dari
pemberian Sunan Drajad.
Sunan Sendang Duwur dikenal juga karena
memindahkan masjid dalam semalam dari Mantingan ke Bukit Amitunon, Sendang
Duwur dan dikenal sebagai Masjid Sendang Duwur.
Bangunan makam Sunan Sendang
Duwur terletak di atas bukit Amitunon di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran
Lamongan. Makam ini merupakan banguna berarsitektur tinggi menggambarkan
perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu. Di bangunan ini terdapat gapura di
bagian luar berbentuk mirip tugu Bentar di Bali dan gapura bagian dalam
berbentuk paduraksa. Sedangkan di dinding penyangga cungkup makam dihiasi
ukiran kayu jati yang bernilai seni tinggi dan sangat indah.
Selain
Objek objek wisata, di Lamongan ini juga mempunyai Tarian Tradisional yang unik
yaitu,
·
TARI TRADISIONAL BORANAN
Tari
tradisional Boranan adalah tari yang terinspirasi oleh aktivitas penjual nasi
Boranan yang ada di Lamongan dan sudah siap dengan dagangannya dari pagi sampai
subuh.
Gerakan tari Boranan cukup sederhana
namun bermakna, dengan sentuhan tradisional. Setiap gerakan menunjukkan
aktivitas penjual Boranan, dari menyiapkan makana sampai menyerahkannya kepada
pelanggan. Penari Boranan selalu datang dari Lamongan, dengan memakai kain
batik tradisional Lamongan, dengan warna khas biru dan hitam dan terdapat
garis-garis merah pada pinggang.
·
TARI TRADISIONAL CAPING NGANCAK
Tari Caping Ngancak adalah salah satu tarian
tradisional Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan tentang petani yang
beraktifitas di sawah mereka, dari mulai menanam padi sampai mereka mendapatkan
panen. Layaknya petani, para penari juga mengenakan 'Caping' atau topi khusus
yang biasa dikenakan petani saat pergi ke sawah.
BAYU HARIYANTO YUDISTIRA
D3 USAHA JASA PARIWISATA (A) 2014
4423143955
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Bayuhar27@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA;
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lamongan
tulisan yang cukup menarik. sukses selalu untuk penulis!
ReplyDeleteTerimakasih untuk penulis, saya jadi banyak tau tentang lamongan bukan sekedar dari sotonya saja tetapi banyak budaya dan tempat wisata di lamongan.
ReplyDeleteWah banyak juga yaa yang baru saya ketahui setelah membaca artikel ini, ada Museum, Tempat, dan Tradisi yang unik dan menambah wawasan. yang saya tau hanya soto nya saja hehe. Nice artikel sukses terus ya untuk penulis hehe.
ReplyDeletebenar benar menambah pengetahuan saya tentang lamongan dan objek wisata disana, good article. sukses selalu untuk penulis
ReplyDeletebagus sekali, sangat menarik untuk dibaca untuk menambah wawasan.
ReplyDeleteBaguss, mantap, untuk generasi penerus yg peduli sejarah
ReplyDelete