Tema: Observasi Baduy
"Pengalaman Tinggal di Kampung Marengok"
Usaha Jasa Pariwisata 2014 Universitas Negeri Jakarta |
Duh kalian
jangan bosen yaaa sama tulisan saya, beneran ini postingan yang terakhir
HAHAHA... Takutnya pada lupa perkenalan lagi deh Ich heisse Indri Elustiyasari Nama panggilan? Boleh
panggil Indri atau Cimot dipanggil Cantik juga boleh kok, boleh bangeeet haha!!
Anak ke-2 dari tiga bersaudara kakak gue sekarang lagi hijrah ke pulau terujung
di Indonesia, yap dia sekarang lagi di Papua karna pekerjaan dan akan menetap
disana selama dua tahun kedepan. Ade gue masih kelas 3 SMP sekarang, gue jauh
dari Orangtua baru setahun belakangan ini karna sebelumnya tinggal di Bogor dan
pas Ayah pensiun memutuskan untuk pulang kampung yaitu pindah ke Tasikmalaya.
Jadi sekarang bener-bener jadi anak perantauan di jakarta.
Ketika dalam perjalanan menuju |Baduy Dalam |
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pengalaman saya tinggal di Baduy
dalam, tepatnya di kampung Marengok. Yup kesempatan ini saya dapatkan ketika
sedang melakukan observasi untuk kegiatan kampus. Hari itu pada tanggal 22
Desember 2015 kami (mahasiswa/mahasiswi jurusan Pariwisata UNJ angkatan 2014)
berangkat bersama menuju Stasiun Rangkas. Kami menaiki kereta kelas Ekonomi AC
yang berangkat dari Stasiun Tn Abang pada pukul 08.00 WIB. Perjalanan menggunakan
kereta ini kami tempuh selama dua jam. Setibanya di Stasiun Rangkas kami sudah
ditunggu oleh seorang penduduk asli Baduy yaitu Kang Arji. Kang Arji ini adalah
salah satu orang kepercayaan dari jurusan kami. Kenapa demikian? Karena Kang
Arji sudah sejak lama mengurus perjalan mahasiswa/mahasiswi Pariwisata selama
melakukan tour di Desa Baduy ini. Kemudian dari Stasiun Rangkas kami
melanjutkan perjalanan ke Ds.Ciboleger dengan menggunakan elf yang telah
dikoordinasikan oleh Kang Arji, perjalanan menuju Ds Ciboleger ini memakan
waktu selama 1,5 sampai 2 jam. Di perjalanan kami seperti menaiki wahana karna
jalannya yang berbukit dan berbelok. Sang supir yang ngebut mengemudikan elf
ini semakin menambah keseruan perjalanan ini. Setibanya sampai di Ds Ciboleger
ini kami langsung makan siang dengan memakan bekal yang sudah dipersiapkan, ada
juga yang membeli lauk di rest area ini. Setelah beristirahat sholat dan makan
siang, sekitar jam 14.00 WIB kami memulai perjalanan menuju Ds Baduy Luar. Perjalanan
ini kami lakukan dengan berjalan kaki.
Pintu Masuk Suku Baduy Luar Kp.Kanekes |
Ini pengalaman
pertama saya berkunjung ke Ds Baduy, setelah jalan selama 15 menit sampailah
kami di rumah Jaro Kp Kanekes, Ds Baduy Luar. Disini kami memulai diskusi kami
yang pertama. Kami melakukan sesi tanya jawab dengan Jaro, dan disinilah juga
kami meminta perijinan untuk menempuh perjalanan dan menginap di Kp Marengok
tidak lupa juga meminta ijin untuk berkunjung ke Ds Baduy Dalam tepatnya ke Kp
Cibeo. Kurang lebih 30 menit kami melakukan diskusi, kamu berpamitan kepada
jaro dan kembali meneruskan perjalan kami ke Kp Marengok. Perjalanan ke Kp
Marengok ini kami tempuh selama satu jam dengan berjalan kaki. Selama perjalanan
ini saya tetap membawa carier saya sendiri, walau ada beberapa porter yang
mengikuti dan sempat beberapa kali menawarnakan jasa porter. Namun saya tetap
membawa carier saya sendiri, bukannya sok atau apa tapi saya hannya ingin
merasakan sensasinya. Untuk apa saya jauh-jauh kesana kalau hanya untung
bermanja-manja. Dan tujuan kami ke sana pun untuk merasakan bagaimana kehidupan
disana. Setibanya di Kp Marengok, langsung saja kami menempati homestay yang
telah disediakan. Kami menginap selama dua hari di Baduy Luar. Total ada enam
homestay yang kami pakai. Setelah beres merapihkan perlengkapan, lalu kami mengumpulkan semua bahan makanan yang
telah kami bawa, bahan makanan ini dikumpulkan dalam satu tempat yaitu dirumah
Kang Arji. Lalu tibalah free time! Semuanya diberikan waktu beristirahat dan
bersih-bersih sampai ba’da magrib. Kami benar-benar dituntut untuk beradaptasi
disini, tidak boleh manja. Kamar mandi hanya terdapat dua ruang, dan tidak
berada di dalam rumah. Lalu bagaimana memanfaatkannya kan banyak orang? Haha yang
lain memanfaatkan sungai yg letaknya tidak jauh dari homestay untuk mandi, dll.
Pengalaman
seperti ini bukan yang pertama kali bagi saya, karna saya sering bermain ke
sungai kalau sedang berlibur kerumah nenek saya di Tasikmalaya. Ya namanya anak
kuliahan/perkotaan ada beberapa juga dari kami yg merasa tidak nyaman dengan
kehidupan di Baduy ini. Namun mau tidak mau harus ikut beradaptasi juga bukan? Dan
entah sejak kapan saya sadar bahwa rombongan kami bertambah personil, kita
kedatangan Kang Aja. Yang merupakan suku asli Baduy Dalam, dan saya baru
mengetahui bahwa dialah yang akan menuntun kami untuk perjalan ke Baduy Dalam
pada esok hari. Ketika yang lain sedang bergegas mandi atau hanya sekedar
berbaring di homestay masing-masing, saya Nesya dan Nita membantu istri Kang
Arji untuk memasak makanan yang akan kita makan. Menu makanan kita yang pertama
adalah orek tempe dan dadar telur. Kami membantu sampai langit gelap, dan
berhenti ketika disuruh bersih-bersih oleh istrinya Kang Arji. Setelah saya
bersih-bersih, saya kembali kerumah Kang Arji untuk mempersiapkan makan
perhomestay. Jadi selama disana kita sistem makannya untuk lauk dimasak di satu
rumah yaitu di rumah Kang Arji, sedangkan untuk nasi dimasak di homestay
masing-masing. Setelah beres makan ketika saya berada di rumah Kang Arji, Kang
Aja pamit untuk pulang kerumahnya di Kp Cibeo (Baduy Dalam) dan mengatakan
bahwa ia akan kembali keesokan paginya untuk menemani perjalanan kami. Kami
bergegas untuk melakukan diskusi yang kedua. Diskusi dilakukan di homestay 3
yakni homestay saya sendiri. Karena homestay 3 letaknya berada di tengah dan
dikelilingi oleh homestay yang lain.
Inilah sosok yang menyiapkan makanan untuk kami (Istri Kang Arji) |
Sama Nesya ketika sedang membantu masak |
Pembicara
pada malam ini bersama salah satu orang kepercayaan dari Kp Kanekes,
perbincangan pun mengankat topik kehidupan sehari-hari masyarakat Baduy. Perbicangan
kami diterangi oleh terangnya sinar rembulan pada malam itu, maklum Ds Baduy
tidak memiliki fasilitas listrik. Mereka hanya menggunakan listrik aki, dan
itupun hanya seadanya tidak menyeluruh satu kampung. Kami melakukan diskusi
sampai jam 9 malam. Setelah diksusi kami kembali ke homestay masing-masing, dan
kami melalukan rapat kecil antar panitia untuk masalah teknis perjalanan kami
ke Suku Baduy Dalam yang akan kami laksanakan keesokannya. Setelah itu saya
tidak kembali ke homestay melainkan stay di “Prodi Darurat”. Haha lucu ya
namanya! Sebutan prodi darurat ini terlontar dari celetukan salah satu dosen
kami yap Pak Fuad. Beliau menyebut rumah Kang Arji sebagai prodi darurat karna
disanalah homestay para dosen, dan selalu ada beberapa mahasiswa/mahasiswi yang
duduk-duduk sambil bercengkrama dengan para dosen. Sama dengan ketika kami
sedang berada di prodi kami sesungguhnya yang berada di UNJ.
Kami
melakukan pembagian kelompok untuk melaksanakan guiding, ya inilah alasan utama
kami datang ke Baduy. Selain untuk berdiskusi/observasi kami sebagai
mahasiswa/mahasiswi pariwisata dituntut untuk melakukan kegiatan guiding selama
perjalanan dari Baduy Luar samapi tiba di Baduy Dalam. Setelah selesai membagi
kelompok, malam itu saya berbincang-bincang sampai larut malam, banyak sekali
yang saya perbincangkan dengan para dosen yang membina kami selama di Baduy. Mulai
dari masalah perkuliahan sampai masalah percintaan. Salah satu keunikan dari
jurusan Pariwisata ini, kami bisa akrab
dengan para dosen yang mengajar kami. Saking akrabnya ada beberapa anak yang
cuek saja ketika sedang bercanda atau ngobrol. Suasana seperti ini jarang
didapatkan di jurusan lain kalau menurut saya. Malam itu saya Nesya, Nita, dan
Adi tidur di prodi darurat dengan mengunakan sleeping bag. Kami tidur di
pelataran rumah Kang Arji, hal ini sungguh menyenangkan. Karna kamu akan merasa
kalau kamu sedang tidur di alam, dengan terangnya sinar rembulan dan kerlipan
bintang-bintang pada malam itu.
Keesokan
harinya kami bangun pukul 04.30 WIB dan bergegas ke masing-masing homestay
untuk membangunkan teman yang lainnya. Pagi itu saya kembali membantu isrti
Kang Arji untuk menyiapkan makanan. Kami sarapan dengan kornet goreng, dan
sambil menyiapkan makanan untuk perbekalan kami menuju Baduy Dalam. Hari kedua
kami dibaduy kami habiskan dengan perjalanan bolak-balik Baduy Luar dan Baduy
Dalam. Selama perjalan ini kami disuguhkan dengan pemandangan yang menyejukan
mata. Perjalan ini kami tempuh selama kurang lebih 7-8 jam bolak-balik dengan jalan kaki. Selama di Baduy Dalam kami
melakukan diskusi dengan Jaro Baduy Dalam.
Di jembatan penghubung Baduy Luar dan Baduy Dalam |
Ketika perjalanan pulang ke Baduy
Luar saya mengajarkan kepada teman-teman untuk memakan buah jagoan neon haha. Kenapa
jagoan neon karna ketika sudah memakan buah ini lidah akan berwarna hitam
keunguan, buah ini rasanya manis. Teman-teman saya heran kenapa saya tau kalau
buah itu bisa dimakan. Ya namanaya tinggal di komplek yang notabennya anak
laki-laki termasuk kakak saya sendiri, dulu ketika saya kecil saya biasa main
ke perkampungan dekat komplek hanya sekedar untuk main di kali atau mengejar
layangan. Kang Aja sosok sederhana yang menemani perjalanan kami bolak-balik
baduy luar baduy dalam. Beliau sangat semangat dalam perjalanan ini saat saya
bangun ketika paginya beliau sudah sampai di baduy luar, total perjalanan Kang
Aja ialah tiga kali pulang pergi baduy luar baduy dalam. Saya saja yang
melakukan 2 kali perjalanan bolak-balik kaki sudah mati rasa dan gemetar saking
lamanya perjalanan dengan trek yang berbukit. Rasanya sudah mau menyerah saja
saat perjalan pulang ke baduy luar, maklum hampir tidak pernah olahraga jadi
badan kaku semua.
Tim Guiding 3 yang dibimbing oleh Pak Fuad |
Perjalanan Menuju Baduy Dalam (1) |
Perjalanan Menuju Baduy Dalam (2) |
Perjalanan Menuju Baduy Dalam (3) |
Perjalanan Menuju Baduy Dalam (4) |
Perjalanan Menuju Baduy Dalam (5) |
Motivasi
yang membuat saya jalan semangat ketika pulang adalah setibanya di kp Marengok
ingin berenang di sungai haha... dan benar saja setibanya di homestay saya
Nesya dan Shintia bergegas untuk mandi di sungai. Kemudian sabilah, Rika,
Diana, Berliana, Izdni, Anisa, dan Lisa menyusul kami. Keseruan pun tercipta
disini! Kami main di sungai seperti anak kecil yang tidak mengingat umur ehehe.
Setelah selesai mandi kami bergegas untuk kembali membantu istri Kang Arja
memasak. Oiya saya lupa menceritakan selama perjalan pulang, saya banyak
mnegobrol dengan Kang Aja. Karna saya yang memahami dan mampu berbahasa sunda
jadi saya lancar saja mnegobrol dengan Kang Aja. Banyak hal yang kami
perbincangkan mulai dari kehidupan sehari-hari Kang Aja sampai ceritanya ia
patah hati oleh seorang gadis dari Bogor. Setelah makan malam pun saya dan yang
lainnya kembali berkumpul di prodi darurat. Perbincangan kami kali ini tambah
menginspiratif karna bergabungnya Kang Aja dan Kang Arji.
Kang Arji |
Malam
terakhir kami di Baduy kami isi dengan pembicaraan kelah kesuh kita sebagai
panitia. Walaupun kami membawa teman-teman senidiri ada saja orang yang tidak
menghargai niat dan usaha kami. Ya memang benar sifat asli/keegoisan seseorang
akan keluar ketika sedang merasa lelah. Kami banyak mendapatkan masukan dari
para dosen, dan saya sendiri pun berjanji bahwa pada trip yang selanjutnya akan
menjadikannya lebih baik dari trip ke Baduy ini. Tentu saja saya sendiri tidak
lupa berterimakasih atas antusias dari teman-teman yang lainnya. Karna lelah
seharian berjalan kaki, kami pun tidur lebih cepat, sekitar jam 10.00 WIB kami
sudah bergegas menggelar sleeping bag. Malam itu saya Nita dan Nesya kembali
tidur di pelataran prodi darurat, kali ini ditemani oleh Garin dan Sidiq. Besoknya
kami bergegas merapihkan barang bawaan karna bersiap untuk pulang. Tak terasa
sudah 3D2N kami berada di Baduy. Sedih rasanya meninggalkan kp Marengok ini,
apalagi mengingat tingkah laku Kang Arji dan Kang Aja yang terkadang membuat
lucu.
Pembagian Sarapan |
Setelah
sarapan dan melakukan evaluasi kegiatan perjalan dari Baduy Luar ke Baduy Dalam
kemarin, saya pamit ke istri Kang Arji untuk pulang. Maklum saya orangnya
memang cengeng dan hampir nangis pada saat berpamitan. Mungkin terlihat lebay,
namun itulah yang saya rasakan pada saat itu.
Perjalanan pulang menuju Ciboleger |
Kang Arji dan Kang Aja kembali
menemani perjalan kami menuju Ds Ciboleger tempat kami pertama kali turun dari
elf. Setibanya di Ciboleger saya pamit kepada kang Aja, karna beliau tidak bisa
menemani sampai stasiun seperti kang Arji. Kesedihan pun terulang kembali
apalagi Kang Aja menyebutkan untuk balik lagi ke Baduy kepada saya.
Bersama Kang Aja |
Yaa saya
pun berjanji akan datang lagi tentunya dengan membawa wisatawan saya sendiri
nanti. Cukup sekian pengalaman yang bisa saya share, tinggal di Baduy selama
dua hari banyak memberikan pelajaran hidup bagi saya. Dari bagaimana menghargai
satu sama lain, kerja keras, dan tidak pernah putus asa. Semoga saya bisa
kembali ke Baduy untuk bertemu Kang Arji dan Kang Aja dan bisa belajar lebih
banyak lagi tentang kehidupan dan kebudayaan disana. Selesai sudah perjalan saya di semester tiga
ini sampai jumpa di semester empat tentunya dengan tulisan-tulisan saya yang
lainnya dalam trip yang berbeda. Aufwiedersehen!
Bersama M Rizki dan Garin |
Note: semua foto dokumentasi merupakan data pribadi yang diambil oleh Dosen saya dan kamera Hp
Indri Elustiyasari
4423145625
Usaha Jasa Pariwisata
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
Cerita perjalanan yang sangat seru dan menarik:) ditunggu post-an selanjutnya dengan perjalanan2 lainnya:)
ReplyDeleteWaaaah makasi banyak yaaa Indri udh sharing tentang pengalaman waktu tinggal di Kampung Marengok.. Kebetulan aku juga lagi cari-cari bacaan tentang pedalaman-pedalaman di Indonesia dan blog ini betul-betul membantu hehehe.. Aku tunggu ya postingan selanjutnyaaa :)
ReplyDeleteSeru ndriiiii, kalo ada kesempatan jadi pemandu kita (temen-temen sd) kesana ya ndriiii:)
ReplyDeleteWaah seru sekali ceritanya, semoga saya juga bisa ke sana aamiin..
ReplyDeleteCara penulisannya sudah bagus, semoga ke depannya bisa lebih konsisten dalam penggunaan kata ganti orang. Terimakasih.. Good job!
Danke indri udah mau share pengalamannya :) seru banget baca ceritanya. Ditunggu cerita selanjutnya.. Good Job :)
ReplyDeleteNice info banget ni buat anak yg suka ngayap jadi buat referensi juga jadi tau tracknya kayak bagaimana
ReplyDeleteKalau bisa next tentang pantai ya hehehe
Pantai yg indah bisa dikunjungi daerah jawa barat aja dlu 🌊🌊🌊🌊
Info yang menarik untuk dijadikan referensi destinasi wisata selanjutnya..
ReplyDeleteJadi pengin ke baduy ih 😅
ReplyDeleteSepertinya seru kakak mahasiswa pariwisata? Sudah berani membawa orang untuk tour belum? Kalau saya tertarik apakah kakak mau membawa tour saya dan teman2?
ReplyDeleteNife inpoh sis.
ReplyDeleteKalo ada info estimasi harga, trus info cara kesana, cara izin kesana buat orang umum kayaknya lebih bagus. Btw jadi pengen makan buah jagoan neon hehehe
ReplyDeleteKalo ada info estimasi harga, trus info cara kesana, cara izin kesana buat orang umum kayaknya lebih bagus. Btw jadi pengen makan buah jagoan neon hehehe
ReplyDeleteTerimakasih infonya bisa menjadi referensi tugas akhir untuk dokumenter saya nantinya
ReplyDeleteBermanfaat banget infonya makasih. Perbanyak lagi info-info kaya gitu
ReplyDeleteCool! Bisa jadi referensi buat para backpacker juga nih. Tempatnya cocok nih buat bikin film dokumenter kampus haha
ReplyDeleteWaaaaaahhh asik dan seru banget jadi pengen deh
ReplyDeleteWah seru ya, ulas lebih banyak lagi dong destinasi wisata di Indonesia..
ReplyDeleteWah seru ya, ulas lebih banyak lagi dong destinasi wisata di Indonesia..
ReplyDeleteSemoga nanti di daerah sana bisa lebih menarik lagi ya buat para wisatawan. Kritik buat penulisnya, tulisannya masih banyak yg typo tuh
ReplyDeleteWaah seru banget sih jalan jalannya. Ditunggu ya min cerita perjalanan selanjutnya :D
ReplyDeleteWah keren nih ternyata isinya baduy, lanjutkan perjalananmu min!
ReplyDeleteSeru sekali perjalannya kakak indri :) kapan-kapan kita ngetrip bareng yah!
ReplyDeleteSeru sekali perjalannya kakak indri :) kapan-kapan kita ngetrip bareng yah!
ReplyDeleteJadi tau rute perjalanan dari baduy luar ke baduy dalam berkat baca ini, jika menginapnya di baduy dalam mungkin akan lebih seru dan menambah sensasi yg berbeda.
ReplyDeleteJadi tau rute perjalanan dari baduy luar ke baduy dalam berkat baca ini, jika menginapnya di baduy dalam mungkin akan lebih seru dan menambah sensasi yg berbeda.
ReplyDeleteSeruuuu bgt ceritanya, jd pengen ke Baduy juga!
ReplyDeleteDisitu mereka terbuka sama ilmunya?
ReplyDeletekeren dah disetiap postingannya , lanjutkan dan terus berkarya ☆☆☆☆
ReplyDelete