Sunday, January 3, 2016

TUGAS 4- WISATA BUDAYA DI JAWA

KOTA PENUH PERJUANGAN DI SURABAYA


                           Selamat malam teman-teman sekalian, untuk kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit mengenai kota yang penuh kenangan tentang perjuangan pemuda indonesia. Ya, kota mana lagi kalo bukan Kota Surabaya. 
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur serta wilayah Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara Pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I, berangka 1358 M. Dalam prasasti itu terungkap bahwa Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa di tepian sungai Brantas sebagai salah satu tempat penyebrangan penting sepanjang sungai Brantas. Surabaya juga tercantum dalam pujasasra Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang perjalanan pesiar Baginda Hayam Wuruk pada tahun 1365 dalam pupuh XVII (bait ke-5, baris terakhir).
Versi lain mengatakan bahwa Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tar Tar, Raden Wijaya mendirikan sebuah kraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu buaya, Jayengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura.
Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga. Kata "Surabaya" juga sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu, dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya muncul setelah terjadinya peperangan antara ikan Sura dan Buaya (Baya). Supaya tidak menimbulkan kesimpang-siuran dalam masyarakat maka Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan tersebut menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kota Surabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarawan yang dibentuk oleh pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata "sura ing bhaya" yang berarti "keberanian menghadapi bahaya" diambil dari babak dikalahkannya pasukan Mongol oleh pasukan Jawa pimpinan Raden Wijaya pada tanggal 31 Mei 1293.

Tentang simbol kota Surabaya yang berupa ikan sura dan buaya terdapat banyak sekali cerita. Salah satu yang terkenal tentang pertarungan ikan sura dan buaya diceritakan oleh LCR. Breeman, seorang pimpinan Nutspaarbank di Surabaya pada tahun 1918.


Sejarah Kota Surabaya
Cerita Sejarah Kota Surabaya kental dengan nilai kepahlawanan. Sejak awal berdirinya, kota ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan nilai-nilai heroisme. Istilah Surabaya terdiri dari kata sura (berani) dan baya (bahaya), yang kemudian secara harfiah diartikan sebagai berani menghadapi bahaya yang datang. Nilai kepahlawanan tersebut salah satunya mewujud dalam peristiwa pertempuran antara Raden Wijaya dan Pasukan Mongol pimpinan Kubilai Khan di tahun 1293. Begitu bersejarahnya pertempuran tersebut hingga tanggalnya diabadikan menjadi tanggal berdirinya Kota Surabaya hingga saat ini, yaitu 31 Mei. Heroisme masyarakat Surabaya paling tergambar dalam pertempuran 10 Nopember 1945. Arek-arek Suroboyo, sebutan untuk orang Surabaya, dengan berbekal bambu runcing berani melawan pasukan sekutu yang memiliki persenjataan canggih. Puluhan ribu warga meninggal membela tanah air. Peristiwa heroik ini kemudian diabadikan sebagai peringatan Hari Pahlawan. Sehingga membuat Surabaya dilabeli sebagai Kota Pahlawan.

Kota surabaya ini sangat kental dengan sejarahnya seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka dari itu wisata budaya yang terdapat di surabaya ini bisa dibilang cukup banyak. Berikut ini akan dijelaskan sedikit mengenai destinasi-destinasi wisata budaya tersebut: :
  1. TUGU PAHLAWAN
Tugu Pahlawan menjadi saksi bisu tragedi 10 November yang dalam Negara Indonesia dikenal sebagai hari pahlawan. Tugu pahlawan sudah dicap sebagai identitas kota Surabaya yang menjadi bukti perjuangan dan keberanian rakyat Surabaya melawan penjajahan Belanda. Tepatnya pada peristiwa 10 November dimana merupakan perang pertama pasukan indonesia melawan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi Republik Indonesia. Berawal dari  Belanda yang tidak mengakui kedaulatan Indonesia dan mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato, akhirnya membuat sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk merobek warna biru bendera Belanda. Kemudian setelah insiden tersebut disusul pertempuran pertama antara rakyat Indonesia dan Inggris yang kemudian memuncak setelah terjadi kesalahpahaman dan menyebabkan terbunuhnya Jenderal AWS Mallaby. Marahnya pihak Inggris kepada Indonesia berakibat pada keputusan pengganti AWS Mallaby yaitu Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta rakyat Indonesia menyerahkan senjata dan menyerahkan diri dengan keduia tangan diatas. Ultimatum yang menurut pejuang Indonesia telah menginjak-injak harga diri rakyat dan sebuah penghinaan akhirnya ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan Republik Indonesia kala itu sudah berdiri.
Tugu Pahlawan berbentuk lingga, lancip ke atas seperti paku yang terbalik. Tubuh bangunan berbentuk lengkungan sejumlah 10 lengkungan dan mempunyai ruas 11 buah, tinggi 41,14 meter (45 yard) yang melambangkan 10 november 1945 dan berdiameter 3,1 dan semakin ke atas, diameter semakin kecil. Tugu ini berlokasi di Jl. Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur.



  1. MUSEUM 10 NOVEMBER
                Untuk menyimpan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Surabaya, di areal ini dibuat museum yang dibangun belakangan. Museum ini dibuka sejak tahun 2000 dan dikenal dengan Museum 10 Nopember. Bangunan museum terlihat menarik karena menyerupai piramida-piramida kecil. Pada bagian tengah piramida ini terdapat patung yang menggambarkan tiga pemuda dengan senjata bambu runcing berjuang melawan penjajah.
Dalam museum terdapat diorama tentang perjuangan rakyat Surabaya dan rekaman pidato Bung Tomo yang berhasil membangkitkan semangat berjuang rakyat Surabaya. Koleksi lainnya adalah berbagai benda peninggalan Bung Tomo, peta dan senjata-senjata yang digunakan pada saat berperang melawan Belanda dan sekutunya. Anda juga dapat lebih mengetahui bagaimana gambaran tentang pertempuran yang terjadi dengan menyaksikan film dokumenter yang menceritakan pertempuran 10 Nopember 1945.


 















  1. MONUMEN BAMBU RUCING
Bangunan Monumen Bambu Runcing berada di Kota Surabaya, yang dimana letaknya berada di jalan Panglima Sudirman. Bangunan tersebut di jadikan oleh penduduk disana sebagai aset pariwisata Surabaya yang berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sedangkan senjata Bambu Runcing tersebut merupakan senjata orang dulu di Surabaya dalam memenangkan pertempuran melawan kolonialisme Belanda yang menjajah di Surabaya. Pertempuran tersebut terjadi pada 10 November 1945, yang dimana setiap tahunnya dirayakan untuk mengenang Hari Pahlawan. Bentuknya yang lancip dalam peperangan menjadikan tentara Indonesia memenangkan peperangan walaupun memakai Bambu Runcing. Itu dilakukan dengan semangat yang tidak ada batasnya dalam memenangkan peperangan  dengan para prajurit disana dalam berperang.Monument Bambu Runcing tersebut terdapat 5 pilar dan memiliki tinggi tidak sama dan bentuknya seperti bamboo runcing. Selain itu monument tersebut tampak indah dengan adanya taman di sekelilingnya dengan banyak bunga menghiasi bangunan bambu runcing disana. Di tambah lagi dengan banyaknya burung yang berkicau disana menghiasi keindahan akan monument sejarah Bambu runcing.  Saya selama menikmati liburan di Surabaya, merasa senang dengan monument Bambu Runcing tersebut.






  1. MONUMEN KAPAL SELAM
Salah satu peralatan militer yang paling ditakuti pada masa kejayaan tersebut adalah kapal selam. Pada tahun 1962, Indonesia memiliki 12 kapal selam Whiskey Class buatan Uni Soviet. Kapal selam jenis ini adalah salah satu yang terbaik pada masanya. Itu yang menyebabkan Indonesia cukup ditakuti pada masa itu termasuk oleh negara-negara Barat.
Untuk menyaksikan salah satu kapal selam milik Indonesia secara utuh lengkap dengan persenjataannya di Monumen Kapal Selam yang dikelola oleh TNI AL. Monumen ini terletak di samping salah satu sungai utama di Surabaya yaitu Kalimas, tepatnya di samping Plaza Surabaya. Monumen ini diresmikan pada tanggal 27 Juni 1998.
 













  1. MUSEUM W.R SUPRATMAN
Wage Rudolf Soepratman adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Dia dilahirkan pada Senin 9 Maret, 1903 di Jatinegara Jakarta, ia seorang Muslim dan tidak mengikuti organisasi politik apapun. Ayahnya bernama Senen, seorang sersan di Batalyon VIII. Diasuh oleh kakak iparnya WM Van Eldik (Sastromihardjo) ia telah belajar bermain gitar dan biola. Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta,diadakan sebuah Kongres Pemuda yang melahirkan 'Sumpah Pemuda'. Pada malam penutupan kongres, pada tanggal 28 Octobers 1928, Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan para peserta. Waktu itu merupakan pertama kalinya lagu Indonesia Raya ini bergema di depan publik. Semua partisipan terkejut mendengarnya. Setelah itu, Lagu Indonesia Raya selalu tidak pernah ketinggalan untuk dibawakan di setiap kongres yang berlangsung. Lagu ini merupakan perwujudan dari keinginan bersama untuk sebuah kemerdekaan. Untuk mengenang jasa WR Soepratman, kita dapat mengunjungi museum WR Soepratman di Jalan Tambaksari Surabaya. Di Museum ini bisa dilihat tulisan asli WR Soepratman ketika ia membuat lagu Indonesia Raya pada saat pertama, dan juga biola historis yang menemaninya saat membuat beberapa lagu kebangsaan.
Lokasi museum WR Soepratman ini juga berdekatan dengan makam beliau yang meninggal pada 17 Agustus 1938. Sejak menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Beliau banyak di buru oleh pihak Belanda, dan hal ini membuat beliau sakit-sakitan.
Lagu terakhir yang beliau ciptakan berjudul Matahari Terbit, dan karena lagu itu pulalah, Beliau di penjara di Kalisosok dan pada akhirnya meninggal.Pada 26 Juni 1959, Pemerintah Regulasi 44 mengumumkan bahwa Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia.







  1. MONUMEN JENDERAL SUDIRMAN
Patung Sudirman tidak hanya ada di tengah kota Jakarta, melainkan juga ada di Surabaya. Monumen Jenderal Sudirman, atau Monumen Panglima Besar Djendral Soedirman, diresmikan pada 10 November 1970 oleh Presiden Soeharto dalam rangkaian peringkatan Hari Pahlawan.
Patung Jenderal Sudirman dibuat pada posisi tegak, tangan disamping, ujung celana masuk ke dalam sepatu boot, dan sebilah pedang tampak menggantung di pinggang sebelah kiri. Pakaian yang dikenakan Jenderal Sudirman tampak menyerupai seragam PETA, kesatuan dimana Sudirman memperoleh pendidikan militernya. Monumen Jenderal Sudirman dengan sebuah sisi yang menunjukkan bahwa monumen ini dipersembahkan oleh Letnan Jenderal M Yasin yang pernah menjabat sebagai Pangdam VII/Brawijaya, Jawa Timur.















Sudirman adalah perwira PETA yang berhasil mendinginkan pemberontakan PETA Gumilir sehingga tidak sampai mengalami nasib seperti 6 perwira PETA Blitar, termasuk Supriyadi, yang dipenggal kepalanya oleh tentara Jepang pada pemberontakan PETA Blitar. Supriyadi yang diangkat oleh Presiden sebagai panglima tertinggi TKR tidak sempat menduduki pos-nya karena keburu tewas.




  1. JEMBATAN MERAH
                Jembatan Merah dibentuk atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda. Sejak saat itu, daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial dan menjadi jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada era itu. Jembatan Merah berubaha secara fisik sekitar tahun 1890an, ketika pagar pembatas diubah dari kayu menjadi besi. Saat ini, kondisi jembatan yang menghubungkan jalan Rajawali dan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya ini hampir sama seperti jembatan lainnya, dengan warna merah tertentu.

                Di sekitar jembatan, terdapat beberapa bangunan peninggalan Belanda lainnya yang masih difungsikan dan terletak di selatan Jembatan Merah. Selain itu, terdapat pula pusat perbelanjaan yang terkenal di Surabaya yaitu, Jembatan Merah Plaza. Jembatan Merah pernah menjadi saksi hidup dari tentara Indonesia, khususnya pahlawan-pahlawan Surabaya yang berjuang melawan kolonialisme Belanda. Oleh karena itu, tidak peduli kondisi yang mungkin terjadi hari ini, Jembatan merah adalah warisan penting bagi sejarah Indonesia. Jembatan Merah merupakan pahlawan yang masih hidup dan akan terus hidup melawan waktu.





  1. HOUSE OF SAMPOERNA
                Terletak di kawasan "Surabaya lama", gedung megah bergaya kolonial Belanda ini dibangun pada tahun 1858 dan sekarang menjadi situs bersejarah yang terus dilestarikan.
                Gedung ini sebelumnya digunakan sebagai panti asuhan yang dikelola oleh Belanda, kemudian dibeli pada tahun 1932 oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna, dengan maksud untuk digunakan tempat produksi rokok pertama Sampoerna. Saat ini, gedung ini masih berfungsi sebagai tempat produksi salah satu produk rokok paling bergengsi di Indonesia, Dji Sam Soe. Dalam peringatan ulang tahun ke-90 Sampoerna di tahun 2003, kompleks utama telah susah payah renovasi dan sekarang terbuka untuk umum.Di auditorium sentral dalam bangunan ini telah menjadi museum dan di bagian timurnyat telah diubah menjadi ruangan untuk kafe, kios merchandise dan galeri seni. Sedangkan, bangunan di sisi barat tetap menjadi rumah tinggal keluarga pendirinya.
                Museum House of Sampoerna (HOS) menawarkan pengalaman yang benar-benar unik bagi pengunjung. Dari cerita tentang keluarga pendiri sampai melihat dari dekat proses penggulungan rokok yang masih dilakukan secara manual dalam produksi rokok Dji Sam Soe.Di dalam museum kafe, pengunjung bisa membeli berbagai souvenir yang berkaitan dengan gedung ini Sampoerna ini, seperti: miniatur peralatan tongkat rokok tradisional, cengkeh, buku dan kemeja.






Dan ini adalah Peta Wisata yang sesuai dengan destinasi destinasi wisata budaya di atas







Selain tempat wisata budaya yang banyak terdapat disana, budaya yang dimiliki Kota Surabaya juga tidak kalah banyak. Diantaranya :
1.          Kidungan
                Kidungan adalah pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humorbudaya Panggilan arek  (sebutan khas Surabaya) diterjemahkan sebagai Cak  untuk laki-laki dan Ning  untuk wanita. Sebagai upayauntuk melestarikan budaya , setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya. Cak & Ning Surabaya  dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon generasi muda kota Surabaya.

2.           Tari Remo
                Tari Remo adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkanuntuk tamu istimewa. Ini adalah tari sambutan khas Jawa Timur. Sesuai dengannamanya, gaya tari berasal dari Jombang, Jawa Timur. Salah satu jenis Remoyaitu Remo Tresnowati. Ini adalah salah satu Remo gaya putri. Remo Tresnowati bisa juga dipelajari oleh anak putra. Namun pada Remo Tresnowati diunggulkantingkat kelincahan, kelenturan, dan gerakan yang lemah gemulai. Tari ini biasanya dibuka dengan kesenian ludruk atau kesenian wayang kulit khas Jatim.Tarian ini diiringi music Jawa, seperti gamelan, gending, gambang, dan lainsebagainya.

 





          kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan diatas ialah begitu banyak kebudayaan yang ada di kota pahlawan ini, dan objek wisata yang dapat dinikmati serta dikunjungi. jangan hanya objek wisata yang hiburan saja, cobalah sekali kali datangi wisata budaya seperti museum ataupun yang lainnya. sekian yang bisa saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf, selamat malam ^^








Daftar pustaka






Nur Suhartini
UJP A 2014
4423143969
nursuhartiniaja@gmail.com



14 comments:

  1. Sangat bagus! Membuat kita lebih mengetahui berbagai objek wisata& kebudayaan salah satu kota di indonesia yaitu surabaya

    ReplyDelete
  2. bermaanfaat sekali, jadi bisa mengetahui objek wisata di surabaya, thnkyou

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Bermanfaat sekali ka, saya bisa tau sejarah & wisata budaya surabaya. Terimakasih kaa

    ReplyDelete
  5. Sangat bermanfaat sekali kak. Jadi bisa tau budaya di surabaya. Sama tempat tempat wisatanya. Makasih kak

    ReplyDelete
  6. bermanfaat sekali, jadi lebih tahu mengenai budaya,tempat wisata dan sejarah di kota surabaya. thankyou infonya

    ReplyDelete
  7. bagus banget tulisannya banyak manfaat dan saya jadi tau deh makasih banyak ya

    ReplyDelete
  8. Tulisan ini sangat menarik,jadi lebih mengetahui tentang kota surabaya terimakasih :)

    ReplyDelete
  9. isinya berkualitas, di perbanyak yaa postingan2 berkualitas ttg tempat wisata lainnya. Terimakasih

    ReplyDelete
  10. Postingan yang sangat bermanfaat. Informasinya yang disampaikan begitu banyak dan sangat menambah pengetahuan saya. Terimakasih :)

    ReplyDelete
  11. Wish mantep nih infonya, makasih banget deh jadi tau tempat buat ngelancong kaonpas ke surabaya

    ReplyDelete
  12. lengkap sekali infonya, terima kasih ya sudah memosting infonya, saya jadi tau harus kemana kalo ke surabaya! :)

    ReplyDelete
  13. wahh sangat bermanfaat! jadi bisa buat recommend tempat2 wisata yang penuh sejarah jugaa hehe

    ReplyDelete