Solusi
UNJ untuk Pariwisata Indonesia
Indonesia
adalah negara kepulauan yang indah, dua pertiga dari negara indonesia adalah
perairan. Terdiri dari beribu ribu pulau
ada sekitar 17.508 pulau
yang 6.000 di antaranya tidak dihuni dan dengan 5 pulau besar (pulau jawa
adalah salah satu pulau besar dengan penduduk yang padat).sejarah tentang
adanya wisata di indoneisa tidak luput dari peran penjajah Bidang jasa
pelayanan yang berkaitan dengan pariwisata mungkin sudah berkembang sejak zaman
Indonesia purba, khususnya Jawa kuno abad ke-8; beberapa panel relief di Borobudur
menggambarkan adegan penjual minuman, semacam warung, kedai, atau rumah makan,
serta ada bangunan yang didalamnya ada orang tengah minum-minum dan
bersenang-senang, mungkin menggambarkan rumah minum atau penginapan. Indonesia
memiliki catatan sejarah kebudayaan pariwisata sejak abad sejak abad ke-14.[12]
Kakawin Nagarakretagama mencatat bahwa Raja Hayam
Wuruk telah mengelilingi Kerajaan Majapahit yang kini menjadi daerah Jawa Timur
menggunakan pedati dengan iring-iringan pejabat negara Catatan Perjalanan Bujangga Manik, seorang resi
pengelana Hindu dari Pakuan Pajajaran yang ditulis pada abad ke-15
menceritakan perjalanannya keliling pulau Jawa dan Bali. Meskipun perjalannya
bersifat ziarah, namun kadang-kadang ia menghabiskan waktu seperti seorang
pelancong zaman modern: duduk, mengipasi badannya dan menikmati pemandangan di
daerah Puncak, khususnya Gunung Gede yang dia sebut sebagai titik tertinggi
dari kawasan Pakuan. Setelah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada
awal abad ke-19, daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadi daya tarik bagi
para pendatang yang berasal dari Belanda. Gubernur jenderal pada saat itu memutuskan
pembentukan biro wisata yang disebut Vereeeging
Toeristen Verkeer yang gedung kantornya juga digunakan untuk maskapai
penerbangan Koninklijke Nederlansch
Indische Luchtfahrt Maatschapijj (kini disebut dengan KLM).Hotel-hotel mulai
bermunculan seperti Hotel des Indes di Batavia,
Hotel Oranje
di Surabaya
dan Hotel De Boer
di Medan.[12]
Tahun 1913, Vereeneging Touristen
Verkeer membuat buku panduan mengenai objek wisata di Indonesia. Sejak
saat itu, Bali
mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan jumlah kedatangan wisman meningkat
hingga lebih dari 100% pada tahun 1927.[12]
Pada 1 Juli 1947, pemerintah Indonesia berusaha menghidupkan sektor pariwisata
Indonesia dengan membentuk badan yang dinamakan HONET (Hotel National & Tourism) yang diketuai oleh R. Tjitpo
Ruslan. Badan ini segera mengambil alih hotel - hotel yang terdapat di daerah
sekitar Jawa dan seluruhnya dinamai Hotel Merdeka. Setelah Konferensi Meja Bundar, badan ini berganti
nama menjadi NV HORNET. Tahun 1952 sesuai dengan keputusan presiden RI,
dibentuk Panitia InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki
kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sebagai tujuan wisata.
karena
banyaknya pulau-pulau yang indah membuat Indonesia berpotensi untuk
mendatangkan wisatawan untuk mengeksplor indahnya negara Indonesia.namun sayang
sekali kita belum berhasil membawa banyak wisatawan asing untuk datang
mengunjungi Indonesia jika dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia,
singapura, dan Thailand. Padahal jika dibandingkan dengan Negara-negara
tersebut objek wisata kitalah yang diunggulkan, pemerintah Indonesia tidak
perlu repot-repot untuk membuat objek wisata buatan karena kita sudah punya
objek wisata budaya dan adat, objek wisata alam, dan objek wisata sejarah. Pemerintah
hanya perlu membenahi konsep pemasaran objek wisata yang kita punya. Padahal dilihat
dari fungsi dan kegunaanya Pariwisata
di Indonesia merupakan sektor ekonomi
penting di Indonesia.
Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa
setelah komoditi minyak dan gas bumi
serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun
2014, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta
lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi
oleh para turis adalah Bali
sekitar lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
Jawa Barat,
Sumatera
Utara, Lampung, Sulawesi
Selatan, Sumatera Selatan, Banten
dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke
Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura
dan Malaysia
adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke
Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari
kawasan Asia
(tidak termasuk ASEAN) wisatawan RRC berada di urutan pertama disusul Jepang,
Korea Selatan,
Taiwan
dan India.
Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya
disusul oleh Belanda,
Jerman
dan Perancis.
Bayangkan saja dari 17.508 pulau yang ada di Indonesia hanya ada beberapa
destinasi wisatawan yang diminati olwh wisatawan asing, mengapa demikian? Apakah
ada yang salah dengan Negara Indonesia, atau memang pemerintah, aparat desa
objek wisata, atau masyarakat yang belum mengerti tentang pentingnya pariwisata
di Indonesia? Eittt sebelum kita membahas permasalahan ini lebih dalam dan
serius, ijinkan terlebih dahulu saya memperkenalkan diri
Nama saya sabilah ulfa harnum pembaca bisa memanggil saya sabil atau
ulfa agar mungkin bisa lebih akrab,saat ini saya tercatat masih sebagai
mahasiswi aktif di jurusan Usaha Jasa Pariwisata Universitas Negeri Jakarta,
pendidikan yang nantinya akan mengantarkan saya untuk terus berperan secara aktif
dan peduli untuk membangun Indonesia menjadi Negara yang diakui kekayaan
pariwisatanya di dunia. Oh iya saatnya kita kembali ke topik pembahasan tentang
permasalahan pariwisata di Indonesia.
Menurut
saya pemerintah memang dituntut untuk selalu berperan aktif dalam menghidupkan
pariwisata secara keseluruhan bukan hanya menghidupkan objek wisatanya saja
tetapi juga dari sumber daya manusianya juga. Sebenarnya dinas pariwisata Indonesia
sudah melakukan langkah revolusioner sejak awal tahun 2000-an yaitu menciptakan
dan menyiapkan pramuwisata yang siap mengayomi wisatawqan yang akan berkunjung
ke objek wisata di Indonesia, namun apakah itu saja sudah cukup? Menurut blog
yang saya baca yang dbuat oleh terdapat beberapa maslah klasik yang tengah
membelit pariwisata Indonesia yang pertama,penyelahgunaan teknologi modern yang
tidak tepat dan terarah dapat membuat kepedulian masyarakat dengan lingkungan
semakin menurun dan ujungnya tidak ada minat untuk lebih mengembangkan objek
wisata Penyebab
faktor tersebut adalah dengan tidak
terlaksananya 7 (tujuh) Sapta Pesona yaitu: aman, tertib, bersih, indah, sejuk,ramah tamah, dan kenangan. Dalam membudidayakan sifat
ketujuh sapta pesona tersebut kadang kala
membuat para pengunjung wisata (tourism) kurang nyaman, dalam hal ini disebabkan karena kekuranghati-hatian. Permasalahan
semacam inilah yang mengakibatkan berkurang/ menurunnya pengunjung
wisata di indonesia.Menurunnya juga para
pengunjung wisata di indonesia dikarenakan kurangnyamobilitas dan kualitas
fasilitas yang lengkap. Di tambah lagi dengan kurangnya akseskomunikasi yang
baik. Dalam hal ini, dibutuhkan orang-orang yang sangat profesional
dalam bidangnya masing-masing, mulai dari perjalanan asal pengunjung,
bidang transportasi yangcukup memadai dan memiliki ketepatan waktu sesuai yang
telah diatur, dan penginapan yangcukup bagus dengan fasilitas yang sangat
lengkap sehingga pengunjungpun merasa nyaman.Tujuh sapta pesona dalam bidang
pariwisata merupakan hal yang sangat penting, yang pertama yakni:
keamanan. keamanan seseorang dalam perjalanannya untuk bersenang-senangsangat
penting, jangan sampai ada yang melakukan aksi pencurian apa lagi sampaimembahayakan
nyawa para wisatawan. Kedua, ketertiban. ketertiban dalam daerah tujuanwisata
tersebut juga sangat diperlukan dimana dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang terampil
dan tertib, tidak ada pemberontak atau pengacau maka dapat menimbulkan nuansa hidup
baru pengunjung dalam beradaptasi. Ketiga, kebersihan adalah satu cara
untuk membuat hati damai, tidak berantakan, tidak merasa sedih dalam
melihat pemandangan yangkurang memuaskan, contohnya suatu daerah pantai tidak
bersih sehingga membuat parawisatawan yang sebenarnya ingin menikmati keindahan
alam malah melihat pemandanganyang jelek.Empat, kekayaan keindahan alam yang
dimiliki oleh negara indonesia dengan posisiyang sangat strategis, sebenarnya
sudah sangat mendukung kemajuan suatu objek wisata,akan tetapi dalam
pengelolaannya masih sangat kurang sehingga panorama keindahanalamnyapun
semakin menurun. Lima, kesejukan suatu daerah harus mendukung dalam
hallingkungan yang tertata dengan rapi, banyak pohon-pohon yang menghijau
sehingga ketikaada tiupan angin nafas terasa segar. Enam, keramahtamahan suatu
lingkungan adalah halyang sangat utama dalam memajukan kepariwisataan,
disebabkan terlihatnya menarik suatudaerah atau betahnya para wisatawan
ditentukan oleh keramahan daerah tersebut dan bagaimana tata cara menerima
orang lain yang masuk dalam daerahnya. Ketujuh adalahkenangan yang tidak lain
adalah kekeluargaan yang sifatnya saling mengingat akan segalasesuatu apa yang
telah dilakukan baik seorang pengunjung (wisatawan) maupun seorangyang memberi
pelayanan. Keharmonisan pun dapat terjalin dengan baik.Dengan begitu,
kepedulian dalam pelayanan prima ini lebih harus diutamakan. Karenahanya dengan
pelayanan para pengunjung akan terikat hatinya untuk berkunjung kembaliditempat
wisata dimana ia kunjungi tadi. Dan tidak hanya cukup dilakukan oleh
masyarakatsaja, tentu harus ada kerjasama dengan pemerintah dalam rangka
mendorong dengan pembiayaan dalam pembangunan infrakstuktur yang cukup
memadai agar kenyamanan punsesuai dengan yang diharapkan para tourism.Selain
itu juga, bagian terakhir dalam pengembangan pariwisata adalah bagaimanacaranya
untuk mempromosikan daerah objek wisata tersebut baik di dalam negeri
maupundiluar negeri, sehingga daerah tersebut dapat dikenal oleh manca negara
dan dunia. Itumerupakan tugas dari pada generasi muda sekarang ini agar lebih
maju di masa depan.
Dengan kata
lain permasalahan objek wisata tentang ketujuh sapta pesona tersebut (aman,
tertib, bersih, indah, sejuk, ramah tamah, dan kenangan) jika kita tengok lagi memang dirasa sangat mudah untuk mengubah
permasalahan tersebut, namun ternyata pada prakteknya merubah tujuh sapta
pesona tersebut bukan perkara yang mudah, butuh dukungan dari semua pihak dalam
kasus ini seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah wisata, masyarakat
sekitar objek wisata, dan tentunya yang tidak kalah penting adalah kesadaran
wisatawannya juga. Keamanan yang terjamin dapat membuat wisatawan nyaman jika
berkunjung ke destinasi tersebut tanpa takut dengan keselamatan dirinya, masih
ingat dengan kasus bom bali? Kasus ini membuat pencorengan yang sangat
memalukan terhadap pariwisata di Indonesia, smenjak kejadian tersebut bali yang
merupakan objek wisata utama di bali menjadi sepi dari wisatawan domestic maupun
internasional. Pemerintah dan seluruh warga Indonesia harus lebih kerja keras
lagi untuk membangun citra positif untuk
pulau bali.
Oh iya menurut saya permasalahan yang tidak kalah
peliknya adalah tentang bahasa, mengapa demikian karena bahasa adalah salah
satu pengantar untuk memperkenalkan apa yang kita punya ke wisatawan asing,
tanpa bahasa yang baik mungkin rentan akan terjadinya kesalahpahaman yang dapat
menyebabkan konflik, untuk itu solusinya adalah penggunaan praktek bahasa asing
dari usia dini memang dibutuhkan, bukan bermaksud untuk menghilangkan atau
menurunkan citra bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, namun kita harus lebih
realistis untuk melihat lebih luas agar pariwisata di Indonesia dapat berkembang
pesat.
Selain itu persiapan yang matang dalam menghadapi
MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) sangat dibutuhkan, peran pemerintah yang bersedia
menopang sektor
wisata melalui peningkatan wisatawan mancanegara yang mendatangkan devisa serta
membuka lapangan tenaga kerja. Kabar menggembirakan lagi untuk insane pariwisata Pemerintah sengaja
menggenjot sektor pariwisata itu karena lebih mudah dalam lapangan kerja.
Wisatawan mancanegara (Wisman) kita tahun ini 10 juta, nanti kita tingkatkan
menjadi 20 juta Wisman. Devisa sekarang USD 10 miliar akan tingkatkan USD 20
miliar. Jumlah rakyat yang bekerja 3 juta, akan ditingkatkan menjadi 7 juta, Kementerian
Koordinator Maritim dan Sumber Daya menargetkan masuk peringkat 25 dunia dalam
destinasi wisata pada tahun 2016. Sebab, potensi wisata dalam negeri sangat
mumpuni jika dikelola dengan baik. Penilaian World Economy Forum (WEF) tahun
lalu kita peringkat 75, sekarang 50, tahun depan pemerintah targetkan masuk 25 besar. Sungguh cita-cita yang harus didukung oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia.pemerintah
menargetkan ada 10 objek wisata unggulan untuk 2 sampai 3tahun kedepan dan
target kunjungan wisamannya mencapai 20 ribu pengunjung. Dan untuk
mempersiapkan hal ini pemerintah siap mengucurkan dana yang lumayan besar. Pak presiden
jokowi berujar Dia
menyebut saat ini sudah hampir 1,1 triliun orang melakukan perjalanan di
seluruh dunia. Maka dari itu, pemerintah perlu untuk mengembangkan dan
mempromosikan pariwisata yang ada di Indonesia untuk meraup untung dari
fenomena ini. "Sudah 1,1 triliun sudah berjalan jalan di dunia ini. Jadi
perlu adanya peningkatan anggaran promosi. Menurut saya salah satu solusi lainnya adalah
menerapkan bebas visa untuk pengunjung yang datang ke Indonesia. Saat ini
pemerintah sudah membebaskan 92 negara bebas visa pemerintah kembali memberikan izin
bebas visa ke 84 negara baru. Beberapa penambahan negara yang diberikan bebas
visa meliputi Australia, Ukraine, Kenya, Montenegro, Uzbekistan, Bangladesh,
Kamerun, Sierra Leone, Palestina, Honduras, Pakistan, Mongolia, Uruguay, Latin
Amerika, Bosnia Herzegovina, Costa Rica, Israel, Albania, Mozambik, Macedonia,
Comoros, El Salvador, Zambia, Madagascar, Moldova, Georgia Namibia, Kiribati,
Armenia, Bolivia, Bhutan, Trinidad & Tobago, Guatemala, Mauritania,
Paraguay, dan lain-lain. Pembentukan Badan Otoritas kepariwisataan mengambil
contoh dari keberhasilan pembentukan otoritas Nusa Dua di Bali, di mana wilayah
Nusa Dua yang sebelumnya bukan menjadi obyek wisata khusus, menjadi wilayah MICE
(Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) berkaliber internasional.
Sebagai uji coba pertama penerapan Badan Otoritas Pariwisata ini ialah Danau
Toba dan diharapkan dapat menjadi contoh untuk 9 destinasi wisata unggulanlainnyayang
telah ditetapkan.Menteri Pariwisata Arif Yahya mengharapkan dengan penetapan 10
destinasi wisata unggulan Indonesia yakni Danau Toba-Sumut, Tanjung
Kelayang-Belitung, Tanjung Lesung-Banten, Pulau Seribu-DKI, Boborudur-Jateng,
Bromo-Jatim, Mandalika-Lombok, Morotai-Maluku utara, Wakatobi Sulawesi
tenggara, dan Labuan Bajo Komodo-NTT di mana pada destinasi wisata ini akan
dikembangkan infrastruktur dasar, jaringan internet, air, pelabuhan dan marina.Dengan
Pembentukan Badan Otoritas Pariwisata ini diharapkan target pendapatan dari
sektor pariwisata dapat menjadi 20 juta USD pada tahun 2019.Selain itu
permasalahan lainnya adalah Hambatan Rendahnya promosi berbagai destinasi wisata dan pengelolaan
yang tidak optimal diluar Bali. Masih berlaku nya trend mass tourism. Sampai
saat ini sebagian besar perbankan di Indonesia belum memahami potensi industri
kreatif karena konsep perbankan yang mengikuti permintaan pasar. Industri
kreatif belum sepenuhnya terlindungi secara hukum. Pemberitaan media yang
berlebihan soal negeri barbar dan suka pada kekerasan. Maka setiap hambatan
perlu dicarikan solusinya, antara lain: Solusi Perlu aturan yang mewajibkan
setiap Pemda mengelola, mengembangkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif di
daerah masing-masing, misalnya minimal kelancaran akses menuju tempat wisata
serta pengelolaan kebersihan yang diawasi. Promosi destinasi dan pengawasan
bisa melalui Blog dan atau Sosial media (twitter/facebook). Sangat perlu ada
Lomba promosi wisata tiap daerah agar ada persaingan, dan penghargaan tingkat
nasional. Ubah trend dari mass tourism menjadi responsible tourism. Trend
wisatawan cukup senang berkunjung beramai-ramai ke suatu tempat hanya untuk
sekedar berfoto, menjadi berkulit gelap akibat mandi matahari, harus diubah.
Libatkan turis dengan melihat (dan mempelajari) museum, galeri seni, membatik,
kerajinan tangan dsb, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami
budaya setempat, kemudian menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu
sendiri. Workshop dan kolaborasi seni menjadi bagian penting dari proses ini
sehingga komunitas pun akan tetap hidup walaupun wisatawan meninggalkan tujuan
wisatanya. Perbankan perlu mendampingi dan memberikan edukasi terus-menerus
kepada para pelaku usaha agar konsep ekonomi kreatif dipahami dengan lebih baik
berikut aspek hukumnya. Sehingga mereka mampu membaca pasar, dan perbankan
tidak ragu-ragu lagi memberikan pembiayaan kepada pelaku industri kreatif di
Indonesia. Perlu disadari bahwa industri kreatif sarat akan eksploitasi ide dan
kekayaan intelektual. Oleh karena itu, perlindungan hak atas kekayaan
intelektual akan menjadi persoalan penting ketika industri tersebut kian besar
dan meluas. Pemerintah perlu mengantisipasi hal-hal yang mungkin timbul dari
sengketa hak atas kekayaan intelektual. Perbankan perlu mengingatkan para
pelaku usaha juga perlu sejak awal agar mengantisipasi kemungkinan sengketa
terkait dengan hal tersebut. Jangan sampai tersandung oleh hal-hal serius yang
semula dianggap sepele sehingga mengganggu kelancaran usaha. Peran media perlu
menumbuhkan keramahtamaan bangsa ini. Pariwisata hanya berkembang di negeri
yang indah dan damai.
Pada akhirnya
kecintaan terhadap budaya lokal dan keindahan pariwisata lah yang menjadi
solusi untuk berkembangnya wisata di Indonesia, tanpa kebanggan tersebut tidak
mungkin kita dapat menciptakan sapta pesona. Jika kita sudah bangga dan cinta
dengan kebudayaan, maka wisatawan pun akan tertarik untuk mengetahui kebudayaan
yang kita miliki.
Sabilah Ulfa Harnum
4423143947
Usaha Jasa Pariwisata 2014 B
Sabilah.ulfa@gmail.com
rimadona-dunia-proyeksi-ekonomi-2016
Mungkin ngga si, ini semua karena kurang dikajinya sejarah lokal di Indonesia. Khususnya tempat wisata tsb. Soalnya bnyk turis asing tertarik ke Indonesia karena sejarah tempatnya. Mungkin penulisan sejarah lokal taraf internasional untuk Indonesia perlu digencarkan lagi.
ReplyDelete