Solusi UNJ untuk
Pariwisata Indonesia
Indonesia
adalah negara besar yang sangat banyak memiliki potensi destinasi wisata yang
sebenarnya sangat mudah dikembangkan. Banyak orang berfikir bahwa destinasi
yang ada di luar negeri lebih indah daripada yang ada di Indonesia. Namun
sebenarnya bila kita sebagai pelaku pariwisata ingin benar-benar mengeksplore
alam Indonesia, destinasi menarik sangat terhampar luas di Indonesiaku yang
indah ini. Mulai dari wisata pegunungan, wisata pantai, wisata budaya dan yang
lainnya. Semuanya tersedia di Indonesia. Kita hanya tinggal menikmatinya saja.
Pada
dasarnya pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan
juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.
Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang
melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih
lengkap,turisme adalah industri jasa.
Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat
tinggal, makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dll.
Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan,pengalaman
baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini
sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada
wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah
satu strategi yang dipakai oleh Organisasi
Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai
daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No.
10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah
Dalam dunia pariwisata banyak
sekali masalah-masalah yang sering muncul yang terkadang menghambat
perkembangan pariwisata di Indonesia. Mulai dari sarana dan prasarana, Sumber
Daya Manusia, Kominikasi dan publisitas, kesiapan dari pemerintahnya sendiri,
kurangnya investor dan yang terakhir adalah kebiasaan merusak dari orang
Indonesia.
Pembahasan kita mulai dari
masalah yang pertama yaitu dari segi sarana dan prasarana. Ini merupakan
masalah yang sering menimpa kebanyakan dari destinasi yang ada di Indonesia.
Hal ini membuat destinasi-destinasi tersebut sulit berkembang. “Mungkin banyak orang bertanya mengapa hal
itu bisa terjadi?” Lalu muncul pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah pemerintah
Indonesia tidak mendukung pengembangan pariwisata di Indonesia?” “Apakah
pemerintah tidak perduli dengan destinasi-destinasi indah yang dibiarkan tak terurus
begitu saja?
Sebenarnya yang membuat sarana
dan prasarana di destinasi wisata yang ada di Indonesia kurang mendukung adalah
kurangnya investor yang ingin menggelontorkan dananya untuk mengembangkan
destinasi-destinasi yang ada. Memang tidak dapat di pungkiri bahwa pemerintah
kita juga kurang perduli, bahkan bisa dikatakan sangat tidak perduli dengan
destinasi wisata yang ada. Padahal pemerintah sendiri mengharapkan pendapatan
terbesar negara ini dari sektor pariwisata. Seakan pemerintah hanya ingin
menikmati hasilnya tanpa ingin menjaganya. Sarana yang biasanya menjadi
kekurangan dari suatu destinasi adalah Transportasi. Yang menjadi kendala di
transportasi adalah jarang tersedianya transportasi yang akan membawa mereka ke
destinasi tujuan. Kalaupun ada biasanya alat transportasinya kurang terawat.
Ada pula masalah yang timbul yaitu masih sulitnya medan yang harus di lalui
untuk menuju suatu destinasi. Jalannya masih berbatu-batu bahkan tanah yang
digenangi air sehingga kendaraan biasa akan kesulitan untuk melaluinya.
Sebagai contoh kurangnya sarana
dan prasarana bisa kita langsung saksikan di obyek wisata Monumen Nasional. Monumen
setinggi 132 meter dengan luas wilayah area +/- 80 hekta ini merupakan ikon
dari kota Jakarta. Kekurangan sarana dan prasarana di destinasi ini adalah dari
lahan parkirnya. Lahan parkir yang tersedia di destinasi ini sangatlah kurang
terutama tempat untuk parkir motor. Setiap saya mengunjungi Monumen Nasional,
selalu saja saya kesusahan ketika ingin memarkirkan kendaraan. Apalagi ketika
musim liburan tiba, sudah pasti lahan parkir penuh sesak bahkan tidak muat. Hal
lain yang menambah masalah adalah banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir
jalan di dekat area parkir. Hal ini membuat kondisi di area tersebut menjadi
sangat ruwet. Untuk jalan saja kita musti berdesak-desakan dengan orang yang
sedang membeli makanan dan yang lainnya.
Masalah yang kedua adalah Sumber
Daya Manusia. Inilah hal yang paling disorot dalam hal masalah yang ada di
Pariwisata. Terutama masyarakat sekitar destinasi wisata. Kebanyakan dari
mereka tidak siap dalam menghadapi perkembangan pariwisata yang terjadi di
daerah mereka. Hal itu membuat destinasi tersebut tidak memiliki dukungan dari
aspek terdekatnya. Dan akhirnya destinasi tersebut tidak berkembang. Hal ini
banyak terjadi di Indonesia.
Yang ketiga adalah komunikasi dan
publisitas. Inilah sebenarnya yang paling dibutuhkan oleh destinasi-destinasi
yang ada di Indonesia. Kurangnya pengiklanan yang dilakukan oleh pemerintah
terhadap destinasi-destinasi yang ada di Indonesia membuat tidak adanya
wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi destinasi tersebut. Jadinya hanya
destinasi-destinasi yang sudah terkena saja yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan. Bila Publikasi dilakukan secara mandiri oleh pihak pengelola
destinasi wisata, luas cakupannya tidak akan dapat meluas bahkan mencapai pasar
wisatawan asing namun apabila publikasi
dilakukan oleh pemerintah secara menyeluruh, pastinya informasi dapat tersebar
dengan luas.
Yang selanjutnya adalah mengenai
kesiapan dari pemerintah sendiri. Pemerintah sepertinya kurang siap dalam
menghadapi perkembangan pariwisata di Indonesia. Tidak siap dalam hal ini
adalah pemerintah belum mampu menyediakan fasilitas yang mendukung untuk
destinasi-destinasi yang tersebar di Indonesia, sedangkan fasilitas adalah
suatu unsur yang dijadikan pertimbangan seorang wisatawan untuk mengunjungi
suatu tempat. Dan hal itu menyebabkan beberapa destinasi tidak dapat
berkembang. Dalam hal ini pemerintah juga kurang siap untuk mengcover destinasi
wisata yang ada di Indonesia hingga membuat ada beberapa destinasi yang rusak
dan akhirnya tidak bisa dijadikan destinasi lagi. Bukan maksud hati ingin
menyalahkan semuanya kepada pemerintah. Sebenarnya untuk menangani ini semua
kita semua bisa bekerja sama antara pelaku pariwisata dengan pemerintah namun
tetaplah harus pemerintah yang berperan besar untuk mengorganisir ini semua.
Pelaku wisata seperti pengelola destinasi, travel dan yang lainnya tak akan
mampu berbuat banyak tanpa dukungan dari pemerintah.
Dan
yang terakhir adalah kebiasaan orang Indonesia yang merusak. Inilah sifat yang
harus benar-benar dimusnahkan. Ketika ada suatu obyek wisata baru yang menarik.
Obyek wisata itu akan langsung booming dan berbondong-bondong orang akan pergi
kesana. Ketika mereka berkunjung kesana dan menikmati keindahan destinasi,
mereka akan berbuat seenaknya seperti membuang sampah seenak hatinya tanpa rasa
malu, dengan tangan usilnya mereka “mencuil” apa saja yang ada disana, bahkan
tidak jarang coretan-coretan selalu timbul di obyek-obyek wisata yang sudah
terkenal padahal larangan disana sudah jelas yaitu dilarang mencorat-coret. Entahah
bagaimana cara menghilangkan satu sifat buruk ini. Sebagai contoh hal itu
terjadi di kepulauan seribu. Ada beberapa pulau yang tadinya terkenal dan
banyak di kunjungi wisatawan, sekarang hanya ditinggalkan begitu saja karena
keindahannya tadi sudah direnggut oleh tangan-tangan jahat. Yang baru-baru ini
terjadi juga tidak jauh beda. Saya membacanya beritanya sekilas di internet.
Ada suatu taman bunga yang sangat indah dan sangat menarik untuk dikunjungi.
Berbondong-bondonglah orang-orang mengunjungi tempat tersebut, namun apa yang
terjadi selanjutnya? Sungguh mengecewakan, dengan waktu yang cukup singkat,
taman bunga tadi mengalami kerusakan yang cukup parah akibat di injak-injak dan
diduduki untuk dijadikan tempat foto-foto. Sungguh tidak bertanggung jawab.
Untuk semua rakyat Indonesia. Apakah satupun dari kalian tidak ada yang perduli
akan alam ini? Alam yang memberikan kalian kehidupan. Alam yang memberikan
kalian apapun tapi kalian dengan tega merusak mereka begitu saja. Tolonglah
kawan semua, mari kita jaga keindahan alam kita ini bersama. Jangan sampai anak
cucu kita nanti tidak dapat menikmati keindahan yang pernah kita nikmati.
Bila di
atas sudah saya jabarkan beberapa masalah yang sedang melanda dunia pariwisata,
sekarang mari kita bahas bagaimana seharusnya kita menanggapinya dan mencari
jalan keluar yang terbaik untuk masalah-masalah tersebut. . Dan sedikit melirik
tema kita di atas yaitu “Solusi UNJ untuk pariwisata Indonesia”. Makadari itu
saya akan menyambungkan UNJ terutama dari mahasiswa Usaha Jasa Pariwisata dalam
penyelesaian masalah yang tekah dijabarkan di atas tadi.
Sebelumnya mari sedikit kita
kenal dulu apa itu sebenarnya Usaha Jasa Pariwisata di Universitas Negeri
Jakarta. Usaha Jasa Pariwisata adalah sebuah Program studi yang termasuk ke
dalam fakultas ilmi sosial. Program studi ini mulai berdiri sejak 2003.
Termasuk program studi baru di Universitas Negeri Jakarta. Sejak 2003 hingga
sekarang, program studi ini sudah menghasilkan lulusan yang memiliki
kredibilitas di bidangnya. Ada yang bekerja di Kementerian Pariwisata dan
banyak pula yang memilih membuka usaha perjalanan travel.
Dan
sekarang mari kita membahas solusi untuk masalah-masalah di atas. Yang pertama
adalah dari segi sarana. Jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasi hal ini
adalah pemerintah sebaiknya menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk
membenahi kekurangan tersebut. Seperti misalnya ada kekurangan sarana toilet di
suatu destinasi wisata, maka pemerintah bisa bekerjasama dengan penyedia jasa
layanan toilet umum. Contoh yang lain misalkan di suatu obyek wisata dibutuhkan
suatu taman untuk penyegaran kawasan, maka pemerintah bisa bekerja sama dengan
penyedia layanan pembuatan taman atau dinas pertamanan.
Bila membahas solusi dari
permasalahan kurangnya sarana di destinasi Monumen Nasional yang saya lampirkan
di atas, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membenahi
permasalahan atau kekurangan tersebut. Cara ini bisa dijalankan oleh pengelola
Monumen nasional (Monas). Yang pertama adalah menata kembali para pedagang yang
berjualan di sekitar area parkiran Monumen Nasional. Yang membuat area tersebut
menjadi penuh sesak adalah ketidak teraturannya penempatan posisi dari para
pedagang. Mereka seenaknya saja berjualan di sembarang tempat yang menurut
merekan kosong namun nyatanya hal itu membuat kondisi menjadi ruwet. Hal yang
lebih baik lagi yang bisa dilakukan adalah merelokasi atau memindahkan seluruh
pedagang yang berjualan di area parkiran ke tempat berjualan yang baru. Kenapa
hal ini harus dilakukan? Yang pertama adalah untuk membuat para pedagang itu
lebih teratur dalam berjualan dan yang kedua adalah untuk mengurangi kepadatan
di area parkiran. Hal ini juga membuat pengunjung akan lebih nyaman ketika
berbelanja atau membeli sesuatu.
Hal kedua yang bisa dilakukan
adalah memperluas area untuk parkir, area parkir motor maupun mobil. Untuk
melakukan hal itu pastinya tidak terlalu sulit bagi pengelola Monumen Nasional
karena Monumen Nasional memiliki lahan yang sangat luas. Dengan merelokasi para
pedagang tadi pun secara otomatis akan memberikan lahan kosong baru yang bisa
dijadikan untuk menambah lahan parkir bagi Monumen Nasional.
Selanjutnya membahas peran kita
sebagai masyarakat UNJ untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Pariwisata
Indonesia. Tentu saja bila menggunakan status kita sebagai mahasiswa atau
rakyat biasa, kita akan kesulitan untuk bercampur tangan dalam penanganan masalah
yang ada di pariwisata Indonesia, maka cara lain yang bisa kita tempuh adalah mengajukan
solusi yang kita punya kepada pengelola destinasi wisata. Kita ambil contoh
seperti masalah di atas yaitu masalah kurangnya lahan parkiran di Monas.
Yang bisa kita lakukan adalah
meneliti destinasi tersebut untuk menemukan seperti apa solusi terbaik yang
bisa kita ajukan kepada pengelola Monumen Nasional. Apabila solusi atau saran
yang kita ajukan kepada pengelola dirasa tepat untuk mengatasi masalah yang ada,
secara otomatis pengelola dari Monumen Nasional sendiri yang akan mengajukan
saran tersebut ke pemerintah DKI Jakarta untuk dipertimbangkan dan
direalisasikan. Karena Pengelola dari Monumen Nasional memiliki kewenangan yang
lebih untuk memberikan masukan kepada pemerintah
Yang kedua adalah masalah dari
segi sumber daya manusia. Untuk hal yang satu ini memang dibutuhkan usaha yang
cukup terorganisir dan tertata secara rapi agar pengembangan dari sumber daya
manusia nya dapat dilakukan secara merata. Cara yang bisa dilakukan adalah sama
seperti penyelesaian masalah yang pertama yaitu bekerja sama dengan pihak
swasta. Caranya adalah dengan mengadakan pelatihan kepada insan-insan
pariwisata yang ada di Indonesia. Mungkin kedengarannya memang mudah namun tidak
semudah yang dibayangkan. Pemerintah harus serius dalam menjalankan program
ini. Pelatihan bisa dilakukan secara berkala dari setiap daerah di Indonesia.
Maka dari itu pemerintah harus menjalin
kerja sama dengan pihak lain seperti ikatan pramuwisata Indonesia untuk
menjalankan program ini. Mengadakan semacam seminar dan pelatihan. Saya yakin
apabila hal itu dilakukan secara benar akan membawa pengaruh dan perubahan ke
arah yang lebih baik untuk sumber daya manusia pariwisata kedepannya. Dan
apabila kita mengaitkan hal ini dengan peran Universitas Negeri Jakarta yaitu
dari program studi Usaha Jasa Pariwisatanya. Program studi ini sesungguhnya
membentuk dan menghasilkan mahasiswa pariwisata yang sangat kompeten yang
memiliki konsen di bidang tour guide dan travel. Program studi ini menghasilkan
lulusan yang semua siap kerja dan siap bersaing di bidang pariwisata. Dengan
begitulah program studi ini dapat berperan besar dalam pengembangan sumber daya
manusia di Bidang pariwisata seperti pelaku travel, tour guide dan masih banyak
lagi. Ada beberapa lulusan dari program studi yang membuka restoran, travel dan
bekerja di Kementerian Pariwisata.
Selanjutnya adalah masalah
komunikasi dan publisitas. Sekali lagi dukungan pemerintah sangat dibutuhkan
dalam hal ini. Karena dengan pemerintah membantu dalam melakukan publikasi atau
pengenalan terhadap destinasi wisata yang ada di Indonesia, maka informasi yang
disebarkan oleh pemerintah dapat tersebar luas ke seluruh negeri ini bahkan
mata dunia pun akan bisa melihat destinasi-destinasi yang ada di Indonesia. Hal
itu akan membuat banyak wisatawan asing yang tertarik untuk datang ke
Indonesia. Dan hasilnya adalah Indonesia dapat meraih banyak untung melalui
pendapatan devisa dari turis-turis asing tadi.
Membahas peran Universitas Negeri
Jakarta khususnya anak pariwisata, mereka bisa membantu mengenalkan destinasi
yang ada di Indonesia dengan sering-sering mengunjungi destinasi-destinasi yang
ada di Indonesia. Ketika mereka pergi berwisata, otomatiis mereka akan
mengabadikan momen ketika mereka berwisata dan pastinya mereka akan memposting
pengalaman mereka di media sosial. Di media sosial itulah akan banyak orang
yang akan melihat postingan mereka, setelah mereka melihat itu dan merasa
tertarik, otomatis mereka akan mencoba mencari mengenai destinasi tersebut di
internet dan berhasilah dikenalkannya destinasi yang ada di Indonesia. Sebuah
cara yang sangat simple dan mudah untuk mengenalkan suatu destinasi namun
membawa dampak baik yang sangat banyak dan yang terpenting adalah membatu obyek
wisata itu untuk berkembang.
Dan yang keempat adalah kesiapan
dari sisi pemerintah dalam memanage dan mengembangkan pariwisata di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah sangat membutuhkan
dukungan dari semua unsur pariwisata termasuk kita para pelaku pariwisata. Janganlah
kita hanya menjadi insan pengkritik namun kita juga harus menjadi pihak yang
mendukung kebijakan pemerintah. Kalau mampu bahkan kita harus menjadi bagian
dari pemerintahan tersebut agar bisa
memberikan peran yang maksimal.
Kendala pemerintah sehingga
mereka tidak siap untuk memanage pariwisata yang ada di Indonesia yang pertama adalah masalah
anggaran. Kita melihat dari sudut pandang lapangan atau langsung di destinasi
wisatanya dengan banyaknya kekurangan dari segi sarana dan prasarana, hal itu
sangat menggambarkan bahwa sangat kurangnya anggaran pemerintah yang
digelontorkan untuk merawat destinasi yang ada di Indonesia. Sangat banyaknya
destinasi di Indonesia juga yang sepertinya membuat pemerintah tidak memiliki
anggaran yangcukup untuk mengcover itu semua.
Membicarakan tentang sangat
banyaknya destinasi di Indonesia, itu juga salah satu yang membuat pemerintah
kurang siap. Maka dari itu tentunya pemerintah membutuhkan dukungan dari kita
semua untuk memanage destinasi destinasi yang ada. Karena tidak mungkin
pemerintah memantau semua destinasi yang ada secara bersama-sama maka dari itu
kita harus bantu. Jika ada kekurangan ataupun masalah yang terjadi dengan
destinasi wisata yaa kita laporkan agar di proses secepatnya oleh pemerintah.
Dan yang terakhir adalah masalah
tentang kegemaran orang Indonesia yang suka merusak. Mungkin memang tidak semua
orang Indonesia seperti itu. Namun rata-rata itu selalu terjadi di setiap
destinasi yang ramai di kunjungi apalagi destinasi yang baru dan cukup menarik.
Bagaimana solusi untuk menyelesaikan hal tersebut? Memang sangat tidak mudah
dalam merubah mindset seseorang apalagi ini mind set mayoritas orang. Namun
usaha yang bisa kita dan pemerintah lakukan adalah membudayakan sosialisasi
untuk menjaga destinasi yang kita punya secara terus menerus. Bila hal itu
dilakukan secara berkala dan konsisten, lama kelamaan pasti mindset dari
beberapa orang akan segera berubah walaupun tidak semuanya dapat berubah dalam
waktu yang singkat. Seiring waktu berjalan pastilah mindset orang akan berubah.
Hal yang bisa kita lakukan
sebagai mahasiswa pariwisata Universitas Negeri Jakarta untuk menangani hal ini
adalah dengan memulainya dari diri sendiri. Membiasakan diri sendiri untuk
menjaga dan tidak merusak apapun apalagi merusak sesuatu yang ada di destinasi
wisata. Sembari kita melakukannya dengan kesadaran sendiri, sedikit demi
sedikit kita bisa mengajari atau hanya sekedar memberi tahu kepada orang lain
untuk menjaga destinasi yang ada agar tidak sampai rusak. Lama kelamaan
cara-cara seperti itu pasti akan berhasil.
Seperti itulah pembahasan dari
masalah-masalah yang ada di dunia pariwisata di Indonesia beserta pembahasan
solusi untuk masalah-masalah tersebut. Apabila dari solusi yang saya jabarkan
terdapat kesalahan saya memohon maaf. Saya hanya berharap pembahasan saya ini
akan berguna bagi kemajuan pariwisata di Indonesia. Terima kasih kepada
teman-teman semua yang telah mensupport. Akhir kata saya ucapkan
wassalamualaikum.
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Ramadhan
4423143919
UJP B 2014
Universitas Negeri Jakarta
Solusinya bagus, semoga segera bisa terlealisasi. Sehingga negara kita bisa menjadi pusat pariwisata mancanegara.
ReplyDeleteMerangkai kata-kata tentang memecahkan masalah cukup mudah, namun alangkah baiknya diikuti oleh aksi yang nyata dan bersama-sama menyadarkan rakyat indonesia untuk mencari solusi pariwisata di Indonesia. Tingkatkan...
ReplyDeletePemecahan yang sangat baik semoga bisa terwujud, sukses buat pariwisata indonesia!
ReplyDeleteKetika anda menyeleksi suatu masalah dan menyelesaikannya maka kemungkinan akan ada masalah baru yang muncul. Tolong di perluas kembali pembahasan masalah-masalah yang menjadi penghambat sehingga menjadi suatu konsep yang lebih bagus.
ReplyDeleteTourism major is one of the best thing that Indonesia should be thank for, it helps Indonesia a lot in growing and developing Indonesia bcs Indonesia has so many tourism object that it'll hurt you if you caunt them
ReplyDeleteHari terus berganti memungkinkan terjadi adanya masalah yang muncul. Merencanakan itu mudah untuk di ungkapkan, tetapi sukar untuk diwujudkan dalam praktiknya. semoga solusi ini dapat terealisasi dengan aksi yang nyata
ReplyDeleteApalagi ada MEA (masyarakat ekonomi ASEAN), it can be a big opportunity to show what Indonesia have. But this could be a new big problem also. So, tambah lagi PR kita nih,,,
ReplyDeleteSemangat terus untuk mengenalkan budaya Indonesia ke Dunia, kalian penerus bangsa Indonesia harus mampu memperkenalkan Budaya Indonesia & Wisata ke mancanegara
ReplyDeleteAbsolutely agree with you. Indonesian tourism is comparable with tourism from all over the world, yet the issu lies within Indonesian people who lack of awareness to preserve it. Let's do better for our Indonesia.
ReplyDeleteAbsolutely agree with you. Indonesian tourism is comparable with tourism from all over the world, yet the issu lies within Indonesian people who lack of awareness to preserve it. Let's do better for our Indonesia.
ReplyDeleteTinggal aksinya saja yang harus terealisasi
ReplyDeleteTinggal aksinya saja yang harus terealisasi
ReplyDeleteTinggal aksinya saja yang harus terealisasi
ReplyDelete