Monday, January 4, 2016

tugas5 `obeservasi baduy



Simbiosis suku Baduy dalam dan suku Baduy Luar.

Hay gaess !!! perkenalkan nama saya Thesar Mahardika saya merupakan Mahasiswa UNJ semester 3 prodi Usaha Jasa Pariwisata Angkatan 2014. Pada postingan kali ini saya akan membahas  simbiosis suku baduy luar dan suku baduy dalam. Simbiosis merupakan pola intreaksi yang sangat erat dan khsusus dua mahluk yang berlainan jenis.
Suku Baduy merupakan kelompok masyarakat adab sub-etnis sunda di wilayah kabupaten lebak, banten. Populasi merekam sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah salah satu suku yang menerapakan isolasi dari dunia luar. suku baduy terbagi menjadi 2 suku yaitu suku baduy dalam dan suku baduy luar.
Suku baduy dalam  dengan batasan hukum yang tetap, tegas, serta mengikat ke semua pihak dan semua aspek kehidupannya. Sedangkan Baduy Luar adalah komunitas Baduy yang dipersiapkan sebagai penjaga, penyangga, penyaring, pelindung sekaligus penyambung silaturahmi yang intensif dengan pihak luar sebagai bentuk penghargaan, kerja sama, dan partisipasi aktif dalam kegiatan kenegaraan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu suku bangsa yang sama – sama memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Mereka sangat memegang teguh pikukuh karuhun, yakni suatu doktrin yang mewajibkan mereka melakukan berbagai hal sebagai amanat leluhurnya. Pikukuh karuhun tersebut antara lain mewajibkan mereka untuk: 1. Betapa bagi kesejahteraan dan keselamatan pusat dunia dan alam semesta, 2. Memelihara sasaka pusaka buana, 3. Mengasuh ratu memelihara menak, 4. Menghormati guriang dan melaksanakan muja, 5. Melakukan serba setahun sekali, 6. Menyelenggarakan dan menghormati upacara adat ngalaksa, 7. Mempertahankan dan menjaga adat bulan kawalu. Masyarakat Baduy meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan dan dipelihara oleh kekuasaan Tunggal Maha Pencipta yang mereka sebut Adam Tunggal. Mereka juga mempercayai roh – roh nenek moyang mereka dengan sebutan guriang yang selalu menjaga dan mendampingi kehidupan mereka. Di samping itu, mereka menganggap bahwa Nabi Adam adalah leluhur dan diakui sebagai Nabinya. Sedangkan Nabi Muhammad dipandang sebagai saudara muda dari keturunan mereka yang memiliki amanat sebagai penutup kesempurnaan perjalanan sejarah keyakinan manusia untuk mengkiblati Ka’bah, sehingga pada upacara tertentu mereka mengenal dan membaca Dua Kalimah Sahadat sebagai penyempurna dari sahadat – sahadat lainnya. Keyakinan dan kepercayaan semua itu mereka namakan Agama Islam Sunda Wiwitan.
 Dua komunitas kesukuan baduy yang ada sekarang dengan jalinan kehidupan yang harmonis antara keduanya, saling membantu, saling menghargai dan saling menyelamatkan, hidup rukun dan damai jauh dari perselisihan, persengketaan, dan kegaduhan secara filosofi adalah gambaran dan petunjuk pada kita bahwa Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta dan kehidupan ini selalu berpasang – pasangan untuk menjadi satu kesatuan yang kokoh, untuk direnungi, dihayati, dan ditafakuri. Masyarakat Baduy Dalam dengan segala ketaatan, kepatuhan, serta keikhlasan untuk selalu menunaikan amanat leluhur serta berani menerima konsekuensi atas piliha hidupnya adalah salah satu contoh potret kehidupan masyarakat yang kehidupan kesehariannya dilandasi oleh kesadaran, keteguhan, dan kejujuran atas keyakinan yang mereka yakini kebenarannya. Sedangkan Baduy Luar adalah salah satu contoh dan potret nyata masyarakat yang setia sebagai saudara untuk selalu menjaga, melindungi, serta membantu berbagai kebutuhan, harapan, dan permasalahan Baduy Dalam walaupun mereka memiliki perbedaan dalam arti kebebasan atau keringanan pelaksanaan hukum adat dalam bentuk kegiatan gotong royong dan/ atau dalam bentuk musyawarah di lembaga adat. b. Perbandingan Antara Suku Baduy Dalam dengan Suku Baduy Luar Perbedaan Persamaan/ Keseragaman Baduy Dalam Baduy Luar
Suku baduy dalam tidak boleh menggunakan kendaraan - Dilarang memiliki alat – alat elektronik seperti radio, HP, foto, dan lain – lain. - Dilarang poligami dan tindakan asusila - Dilarang memiliki dan menggunakan perhisan emas buat wanita, merokok bagi laki – laki - Warga tidak diperkenankan membuka warung untuk berdagang. 7. Pola Hidup - dengan segala keterbatasan, ketat, dan banyaknya larangan hukum adat, maka pola hidup sehari – hari warga baduy dalam sangat sederhana dan simple, ikhlas dan menerima hidup apa adanya, ketaatan dan kepatuhan kepada hukum adat tinggi sekali, sikap tolerasi dan budaya gotong royong masih kuat, disiplin terhadap waktu. memiliki alat elektronik modern terutama radio, televisi, sampai saat ini masih dilarang. 6. Pola hidup - Mengingat kelonggaran hukum adat maka pola hidup baduy luar sudah mengadopsi model atau gaya hidup modern, tetapi masih dalam batas – batas normal disesuaikan dengan hukum adat yang berlaku. Beberapa individu dan kelompok sudah memulai menjalin kerjasama dalam berdagang juga sudah berorientasi pada bisnis (pola hidup konsumtif).
masyarakat di Baduy. Pandangan masyarakat Baduy relatif sama terhadap hubungan antara kehidupan sosial budaya, ekonomi, serta pengelolaan lingkungan. Mereka mampu membuat instrumen-instrumen yang menjamin keberlanjutan kehidupan disana. Mereka tidak pernah mengenal istilah pembangunan berkelanjutan yang dideklarasikan oleh Negara-negara anggota UN di Rio de Janerio atau Education for Sustainable Development yang dibawa oleh UNESCO. Meskipun demikian dengan belajar dari keyakinan dan tata nilai mereka mampu membuat intrumen-instrumen untuk menciptakan sustainable development di wilayah mereka. Ada tiga aspek kehidupan yang diciptakan oleh masyarakat Baduy untuk menciptakan keberlanjutan kehidupan mereka, yaitu sistem sosial dan budaya yang sangat kuat, pengaturan sistem ekonomi berbasis pada pemenuhan kebutuhan primer, dan pengaturan pengelolaan lingkungan hidup. Ketiga aspek tersebut ditata oleh mereka untuk menjamin terciptanya kehidupan yang layak bagi masyarakat Baduy. C. Agama, Ideologi dan Budaya Baduy adalah masyarakat yang meyakini Nabi Adam sebagai leluhur langsung mereka da mengklaim mereka sebagai komunitas paling tua di dunia atau suatu kelompok keturuan dari manusia pertama yang diturunkan Allah ke muka bumi ini dengan sebutan Adam Tunggal, kemudian tanah ulayat yang sekarang mereka tempati diyakini juga sebagai tanah awal diturunkannya Adam Tunggal ke muka bumi ini sehingga wilayah tersebut mereka anggap sebagai intinya jagat dan cikal adanya manusia di muka bumi ini. Seluruh keyakinan itu mereka namakan Agama Slam Sunda Wiwitan. Agama Slam Sunda Wiwitan adalah ajaran khusus yang diperuntukkan untuk kesukuan mereka dan tidak untuk disebarkan kepada masyarakat luar. Ajaran ini juga melekat pada kehidupan sehari – hari mereka dalam bentuk kegiatan – kegiatan adat, ajaran ini lebih menekankan pada bagaimana manusia ini menjaga dan memelihara dan lingkungan. Keyakinan dalam kehidupan yang menghargai alam sebagai pelindung kehidupan mereka, memunculkan banyak ritual-ritual serta aturan-aturan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka berpendapat kerusakan pada alam berarti kerusakan pada manusia yang ada di dalamnya. Bencana alam hanya akan muncul
ketika manusia mulai mengusik ketenangan alam. Ketakutan mereka pada bencana-bencana alam yang muncul justru semakin mendekatkan mereka pada alam dan menghindari dari kerusakan-kerusakan. Dikatakan oleh pemimpin mereka bahwa alam bukanlan sumber daya yang harus dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi alam merupakan titipan dari Tuhan untuk dijaga manusia untuk generasi yang akan datang. Dengan filosofi seperti itu mereka menjaga kelestarian lingkungan di Desa Kanekes secara turun temurun. Masyarakat Baduy memiliki kepercayaan, bahwa mereka tercipta di bumi sebagai kelompok penjaga alam baik hutan dan air di lingkungannya. Mereka beranggapan bahwa Desa Kanekes merupakan salah titik pusat alam di dunia, sehingga jika titik pusat tersebut rusak karena ulah manusia maka Pulau Jawa akan terjadi bencana dan kehancuran. Kepercayaan dan anggapan tersebut mendorong masyarakat Baduy untuk secara mati-matian menjaga kelestarian lingkungannya. Dari alam mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, yaitu makan, tempat tinggal, dan pakaian. Bagi mereka kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup di dunia adalah tiga hal tersebut, sehingga selebihnya bukanlah kebutuhan tetapi keinginan atau nafsu manusia. Tidak ada usaha masyarakat Baduy untuk memperkaya diri, tetapi hanya memenuhi kebutuhan dasar mereka saja. Meskipun hidup dalam kondisi seperti itu, masyarakat Baduy hidup sangat mandiri tidak pernah berharap atau meminta bantuan dari luar. Kemandirian untuk menolak bantuan terutama dari luar ini berhubungan dengan dua hal, pertama mereka memiliki prinsip bahwa lebih baik menolong daripada ditolong dan kedua mereka mencoba melakukan filter terhadap modernisasi. Prinsip lebih baik menolong ini bukan sekedar slogan tetapi benar-benar merupakan spirit yang diterapkan diseluruh aspek kehidupan. Sementara penolakan atau penerimaan bantuan dari luar harus mendapatkan izin dari pemimpin tertinggi mereka. Masyarakat Baduy sangat ketat sekali untuk melakukan filterisasi budaya dari luar. Pemerintah Indonesia pernah menawarkan bantuan untuk melakukan perkerasan terhadap jalan di Baduy, tetapi mereka menolaknya dengan alasan bahwa perkerasan jalan akan mengubah kondisi alam yang juga akan memberikan dampak perubahaan kebiasaan hidup mereka.
KESIMPULAN : Kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri paling tidak sebanyak dua atau lebih yang melakukan interaksi satu dengan yang lainnya dalam suatu aturan yang saling mempengaruhi pada setiap anggotanya. Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang diambil secara bersama – sama. Baduy merupakan suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy dalam. Terdapat dua macam kelompok di baduy yaitu Baduy dalam dan baduy luar.Baduy dalam dapat dikatakan representasi dari masyarakat Baduy masa lalu yang mendekati pada pewaris asli budaya dan amanat leluhur kesukuan mereka. Penetapan secara khusus wilayah perkampungan Baduy Dalam yang hanya berlokasi di tiga kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik dengan batasan hukum yang tetap, tegas, serta mengikat ke semua pihak dan semua aspek kehidupannya. Sedangkan Baduy Luar adalah komunitas Baduy yang dipersiapkan sebagai penjaga, penyangga, penyaring, pelindung sekaligus penyambung silaturahmi yang intensif dengan pihak luar sebagai bentuk penghargaan, kerja sama, dan partisipasi aktif dalam kegiatan kenegaraan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu suku bangsa yang sama – sama memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya.








Suku baduy dalam



 
Suku Baduy Luar












Daftar Pustaka


Nama : Thesar Mahardika
Prodi : usaha jasa pariwisata UNJ kelas A angkatan 2014
Nim  : 4423143975

11 comments:

  1. suku baduy dalam luar biasa masih bisa mempertahankan adaistidatnya samapi sekarang

    ReplyDelete
  2. ikatan persaudaraan baduy dalam dan luar top dech.

    ReplyDelete
  3. hidup suku baduy.khususnya untuk baduy dalam semoga tetap menjaga peninggalan para leluhur.

    ReplyDelete
  4. baru tau kalau kehidupan baduy begini.

    ReplyDelete
  5. orang baduy dalam kuat banget dah jalannya.baduy memang nilai adat nya masih sangat kental sekali.

    ReplyDelete
  6. kepingin ke baduy dech.kayaknya seru bertemu langsung dengan orang baduynya/

    ReplyDelete
  7. kehidupan baduy sangat senderhana sekali.kok bisa gitu ya.

    ReplyDelete
  8. orang baduy solidaritas sangat tinggi walaupun hidup di tengah-tengah kesederhanaan.

    ReplyDelete
  9. indonesia bangga mempunyai suku baduy.semoga suku baduy akan selalu ada dengan adatistiadatnya yang kental.

    ReplyDelete
  10. jadi ingin merasakan menjadi orang baduy nih. hihi

    ReplyDelete