Sunday, January 3, 2016

T3_PutriAlawiyah_Lombok

INDAHNYA PULAU LOMBOK
ASSALAMUALAIKUM WR.WB,
Perkenalkan nama saya Putri Alawiyah, saya mahasiswa semester 3 dalam program studi Usaha Jasa Pariwisata di Universitas Negeri Jakarta. Sebagai mahasiswi pariwisata, pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan kepada para pembaca tentang wisata budaya yang terdapat di Pulau Lombok agar para pembaca tahu bahwa di Indonesia sangat kaya akan tempat wisata budaya. Pertama saya akan memberikan informasi sedikit tentang Pulau Lombok.

Lombok (penduduk pada tahun 1990: 2.403.025) adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih bulat bentuknya dengan semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Pulau ini luasnya adalah 4.725 km (sedikit lebih kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram, sekaligus sebagai ibukota provinsi.

Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi 3 kabupaten dan 1 kota:

* Kotamadya Mataram dengan ibukota Mataram
* Kabupaten Lombok Barat dengan ibukota Gerung
* Kabupaten Lombok Tengah dengan ibukota Praya
* Kabupaten Lombok Timur dengan ibukota Selong
Potensi wisata budaya yang ada di Pulau Lombok sangatlah beragam dan saya akan membahas beberapa wisata budaya yang ada di pualu ini:
1.      Belajar menenun di Desa Sukarara
Kain Tenun adalah salah satu seni tradisional Pulau Lombok yang memiliki keindahan yang unik dan berbeda. Kita bisa menyaksikannya saat berkunjung ke Desa Sukarara. Desa ini terkenal sebagai penghasil Kain Tenun tradisional Pulau Lombok. Penduduknyamayoritas menghabiskan waktu sehari-hari dengan menenun. Alat tenun ini juga merupakan alat tradisional, yang dibuat dari kayu dengan sistem yang sederhana. Dengan alat ini, penduduk Desa Sukarara menghasilkan bermacam jenis buah tangan khas Pulau Lombok. Seperti pakaian tradisional, taplak meja, selimut, dan selendang dengan motif-motif yang indah serta tenunan berkualitas. Karena hasil karya yang berkualitas tersebut, desa ini kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung domestik maupun mancanegara. Di Desa Sukarara ini, kita akan menemukan wanita-wanita yang bekerja sebagai penenun. Dulu semoat terdengar sebuah mitos bahwa apabila laki-laki  mengerjakan tenenunan, maka pria tersebut akan mandul. Namun dengan makin modern nya waktu miotos ituoun ditinggalkan. Dan pada saat sekarang, kita akan menemukan beberapa laki-laki yang juga bekerja sebagai penenun. Biasanya, para laki-laki mengerjakan Tenunan ikat, sementara kaum wanita mengerjakan Tenunan Songket. Desa Sukarara menenun berbagai nmacam motif dan apabila kita ingin membelinya sebagai buah tangan pun harganya sangat beragam, mulai dari selendang seharga Rp. 25.000,- sampai satu set pakaian tenun seharga 3 juta rupiah. Anda juga bisa menemukan baju Batik di desa ini. Tersedia batik tulis dan batik cap dengan karakter Sasambo dan Lombok. Harga batik tersebut berkisar antara Rp. 600.000,- hingga Rp. 1.000.000,-.

2.      Pemukiman Tradisional Desa Segenter
Pulau Lombok dengan penduduk sukunya, yaitu Suku Sasak, memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tak cuma tempat wisata Pulau Lombok yang mengagumkan, namun kebudayaannya yang unik juga menimbulkan rasa penasaran. Di Pulau Lombok ini, terdapat dua tempat yang dikenal sebagai pemukiman adat Suku Sasak. Yaitu Desa Adat Sade dan Desa Adat Segenter. Desa Adat Sade terletak di Lombok bagian Selatan, termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan Desa Adat Segenter terletak di sisi Pulau Lombok bagian Utara, berada di wilayah Kabupaten Lombok Utara.

Desa Adat Segenter lebih mudah dikunjungi melalui jalur pantai Barat Pulau Lombok, dengan jarak sekitar 90 Kilometer dari Kota Mataram. Dengan kendaraan pribadi, kita bisa menempuh rute Mataram-Senggigi-Pemenang-Tanjung-Selengen-Segenter. Ketika telah mencapai Km 87, kita akan menemui rambu jalan yang menunjukkan arah ke Desa Segenter. Desa Adat Segenter letaknya tak jauh dari Desa Bayan.
Setelah kita memasuki plasa Selamat Datang di depan Desa Adat Segenter, kita akan melihat rumah adat suku sasak yang berjejer. Rumah adat Suku Sasak umumnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 6×7 Meter. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu, namun sekarang sudah ada beberapa rumah yang berdinding batu bata. Keduanya masih beratap tradisional, yaitu berbentuk limas dengan atap ilalang. Semua rumah adat tersebut masih berlantai tanah.
Di dalam rumah biasanya terdapat dapur, Amben Belek (tempat peralatan dapur), tempat tidur, serta Inan Belek. Inan belek ini merupakan ruangan istimewa. Ruangan ini dibangun sebagai ruangan khusus, dengan lantai kayu yang agak tinggi. Biasanya ruangan ini dipakai khusus untuk pengantin baru, sampai hari ketiga. Jika sebuah rumah tidak mempunyai Lumbung, Inan Belek juga bisa difungsikan sebagai gantinya.
Terhitung sekitar 81 rumah yang ada di Desa Adat Segenter ini, yang ditinggali oleh 101 keluarga. Rumah-rumah tradisional tersebut sekarang sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan, karena minimnya dana untuk perawatan. Dindingnya masih berdiri, namun sudah terlihat usang. Atapnya pun sudah mulai rapuh. Beberapa keluarga sudah mulai mengumpulkan dan menyimpan ilalang, namun belum mengganti ilalang yang ada di atap. Biasanya atap ilalang diganti setiap 12 atau 13 tahun sekali.

3.      Museum Nusa Tenggara Barat
Museum Nusa Tenggara Barat (NTB) atau biasanya disebut sebagai Museum Lombok, terletak di pusat Kota Mataram dan dekat dengan Sayang Sayang Desa Rendang Le. Lembaga nirlaba ini dirintis sejak tahun 1976, dan diresmikan pada 23 Januari 1982. Koleksi Museum NTB sekarang sudah mencapai sekitar 7513 buah, beberapa diantaranya merupakan peninggalan bersejarah di masa sebelum manusia mengenal tulisan. Tak hanya peninggalan dari suku yang mendiami Lombok dan Sumbawa, di museum ini kita juga akan menemui peningalan dari bangsa Cina yang pernah singgah untuk berdagang.
Memasuki area Museum Lombok, di bagian depan kita akan melewati ruangan lobi dan disambut oleh buaya muara sepanjang 4,1 Meter (yang sudah diawetkan) dalam kotak kaca. Di dinding sisi kanan-kiri ruangan lobi ini, kita akan menemui lukisan yang menceritakan tentang kesenian Pulau Lombok  dan Sumbawa. Setelah melewati ruangan lobi, kita akan memasuki 2 gedung utama, yang merupakan ruangan pameran permanen. Di dalam gedung pertama, kita bisa melihat miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa. Miniatur ini dibuat dengan detail, sehingga kita bisa dengan jelas melihat keadaan geografi Pulau Lombok dan Sumbawa. Seperti dataran rendah, pegunungan, danau, dan sungai yang ada di kedua pulau tersebut. Di sisi Utara ruangan kita akan disuguhkan dengan informasi tentang beberapa spesies flora dan fauna di kedua pulau, yang terancam punah serta dilindungi oleh pemerintah. Seperti Pohon Gaharu (Exoecaria aqallocia), Kayu Kelicung (Dyospiros malabarica), Beo Sumbawa, Kupu-kupu Raja Halifron, dan beberapa biota laut.
Saat menuju ke gedung kedua kita akan melewati koridor yang pendek dan dikoridor itu terdapat miniatur Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Gedung yang kedua ini berukuran lebih besar dari gedung pertama. Saat memaasuki gedung ini, kita akan disambut dengan beberapa pasang pengantin yang memakai pakaian tradisional beberapa suku. Seperti Suku Sasak, Sumbawa, Bima, dan Bali. Di sebelah pengantin Bali, kita akan melihat kuda-kudaan atau Jaran Kumput. Jaran Kumput biasanya dinaiki oleh seorang anak yang telah disunat dan diarak keliling desa. Kita  juga akan menemui contoh alat tenun tradisional, yang biasa dipakai di Pulau Lombok dan Bima. Alat tenun tersebut sampai sekarang masih digunakan di Desa Sukarara dan Desa Pringgasela. Disamping alat tenun, kita juga akan melihat hasil tenunan dengan motif khas Suku Sasak dan Suku Bima. Seperti Motif Subahnala dan Motif Ngusuwaru.

4.      Desa gerabah tertua, Desa Penujak
Desa Penujak ini mungkin jarang sekali terdengaer di telinga para pwmbaca, desa ini memang tidak sepopuler desa-desa yang lain yang di Pulau Lombok. Namun Desa Penujak merupakan desa penghasil gerabah yang tertua di Pulau Lombok. Dan dari desa inilah kerajinan gerabah menyebar ke penjuru Pulau Lombok. Bagi masyarakat Desa Gerabah Penujak, gerabah sendiri memiliki keterkaitan budaya serta nilai folosofi tertentu.
Menurut sejarah, kerajinan gerabah di Pulau Lombok berawal dari sebuah Kendi yang sederhana. Ketel/kendi tersebut biasa dipakai dalam upacara Adat Urip (upacara kelahiran) dan Adat Pati (upacara kematian). Pada waktu kelahiran, kendi dipakai untuk menyimpan tali pusar. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kendi digunakan untuk memasak. Dan pada saat kematian, kendi dipakai untuk memandikan jenazah. Nilai ini yang dipegang sepagai bentuk pengingat, bahwa manusia janganlaah menjadi sombong dan congkak. Karena manusia hanyalah segumpal tanah, yang akan kembali ke tanah pula. Serta kehidupan manusia yang juga tergantung pada sebuah kendi tanah yang sederhana. Kendi inilah yang kemudian dikembangkan menjadi ratusan bentuk kerajinan gerabah.
Menurut sejarah, kerajinan gerabah di Pulau Lombok berawal dari sebuah Kendi yang sederhana. Ketel/kendi tersebut biasa dipakai dalam upacara Adat Urip (upacara kelahiran) dan Adat Pati (upacara kematian). Pada waktu kelahiran, kendi dipakai untuk menyimpan tali pusar. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kendi digunakan untuk memasak. Dan pada saat kematian, kendi dipakai untuk memandikan jenazah. Nilai ini yang dipegang sepagai bentuk pengingat, bahwa manusia janganlaah menjadi sombong dan congkak. Karena manusia hanyalah segumpal tanah, yang akan kembali ke tanah pula. Serta kehidupan manusia yang juga tergantung pada sebuah kendi tanah yang sederhana. Kendi inilah yang kemudian dikembangkan menjadi ratusan bentuk kerajinan gerabah.
Di Desa Penujak Lombok ini kita bisa menyaksikan berbagai proses pembuatan kerajinan gerabah. Mulai dari pematangan tanah liat, pembentukan gerabah, pengeringan, sampai proses penyelesaiannya. Semua proses tersebut dilakukan dengan alat-alat yang sederhana.
Selain membuat bentuk umumgerabah biasanya penduduk desa ini membuat bentuk-bentuk yang unik. Apabila kita tertarik ingin membeli gerabah ini sebagai buah tangan bisa didapatkan di art shop Desa Penujak. Atau kita juga bisa memesan. Harga yang ditawarkan pun sangat variatif mulai dari 30.000-200.000.

5.      Masjid Bayan Beleq
Suasana spiritual di Lombok memang tidak beda jauh dengan di Bali. Terdapat banyak Pura di Pulau ini. Tetapi, mayoritas dari Pulau Lombok ini tetap lah Islam. Danterdapat Masjid tertua di pualu ini yaitu, Masjid Bayan Beleq. Disini kita dapat belajar tentang sejarah masuknya Islam di pulau ini.
Masjid Bayan Beleq terletak sekitar 80 Kilometer dari Kota Mataram. Peninggalan sejarah ini menjadi situs yang dicari oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak tertutup untuk umat Islam saja, Masjid Bayan Beleq terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahui dan mempelajari sejarah Islam di Pulau Lombok. Untuk mencapainya, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil. Kita bisa menempuh jalur Mataram-Senggigi-Pemenang-Tanjung-Gangga-Anyar-Bayan. Dari Mataram perjalanan akan kita tempuh sekitar 2 jam.
Masjid Bayan Beleq dibangun di sekitar abad 16 oleh Syeh Gaus Abdul Razak, salah satu penyebar agama Islam di Bayan. Masjid ini dibangun berbentuk persegi, dengan dinding dari bambu setinggi 1,25 Meter. Dibawahnya terdapat pondasi dari batu yang ditata setinggi pinggang orang dewasa. Bagian atapnya berbentuk limas dua tingkat, dibuat dari anyaman daun kelapa. Di bagian puncak disematkan hiasan seperti mahkota. Buntuk atap ini menggambarkan pengaruh dari Hindu Jawa yang ada sebelum masuknya Islam ke Lombok.

Tepat didepan pintu terdapat sebuah gentong, gentong tersebut digunakan untuk orang yang ingin sholat berwudhu.

gambar 1.1 Desa Sukarara

gambar 1.2 Rumah Adat Desa Segenter

gambar 1.3 Museum NTB

gambar 1.4 Desa Penujak

gambar 1.5 Masjid Bayan Beleq

1 comment:

  1. Behhh kerenn nihhh!!! Jd pgnn ke lombokk jdnyaa buat destinasi liburann. Bagus2 kyknya batiknya buat oleh2 keluarga nih. Kapan2 kalo liburan tour guidein lah ke lombok haha

    ReplyDelete