Upaya Pelestarian Terhadap
Kepedulian Pariwisata Indonesia
Masalah pariwisata di indonesia sekarang ini sangat
memprihatinkan dimana denganmengikuti berkembangnya teknologi yang semakin
pesat dapat menyebabkan faktor menurunnya kepedulian dalam pengembangan
objek wisata. Penyebab faktor tersebut adalah dengan tidak terlaksananya 7
(tujuh) Sapta Pesona yaitu: Aman, tertib, bersih, indah, sejuk,ramah tamah, dan
kenangan. Dalam membudidayakan sifat ketujuh sapta pesona tersebutkadang kala
membuat para pengunjung wisata (tourism) kurang nyaman, dalam hal inidisebabkan
karena kekuranghati-hatian. Permasalahan semacam inilah yang
mengakibatkan berkurang/ menurunnya pengunjung wisata di
indonesia.Menurunnya juga para pengunjung wisata di indonesia dikarenakan
kurangnyamobilitas dan kualitas fasilitas yang lengkap. Di tambah lagi dengan
kurangnya akseskomunikasi yang baik.
Dalam hal ini,
dibutuhkan orang-orang yang sangat profesional dalam bidangnya masing-masing,
mulai dari perjalanan asal pengunjung, bidang transportasi yang cukup memadai
dan memiliki ketepatan waktu sesuai yang telah diatur, dan penginapam yang
cukup bagus dengan fasilitas yang sangat lengkap sehingga pengunjung merasa
aman. Tujuh sapta pesona dalam bidang pariwisata merupakan hal yang sangat
penting, yaitu:
1.
Pertama. keamanan seseorang
dalam perjalanannya untuk bersenang-senangsangat penting, jangan sampai ada
yang melakukan aksi pencurian apa lagi sampaimembahayakan nyawa para wisatawan.
2.
Kedua, ketertiban. ketertiban
dalam daerah tujuanwisata tersebut juga sangat diperlukan dimana dengan adanya
kebiasaan-kebiasaan yangterampil dan tertib, tidak ada pemberontak atau
pengacau maka dapat menimbulkan nuansahidup baru pengunjung dalam beradaptasi.
3.
Ketiga, kebersihan adalah satu
cara untuk membuat hati damai, tidak berantakan, tidak merasa sedih dalam
melihat pemandangan yangkurang memuaskan, contohnya suatu daerah pantai tidak
bersih sehingga membuat parawisatawan yang sebenarnya ingin menikmati keindahan
alam malah melihat pemandanganyang jelek.
4.
Empat, kekayaan keindahan alam
yang dimiliki oleh negara indonesia dengan posisiyang sangat strategis,
sebenarnya sudah sangat mendukung kemajuan suatu objek wisata,akan tetapi dalam
pengelolaannya masih sangat kurang sehingga panorama keindahan alamnyapun
semakin menurun.
5.
Lima, kesejukan suatu daerah
harus mendukung dalam hallingkungan yang tertata dengan rapi, banyak
pohon-pohon yang menghijau sehingga ketikaada tiupan angin nafas terasa segar.
6.
Enam, keramahtamahan suatu
lingkungan adalah hal yang sangat utama dalam memajukan kepariwisataan,
disebabkan terlihatnya menarik suatu daerah atau betahnya para wisatawan
ditentukan oleh keramahan daerah tersebut dan bagai mana tata cara menerima
orang lain atau wisatawan yang ke daerah tersebut.
7.
Ketujuh adalahkenangan
yang tidak lain adalah kekeluargaan yang sifatnya saling mengingat akan
segalasesuatu apa yang telah dilakukan baik seorang pengunjung (wisatawan)
maupun seorangyang memberi pelayanan. Keharmonisan pun dapat terjalin dengan baik.
Dengan begitu, kepedulian dalam pelayanan prima ini
lebih harus diutamakan. Karenahanya dengan pelayanan para pengunjung akan
terikat hatinya untuk berkunjung kembaliditempat wisata dimana ia kunjungi
tadi. Dan tidak hanya cukup dilakukan oleh masyarakatsaja, tentu harus ada
kerjasama dengan pemerintah dalam rangka mendorong dengan pembiayaan dalam
pembangunan infrastruktur yang cukup memadai agar kenyamanan pun sesuai dengan
yang diharapkan para wisatawan. Dan jangan lupa gimana caranya harus
mempromosikan destinasi wisata tersebut baik kdalam negeri maupun luar negeri,
sehingga banyak orang-orang diluar sana yang dapat mengenal daerah destinasi
wisata tersebut.
Lalu bagaimana cara kita
mengatasi masalah yang terjadi di dunia pariwisata saat ini? sebagai salah satu
individu dari bagian industri pariwisata yang tentu nya harus memajukan dan
mengembangkan pariwisata yang ada di Indonesia ke mancanegara, berbagai cara
dapat kita lakukan seperti:
1. Perbaikan Saran dan Prasarana sebagai Solusi
Pariwisata
Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata.
(Tazkia, 2012), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas
yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang
beraneka ragam”. Prasarana tersebut antara lain :
a) Perhubungan
: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut.
b) Instalasi
pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c) Sistem
telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi,
d) Pelayanan
kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e) Pelayanan
keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk
menjaga keamanan di sekitar obyek wisata.
f) Pelayanan
wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata dan
lain-lain
Sarana kepariwisataan adalah
perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada
kedatangan wisatawan (Yoeti cit. Tazkia, 2012). Sarana kepariwisataan tersebut
adalah :
a)
Perusahaan akomodasi : hotel,
losmen, bungalow.
b)
Perusahaan transportasi :
pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang melayani khusus
pariwisata saja.
c)
Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung
yang berada di sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian
berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
d)
Toko-toko penjual cinderamata
khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat penghasilan hanya dari
penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
Dalam pengembangan sebuah obyek
wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena
apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah
untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak
akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar
obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur jalan
sangat penting bagi para wisatawan yang ingin menikmati indahnya alam di lokasi
wisata. Meskipun medan jalan menuju obyek wisata agak sulit dijangkau, namun
apabila kualitas jalannya bagus akan menjadi tantangan tersendiri bagi
wisatawan. Sebaliknya, jika akses jalan menuju obyek wisata banyak yang rusak dan
berlubang, pengunjung akan menjadi bosan (Joehastanti, 2012).
2. Tingkatkan keamanan di mulai dari diri
kita sendiri
Tindakan kekerasan terjadi
karena ada kesempatan, ketika kita tidak bisa menjaga diri karena mengenakan sesuatu yang berlebihan maka akan
timbul niat jahat dari orang lain, sikap ramah sopan dan baik yang kita berikan
kepada orang akan menjadi contoh yang baik dan orang akan berfikir dua kali
untuk menyakiti kita. di Indonesia tindakan kriminal sudah sering terjadi itu
semua juga karena kurang nya pengawasan dari
polisi sebagai pelindung masyarakat, tidak sesuai nya keadilan yang
diberikan oleh lembaga hukum, pemerintah yang kurang memperhatikan kenyamanan
dan keamanan warga negara nya, kurang
nya pengetahuan tentang norma-norma yang berlaku serta kebutuhan ekonomi yang
sangat tinggi menjadi tuntutan untuk orang lain mendapatkan sesuatu meskipun
dengan cara yang tidak halal. Semua itu kembali kepada hati nurani setiap
individu, ajaran yang diberikan sejak kecil, dan tindakan yang baik dan benar
ditentukan dari diri masing-masing individu tersebut.
3. Pemerintah
lebih memperhatikan sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah aset bagi negaranya.
Indonesia dikenal dengan penduduknya ramah tamah, pekerja keras, solidaritas
yang tinggi, dan unggul dalam berbagai bidang. Pemerintah sebagai batu loncatan
untuk mengembangkan prestasi yang ada pada anak-anak Indonesia tentunya
memberikan pendidikan dan kemudahan akses untuk mengembangkan ketrampilan yang
dimiliki.
4. Cintai
Lingkungan, budaya dan adat istiadat
Dengan cara membuang sampah pada tempatnya, tidak
menebang pohon sembarangan, tidak membakar hutan karena akan mengakibatkan
polusi udara, musnah nya kelestarian fauna dan flora, dan menjaga kebersihan
lingkungan dimana pun kita berada. Lestarikan adat istiadat budaya yang menjadi
keunikan bagi Indonesia. Lalu libatkan
turis dengan melihat dan mempelajari museum, galeri seni, membatik, kerajinan
tangan dsb, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya
setempat, kemudian menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri
5. Strategi
Promosi tempat-tempat yang kurang diexplore
Interpretasi merupakan suatu alat bantu yang data
menterjemahkan keindahan dan keunikan sumberdaya manusia dan alam sehingga bisa
dinikmati secara utuh oleh pengunjung atau wisatawan. Sistem teknologi
informasi seperti internet sangat membantu untuk mengenalkan tempat-tempat
terpencil yang banyak orang tidak mengetahuinya. Semua itu bisa kita lakukan
dengan cara promosi melalui website yang dapat kita buat di blog, melalui
facebook twitter path dan media sosial lain nya, pembuatan video mealalui akun
youtube, dan penyiaran melalui radio online. Mengenalkan pesona indonesia
kepada masyarakat lokal, bahkan turis asing yang nanti nya akan penasaran dan
berkunjung ketempat tersebut.
Adapun beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan pariwisata
saat ini, antara lain adalah: pertama, turunnya nilai mata uang rupiah terhadap
dollar, dapat memicu meningkatnya jumlah wisatawan (Kedaulatan
Rakyat, 6 Agustus 1998:5). Pernyataan ini dapat dibenarkan karena
dengan turunnya nilai mata uang rupiah memungkinkan biaya-biaya yang
dikeluarkan wisman jauh lebih rendah dibanding sebelumnya. Dengan demikian hal
ini merupakan peluang yang akan dimanfaatkan oleh wisman maupun penyelenggara
pariwisata untuk mengembangkan pariwisata dengan lebih mudah.
Kedua, adanya kecenderungan pihak wisawan
asing dewasa ini untuk berwisata dalam dimensi tradisonal, seperti mengunjungi
desa-desa yang memiliki keunikan baik untuk sekedar mengunjungi maupun untuk
wisata ilmiah (Suara Pembaruan, 30 Januari 1999). Kecenderungan ini harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang masih memiliki banyak desa
tradisonal serta berbagai obyek penelitian. Peluang ini selain kurang
membutuhkan modal yang besar, wisata ilmiah juga dapat memberikan kontribusi
ilmiah bagi Indonesia.
Ketiga, jumlah penduduk Indonesia yang
jumlahnya lebih dari 200 juta, juga merupakan peluang pasar yang baik selain
para wisatawan asing. Hal ini didukung oleh data dari hasil Sensus Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) BPS menunjukkan adanya peningkatan wisatawan dalam
negeri dari 1991 hingga 1994 sebesar 22,8%, pada tahun 1991 sebanyak 64,5 juta
orang pada tahun 1994 menjadi 83,9 juta orang (Kedaulatan Rakyat, 21 Agust.
1998:5)
Keempat, data yang diperoleh dari BPS
(1999) menunjukan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 1999
adalah 94.847.178 orang, jumlah yang bekerja: 88.816.859 orang dan yang tidak
bekerja: 6.030.319 orang. Angkatan kerja yang belum bekerja
ini diharapkan dapat terserap dalam sektor pariwisata.
Kelima, adanya kecenderungan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), transportasi, komunikasi dan informasi
yang terus meningkat dapat membuka peluang bagi pengembangan pariwisata.
Walaupun mungkin kondisi Iptek, transportasi, dan lain-lain tersebut, saat ini
belum memadai tetapi kecenderungan kemajuan telah memberikan kemungkinan bahwa
di waktu yang akan datang, akan lebih baik. Dengan kemajuan komunikasi,
transportasi dan informasi serta semakin maraknya pembangunan lembaga-lembaga
pendidikan pariwisata di seluruh Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan SDM
yang lebih baik serta membuka peluang yang luas untuk bekerjasama dengan
berbagai pihak di dalam dan di luar negeri, terutama antara antara DTW dengan
negara-negara yang potensial.
Walaupun telah terbuka peluang-peluang
sebagaimana dikemukakan di atas, pengembangan pariwisata pada saat ini maupun
yang akan datang akan diperhadapkan pada tantangan-tantangan, sebagai berikut :
Pertama, adanya berita-berita tantang
kerusuhan, kebakaran hutan, dan kondisi lain yang kurang baik di Indonesia
cukup menjadi komoditas yang laku dijual oleh negara-negara yang kurang senang
dengan Indonesia. Contoh kasus berita tentang kebakaran hutan di Kalimantan dan
kerusuhan tanggal 13-14 Mei 1998, diberitakan setiap saat oleh siaran Amerika
dan Eropa sehingga cukup pengaruh bagi pasar wisata, bahkan pada
waktu itu, beberapa negara potensial melarang warganya berkunjung ke Indonesia
(Kedaulatan Rakyat, 6 Agustus 1998:5). Hal ini merupakan tantangan bagi
Indonesia untuk segera menciptakan keamanan. Keamanan merupakan hal yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu
diharapkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan seluruh komponen
bangsa dalam menciptakan keamanan.
Kedua, sistem informasi yang kurang
memadahi juga tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengelolaan
pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman masa lalu tidak terulang.
Akibat sistem informasi yang kurang memadahi pandangan dunia terhadap Indonesia
menjadi miring, celakanya lagi ketika Jakarta atau daerah-daerah tertentu
rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia rusuh sehingga mengeluarkan
larangan berkunjung ke Indonesia. Padahal DTW bukan hanya ada satu di
Indonesia, dan belum tentu semua DTW mengalami kerusuhan secara serentak. Untuk
itu maka diperlukan suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya
serta terampil dan cekatan dalam gerak langkahnya. Sistem informasi ini antara
lain bertugas untuk memberikan klarifikasi, sekaligus secara proaktif menyiapkan
dan memberikan informasi tentang obyek wisata, kesiapan sarana, prasarana dan
lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata
di Indonesia ke negara-negara lain.
Ketiga, masalah SDM merupakan tantangan
yang cukup berat bagi pengembangan pariwisata, karena SDM sangat menentukan
segala sesuatu yang perhubungan dengan pariwisata. Pariwisata sangat
mementingkan profesionalisme baik dalam pengelolaan investasi maupun dalam
bidang perhotelan, transportasi, komunikasi dan informasi. Selain itu, walaupun
pariwisata telah membuka peluang pasar bagi sektor-sektor lain, akibat dari
rendahnya SDM peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. SDM
yang rendah dapat menyebabkan mutu barang-barang kerajinan menurun, teknik pemasaran
kurang tepat, kurang tepat membaca trend pasar, dan lain-lain.
Sehubungan masalah SDM
Keempat, akibat rendahnya SDM dan kurangnya
modal dalam negeri akan membuka kemungkinan bahwa pariwisata akan dikuasai oleh
pihak asing yang memiliki SDM yang lebih baik dan lebih siap dari segi modal.
Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk menghindari hal tersebut.
Kelima, belum meratanya arus penerimaan
wisatawan, di mana ada DTW tertentu sangat ramai dikunjungi wisatawan
sementara itu DTW yang lain sangat sepi. Peristiwa ini
mengindikasikan bahwa selain kurang menarik, dapat terjadi karena belum
diketahui oleh wisatawan. Tantangan ini perlu dihadapi antara lain dengan
meningkatkan promosi dan melakukan upaya-upaya tertentu agar DTW yang kurang
menarik menjadi DTW yang senangi oleh para wisatawan.
Keenam, adanya kemungkinan pariwisata dapat
merusak budaya, seperti pergeseran nilai upacara adat yang dapat mengarah
kepada komersialisasi, timbulnya industri seks, dan sebagainya. Hal ini harus
diwaspadai dengan agar keutuhan dan nilai-nilai budaya tetap diperhatikan.
Kesimpulan
Kita sebagai mahasiswa jurusan usaha
jasa pariwisata harus memajukan dunia kepariwisataan lagi, karena masih banyak
hal yang kurang didalam dunia pariwisata ini yang harus di perbaiki, dan kita
harus selalu menjaga alam yang kita miliki dan jangan sampai merusak destinasi
pariwisata yang ada. Dan untuk wisatawan ataupun
pengunjung yang ingin mengunjungi tempat wisata sebaiknnya jangan sampai
membuang sampah sembarangan dan diharapkan menjaga dan ikut serta merawatnya.
Jangan sampai destinasi wisata yang tadinya bagus jadi jelek karena ulah
tingkah pengunjung yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan panitia atau
sang pengelolanya.
Pemerintah dan masyarakat harus mempunyai hubungan
yang baik untuk kerja sama merawat alam dan destinasi wisata yang terdapat di
sekitar daerahnya tersebut, terutama pemerintah kota dan pemerintah desa harus berinteraksi
langsung kepada masayarakat dan memeberi penyukluhan kepada masarakat tentang
cara-cara melestarikan atau membudi dayakan destinasi wisata yang ada di daerah
tersebut, jangan sampai malah merusak destionasi tersebut karena destinasai
wisata tersebut bisa menimbulkan hal yang positif bagi masyarakat sekitar,
contohnya bias mempekerjakan orang sekitar.
Dan jangan sampai nanti beberapa tahun kemudian anak
dan cucu kita hanya bisa melihatnya dari foto atau hanya dari cerita orang saja
melainkan anak cucu kita juga harus merasakan keindahan alam yang ada di negeri
kita ini. Karena Indonesia adalah Negara yang bagus sekali karena disini apa
saja yang anda mau lihat ada. Maka dari itu jangan sampai kita merusak apa yang
sudah ada. Mari cintai alam negeri kita sendiri. I LOVE INDONESIA.
http://www.academia.edu/4551120/Masalah_pariwisata_di_indonesia_sekarang_ini_sangat_memprihatinkan
http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.co.id/
Muhammad Luthfi
4423143925
Usaha Jasa
Pariwisata 2014 B
luthfimuhammad1107@gmail.com
No comments:
Post a Comment