Pariwisata Budaya di Sumenep
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Penulis dapat meyelesaikan tulisan ini yang berjudul “Pariwisata Budaya di Sumenep” dengan lancar walaupun saya tau tulisan ini jauh dari sempurna.
Didalam tulisan ini dijabarkan dalam beberapa subjudul ,terdiri dari . Pengantar berisi rasa syukur penulis telah menyelesaikan tulisan ini , Pembahasan berisi mulai dari Sejarah kota Sumenep , Accessbility, Accomodation, Attraction hingga kebudayaan sumenep , dan Penutup.
Pembuatan tulisan berjudul “Pariwisata Budaya di Sumenep” mengacu kepada tugas Pemanduan I Wisata Budaya yang dibimbing oleh Bapak Shobirien .
Akhirnya, kepada semua pihak terkait langsung maupun tidak langsung, disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas partisipasi di dalam proses dan tahapan penyusunan tulisan “Pariwisata Budaya di Sumenep” ini.
Tangerang Selatan . 3
Januari 2016
Muhammad Firza Alafiyata
PEMBAHASAN
Sejarah dan Julukan
Sejarah Sumenep bermula dari zaman Singhasari hingga sekarang, Indonesia. Sumenep (bahasa Madura: Songènèb) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa.Ibu kotanya ialah Kota Sumenep.
Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologinya merupakan Bahasa Kawi / Jawa Kuno yang jika diterjemaahkan mempunyai makna sebagai berikut : Kata “Sung” mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah, dan kata “ènèb” yang berarti endapan yang tenang, maka jika diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep (dalam bahasa Madura) mempunyai arti "lembah/cekungan yang tenang". Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular semenjak Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas Jawa, Madura dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam kitab Pararaton tentang penyebutan daerah "Sumenep" pada saat sang Prabu Kertanegara mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik dan pemerintahan) ke Wilayah Sumenep, Madura Timur tahun 1926 M '“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.' Yang artinya : “Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur.”
Sumenep memiliki semboyan "Sumekar", akronim dari "Sumenep Karaton", karena semenjak dahulu wilayah ini terdapat puluhan Keraton/Istana sebagai pusat pemerintahan sang Adipati. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Sumenep mempunyai branding wisata "Sumenep The Heart Purity", julukan tersebut didasarkan pada tingkah pola masyarakatnya yang selalu menjunjung tinggi tata krama serta keramahan kepada setiap tamunya maupun kondisi geografis alamnya yang selalu memberikan keramahan dan kenyamanan bagi setiap wisatawan. Kota Sumenep juga dikenal dengan sebutan Bumi Sumekar, selain itu beberapa pulau di Sumenep juga ada julukannya tersendiri, semisal Kepulauan Kapajang untuk gabungan dari nama Pulau Kangean, Paleat, dan Sepanjang, karena dipulau-pulau inilah taman-taman laut berupa terumbu karang dan kehidupan laut lainnya berkembang layaknya taman nasional Bunaken. Selain itu Pulau Kangean juga lebih dikenal dengan sebutan Pulau Cukir, karena di wilayah inilah fauna khas Sumenep berupa Ayam bekisar banyak dikembangkan.Sekarang hewan unggas ini menjadi maskot Sumenep dan juga Provinsi Jawa Timur.
Iklim di Sumenep
Jika kita berwisata hendak kita harus mengetahui iklim dan cuaca di kota yang akan kita kunjungi dan inilah informasi iklim dan cuacanya :
Kabupaten Sumenep termasuk dalam kategori daerah tropis. Seperti daerah lain di Indonesia, musim hujan di Sumenep dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan di Sumenep adalah 1.479 mm. Berdasarkan data tahun 2011 Temperatur Suhu udara di Sumenep tertinggi terjadi di bulan September - Nopember (31,7 °C). Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius.Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Desember.Rata-rata penyinaran matahari terlama di bulan Agustus dan terendah di bulan Februari.Sedangkan Kecepatan angin di bulan Juli merupakan yang tertinggi dan terendah di bulan Maret.
Bahasa yang digunakan di Sumenep
Bahasa yang digunakan di Kabupaten Sumenep adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, dan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu beberapa daerah di Pulau Sapeken dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, bahasa yang digunakan adalah bahasa bajo, bahasa Mandar, bahasa Makasar dan beberapa bahasa daerah yang berasal dari Sulawesi.Untuk Pulau Kangean bahasa yang digunakan adalah bahasa Madura dialek Kangean.
Karna di Sumenep memakai bahasa dan identik dengan Madura .Bahasa Madura mempunyai system pelafalan yang unik.Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalannya. Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal Tingkatan-tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tingkat yakni :
- Ja’ – iya (sama dengan ngoko)
- Engghi-Enthen (sama dengan Madya)
- Engghi-Bunthen (sama dengan Krama)
Bahasa Madura juga mempunyai
dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah Madura.Di Pulau Madura sendiri
pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti dialek Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, Sumenep dan Kangean.Dialeg yang dijadikan acuan standar Bahasa
Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat
kerajaan dan kebudayaan Madura.
Agama di Sumenep
Agama yang dianut oleh penduduk Kabupaten Sumenep beragam. Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk tahun 2010, penganut Islam berjumlah 1.033.854 jiwa (98,11%), Kristen berjumlah 685 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 478 jiwa (0,27%), Buddha berjumlah 118 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 8 jiwa (0,01%), Kong Hu Cu berjumlah 5 jiwa (0,002%)
Masyarakat Madura masih mempercayai dengan kekuatan magis, dengan melakukan berbagai macam ritual dan ritual tersebut memberikan peranan yang penting dalam pelaksanaan kehidupan masyarakat Madura. Slah satu bentuk kepercayaan terhadap hal yang berbau magis tersebut adalah terhadab bendah pusaka yang berupa keris atau jenis tosan aji dan ada kalanya melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Perekonimian di Sumenep
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep dalam 3 tahun terakhir yang menunjukkan trend positif. Pada tahun 2009 sebesar 4,44 persen, dan pada tahun 2010 sebesar 5,64 persen, dan pada tahun 2011 mencapai 6,24 persen. Dijelaskan, meningkatnya pendapatan per-kapita penduduk Sumenep dalam 3 tahun terakhir. Yakni, pada tahun 2009 sebesar Rp. 9.147.496.000,00, dan pada tahun 2010 mencapai Rp. 10.225.473.000,00, dengan tingkat dan pada tahun 2011 mencapai Rp. 11.419.368.000,00. macam-macamnya didominasi oleh pertanian dan peternakan
Accessbility di Sumenep
Karena letak geografis Kabupaten Sumenep yang terletak di ujung timur Madura dan letaknya yang begitu strategis (dekat dengan pulau Bali) maka untuk menuju wilayah Kebupaten Sumenep disediakan beberapa fasilitas untuk menunjang lancarnya moda transportasi, antara lain :
- Terminal Bus Arya Wiraraja - merupakan terminal bus tipe A terbesar di Sumenep melayani seluruh penumpang dari luar daerah Sumenep.
- Pelabuhan Kalianget - Merupakan sarana transportasi laut yang melayani penumpang dari daratan Sumenep ke wilayah Kepulauan maupun sebaliknya, selain itu juga pelabuhan kalianget melayani jalur transportasi laut Kalianget - Jangkar, Situbondo.
- Bandar Udara Trunojoyo Sumenep - Merupakan Bandara yang berdiri pada tahun 1970an, yang saat ini dalam tahap pengembangan, dan direncanakan pula bahwa pada tahun 2012 mendatang Bandara ini akan beroprasi untuk penerbangan komersil
Accomodation di Sumenep
Sebagai daerah destinasi utama wisata Pulau Madura, di Sumenep, hotel-hotel mulai dibangun.menurut data PHRI Jawa Timur Hotel di Sumenep berjumlah 13 unit. Secara keseluruhan lokasinya berpusat di Kota Sumenep dan Kalianget. Penulis disini memperkecil penjelasan beberapa hotel :
Fasilitas : Kulkas, Air Panas, Spring Bed, KAC, TV plus Breakfast/Sarapan
Luas Kamar : 6 x 5 m (Km/Wc didalam)
Harga/Price : Rp. 225.000,-
Jl. Trunojoyo No. 280 Gedungan Sumenep Madura
Telp. (0328) 665543
Fax. (0328) 672700
Web :http://hotelgarudasmp.blogspot.com
· Hotel Suramadu
TARIF KAMAR
VIP I : RP. 275.000,-
Fasilitas : AC, TV Flat, Welcome Drink, Meja Kerja, Meja Rias, Water Heater, Breakfast
VIP II : Rp. 230.000,-
Fasilitas : AC, TV, Welcome Drink, Meja Rias, Water Heater, Breakfast
Superior : Rp. 200.000,-
Fasilitas : AC, TV, Water Heater, Breakfast
Standart : Rp. 130.000,-
Fasilitas : AC, TV, Breakfast
Jl. Trunojoyo 121 Kolor, Sumenep
Telp : (0328) 671048 – 671062
HP : 087850562888 / 082139355888
Email : hotelsuramadu@ymail.com
Web :http://hotelsuramadu.blogspot.com/
Layanan Publik Bank dan ATM
Industri perbakan di Kabupaten Sumenep sebagian besar beroprasi di Jalan Trunojoyo Sumenep, di jalan utama inilah bank-bank nasional dan daerah membuka kantornya.Beberapa Bank yang ada di wilayah ini antara lain : BNI, BCA,BRI,Bank btpn, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri
Attraction di Sumenep
Wisata Sejarah , Budaya dan Arsitektur
- Museum Keraton Sumenep
- Keraton Sumenep
Gambar 1.2 (https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Labhang_Mesem.jpg) |
- Masjid Agung Sumenep
Gambar 1.3 (https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Mesjid_Agung_Sumenep.jpg) |
Masjid jamik
Panembahan Somala atau lebih dikenal dengan sebutan Masjid Jamik Sumenep
merupakan salah satu bangunan 10 masjid tertua dan mempunyai arsitektur yang
khas di Nusantara.Masjid Jamik Sumenep saat ini telah menjadi salah satu
landmark di Pulau Madura. Dibangun Pada pemerintahan Panembahan Somala,
Penguasa Negeri Sungenep XXXI, dibangun setelah pembangunan Kompleks Keraton
Sumenep, dengan arsitek yang sama yakni Lauw Piango.
Arsitektur bangunan masjid sendiri, secara garis besar banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura, salah satunya pada pintu gerbang pintu masuk utama masjid yang corak arsitekturnya bernuansa kebudayaan Tiongkok. Untuk Bangunan utama masjid secara keseluruhan terpengaruh budaya Jawa pada bagian atapnya dan budaya Madura pada pewarnaan pintu utama dan jendela masjid, sedangkan interior masjid lebih cenderung bernuansa kebudayaan Tiongkok pada bagian mihrab.
Masjid ini juga
dilengkapi minaret yang desain arsitekturnya terpengaruh kebudayaan Portugis,
minaretnya mempunyai tinggi 50 meter terdapat di sebelah barat masjid, dibangun
pada pemerintahan Kanjeng Pangeran Aria
Pratingkusuma.Di kanan dan kiri pagar utama yang masif juga terdapat bangunan berbentuk kubah. Pada Masa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Aria Prabuwinata pagar utama yang cenderung masif dan tertutup, di mana semula dimaksudkan untuk menjaga ketenangan jema'ah dalam menjalankan ibadah diubah total berganti pagar besi.
Pratingkusuma.Di kanan dan kiri pagar utama yang masif juga terdapat bangunan berbentuk kubah. Pada Masa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Aria Prabuwinata pagar utama yang cenderung masif dan tertutup, di mana semula dimaksudkan untuk menjaga ketenangan jema'ah dalam menjalankan ibadah diubah total berganti pagar besi.
Untuk Halaman
Masjidnya sendiri terdapat pohon sawo (Bahasa Madura: Sabu) dan juga pohon
tanjung. Dimana kedua pohon tersebut konon merupakan penghias utama halaman
masjid karena dipercaya mempunyai makna filosofi sebagai berikut:
- Sabu adalah penyatuan kata sa dan bu, sa mempunyai maksud shalat dan bu mempunyai maksud ja' bu-ambu
- Tanjung adalah penyatuan kata ta dan jung, ta mempunyai maksud tandha, dan jung mempunyai maksud ajhunjhung
- dan Masjid sendiri bermakna pusat kegiatan dalam mensyiarakan agama Allah.
Jadi apabila
dijabarkan kesemuanya mengadung maksud dan harapan sebagai berikut :
Shalat ja'
bu-ambu, tandha ajhunjhung tenggi kegiatan agama Allah artinya : Shalat lima
waktu janganlah ditinggalkan, sebagai tanda menjunjung tinggi agama Allah.
Interior Ukiran
jawa dalam pengaruh berbagai budaya menghiasai 10 jendela dan 9 pintu
besarnya.Bila diperhatikan ukiran di pintu utama masjid ini dipengaruhi budaya
China, dengan penggunaan warna warna cerah. Disamping pintu depan mesjid
sumenep terdapat jam duduk ukuran besar bermerk Jonghans, di atas pintu
tersebut terdapat prasasti beraksara arab dan jawa.
Di dalam mesjid
terdapat 13 pilar yang begitu besar yang mengartikan rukun solat.Bagian luar
terdapat 20 pilar.Dan 2 tempat khotbah yang begitu indah dan di atas tempat
Khotbah tersebut terdapat sebuah pedang yang berasal dari Irak.Awalnya pedang
tersebut terdapat 2 buah namun salah satunya hilang dan tidak pernah kembali.
Filosofi Pintu Gerbang Utama Masjid
Masjid jamik dan
sekelilingnya memakai pagar tembok dengan pintu gerbang berbentuk gapura.Pintu
Masjid Jamik berebentuk gapura asal kata dari bahasa arab "ghafura"
yang artinya tempat pengampunan". Gapura ini syarat akan ornamen yang
mempunyai banyak filosofi sebagai salah satu harapan dari sang Panembahan
kepada rakyatnya ketika menjalankan ibadah.
Di atas gapura
akan kita temui ornamen berbentuk dua lubang tanpa penutup, keduanya diibaratkan
dua mata manusia yang sedang melihat. Lalu di atasnya juga terdapat ornamen
segilima memanjang ketaatas, diibaratkan sebagai manusia yang sedang duduk
dengan rapi menghadap arah kiblat dan dipisahkan oleh sebuah pintu masuk keluar
masjid, yang mengisyaratkan bahwa apabila masuk atau keluar masjid harus
memakai tatakrama dan harus meliha jangan sampai memisahkan kedua orang jema'ah
yang sedang duduk bersama dan ketika imam masjid keluar menuju mimbar janganlah
berjalan melangkahi leher seseorang.
Dikanan kiri
gapura juga terdapat dua pintu berbentuk lengkung, keduanya mengibaratkan
sebagai kedua telinga manusia.dimaksudkan agar para jema'ah masjid ketika
dikumandangkannya adzan, bacaan alquran, ataupun disampaikannya khotbah
haraplah bersikap bijak untuk tidak berbicara dan mendengarkannya dengan
seksama. Disekeliling gapura juga terdapat ornamen rantai, hal ini dimaksudkan
agar kaum muslim haruslah menjaga ikatan ukuwah islamiyah agar tidak bercerai
berai.
- Kota Tua Kalianget
Gambar 1.4 ( https://sumeneptravel.files.wordpress.com/2012/12/kota-tua-kalianget.jpg) |
Kalianget di
kembangkan menjadi kota dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan
merupakan bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura. Pelabuhan tertua di
Sumenep adalah pelabuhan Kertasada, lataknya sekitar 10 km dari pusat kota
Sumenep. Ketika Sumenep jatuh ke tangan VOC pada tahun 1705, VOC mulai membangun
sebuah benteng yang terletak di Kalianget barat, namun dikarenakan posisinya
yang kurang strategis dan berbatasan langsung dengan laut selat Madura, Benteng
tersebut urung dibangun, maka oleh masyarakat sekitar daerah tersebut dikenal
dengan nama "Loji Kantang" .
Kongsi dagang
tersebut tak kehilangan akal, akhirnya pihak VOC pun membangun Benteng di
daerah Kalimo'ok dikarenakan lokasinya yang cenderung tinggi dari lingkungan
sekitar. Benteng tersebut dibangun pada tahun 1785.Seiring dengan dibangunnya
daerah pertahanan tersebut, pemukiman-pemukiman orang Eropa mulai menyebar di
daerah Marengan dan Pabean, hal tersebut bisa kita lihat pada model
arsitektural bangunannya yang cenderung terpengaruh kebudayaan
indisch.Kebudayaan Indisch di Indonesia berkembang pada abad 17-18.
Setelah kongsi
dagang VOC dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan
dari kongsi dagang tersebut dalam berbagai hal termasuk juga dalam pengelolaan
lahan Pegaraman yang ada di Sumenep.Untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik
pemerintah Hindia-Belanda di Sumenep, maka pada tahun 1899, pihak pemerintah
membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia.Disinilah berbagai
fasilitas pendukung industri tersebut dibangun, tak hanya bangunan pabrik, fasilitas
Listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Lapangan Tenis, Kolam renang, Bioskop,
Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai tersebar di
kawasan ini.hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah Hindia - Belanda kala itu
dengan kuatnya memonopoli hasil garam yang ada di Madura.
- Rumah Adat Tradisional Madura Tanean Lanjhang
Gambar 1.5 (http://video.stats.kompas.com/data/2013video/media/video/2014/04/04/p18klo727498f12lh1bj611ahaqh1_exo_eps_6_seg_2/image/preview_780x445_p18klo727498f12lh1bj611ahaqh1_exo_eps_6_seg_2.jpg) |
Tanean Lanjhang adalah permukiman tradisional Madura adalah suatu kumpulan rumah yang terdiri atas keluargakeluarga yang mengikatnya.Letaknya sangat berdekatan dengan lahan garapan, mata air atau sungai.Antara permukiman dengan lahan garapan hanya dibatasi tanaman hidup atau peninggian tanah yang disebut galengan atau tabun, sehingga masing-masing kelompok menjadi terpisah oleh lahan garapannya. Satu kelompok rumah terdiri atas 2 sampai 10 rumah, atau dihuni sepuluh keluarga yaitu keluarga batih yang terdiri dari orang tua, anak, cucu, cicit dan seterusnya. Jadi hubungan keluarga kandung merupakan ciri khas dari kelompok ini.
Susunan rumah
disusun berdasarkan hirarki dalam keluarga.Barat-timur adalah arah yang
menunjukan urutan tua muda.Sistem yang demikian mengakibatkan ikatan
kekeluargaan menjadi sangat erat.Sedangkan hubungan antar kelompok sangat
renggang karena letak permukiman yang menyebar dan terpisah.Ketergantungan
keluarga tertentu pada lahan masing masing.Di ujung paling barat terletak
langgar.Bagian utara merupakan kelompok rumah yang tersusun sesuai hirarki
keluarga.Susunan barat-timur terletak rumah orang tua, anak-anak, cucucucu, dan
cicit-cicit dari keturunan perempuan.Kelompok keluarga yang demikian yang
disebut koren atau rumpun bambu.Istilah ini sangat cocok karena satu koren
berarti satu keluarga inti.
Terbentuknya
permukiman tradisional Madura diawali dengan sebuah rumah induk yang disebut
dengan tonghuh.Tonghuh adalah rumah cikal bakal atau leluhur suatu
keluarga.Tonghuh dilengkapi dengan langgar, kandang, dan dapur. Apabila sebuah
keluarga memiliki anak yang berumah tangga, khususnya anak perempuan, maka
orang tua akan atau bahkan ada keharusan untuk membuatkan rumah bagi anak
perempuan. Penempatan rumah untuk anak perempuan berada pada posisi di sebelah
timurnya. Kelompok pemukiman yang demikian disebut pamengkang, demikian juga
bila generasi berikutnya telah menempati maka akan terbentuk koren dan sampai
tanean lanjang. Susunan demikian terus menerus berkembang dari masa ke masa.
Apabila susunan
ini terlalu panjang maka susunan berubah menjadi berhadapan.Urutan susunan
rumah tetap dimulai dari ujung barat kemudian berakhir di ujung
timur.Pertimbangan ini dikaitkan dengan terbatasnya lahan garapan, sehingga
sebisa mungkin tidak mengurangi lahan garapan yang ada.Jadi, untuk melacak satu
alur keturunan dapat dilacak melalui susunan penghuni rumahnya.Generasi
terpanjang dapat dilihat sampai dengan 5 generasi yaitu di tanean
lanjang.Posisi tonghuh selalu ada di ujung barat sesudah langgar.Langgar selalu
berada di ujung barat sebagai akhiran masa bangunan yang ada.Susunan rumah
tersebut selalu berorientasi utara-selatan.halaman di tengah inilah yang
disebut tanean lanjhang.
Benteng VOC
(Vereenigde Oostindische Compagnie) Kalimo'ok adalah salah satu bangunan cagar
budaya yang dilindungi oleh BP3 Trowulan Jawa Timur.Benteng ini merupakan
satu-satunya bangunan benteng yang ada di Pulau Madura. Posisi benteng ini
berada jauh dari Pelabuhan Kalianget dan juga pusat kota, kira-kira 4 Km dari
pelabuhan Kalianget dan 7 Km dari keraton Sumenep, Atau 1 Km dari Bandar Udara
Trunojoyo
Sejarah
pembangunannya Sebagai daerah transit dengan bandar terbesar di Pulau Madura,
Perairan Kalianget selalu ramai dilalui kapal-kapal dagang besar yang akan
berlabuh ke perairan Indonesia Timur, membuat pihak kongsi dagang untuk Hindia
Belanda "VOC" kala itu, membangun sistem pengamanan untuk wilayah
Sumenep guna menghindari serangan-serangan dari luar.
Tercatat dalam
sejarahnya VOC pernah membangun dua buah benteng di Sumenep, benteng yang
pertama dibangun di desa Kalianget barat kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep
namun, pembangunan benteng tersebut kurang sempurna dan lokasinya juga berada
pada tempat yang kurang strategis, sehingga dalam kenyataannya benteng ini
hanya digunakan sebagai gudang perdagangan kala itu. oleh karena itu bekas
benteng tersebut oleh masyarakat sekitar dikenal dengan sebutan "Loji
Kanthang" atau "Jikanthang".
Kemudian pada
tahun 1785, VOC membangun lagi sebuah benteng di Dusun Bara’ Lorong Desa
Kalimo’ok Kecamatan Kalianget, kira-kira 500 m sebelah utara Kali
Marengan.Ketika tahun 1811 Inggris datang ke Indonesia untuk merebutnya dari
tangan Belanda, sehingga Gouverneur Generaal J. W. Jansen kalah perang lalu
mundur ke Semarang untuk melawan Ingris disana. Pangeran Notonegoro cepat
membantu dengan membawa 1000 orang prajurit barisan keraton, sesampainya di
Semarang tidak jadi berperang karena Belanda menyatakan takluk pada Ingris
dibawah pimpinan Thomas Stamford Bingley Raffles. Oleh Thomas Stamford Bingley
Raffles, Pangeran Natanegara disuruh kembali ke Sumenep dengan diiring oleh
seorang Kapiten dan 100 orang serdadu Inggris.
Ketika Pangeran
Natanegara berada di Semarang, tentara Ingris masuk ke Sumenep melalui perairan
Kalianget, dan disambut perang oleh Patih kerajaan. Ki Mangundireja. Ternyata
Ki Mangundireja tewas ditembak tentara Ingris di Loji/benteng tersebut bersama
tiga orang menteri kerajaan beserta 70 orang Prajurit.Kemudian oleh
orang Sumenep dibuat ‘parèbhâsan’ / peribahasa : “jimbrit baceng kamarong
kellana marongghi – Ingris ḍateng Kè Mangon matè è lojhi” artinya Ingris datang
Ki Mangun Mati di Loji.
Arsitektur
bangunan Benteng Kalimo’ok berdiri di atas tanah seluas 15.000 m2, panjang 150
m, lebar 100 m dengan tinggi tembok kurang lebih 3 m dalam kondisi saat ini
rusak dan tidak terawat. Benteng Sumenep mempunyai area persegi dengan empat
bastion dengan lebar 5 meter.Pada setiap sudutnya selain itu di benteng ini
juga diasramakan sekitar 25 – 30 tentara di bawah pimpinan seorang
Letnan.Benteng Kalimo’ok Sumenep dibangun dari bata dengan dua pintu masuk,
masing-masing ada di sisi utara dan sisi selatan.
Selain itu juga
sekitar 300 meter sebelah barat dari benteng ini juga ada sebuah pemakaman
orang-orang Belanda / Kherkoop. Sayang, kondisinya sama tidak terawatnya dengan
kondisi benteng saat ini.
Wisata
Religi/Ziarah
- Asta Karang Sabu merupakan kompleks pemakaman keluarga Raja / Adipati Sumenep yang memerintah pada abad 15 yaitu Pangeran Ario kanduruan, Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. di daerah karang sabu inilah dia memimpin pemerintah Sumenep pada saat itu.
- Kompleks pemakaman Asta Tinggi Sumenep merupakan kompleks pemakaman Raja-Raja Sumenep yang dibangun pada tahun 1644 M. terletak di daerah dataran Tinggi Kebon Agung Sumenep.
- Asta Yusuf merupakan salah satu makam penyebar agama islam di Pulau Talango, makam tersebut ditemukan oleh Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat ketika betolak menuju Bali pada tahun 1212 hijriah (1791),
- Asta Katandur merupakan salah satu makam penyebar agama islam di Sumenep, Pangeran Katandur yang juga salah satu tokoh yang ahli dalam bidang pertanian dan menurut berbagai sumber, Pangeran Katandur juga merupakan pencipta tradisi kerapan sapi,
- Makam Pangeran Panembahan Joharsari yang merupakan salah satu Adipati Sumenep V yang pertama kali memeluk Agama islam di Bluto.
Wisata
Alam
- Pantai Lombang
Salah satu pantai yang terletak di kabupaten Sumenep, Madura. Pantai ini tepatnya terletakdi sebelah timur Sumenep, kira-kira 25km dari Kota Sumenep tepatnya di Kecamatan Batang-Batang. Pantai Lombang merupakan salah satu wisata alam unggulan di Bumi Sumekar. Di pantai ini, selain deburan ombak yang cukup tenang dan pasir putih yang sangat halus, para pengunjung juga akan disuguhi dengan rimbunnya pohon cemara udang yang berjajar mengikuti garis bibir pantai.
- Pantai Slopeng
Gambar 1.8 (http://indonesiaexplorer.net/wp-content/uploads/2013/09/Pantai-Slopeng.jpg) |
Ciri khas pantai Pantai Slopeng memiliki hamparan
pasir yang membentang sepanjang 6 km. Pasir-pasir putih tersebut menjadi daya
tarik bagi wisatawan untuk bersantai di tepian pantai.Uniknya, tidak hanya
hamparan pasir putih, tetapi pasir putih di pantainya menggunung.Anda bisa
bermain pasir sepuasnya di sini.
Suasana tenang dan nyaman akan Anda dapatkan. Dengan
lambaian pohon-pohon kelapa, nuansa pantai yang khas sangat terasa.Puas
bersantai, saatnya bermain air.Air laut di Pantai Slopeng berwarna jernih dan
bersih.
Arus lautnya pun cukup tenang, jadi tak perlu takut
diterpa arus yang kuat.Anda dapat menikmati lautan yang biru dengan pemandangan
langit yang luas. Dengan tenangnya suasana, Anda akan betah berlama-lama
menikmati pantainya.
Pesona Pantai Slopeng akan bertambah saat senja
tiba. Ada sunset yang berwarna keemasan menyinari hamparan pasir putihnya.
Bayangan Anda akan terlihat jelas saat berdiri di pantainya dengan disinari
cahaya sang senja yang tenggelam. Pemandangan ini harus diabadikan dalam
kamera.
Fasilitas Untuk menunjang aktifitas kepariwisataan
di lokasi ini, Pemkab Sumenep telah membangun beberapa fasilitas penunjang
pantai, seperti Kantor, Kamar Bilas, Gazebo, Panggung Hiburan, Pesangrahan,
Taman Bermain, dan juga terdapat pohon cemara yang sangat indah, dengan bukit
pasirnya yang tinggi membuat panorama pantai slopeng begitu diminati oleh para
pengunjung wisatawan.
Untuk
menuju Pantai yang satu ini para wisatawan bisa melewati beberapa akses jalan
pantai Utara Kab.Sumenep.Akses tersebut bisa dilalui dari Pantai Lombang -
Legung - Pantai Slopeng lewat jalan by pass yang sedang dibangun oleh
pemerintah.atau bisa juga bisa melalui jalur Sumenep - Ambunten - Pantai
Slopeng.
PENUTUP
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam tulisan ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan tulisan ini.Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya tulisan ini.Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.Amin.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep Diakses pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.00 WIB
http://wisatasumenep.com/hotel-penginapan/page/2/Diakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.00 WIB
http://hotelsuramadu.blogspot.co.id/Diakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.15 WIB
http://agvnk.blogspot.co.id/2012/07/daftar-hotel-dan-penginapan-di-sumenep.htmlDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.15 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Jamik_SumenepDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.30 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_KaliangetDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.30 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanean_LanjhangDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.30 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Benteng_VOC_Kalimo%27okDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.30 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_LombangDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.35 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_SlopengDiakses
pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 20.35 WIB
Tulisan ini sangat bermanfaat, karena sebagai rakyat Indonesia kita harus bangga dengan ragam budaya serta adat yg kita miliki, oleh karena itu kita harus menjaga serta menghormati adat istiadat yang ada, dan perlu adanya publikasi yg positif agar masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri, bisa mengenali budaya yg dimiliki oleh negara Indonesia contohnya seperti tulisan ini.
ReplyDeleteTq gan atas informasinya sangat membantu untuk saya
ReplyDeleteBerkah dah hidup ente kasih info yang ajibbb buat traveller
ReplyDeletethanks nih jadi ada info sebelum traveling kesana.
ReplyDeletemakasih infonya,terus berkarya yah gan
ReplyDeleteKeep writing~ Yang satu ini keren gan ane udah pernah kesana ;D
ReplyDeleteI enjoy reading this history <3
ReplyDeleteWooow..
ReplyDeleteinfo nya bermanfaat bgt...jd tau deh
makasih infonya kak, saya jadi lebih tau daerah yang bisa dikunjungin buat libur
ReplyDeleteIndonesia khususnya pulau Jawa, selain terkenal dengan keramahannya, banyak juga tempat-tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk dikunjungi. Baru tau ada kota Sumenep yang menarik di Jawa Timur dan ada pantai juga yang pastinya masih asri. Semoga bisa kesana kapan-kapan mengunjungi langsung daerahnya!
ReplyDeleteJadi pengen kesana
ReplyDelete