Sunday, January 3, 2016

tugas-4 wisata budaya di pulau jawa



Wisata Budaya di Banyumas

Hollaaa…pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang salah satu kota yang berada di pulau jawa, yaitu Banyumas. Walau penulisan ini jauh dari sempurna, tetapi kiranya mampu menjelaskan setiap informasi dengan jelas. Selamat membaca! ;)


Moto: Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Semboyan: Banyumas SATRIA (Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, dan Aman)
Koordinat: 7°25'26.85"S - 109°13'48.59"T
Dasar hukum: UU No. 13/1950
Simbol khas daerah
-   Flora resmi: Nagasari
-   Fauna resmi: Burung Trocokan
-   Situs web: www.banyumaskab.go.id

Kabupaten Banyumas adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah.Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa (dialek Mataraman). Masyarakat dari bahasa dan daerah lain kerap menjuluki "bahasa ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeda dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop).
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif. Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4° C - 30,9° C.

Kabupaten Banyumas terdiri atas 27 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 301 desa dan 30 kelurahan. Ibukota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, dimana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas. Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpyuh.

Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap. Angkutan umum bis antarkota di antaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo.

Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api lintas selatan Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya. Stasiun Purwokerto merupakan stasiun paling besar di wilayah Jawa Tengah bagian barat. Di antara kereta api yang melintasi Purwokerto adalah: Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng - Malang), Argo Lawu (Jakarta Gambir-Solo Balapan), Senja Utama dan Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Purwojaya (Jakarta Gambir-Cilacap).

Budaya Banyumas memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa. Diantaranya seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara yaitu:
1.                 Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
2.                        Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan.Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.

Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:
1.    Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
2. Kenthongan (tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret.Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
3. Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
4. bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.

Lalu, ada tarian khas Banyumasan diantaranya adalah:
1.  Lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor).Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
2. Sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, dimana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
3.   Aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
4. Angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, dimana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
5.  Aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
6.  Buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi oleh alat musik.
7. Beg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.

Dan berikut ini beberapa objek wisata budaya yang ada di Kota Kabupaten Banyumas yang dapat dikunjungi, yaitu:

1.                        Alun-alun Kota Lama Banyumas
Alun-alun terletak 18 km ke arah selatan Alun-alun dari Purwokerto.Alun-alun merupakan salah satu penanda pusat pemerintahan di Jawa, selain Pendopo Kabupaten dan Masjid Agung.Di sebelah barat Alun-alun terdapat Masjid Nur Sulaiman, di utara adalah Pendopo Duplikat Si Panji, dan sebelah timur adalah Lembaga Pemasyarakat Banyumas.Biasanya di pinggir dan tengah kompleks Alun-alun ditanami pohon beringin yang melambangkan pengayoman kepada rakyat.

2.                        Kompleks Duplikat Si Panji
Sebelum tahun 1937, di kompleks inilah Pemerintahan Kabupaten Banyumas dipusatkan. Kemudian dengan digabungkannya Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purwokerto pada 1936, maka atas prakarsa Bupati Banyumas ke 19 yaitu R.A.A. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950), Pendopo Si Panji (yang dahulunya berada di Kota Lama Banyumas) pada bulan Januari 1937 dipindahkan ke ibukota Kabupaten Banyumas di Purwokerto, dan diresmikan pada 7 Januari 1937. Maka kota lama Banyumas hanya menjadi ibukota Kawedanan Banyumas, dan sekarang menjadi ibukota Kecamatan Banyumas. Untuk mengingatkan bahwa dulunya merupakan ibukota Kabupaten Banyumas dan lokasi beradanya Pendopo Si Panji, maka dibangunlah Pendopo Duplikat Si Panji.

3.                        Museum Wayang Banyumas
Terletak di bagian depan kompleks Pendopo Duplikat Si Panji. Museum ini pada mulanya adalah tempat paseban (untuk menghadap) Bupati Banyumas. Dibangun menjadi musem wayang Banyumas pada tahun 1982 dan diresmikan pada 31 Desember 1982 oleh Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi). Buka pada jam kerja mulai jam 08.00. Koleksi yang ada meliputi: wayang kulit gagrak/gaya Jogjakarta, Banyumas (kuno, peralihan, sekarang), wayang krucil, wayang golek purwa, wayang golek menak, wayang kidang kencana, wayang kancil, wayang dupara, wayang beber, wayang suket, wayang suluh, wayang Bali (akan), wayang Jawa Timuran (akan), benda arkeologi, tosan aji/pusaka-pusaka, lukisan Bupati-bupati Banyumas, gamelan slendro kuno, calung Banyumas, foto Banyumas tempo dulu.

4.                        Masjid Nur Sulaiman
Masjid ini terletak di sebelah barat Alun-alun kota lama Banyumas. Masjid Nur Sulaiman berdiri pada tahun 1725, semasa Bupati Banyumas ke VII Adipati Yudonegoro II (1708-1743), bersamaan dengan dipindahkannya ibukota Kabupaten Banyumas dari Karangkamal (sekarang Kalisube) ke timur, yaitu Grumbul Gegenduren, sekaligus dibangunnya Pendopo Kabupaten Banyumas yang terkenal dengan nama Pendopo Si Panji. Masjid Nur Sulaiman didirikan oleh Kyai Nur Sulaiman dari Gumelem dengan diarsiteki oleh Kyai Nur Daiman dari Gumelem juga.Beberapa peninggalan yang masih asli misalnya bedug, mimbar, sumur, sakaguru, dan sebagian tembok.

5.                        Komples Makam Bupati Banyumas Di Dawuhan
Komplek ini terletak 5 km ke arah barat alun-alun Kecamatan Banyumas dan masuk wilayah Desa Dawuhan.Kompleks makam Bupati-Bupati Banyumas ini merupakan lokasi rutin kegiatan ziarah dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Banyumas setiap tahunnya. Kegiatan ziarah ini menandakan salah satu wujud penghargaan kita kepada para leluhur Banyumas dengan cara mendoakan dan melakukan ziarah ke makam leluhur, sehingga juga diharapkan mampu mengenang jasa leluhur dan meneladani sikap dan watak satria para leluhur, misalnya watak satria R. Joko Kaiman yang berkenan membagi empat Kabupaten Wirasaba, yang sebenarnya sudah dikuasakan kepada beliau, kepada saudara-saudara iparnya. Dengan demikian, Kabupaten/Kadipaten Banyumas berdiri atas dasar watak satria, watak Banyumas.

6.                        Makam Kyai Mranggi Semu di Kejawar
Terletak 5 km ke arah selatan Alun-alun Kecamatan Banyumas.Desa Kejawar merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Banyumas.Di desa inilah, R. Joko Kahiman dibesarkan oleh paman dan bibinya (Rara Ngaisah), Kyai dan Nyai Mranggi Semu. Hal ini karena ayahanda R. Joko Kahiman (R. Banyaksosro) meninggal pada usia muda, sedangkan R. Joko Kahiman masih kecil. Kyai Mranggi Semu merupakan pembuat warangka keris. Terkait masa kecil dan dididiknya R. Joko Kahiman di Kejawar ini, maka tidak berlebihan kalau dikatakan Kyai dan Nyai Mranggi Semu sangat besar jasanya dalam menggembleng seorang satria Banyumas yang nantinya akan dikenal karena kebesaran hatinya membagi empat Kadipaten Wirasaba sehingga disebut Adipati Mrapat, Adipati Warga Utama II, Adipati Banyumas I.
Maksud diadakannya artikel tentang Kyai dan Nyai Mranggi Semu Kejawar ini, tidak lain semoga bisa sebagai salah satu cara menggugah rasa hormat dan penghargaan kepada para leluhur Banyumas, tidak hanya pemerintah serta pemerhati sejarah dan budaya, namun masyarakat Banyumas umumnya. Hormat dan menghargai leluhur bisa dengan banyak cara, silakan disesuaikan dengan kondisi masing-masing, penuh kesungguhan dan rasa saling menghargai serta kerjasama dengan semua elemen masyarakat Banyumas.

7.                        Makam Nyai Mranggi di Binangun
Makam ini terletak 10 km ke arah barat Alun-alun Kecamatan Banyumas, atau 5 km ke arah barat Kompleks Makam Bupati Banyumas di Dawuhan.Makam Nyai Mranggi (Rara Ngaisah) ini terletak di Grumbul Wanasepi, Binangun, di atas bukit, di tengah rerindangan pohon (dahulu di tengah hutan, sehingga ada yang mengatakan Karangtengah, karena berada di atas bukit yang dikelilingi hutan). Rara Ngaisah, atau lebih dikenal sebagai Nyai Mranggi, adalah adik kandung R. Banyaksosro (ayahanda R. Joko Kahiman). Menurut cerita, setelah Kyai Mranggi Semu di Kejawar meninggal dunia, maka Nyai Mranggi mengembara di berbagai daerah sekitar Kecamatan Banyumas (kini), sampai tiba di Grumbul Wanasepi, Desa Binangun, di mana beliau meninggal dunia dan dimakamkan. Ada yang mengatakan bahwa Nyai Mranggi ini moksa (menghilang badan bersama jiwanya), sehingga di atas bukit tersebut adalah petilasan di mana Nyai Mranggi moksa.
Maksud diadakannya artikel tentang Kyai dan Nyai Mranggi Semu Kejawar ini, tidak lain semoga bisa sebagai salah satu cara menggugah rasa hormat dan penghargaan kepada para leluhur Banyumas, tidak hanya pemerintah serta pemerhati sejarah dan budaya, namun masyarakat Banyumas umumnya.

8.                        Masjid Nur Sulaiman
Masjid Nur Sulaiman Banyumas dibangun tahun 1755 pada masa pemerintahan Adipati Banyumas Yoedanegara II dan diarsiteki oleh Bapak Nur Daiman Demang Gumelem I sekaligus sebagai Penghulu Masjid yang pertama. Sebagaimana konsep tata letak bangunan pada masa pemerintahan kerajaan di Jawa, posisi masjid selalu berada di sebelah barat alun-alun sebagai simbol kebaikan, berseberangan dengan letak penjara sebagai symbol kejahatan di sebelah timur alun-alun.
Secara administrasi Masjid ini berada dalam wilayah Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas kurang lebih 25 km dari kota Purwokerto.Karena tidak adanya sumber tertulis yang pasti, menurut penuturan juru Pelihara Benda Cagar Budaya Masjid Nur Sulaiman bapak Djoni M. Faried, nama Nur Sulaiman berasal dari nama Nur Daiman.




Masjid ini di bangun di atas tanah seluas 4.950 m2, ruang utama: 22 x 15.5 m , tinggi bangunan: 14.5 m, Ruang serambi: 11 x 22 m , Ruang mihrab: 4 x 2.2 m, tinggi 5.9m, Mimbar: 2.2 x 1.2m, duwure 1.67 m, Maksura: 2.3 x 2.3 m
Masjid Nur Sulaiman memiliki ciri khusus dan keunikan antara lain:
-   Denah bujur sangkar
-   Ada serambi
-   Batur tinggi
-   Pintu utama di sebelah timur
-   Mimbar berbentuk tandu
-   Terdapat Maksura ( tempat Shalat khusus penguasa)
-   Mihrab (ruang imam) ialah tajug susun 2 dilengkapi mahkota berbentuk mirip gada.
-   4 pilar utama (saka guru)
-   12 pilar pendukung (saka pengarak)

9.                    Taman Kota Banyumas
Pembangunan kota sering lebih banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan oleh sarana dan prasarana yang ada. Gejala pembangunan kota pada masa yang lalu mempunyai kecenderungan untuk meminimalkan ruang terbuka hijau dan juga menghilangkan wajahalam. Lahan-lahan bertumbuhan banyak dialih-fungsikan menjadi pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi, industri dan lain-lain.

10.                    Museum Wayang Sendang Mas



Museum Wayang Sendang Mas adalah museum wayang yang terletak di kota Banyumas. Didirikan pada tanggal 31 Desember 1983 dan sekarang dikelola oleh Yayasan Seni Budaya Sendang Mas. Koleksi utamanya adalah wayang-wayang dalam gagrak Banyumasan, terutama sekali tokoh Bawor yang hanya ada dalam wayang Banyumasan.Selain itu terdapat koleksi benda-benda purbakala yang ditemukan di sekitar kabupaten Banyumas. Nama Sendang Mas sendiri merupakan akronim dari Seni Pedalangan Banyumas.

Nah, itulah beberapa informasi tentang Banyumas dan informasi tentang destinasi wisata budaya yang terdapat disana. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca blog ini. Mohon maaf bila banyak kesalahan dalam penulisan, saran dan kritik sangat bermanfaat sekali. Terima kasih J



Daftar Pustaka:

Berlana Indah Renata
4423143960
UJP 2014 (B)
berlianaindah1@gmail.com
facebook/path : Berliana Indah Renata
ig/skype : berlianair


5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Info yang berguna demi kemajuan pariwisata Banyumas. Saya yang tinggal di Purwokerto merasa senang daerah ini dipromosikan. Terimakasih atas postingannya.

    ReplyDelete
  3. referensi banget nih, thanks informasinya.

    ReplyDelete
  4. Terima kasih atas explorasinya di Banyumas, sangat bermanfaat. Dapat informasi baru lagi.

    ReplyDelete
  5. menarik sekali utk rencana liburan bersama keluarga, trims utk infonya:)

    ReplyDelete