KAMPUNG
KOREA DAN BENTENG TERLUAS SEDUNIA
DI
PULAU BUTON
Saya bangga menjadi
bangsa Indonesia yang memilki banyak kekayaan alam dan budaya yang beraneka
ragam.Mulai dari sabang sampai merauke semua lengkap dengan keberagaman mulai
dari budaya sampai flora dan fauna.Jika dibandingkan dengan kekayaan alam di
luar negri sana, Indonesia tidak kalah menarik,bahkan mungkin kekayaan
Indonesia lebih menarik dan luar biasa.
Pariwisata
Indonesia dianggap sangat menarik karenamempunyai sesuatu hal yang membedakan
pariwisata Indonesia dengan pariwisata dinegara lainnya yaitu keragaman budaya
yang dimiliki oleh Indonesia.Indonesia memiliki keragaman dalam hal adat
istidat, tarian adat, makanan khas, pakaian adat, rumah adat, sampai bahasa.Ini
merupakan keunikan yang dimilikioleh Indonesia yang harus kita jaga kelestarian
agar tidak hilang dan tergeser dengan kebudayaan baru yang datang. Kebudayan
merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Seperti yang terdapat
disebuah wilayah di Sulawesi Tenggara tepatnya diPulau Buton. Terdapat sebuah
kampung dengan kebudayaan yang sangat unik yaitu menggunakan huruf haenggul/ alphabet
korea.
Tahukah
kita bahwa sebuah etnis kecil di Pulau Buton punya nama yang sangat harum di
negri Korea Selatan ?tahukah kita bahwa bangsa korea begitu peduli dengan
keberadaan suatu etnis di Tanah Air kita? Nama etnis tersebut adalah etnis CIA
CIA.Suatu etnis besar yang ada dikota Bau-Bau, yang terletak dipulau Buton, Sulawesi
Tenggara. Pada masa lalu , etnis ini adalah bagian dari keragaman etnis dibawah
pemerintahan kasultanan Buton. Kini etnis ini banyak menjadi buah bibir di
Korea karena keberaniannya untuk mengadopsi huruf Hangeul –huruf khas Korea untuk
menuturkan bahasa cia cia. Pemerintah kota Bau-Bau bekerja sama dengan
Hunminjeongeum Research Institute – Lembaga Riset Bahasa Korea-telah menyusun
bahan ajar kurikulum muatan lokal menegenai bahasa cia-cia dengan huruf korea. Huruf ini dipelajari
disemua tingkatan pendidikan , mulai dari sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA) . ini sangat menarik bukan ? ini menunjukkan bagaimana
respond adaptasi lokal terhadap globalisasi.
Nama jalan disana
dibawahnya terdapat huruf korea, seperti gambar diatas
Sejak
beberapa tahun terakhir ini, namacia cia popular di Negri Cina. Banyak jurnalis
Korea dan Jepang yang khusus datang
meliput di Bau-Bau. Beberapa media internasional ikut meliput antusiame warga
Cia-Cia yang mempelajari Karakter huruf korea.
Beberapa
siswa, guru, masyarakat cia-cia, serta pemerintahan kota (Pemkot) Bau-Bau diundang Langsung Ke Korea. Bersama
walikota Bau-Bau Amirul Tamim, mereka mendemostrasikan kemampuan menuliskan
huruf Hanggeul untuk bahasa Cia-Cia. Bahkan beberapa guru dari korea
didatangkan langsung ke Bau-Bau untuk mengajarkan huruf Haenggul. Mereka menyempurnakan kurikulum
serta menjadi pembuka jalan bagi dibangunnya pusat Kebudayaan Korea (Korean
Center) yang rencananya akan dibangun dengan biaya Rp. 1 Miliar di Bau-Bau.
Pemerintah Korea telah mendatangkan seorang arsitektur kenamaan untuk membuat
bangunan besar yang memadukan arsirektur Tradisional Korea dengan arsitektur
istana Kesultanan Buton. Tak hanya itu, juga akan dibangun infrastruktur
pendukung berupa resort center, kompleksperhotelan, serta masuknya perusahaan
tambang asal korea. Warga Cia-Cia sendiri melihat itu dengan penuh kebanggaan.
Beberapa warga korea telah dikirim ke korea untuk Diva Pop asal Korea, Jang Yun
Jeong, yang dinobatkan sebagai Putri Cia-Cia demi mempromosikan Cia-Cia dan
Bau-Bau ke mancanegara.memperdalam pengetahuan Bahasa. Belum lama berselang,
dalam acara pertemuan akbar yang dihadiri sekitar 5.000 warga Korea diJakarta,
masyarakat Cia-Cia ikut diundang untuk mementaskan tarian Buton.saat itu pula,
seorang Diva Pop Korea yakni Jang Yun Jeong Park atau lebih akrab disapa Jang
Yun Jeong dinobatkan sebagai putri
Cia-Cia yang akan mempromosikan Cia-Cia dan Bau-Bau ke negri Ginseng tersebut.
Ø Awal
Kerjasama
Bagaimanakah
kisah awal diperkenalkannya huruf korea? Menurut banyak pihak, pada tahun 2005
.pemkot Bau-Bau bekerjasama dengan masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa)
menggelar symposium Internasional Pernaskahan Nusantara. Dalam symposium
(diskusi)ini , seorang pemakalah asal Korea Prof Chun Thay Hyun tertarik dengan
papran tentang keragaman bahasa dan adat istiadat diwilayah luarKasultanan
Buton.. ia lalu menyempatkan waktu untuk penelitian selama beberapa waktu. Ia
lalu memilih Cia-Cia dikarenakan wilayah ini belum memiliki alphabet sendiri,
serta adanya kesamaan pelafalan dan struktur bahasa dengan korea.
Dalam
wawancara dengan Korean Times, Prof Chun Thay Hyun pengajar di Seoul National mengatakan
upaya ini tidak untuk melakukan koreanisasi atas kebudayaan Buton. Upayanya
adalah memepertahankan bahasa-bahasa yang hidup di Kasultanan Buton melalui
alphabet Korea. “in Indonesia, ethnic minority communities are losing their own
spoken languages. We realized that the Korean alphabet could actually help
preserve these endangered local languages”.sementara bagi pemerintahan Bau-Bau
, langkah ini jelas akan memberikan efek kerjasama yang luas di masa mendatang.
Dengan kerjasama itu, Cia-Cia akan lebih dikenal oleh dunia luar dan kelak akan
memberikan manfaat berupa kerjasama dibidang investasi dan kebudayaan.
Bekerjasama
dengan sejumlah lembaga kebudayaan yang disponsori bangsawan tradisional Korea,
Chun lalu mengundang pihak Pemkot Bau-Bau dan sejumlah masyarakat Cia-Cia untuk
berkunjung ke Korea.Dalam kunjungan tersebut, disepakati kerjasama berupa uji
coba karakter huruf Haenggul untuk melafalkan bahasa Cia-Cia sejak tahun 2007.
Dalam kunjungan itu, juga disepakati kerjasama antara Walikota Bau-Bau dengan
Walikota Seoul dan Busan,dua kota utama di Korea Selatan.
Kini
selangkah lagi Korea Center akan berdiri di Bau-Bau. Pandangan seorang Warga
yang berdiam di Pulau ini adalah mereka melihatnya dengan optimis sekaligus
cemas. Mungkin kelak Bau-Bau akan menjadi kota yang dikenal di Mancanegara dan
hilir-mudik banyak orang korea yang berseliweran di daerah ini.mereka juga khawatir kelak kebudayaan Buton akan
tinggal nama. Kebudayaan Buton hanya menjadi catatan kaki dari pencapaian emas
jejak kebudayaan Korea yang merambah
jauh hingga kesini.
Buton
juga mempunyai sebuah filosofi seperti dibawah ini
“Man
arafa nafsahu fakad arafa rabbahu” artinya “barangsiapa yang mengenal keadaan
dirinya yang sejati, tentunya ia mengenal pula keadaan tuhannya yang kekal”.
Sebagai sebuah
negeri,keberadaan Butontercatat dalam Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada
Tahun 1365 M. dalam naskah kuno itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni.
Digambarkan , yang digambarkan sebagai sebuah desa tempat tinggal para resi
yang dilengkapi tama, lingga dan saluran air. Dan Rajanya bergelar Yang Mulia
Mahaguru.
Dalam
sejarahnya, cikal bakal Buton sebagai negeri telah dirintis oleh empat orang
yang disebut dengan Mia Patamiana. Mereka adalah :sipanjonga,
simalui,sitamanajo,sijawangkati. Menurut sumber sejarah lisan Buton, empat
orang pediri negeri ini berasal semenanjung melayu yang datang ke Buton pada
akir abad ke-13 M. empat orang (Mia Patamiana) tersebut terbagi dalam dua
kelompok : sipanjongan dan sijawangkati;simalui dan sitamanajo. Kelompok pertama beserta para pengikutnya
menguasai daerah Gundu-Gundu, sementara kelompok kedua dengan para pengikutnya
menguasai daerah barangkatopa.Sipanjongan dan para pengikutnya meninggalkan
tanah asal disemenanjung Melayu menuju kawasan timur dengan menggunakan sebuah perahu
palolang pada bulan syaban 634 Hijriyah (1236 M).dalam perjalanan itu, mereka
singgahpertama kalinya dipulau Malalang, terus ke kalaotoa dan akhirnya sampai
di Buton, mendarat didaerah kalampa.kemudian mereka mengibarkan bendera
kerajaan Melayu yang disebut bendera Longa-Longa. Ketika Buton berdiri, bendera
Longa-Longa ini dipakai sebagai bendera resmi dikerajaan Buton.
Buton adalah nama pulau
yang disebelah tenggara jazirah Pulau Sulawesi.Pulau ini diapit oleh lautan
yaitu laut Bandandan Kabupaten Muna disebelah utara, laut Flores disebelah
selatan, sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Wakatobi sedangkan disebelah
barat terdapat selat Buton, kabupaten Bombana dan Teluk Bone. Kabupaten Buton
yang terletak pada posisi geografis 4.96 o – 6.25o LS membentang dari barat ke
timur diantara 120,000o-123,34o BT memiliki luas wilayah daratan sekitar
2.488,71 km2 atau 248.871 ha dan wilayah perairan laut diperkirakan
seluas kurang lebih 21.054 km2 .di pulau ini, dulunya pernah berdiri
sebuah kerajaan atau kesultanan yang bernama Buton atau Wolio. Daerah kekuasaan
Kesultanan Buton pernah meliputi, selain pulau Buton, juga beberapa pulau di
kawasan antara pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Pusat pemerintahannya
terletak dipesisir Barat bagian selatan pulau Buton, sekitar kota Bau Bau, yang
dikenal dengan nama Wolio atau keratin Buton.
Benteng Keraton Malige
Keraton.
Binci-Binciki kuli
adalah bahasa adat, artinya “cubitmencubit kulit”. Maksudna “cubitlah kulitmu
sendiri dan kalau rasa sakit, maka tentunya sakit pula bagi orang lain”.
Untuk mewujudkannya
serta terpelihara dan terjaganya apa yang dimaksudkan dengan binci-binciki
kuli, pengsyaratannya perlu ada sifat-sifat pada diri sendiri dengan sara
patanguna (empat prinsip hidup)
Ø Pomae
maeka : saling takut sesama
manusia
Ø Popia
piara : saling memelihara
sesama manusia
Ø Pomaa
maasiaka : saling menyayangi sesama
manusia
Ø Poangka
angkataka : saling menghargai sesama
manusia
Secara umum,ada empat
prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Buton dalam kehidupan sehari-hari
saat itu yakni:
1.
Yinda Yindamo Arata Somanamo Karo (
harta rela dikorbankan demi keselamatan diri)
2.
Yinda Yindamo Karo Somanamo Lipu (diri
rela dikorbankan demi keselamatan negri)
3.
Yinda Yindamo Lipu Somanamo Sara (negri
rela dikorbankan demi keselamatan pemerintah)
4.
Yinda Yindamo Sara Somanamo Agama
(pemerintah rela dikorbankan dem keselamatan agama)
v TRADISI PUSUO
Upacara adat Pusuo
merupakan salah satu upacara adat provinsi Sulawesi Tenggara tepatnya didaerah
Buton. Yang dimaksud Buton secara umum adalah wilayah Sulawesi Tenggara
meliputi kota Bau Bau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Utara.
Dalam perkembangan masyaraka Buton, ada 3 jenis pusuo yang dikenal sampai saat
ini upacara tersebut masih berkembang. Pertama, pasuo wolio , merupakan tradisi
posuo awal yang berkembang dalam masyarakat Buton. Kedua, Posuo Johoro yang
berasal dari Johor-Melayu (Malaysia) dan ketiga posuo Arabuyang berkembang
setelah Islam masuk ke Buton.Posuo Arabu merupakan hasil modifikasi nilai-nilai
posuo Wolio dengan nilai-nilai ajaran agama islam.
Masyarakat buton
mengenal adanya tradisi upacara posuo.posuo yang berarti pingitan yang dikenal
sebagai ritual adat yang telah ada sejak zaman kesultanan buton. Pelaksanaan
Tradisi Upacara Posuo bertujuan sebagai symbol masa transisi atau peralihan
status seorang gadis dari remaja (kabuabua) menjadi dewasa ( kalambe), serta
untuk mempersiapkan mentalnya dalam membina rumah tangga.
v PESERTA POSUO
Upacara
tersebut dilaksanakan selama delapan hari delapan malam dalam ruangan khusus
yang oleh masyarakat buton menyebutnya dengan suo. Selama dikurung di suo
anak-anak perempuan diajarkan mendalami agama,adat istiadat, menjaga kebersihan
dan kecantikan diri seperti cara melulur tubuh dengan kunyit yang dicampuri
tepung beras. Para peserta dijauhkan dari pengaruh dunia luar, baikdari
keluarga, kerabat maupun lingkungan sekitarnya.Para peserta hanya boleh
berhubungan dengan bhisa (pemimpin upacara posuo) yang telah ditunjuk oleh
pemangku adat setempat. Para Bhisa akan membimbing dan memberi petuah berupa
pesan moral, spiritual, dan pengetahuan membina keluarga yang baik kepada para
peserta dalam posuo. Dalam upacara posuo ada tiga tahap yang harus dilalui oleh
para peserta agar mendapat status sebagai gadis dewasa.
Pertama, sesi pauncura
atau pengukuhan peserta sebagai calon peserta posuo.Pada tahap ini prosesi
dilakukan oleh bhisa senior (parika). Acara tersebut dimulai dengan tunuana
dupa (membakar kemenyan) kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa. Setelah
pembacaan doa selesai parika, melakukan panimpa (pemberkatan) kepada para
peserta dengan memberikan sapuan asap kemenyan ke tubuh calon peserta posuo.
Setelah itu parika
menyampaikan dua pesan, yaitu menjelaskan tujuan dari diadakannya upacara posuo
diiringi dengan pembacaan nama-nama para peserta upacara dan memeberitahu
kepada seluruh peserta dan juga keluarga bahwa selama upacara berlangsung, para
peserta diisolasi dari dunia luar dan hanya boleh berhubungan dengan bhisa yang
bertugas menemani para peserta yang sudah ditunjuk oleh pemangku adat. Sebelum
peserta posuo dimasukan kedalam suo terlebih dahulu peserta dimandikan oleh
bhisa dengan tujuan untuk memebersihkan anggota tubuh. Para peserta mandi
dengan menggunakan sarung tenunan butondan sarung tersebut tidak dapa dipakai
lagi sampai kapanpu, karena menurut kepercayaan masyarakat buton jika sarung
tersebut dipakai ulang maka dia akan mengalami hal-hal yang buruk
dikehidupannya nanti.
Selama delapan hari
delapan malam dalam upacara posuo tersebut diiringi dengan gendang dan
lagu-lagu (nyanyian) dalam bahasa wolio.Pemukulan gendang (paganda) ini juga
merupakan ujian bagi kesucian (keperawanan) peserta posuo.Jika dalam pemukulan
gendang tersebut ada gendang yang pecah maka hal tersebut menjadi tanda bahwa
diantara peserta posuo ada yang sudah tidak perawan.
v PEMUKUL GENDANG (PAGANDA)
Kedua, sesi bhaliana
yimpo merubah penampilan, kegiatan ini dilaksanakan setelah upacara berjalan
selama lima hari. Pada tahap ini peserta diubah posisinya.Jika sebelumnya arah
kepala menghadap keselatan dan kaki kearah utara, pada tahap ini kepala peserta
dihadapkan learah barat dan kaki kearah timur. Sesi ini berlangsung selama hari
ketujuh
Ketiga, sesi mata
kariya atau upacara selamat dengan mengundang sanak saudara dan
sahabat.Kegiatan ini biasanya dilakukan tepat pada malam ke delapan dengan
memandikan seluruh peserta posuo yang ikut dalam Upacara Posuo menggunakan
wadah bhosu (berupa buyung yang terbuat dari tanah liat).Khusus para peserta
yang siap menikah, airnya dicampur dengan bunga cempaka dan bunga
kamboja.Setelah selesai mandi, seluruh peserta didandani dengan busan ajo
kalembe (khusus pakain gadis dewasa). Biasanya peresmian tersebut dipimpin oleh
istri moji (pejabat Masjid Keraton Buton atau petua adat) dan kemudian peserta
posuo duduk berbaris dan diadakan semacam acara tari-menari
Tarian yang dipakai
dalam acara posuo adalah tari kallegoa dan mangaru (manca).
v TARI KALEGOA
Peserta
posuo yang diberi selendang, harus menari dihadapan para peserta posuo lainnya
dan para pemuka adat.Tarian Kalegoa ini adalah suatu tari tradisional yang
menggambarkan suka duka gadis-gadis Buton sewaktu dalam posuo dengan bercirikan
berupa gerakan memakai sapu tangan.
v TARI MANGARU
Mangaru
adalah tari klasik rakyat Butonyang melukiskan kobar semangat kesatria para
leluhur dahulu kala. Ketajaman mata hati dan konsentrasi yang terpusat dan
terkendali akan dapat mematahkan keampuhan senjata tajam
Setelah
acara selamatan pada malam hari selesai ,dilanjutkan lagi pada siang hari yang
mana peserta posuo didandani dengan menggunakan pakaian adat wolio (aja
kalambe). Setelah semua peserta posuo sudah didandani mereka duduk berbaris dan
para bhisa (parika) membacakan doa kepada semua peserta posuo. Kemudian para
peserta posuo sudah bisa menginjakan kaki ditanah, setelah itupeseta posuo
menuju sebuah tempat (sungai atau laut) untuk mengadakan ritual terakhir yaitu
semua peserta diberikan sebuah benda oleh bhisa (parika) untuk kemudian
dihanyutkan disungai atau dilaut. Masyrakat buton mempercayai bahwa proses itu
bertujuan untuk melepaskan semua maslah-masalah yang dihadapi sebelumnya oleh
peserta pusuo selama berada di dalam suo. Pada proses ini para peserta
didampingi oleh keluarganya. Dalam proses pelepasan atau melepaskan suatu benda
diair, jika benda tersebut berhenti atau terhalang oleh seduatu maka peserta
tersebut tidak akan berumur panjang, jika benda ang dilepaskan diair berjalan
mengikuti aliran air, sampa tidak kelihatan maka jodohnya juga tika akan jauh.
Setelah proses terakhir
selesai maka peserta posuo dapat kembali kerumahnya masing-masing dengan
harapan mereka adalah seorang gadis yang telah baliq (kalambe).
v TARI LINDA
Tari
linda merupakan salah satu tradisional,yang ditarikan oleh gadis-gadis yang
sedang tumbuh menjadi gadis dewasa. Pelakunya terdiri dari wanita yang
berjumlah enam sampai delapan orang saja.Pakaian mereka terdiri dari baju kombo
yang bahannya terdiri dari kain polos, dan leher yang pinggir bawahnya dibis
dengan warna merah. Seluruh pakaian ini dihiasi dengan manik-manik yang terbuat
dari perunggu , sarungnya dibuat empat warna dimana bagian paling dalam
berwarna merah, kemudian hijau, putih
dan paling luar berwarna hitam. Kepala mereka dihiasi dengan beberapa hiasan
seperti tiga buah panto ( gelang kepala)
di pasang pada bagian atas dari pada konde penari yang telah di lingkar dengan
bandol konde dari kain berwarna merah yang dihiasi pula dengan picing dan
manik-manik pada bagian belakang kepala dipasang kabunsale yang berwarna merah.
Mereka juga memakai kalung leher dan beberapa gelang di kedua tangan mereka.
Pakaian ini khusus
digunakan pada saat seorang gadis keluar dari pingitan (kagombo) untuk
melaksanakan tari linda.cara memakainya yaitu penari-penari keluar dari dua
penjuru dengan gaya lego (berlenggang) setelah menghadapi penonton, mulailah
gerakan pertama. Kedua tangan mengambil selendang yang melilit dileher dan
dibawa ke sebelah kiri , laksana orang yang sedang memetik sesuatu bersamaan
dengan gerak kaki yang digesekkan ke kiri sambil mengaunkan kaki kanan ke arah
dengan perhitungan tiga dan dibalas dengan kaki kiri dengan perhitungan empat.
Pengiring dari tarian ini adalah alat music gendang, gong, dan dengu-dengu,
dengan cara ditabu atau dipukul.
Dengan catatan sejarah
yang pernah dijajah selama 350 tahun, membuat Indonesia memiliki banyak
bangunan-bangunan pertahanan seperi benteng yang bertujuan sebagai tempat
perlindungan dari serangan musuh.Salah satunya adalah benteng yang berada
dipulau buton
v BENTENG KERATON WOLIO BUTON
SULAWESI TENGGARA
Sebuah benteng yang
terletak di kota Bau Bau, Pulau Buton, Sulwesi Tenggara ini merupakan bekas
peninggalan kesultanan Wolio/Buton dan biasa disebut dengan Benteng Keraton
Wolio. Benteng Buton berada di pulau Buon (kota BauBau) secar geografis
merupakan kawasan timur jazirah tenggara pulau Celebes/Sulawesi. Benteng
Keraton Buton yang aslinya disebut keraton Wolio yang dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Buton VI (1632-1645), bernama Gafurul Wadudu. Benteng ini
berbentuk huruf dhal dalam alphabet arab yang diambil dalam huruf terakhir nabi
Muhammad SA.
Benteng yang berbentuk
lingkaran ini panjang kelilingnya sekitar 2.740 meter.Benteng Keraton Buton
mendapat penghargaan dari MuseumRekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record
yang dikeluarkan bulan September 2006 sebgai benteng terluas didunia dengan
luas sekitar 23,375 hektare.Benteng keratin Buton ini merupakan bekas ibukota
kesultanan Buton.
Benteng Keraton Buton
dibangun pada abad ke-16 oleh sultan Buton IIIbernama La Sangaji yang bergelar
sultan Kaimuddin (1591-1596).Awal mulanya, benteng ini hanya dibangun dalam
bentuk tumpukan batu yang disusun mengelilingi komplek istana denga tujuan
untuk membuat pagar pembatas antara kompelek istana dengan perkampungan
masyarakat dan sebagai benteng pertahanan.Pada masa pemerintahan Sultan Buton
IV yang bernama La Elangi atau Sultan Dayanu Ikhsanuddin, benteng yang berupa
tumpukan batu tersebut dijadikan bangunan permanen.
Selain menyimpan
sejarah benteng ini juga mempunyai daya tarik tersendiri. Dimana,dari tepi
benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh anda dapat menikmati
pemandangan kota BauBau dan hilir mudik kapal di selat Buton dengan jelas dari
ketinggian , suatu pemandangan yang cukup menakjubkan. Selain itu, didalam
kawasan benteng dapat dijumpai berbagai peninggalan sejarah Kesultanan Buton.
Bila berkunjung
ditempat ini, pertama anda akan melihat disisi kanan pintu gerbang benteng itu
adalah Masjid Agung Wolio yang memiliki nama lain Masjid Al Muqarrabin Syafyi
Shaful Mu’min. masjid yang sudah berumur 300 tahun ini masih aktif digunakan
hingga kini, terutama saat salat Jum’at.
Didepan masjid ini juga
ada aula kesultanan yang biasa digunakan untuk kegiatan kesultanan.Di masjid
terdapat tiang bendera Kesultanan Buton yang menjulang disisinya.Semua pewaris
sejarah lisan di Buton bersepakat bahwa tiang bendera kayu itu sudah beusia
sekitar empat abad lamanya.
Tidak jauh dari masjid
agung ini anda dapat menginjakkan kaki ke malige (mahligai Kasultanan Buton)
yang berdiri anggun di pertengahan kota BauBau. Rumah adat itu asli buah tangan
arsitektur Tradisional Buton, yang merupakan panggung berjenjang dan bertingkat
tanpa menggunakan pasak sebagai perangkainya.
Banyak objek menarik
yang bisa anda lihat didalam benteng Keraton Wolio itu. Seperti Batu Wolio,
batu popaua,masjid agung, makam sultan Murhum (Sultan Buton Pertama), Istanan
Badia, dan meriam-meriam kuno. Batu Wolio adalah sebuah batu biasa berwarna
gelap. Besarnya kurang lebih sama dengan seekor lembu sedang duduk berkubang.
Konon, disekitar batu inilah rakyat seempat menemukan seorang putri jelita bernama
wakaa-kaa yang dikatakan berasal dari Tiongkok. Bila anda menjelajahi lebih
jauh kedalam keraton ini,.Disalah satu sebuah kamar Kamli (Istana) Badia, masih
di kompleks keratin, terdapat meriam bermoncong naga.Meriam Bersimbol naga
tersebut dibawa leluhurnya Wakaa-kaa dari Tiongkok sekitar 700 tahun
silam.Meriam itu masih memilki peluru dan masih bisa diledakkan. Ada Kamali
Badia yang seperti tidak lebih dari rumah konstruksi kayu khas Buton ,
sebagaimana rumah anjungan Sultra di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Sesuai
tradisi, rumah atau istana Kesultanan Buton harus dibuat keluarga sultan dengan
biaya sendiri.
Bangunannya terdiri
dari atas susunan batu gunung bercampur kapur dengan bahan perekat dari
agar-agar, sejenis rumput laut.Luas seluruh kompleks keraton yang diitari
benteng meliputi 401.911 meter persegi.Area yang demikian luas itu mengalahkan
benteng terluas didunia sebelumnya yang berada di Denmark.Arsitektur banguna
ini memilki bentuk yang cukup unik dan menarik yang terbuat dari batu kapur/gunung.Benteng
ini mempunyai 12 pintu gerbang yang dinamakan Lawa dan 16 emplasmen meriam yang
mereka sebut Baluara.Karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan
lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik
dizamannya.
Pada masa kejayaan
pemerintahan Kesultanan Buton, keberadaan Benteng Keraton Buton memeberi
pengaruh besar terhadap eksistensi kerajaan.Dalam kurun waktu lebih dari empat
abad, kesultanan Buton bisa bertahan dan terhindar dari ancaman musuh. Dari
tepi benteng yang sampai ini masih berdiri kokoh anda dapat menikmati
pemandangan kota BauBau dan melihat hilirmudik kapal diselat Buton denga jelas
dar ketinggian masing-masing pintu gerbang meiliki ciri khas yang sama yaitu
dengan meriam dan bangunan seperti bungalow. Dari situ anda bisa melihat
kecantikan Buton dari ketinggian.Perumahan yang tersusun sedemikian rupa,
dilengkapi denga pepohonan dan laut menghampar dikejauhan.
Benteng ini luasnya
23,375 hektar dengan panjang keliling 2,7 Km. benteng ini meiliki 12 pintu
gerbang dengan satu pintu tersembunyi yang konon jadi tempat persembunyian
Arung Palakka. Salah satu pintu yang terkenal ada didekat Masjid Agung Walio
dan diaula Kesultanan.
Jika anda berkeliling
di benteng ini tidak cukup sehari, jika anda mendatangi
Dari paparan diatas
dapat disimpulkan bahwa Kampung Cia Cia sudah mengalami Koreanisasi.Menurut
saya ini memiliki dampakpositif dan negatif. Dampak positifnya, kampung ini
bisa menjadi pusat pembelajaran bahasa Korea karena sudah menjalin kerjasama
dengan Hunminjeongeum Research
Institute(Lembaga Riset Bahasa Korea). Dan dampak negatifnya, akibat dari
berkembangnya bahasa korea diButonmengundang banyak orang korea datang
kesana.Ditakutkan makin berkembang pula budaya korea lainnya di buton sehingga
budaya asli buton akan tergeser dengan kebudayaan korea.
Salah
satu budaya buton yang masih rutin dilaksanakan adalah Tradisi Pusuo yang
bertujuan sebagai symbol masa transisi
atau peralihan status seorang gadis dari remaja (kabuabua) menjadi dewasa (
kalambe), serta untuk mempersiapkan mentalnya dalam membina rumah tangga.
Upacara ini dilaksanakan selama delapan hari delapan malam dalam ruangan khusus
yang oleh masyarakat buton menyebutnya dengan suo.Serta di pimpin oleh pemimpin
upacara yang disebut Bhisa.Upacara
ini juga dilengkapi dengan Tarian Kalegoa yang menggambarkan suka duka
gadis-gadis Buton sewaktu dalam posuo dengan bercirikan berupa gerakan memakai
sapu tangan.
Untuk pariwisata sejarah di buton yaitu
benteng Keraton Wolio adalah sebuah benteng terbesar dunia.benteng ini
merupakan saksi bisu perjuangan masyarakat buton dalam melawan para
penjajah.Tempat ini dapat menjadi sarana edukasi untuk mempelajari sejarah kasultanan Buton. Dari atas benteng ini anda
bisa melihat pemandangan kota Bau Bau.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wisata-muna.blogspot.com/2010/05
Izdni Mariah Sabilla
NIM: 4423143972
Usaha Jasa Pariwisata UNJ 2014 (B)
Email: mariahizdni@gmail.com
No comments:
Post a Comment