Pesona indahnya Majalengka
Kabupaten
Majalengka adalah sebuah kabupaten di
Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Majalengka. Jumlah
Penduduk Kabupaten Majalengka Berdasarkan BPS Kabupaten Majalengka Tahun
2013 adalah 1.180.774 Jiwa terdiri dari 590.038 jiwa penduduk laki-laki dan
590.736 jiwa penduduk perempuan. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten
Majalengka pada tahun 2013 adalah 981 jiwa/km². Kepadatan tertinggi berada di
Kecamatan Jatiwangi dengan kepadatan 2.087 jiwa/km². Wilayah dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah:
Mayoritas
Masyarakat Majalengka berasal dari etnis Sunda.
Bahasa yang digunakan Bahasa Sunda, akan tetapi memiliki perbedaan
beberapa arti dan kosakata dengan Bahasa Sunda di Kawasan Priangan. Bahasa
Sunda di Majalengka merupakan bahasa Sunda dialek Tengah Timur. Dibeberapa
wilayah Majalengka masyarakatnya merupakan EtnisCirebon/Wong
Cerbon dan menggunakan bahasa
Cirebon, seperti di utara dan Timur Jatitujuh, Kertajati, Ligung, Sumberjaya dan Desa Patuanan di Kecamatan Leuwimunding.
Kesenian Daerah
Sebagai
wilayah yang dilalui oleh dua kebudayaan besar yaitu Sunda & Cirebon maka
Kabupaten Majalengka memiliki keragaman seni budaya yaitu
Selain mempunyai kesenian daerah yang bermacam - macam, Majalengka juga mempunya tempat - tempat wisataBerikut
ini beberapa wisata budaya di kab. Majalengka :
Musium
Talaga Manggung
Museum Talaga Manggung berada di
Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga. Dimana jarak yang harus ditempuh untuk
menuju ke museum ini yaitu +26 km dari pusat kota Majalengka. Akses menuju
lokasi tersebut sudah baik, dimana tidak hanya bisa di tempuh oleh kendaraan
pribadi melainkan dapat di tempuh oleh angkutan umum seperti Maja – Cikijing,
Cikijing – Bandung dan sebagainya. Banyaknya peninggalan sejarah dari Kerajaan
Talaga Manggung seperti kereta kencana, peralatan perang, dan alat kesenian,
yang menjadi daya tarik tersendiri, dan adanya adat memandikan perkakas yang
rutin dilaksananakan setahun sekali. Selain Museum Telaga Manggung, di
Kabupaten Majalengka terdapat dua tempat bersejarah lainnya seperti Monumen
Perjuangan Kawunghilir (Ceper, Baki tempat sirih, peti kayu besar, dan senjata)
yang berada di Desa Cigasong dan Tugu Peringatan Riwayat Bangun Rangin yang
berada di Kecamatan Jatitujuh.
Rumah
Adat Panjalin
Kabupaten Majalengka memiliki
Rumah Adat Penjalin yang berada di Desa Panjalin Kidul , Kecamatan Sumberjaya
yang memiliki jarak tempuh +27 Km dari pusat Kota Majalengka dengan luas +100
m2. Rumah Adat Panjalin ini merupakan peninggalan sejarah atau objek wisata
budaya pada masa lampau dari Eyang Sanata, Rumah Adat Panjalin ini hampir sama
dengan rumah Adat Minahasa, Rumah Adat Panjalin pada masa dulu di beri nama
alas panjalin yang artinya “hutan rotan”. Rumah adat ini hampir punah karena
peninggalan benda-benda yang ada sudah tidak ada karena kurangnya perhatian
dari pemerintah setempat dan kurangnya pengelolaan. Akses menuju lokasi rumah
adat panjalin ini tidak sulit namun kondisi jalan menuju lokasi tersebut kurang
baik dan tidak adanya angkutan umum yang menuju lokasi wisata budaya tersebut.
Pengunjung yang datang ke Rumah Adat Panjalin masih ada meskipun tidak terlalu
banyak, di hari-hari tertentu seperti malam jumat adanya pengunjung yang menginap
di Rumah Adat Panjalin tersebut. Tidak adanya fasilitas penunjang yang terdapat
di Rumah Adat Panjalin. Untuk dapat masuk ke rumah adat panjalin iini tidak ada
pungutan biaya atau tidak di kenakan tiket.
Hutan
Lindung Patilasan Prabu Siliwangi
Hutan Lindung Patilasan Prabu
Siliwangi berada di Kelurahan Pajajar, Kecamatan Rajagaluh dengan luas mencapai
+3 Ha yang dibangun pada tahun 2000/2001. Jarak dari pusat Kota Majalengka
menuju lokasi objek wisata +21km. Patilasan Prabu Siliwangi pada zaman
dahulu merupakan suatu tempat peristirahatan Prabu Siliwangi dan konon katanya
menurut masyarakat sekitar merupakan tempat menghilangnya Prabu Siliwangi.
Dalam kawasan wisata ini terdapat dua talaga (Talaga Emas dan Talaga Pancuran)
yang dianggap airnya suci oleh masyarakat sekitar dan pengunjung, sehingga
sebelum melakukan ritual di patilasan tersebut pengunjung diharuskan mandi
bersih di dua talaga tersebut. Selain talaga dan patilasan Prabu Siliwangi,
dikawasan wisata ini juga terdapat pohon bambu peninggalan soekarno yang dari
tahun ke tahun berjumlah 5 buah (tumbuh 1, mati 1) serta adanya kolam pemandian
bagi pengunjung. Selain keindahan alam, pengunjung dapat menyaksikan kera-kera
liar di sekitar kawasan ini dan berbagai jenis ikan langka yang terdapat di
balong Cikahuripan. Selain itu di kawasan ini terdapat arena outbond (camping),
kolam renang dan situ cipadung yang berbatasan langsung dengan Desa Indrakila
Kecamatan Sindang.
Makam
Buyut Kyai Arsitem
Terletak di Desa Sumber Wetan
Kecamatan Jatitujuh dengan jarak tempuh +37 Km dari pusat Kota Majalengka yang
memiliki luas +450 m2. Objek wisata ini merupakan wisata budaya (ziarah) yang
merupakan makam Buyut Kyai Arsitem dipercaya oleh masyarakat akan mendapat
berkah setelah berziarah ke makam tersebut. Makam ini ada hubungannya dengan
sumur sindu, setiap pengunjung yang datang harus mandi di sumur sindu untuk
membersihkan atau mensucikan diri kemudian berziarah ke Makam Buyut Kyai
Arsitem. Akses menuju lokasi tersebut kurang baik seperti jalan yang rusak dan
belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut. Pengunjung yang datang
ke tempat ini tidak hanya dari Kabupaten Majalengka melainkan dari
kabupaten-kabupaten di sekitarnya seperti dari Kabupaten Indramayu.
Makam
Eyang Natakusuma
Eyang Natakhusuma merupakan
tokoh sejarah kebudayaan pada masa kerajaan Talaga Manggung. Makam Eyang
Natakhusuma Terletak di Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga dengan jarak tempuh
+26 Km dari pusat Kota Majalengka yang memiliki luas +2 Ha. Akses menuju lokasi
Makam Eyang Natkhusuma kurang baik dimana kondisi jalannya berupa jalan tanah.
Fasilitas yang ada di lokasi tersebut masih kurang memadai seperti lahan
parkir dan fasilitas lainnya. Pengunjung yang datang untuk berziarah ke lokasi
tersebut bukan hanya dari Kabupaten Majalengka saja melainkan dari luar
Kabupaten Majalengka seperti dari Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu.
Makam
Buyut Israh
Terletak di Desa Sukasari Kidul
Kecamatan Argapura dengan jarak tempuh +15 Km dari pusat Kota Majalengka yang
memiliki luas +2 Ha. Akses menuju lokasi Makam Buyut Israh kurang baik dan
belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut, melainkan hanya ada
ojek. Pengunjung yang datang ke Makam Buyut Israh pada hari biasa hanya
beberapa orang saja, namun pada bulan tertentu seperti bulan rayagung
pengunjung yang datang ke lokasi terebut bisa mencapai 500 orang/hari, dan
adanya sebuah hajat yang disuguhkan oleh pengelola makam Buyut Israh tersebut.
Fasilitas dilokasi tersebut hanya terbatas seperti hanya ada toilet, dan
musola. Pada umumnya pengunjung yang datang hanya untuk berziarah dan meminta
keberkahan.
Sumur
Sindu
Terletak di Desa Sumber Wetan
Kecamatan Jatitujuh dengan jarak tempuh +37 Km dari pusat Kota Majalengka yang
memiliki luas +150 m2. Objek wisata ini merupakan peninggalan budaya yang
merupakan sebuah sumur keramat yang airnya dipercaya oleh masyarakat sekitar
untuk membersihkan atau mensucikan diri. Akses menuju lokasi tersebut kurang
baik seperti jalan yang rusak dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi
tersebut. Fasilitas di objek wisata budaya ini sangat kurang. Untuk pengunjung
yang datang ke lokasi wisata budaya tersebut relatif banyak, untuk hari malam
jumat kliwon mencapai 10-50 orang, sedangkan untuk hari besar seperti muludan mencapai
100 orang pengunjung yang datang dan dari pihak pengelola atau kuncen
menyuguhkan wayang kulit sebagai hiburan pengunjung. Tiket untuk masuk ke
lokasi tersebut tidak di target melainkan hanya sebatas infak.
Sumur
Dalem
Sumur Dalem terletak di Desa
Pilangsari Kecamatan Jatitujuh dengan jarak tempuh +33 Km dari pusat Kota
Majalengka yang memiliki luas +100 m2. Objek wisata ini merupakan objek
wisata budaya yang merupakan sebuah sumur keramat yang airnya dipercaya oleh
masyarakat sekitar untuk memintah berkah. Akses menuju lokasi tersebut kurang
baik seperti jalan yang rusak dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi
tersebut, selain itu lokasi yang berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman
warga sekitar. Namun pengunjung yang datang ke tempat lokasi wisata budaya
tersebut masih ada, setiap pengunjung yang datang ke tempat wisata tersebut di
antar oleh juru kunci (kuncen).
Makam
Pangeran Muhammad
Makam Pangeran Muhamad yang
menempati area seluas sekitar 4.150 m² terletak di Kampung Cicurug, Desa
Cicurug – Kabupaten Majalengka. Di tengah area persawahan di daerah perbukitan
yang berjarak sekitar 3 km dari pusat Kota Majalengka. Pangeran Muhammad
merupakan utusan Sunan Gunung Djati dalam menyebarkan agama Islam di daerah
Majalengka. Area pemakamannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu halaman
parkir, halaman yang berisi makam-makam juru kunci, dan makam Pangeran Muhamad.
Makam Pangeran Muhamad terletak di bagian paling belakang atau paling utara. Di
sini Anda akan mendapatkan satu bangunan cungkup permanen berukuran 5 x 6 m,
berlantai keramik putih, dan beratap genting. Makamnya ditandai dengan adanya
jirat dan dua nisan yang terletak di bagian utara dan selatan jirat. Jirat
tersebut merupakan bangunan berdenah segi empat berteras tiga. Jirat dibuat
dari bahan permanen dengan permukaan dilapisi keramik. Nisan dibuat dari batu
pipih dengan bentuk dasar segi empat dan pada bagian atas berbentuk undakan
yang diakhiri bentuk rata pada bagian atasnya. Uniknya, makam ditutup dengan
kelambu berwarna putih yang disangga empat tiang besi.
Daftar
Pusaka:
Afrizal
Ditya Putera Pradyka
4423143931
Usaha
Jasa Pariwisata B 2014
pradykaa@gmail.com
artikel nya keren buat nambah informasi, thanks!
ReplyDeleteKarennnn! Informasi yg sangat bermanfaat. Terimakasih
ReplyDelete