Pengembangan
Pariwisata Sebagai Alternatif Pendapatan
Assalamualaikum kawan kawan
Perkenalkan nama saya Muhamad
Shafwan Iswara, saya adalah anak pertama dari dua bersaudara yang berasal dari
keluarga ternama di ibukota ini yaitu DKI Jakarta. Saya terlahir di kota ini
tepat nya pada tanggal 5 Maret 1995, tapi perlu kalian ketahui saya tidak asli
berasal dari Jakarta alias bukan orang asli Jakarta. Ayah saya adalah orang
campuran dari daerah Jawa Timur dan Belanda dan Ibu saya adalah orang asli dari
Nusa Tenggara Barat. Orang tua saya memberikan nama Muhamad Shafwan Iswara
diperoleh dari banyak cerita, yang pertama yaitu Muhamad nama ini di ambil dari
nama rasul kita yaitu Muhammad SAW, yang kedua Shafwan nama ini adalah murni
nama saya sendiri yang di karenakan saya adalah anak pertama (Shaf = barisan
& wan(one) = satu atau pertama), dan yang terakhir adalah Iswara, Iswara
ini sendiri adalah nama keluarga yang saya sebutkan tadi di atas, dan ini
adalah nama turun temurun dalam keluarga saya yang sudah bertahun tahun silam
lamanya, jika anda tanyakan dari kapan, saya tidak bisa menjawab nya karena
saya sendiri pun tidak mengetahui asal usul nya.
Pengembangana
adalah salah satu bagian manjemen yang menitik beratkan pada implementasi
potensi budaya harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berapa langka
sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil,dan hasil
yang dicapai diharapkan pada perencanaan manajeman dengan kegiatan yang
sangat spesetif untuk mencapai tujuaan visi, tujuan, dan sasaran dari
rencana tersenut.
Menurut
Lanya (1995) definisi mengenai pengembanga yaitu, “Pengembangan adalah
memajukan dan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada”.
Dalam bukunya berjudul “ Dasar-dasar pariwisata”, Gamal Suwantoro (1997),
menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk yang pelayanan
yang berkualitas, seimbang, bertahan. Berdasarkan definisi di atas, yang
dimaksud dengan strategi pengambangan adalah upaya-upaya yang
dilakukan dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan
kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu
menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu
memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya
tarik dan lebih lanjut akan menjadi pemasukan bagi pemerintah. Ada lima
pendekatan dalam pengembangan, diatara lima pendekatan tersebut,
yang dapat menitikberatkan dalam penulisan ini adalah (the community
approach) empat diantaranya diindetifikasikan oleh Getz (1987), dan satu
tambahan oleh page (1995). Empat kelompok pendekatan yang di
identifikasikan Getz (1997) adalah:
·
Boosterm
adalah suatu pendekatan sederhana
yang melihat pariwisata sebaga suatu atridut positif untuk
suatu tempat dan penghuninya masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam
proses perencanaan daya dukung wilayah tidak cukup dipertimbangkan.
·
The Economic-indusry approach
adalah pendekatan
pengembangan yang tujuan-tujuan ekonomi lebih didahulukan dari
tujuan-tujuan sosial dan lingkungan, yaitu dengan menjadikan
pengalaman-pengalamanpengunjung dan tingkat kepuasan sebagai sasaran-sasaran
utama.
·
The Physical-Spatial Approach
pendekatan ini didasarkan pada
tradisi “penggunaan lahan” geografi.Strategi-strategi
pengembangan berdasarkan perencanaan yang berbeda-beda melalui
prinsip-prinsip keruangan digunakan di sini, misalnya pengelompokan
pengunjung di satu kawasan, dan pemecahan-pememcahan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya konfik. Hamya satu kritikan bagi
pendekatan ini adalah masih kurang mempertimbangkan dampak sosial dan
kultural dari pengembangan wisata.
·
The Comunity Approah
pendekatan ini lebih menekankan padanpentingnya
keterlibatan maksimul dari masyarakat setempat di dalam proses
pengembangan. Pendekatan ini menganggap penting suatu pedoman pengembangan
yang dapat diterima secara sosial (socially acceptable).
Oleh
karena itu pendekatan yang dilkukan adalah menenkankan kepentingan pada
manfaat-manfaat sosial yang cultural bagi masyarakat lokal bersama-sama
termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkingan. Seperti yang diungkapkan
Haywood (1988) masalah dalam menerapkan konsep ini adalah seringkali “kemitraan”
(partnership) dalam kenyataan diturunkan derajatnya menjadi “penghargaan”
(takenism). Kemudian page (1995) menambakan lagi satu pendekatan dalam
pembangunan ini, yaitu :
Sustainable
Approach
pendekatan
yang berkelanjutan berkepentingan atas masa depan yang panjang atas sumber
daya dan efek-efek pengembangan ekonomi pada lingkungan yang mungkin
juga menyebabkan gangguan kultural dan sosikal yang memantapkan
pola-pola kehidupan dan kaya hidup individual. Menurut Hall (1991) pengembangan
yang berkalanjutan berhubungan dengan “equity, the needs of
economically marginal populations, and the idea of techmological and
social limitations on the ability of environment to meet present and
future needs”. Pembangunan pariwisata berkelanjutan diartikan sebagai
proses pengembangan yang tidak mengesempingkan kelestarian sumberdaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan di masa akan datang. Pengertian Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan ini sering diartikan sama dengan wisata
alternatif, yang di identifikasi sebagai: “Forms of tourism that are
consistent with natural, social, and community values and which allow both
hosts and guests to enjoy positive and worthwhile interaction and shared
experiences (Eadington and Smith, 1992) Dalam Pembangunan Pariwisata
Berkelanjutan, penekanan berkelanjutan bahkan tidak cukup dengan
kebarlanjutan ekologis dan berkelanjutan ekonomi. Yang tidak kalah
pentingnya adalah berkelanjutan kebudayaan, karenan kebudayaan merupakan
salah satu sumber daya yang sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan
(Wall, 1993).
Berdasarkan
potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu dilakukan
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi
rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata
baru seperti agrowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini selain tidak
membutuhkan modal yang besar juga dapat berpengaruh langsung bagi masyarakat
sekitar. Masyarakat dapat diikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat
dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Pengembangan
pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama,
perlu ditetapkan berbagai peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu
pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada
kepentingan pihak-pihak tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan yang tegas
bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah
ditetapkan.
kedua,
pengelolaan pawisata harus melibat masyarakat setempat.
Ketiga,
kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam,
Keempat,
perlu menentukan DTW-DTW utama yang memiliki keunikan dibanding dengan DTW
lain, terutama yang bersifat tradisional dan alami. Kebetulan saat ini obyek
wisata yang alami dan tradisional menjadi sasaran utama para wisatawan asing.
Obyek ini masih banyak ditemukan di luar Jawa, misalnya di daerah-daerah
pedalaman Kalimantan, Papua dan lain-lain.
Kelima,
pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan pemerintah
daerah setempat, dengan sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerjasama ini
penting untuk lancarnya pengelolaan secara profesional dengan mutu pelayanan
yang memadahi. Selain itu kerjasama di antara penyelenggara juga perlu
dibangun. Kerjasama di antara agen biro perjalanan, penyelenggara tempat
wisata, pengusaha jasa akomodasi dan komponen-komponen terkait lainnya
merupakan hal sangat penting bagi keamanan kelancaran dan kesuksusan
pariwisata.
Keenam,
perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua DTW yang ada di seluruh
Indonesia. Dalam hal ini pemerintah juga harus memberikan perhatian yang sama
kepada semua DTW. Perhatian terhadap DTW yang sudah mandiri hendaknya dikurangi
dan memberikan perhatian yang lebih terhadap DTW yang memerlukan perhatian
lebih.
Ketujuh,
menggugah masyarakat sekitar DTW agar menyadari peran, fungsi dan manfaat
pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang-peluang yang
tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi.
Masyarakat diberikan kesempatan untuk memasarkan produk-produk lokal serta
membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengadaan modal bagi
usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan.
Kedelapan,
sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk
menunjang kelancaran pariwisata. Pengadaan dan perbaikan jalan, telephone,
angkutan, pusat perbelanjaan wisata dan fasilitas lain disekitar lokasi DTW
sangat diperlukan.
Dengan
memperhatikan beberapa saran ini kiranya dapat membantu bagi penyelengaraan
pariwisata yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Tentunya saran-saran
tersebut tidak berlaku untuk semua DTW, hal itu sangat tergantung pada
kebutuhan DTW masing-masing yang memiliki permasalahannya sendiri dari waktu ke
waktu dan lingkungan yang berbeda-beda.
Sedangkan
menurut Spillane, (1994) untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi
kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur yang harus
dipenuhi seperti dibawah ini:
- Attraction : Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah, hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut.
- Facilities : Fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.
- Infrastructure : Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk Sistem pengairan, Jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, system pembuangan kotoran/pembungan air, jalan raya dan system keamanan.
- Transportation : Transportasi umum, Bis-Terminal, system keamanan penumpang, system Informasi perjalanan, tenaga Kerja, kepastian tariff, peta kota/objek wisata.
- Hospitality : Keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah system pariwisata yang baik.
Segala
hal dan keadaan yang nyata, yang dapat di raba maupun tidak, di garap,
di atur, dan di sediakan sedemikian rupa, sehingga dapat bermanfaat.
Di manfaatkan atau di wujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang
di perlukan atau menentukan bagi usaha dalam pengembangan pariwisata baik
itu berupa suasana, keadaan, benda maupun jasa di sebut, sebagai potensi
wisata (tour pontency) (Darmadjati 1995). Dari kamus besar bahasa Indonesia,
menerangkan definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai nilai untuk
di kembangkan. Sedangkan yang dimaksud potensi wisata adalah suatu asset yang
di miliki oleh suatu daerah tujuan wisata yang di manfaatkan untuk
kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya.
Berikut dua bentuk potensi wisata yaitu:
- Site Atraction : Suatu tempat yang di jadikan obyek wisata seperti tempat-tempat tertentu yang menarik.
- Event Atraction : yaitu suatu kejadian yang menarik untuk di jadikan momen kepariwisataan seperti pameran, pesta kesenian, upacara keagamaan, konfrensi dan lain-lain.
- Rantai pengembangan produk pariwisata
ü
Atraksi Wisata (Tourist Attraction)
Tempat, daerah atau Negara,
disebabkan oleh daya tarik yang memikatnya. Sesuatu yang menarik dan mengakibatkan
wisatawan berkunjung ke suatu tempat, daerah, negara itu yang disebut daya
tarik, atau atraksi wisata. Berbagai negara yang menjadi daerah tujuan
wisata itupun dilatarbelakangi oleh berbagai daya tarik yang cukup
memikat, sehingga calon wisatawan memutuskan untuk dapat berkunjung ke
suatu daerah tujuan wisata.
ü
Kemudahan (fasilitation)
Salah satu hal penting untuk
pengembangan pariwisata adalah kemudahaan (fasilitation). Tidak jarang
wisatawan berkunjung ke suatu tempat, daerah, atau Negara, karena tertarik
oleh kemudahan kemudahan yang dapat diperoleh.Demikian pulah sebaliknya tidak
kurang wisatawan batal berkunjung ke suatu tempat, daerah, atau negara,
karena merasa tidak memperoleh kemudahan. Kemudahan yang dimaksud antara
lain dalam hal memperoleh informasi,mengurus dokumen perjalana, membawa barang,
uang dan lain lain. Informasi merupakan satu hal yang sangat penting dalam
kehidupan umat manusia, terutama di era globalisasi. Informasi yang
diperlukan oleh wisatawanbiasanya yang menyangkut hal-hal elementer dan umum,
seperti visa, iklim, mata uang lokal, pakaian, bahasa suku/bangsa,
kehidupan sehari-hari, letak penduduk. Tentu saja diperlikan informasi
yang lebih rinci, misalnya; atraksi wisata, hotel, alat-alat transportasi
(udara, darat, laut), makanan dan minuman lokal, harga dan lain-lain.
Informasi semacam itu pada umumnya dapat dibedakan melalui bahan bahan
informasi. Agar calon wisatawan dapat memperoleh bahan-bahan informasi,
termaksud dengan mudah, maka setiap jenis media informasi perlu untuk
dimanfaatkan untuk dipublikasikan ke seluruh negara sumber wisatawan.
ü
Aksesibilitas (Acessibility)
Salah satu komponen penting dalam
kegiatan pariwisata adalah aksesibilitas atau kelancaran masyarakat dari
satu tempat ke tempat lainnya perpindahan tersebut bisa dalam jarak dekat,
menengah ataupun jauh. Untuk melakukan perpindahan itu tentu saja
diperlukan alat alat transportasi. Ketika melakukan perjalanan, berbagai
bentuk keinginan yang terlintas dalam benak wisatawan, ada yang ingin cepat,
adapula yang santai-santai saja. Berdasarkan latar belakang wisatawan
ada yang sanggup membayar mahal adapula yang tidak sanggup membayar
mahal tetapi biasanya lebih banyak yang ingin murah. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka berbagai kemudahan transpotasi dapat
dinikmati secara cepat dan nyaman.
ü
Akomodasi (Accomoodation)
Akomoodasi merupakan istilah yang
menerangkan semua jenis sarana yang menyediakan tempat penginapan bagi
masyarakat yang sedang dalam perjalanan. Dalam kata atau istila akomoodasi
tercakup hotel, mootel, wisma, pondok wisata, vila, aparteman, karavan,
perkemahan, kapal pesiar, yachi, pondok remaja (youth hostel), dan
sebagainya. Jadi kata atau istilah akomodasi mencakup pengertian yang
sangat luas jika diartikan berdasarkan jenisnya.
ü
Jasa Boga (food and beverages)
Makan dan minum juga merupakan
merupakan hal yang amat penting, bagi tiap manusia dan khususnya
wisatawan. Tidak jarang wisatawan melakukan perjalanan wisata mengunjugi
suatu tempat didorong oleh alasan makanan atauminuman. Oleh sebab itu,
wisatawan biasanya menaruh harapan untuk mendapatkan makanan atau minuman
yang enak baik makanan atau minuman yang telah dikenalinya maupaun karena
inigin mencoba makanan atau minunanbaru yang belum pernah dinikmatinya. Di
Indonesia jika kita berkunjung ke setiap daerah, masing masing daerah
memiliki makanan atau minuman yang kahas. Untuk memenuhi kebutuhan makan,
dan minum para wisatawan, diWamena juga menyediakan beberapa rumah
makan (Restorant).
ü
Perusahaan Perjalanan (Tour
Operation)
Dalam suatu aktifitas perjalanan
yang menempuh jarak cukup jauh, tentunya membutuhkan jasa perantara guna
memfasilitasi dari daerah asal wisatawan, ke daerah tujuan wisata hingga
pulang. Para wisatawan tentunya akandiperhadapkan dengan tiga pilihan apakah
hendak melakukan perjalanan dengan menggunakan jalur transportasi darat,
laut, atau udara. Jika sudah ditentukan, maka tentunnya calon penumpang
harus membeli tiket keberangkatan.Selanjutnya diperhadapkan dengan dua pilihan
lagi apakah pembelian tiket dilakukan pada perusahaan perjalanan atau
langsung. Berikut uraian tentang agen perjalanan.
§
Agen
perjalanan
Di luar negeri perusahaan
perjalanan digolongkan kedalam dua kelompok besar, yaitu “Agent
Perjalanan (Trave Agent)” dan “operator
perjalanan (Tour Operator)”. Agen perjalanan sendiri dikenal dengan
berbagai istilah sepertitour and travel services, travel services, travel
bureau, atau tourist bureau. Sedangkan tour operator juga
dikenal dengan istilah yang kegiatannya serupa tapi tidak sama: whole
saler.
§
Biro
Perjalanan wisata.
Jika diatas dijelaskan bahwa,
fungsi utama suatu Agen Perjalanan Wisata adalah sebagai perantara dalam
menjual produk perusahaan lain kepada wisatawan (konsumen), maka fungsi
utama Biro Perjalanan Wisata justru sebaliknya yakni membuat produk dalam
bentuk paket-paket wisata. Produk yang dimaksud dapat dijual oleh
Biro Perjalanan Wisata yang bersangkutan kepada wisatawan (konsumen) atau
dijual melalui Agen Perjalan Wisata.
ü
Toko Cenderamata (Souvenir art
Shop)
Untuk memenuhi minat wisatawan yang
berkunjung ke Desa Wollo, disini juga disediakan berbagai jenis
cenderamata yang sangat fariatif dan berciri khas tersendiri. Bagi
wisatawan yang hendak membeli cenderamata, merekaberkunjung ke beberapa tempat,
yang menyediakan cenderamata bagi para wisatawan baik lokal, nasional,
maupun internasional. Cenderamata disediakan di beberapa art shop antara
lain: Baliem Indah Art shop, Baliem Valley art shop, Duta baliem Art shop,
dan Paradise souvenir art shop.
Daftar Pustaka :
id.wikipedia.org
Yahoo Answers
M.Shafwan Iswara
Usaha Jasa Pariwisata “A” 2014
4423143934
Fakultas Ilmu Sosial
Makasih infonya gan👍👍👍
ReplyDeleteMakasih gan infonyaa
ReplyDeletePostingan yang ini bagus bgt bro buat memajukan pariwisata indonesia
ReplyDeleteGuna banget nih, apalagi sekarang sudah masuk jaman pasar bebas
ReplyDeleteGuna banget nih, apalagi sekarang sudah masuk jaman pasar bebas
ReplyDeleteMudah2an pariwisata indonesia bisa terus berkembang :D
ReplyDelete