MASALAH
YANG ADA DI WSATA CANDI BOROBUDUR
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai MASALAH YANG TERDAPAT DI CANDI BOROBUDUR.
Adapun
makalah dokumen perjalanan mengenai MASALAH YANG TERDAPAT DI CANDI BOROBUDUR.
ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya
kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca mengenai MASALAH
YANG TERDAPAT DI CANDI BOROBUDUR.
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam era moderenisasi
bayak tempat-tempat wisata budaya peninggalan umat agama Buddha salah satu nya
adalah tempat wisata CANDI BOROBUDUR yang dimana peninggalan itu telah di
jadikan tempat objek-objek wisata. Dalam tempat-tempat wisata pasti saja selalu
ada masalah-masalah yang tidak di duga duga, seperti masalah alam yang datang
melanda, masalah lingkungan serta masalah yang mempengaruhi wisatawan bagi cand
Borobudur tersebut.
B. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini
adalah untuk kita lebih mengetahui masalah masalah yang terdapat di candi Borobudur
dan agar untung mengetahui solusi untuk menyelesaikan masalah masalah yang
terdapat di candi Borobudur tersebut..
BAB
II PEMBAHASAN
Borobudur
adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia. Keunikan candi yang dibangun
Raja Samaratungga ini tidak hanya terletak pada struktur bangunannya yang
terdiri dari 10 tingkat, tapi juga pada relief-relief di tubuhnya, yang
menyimpan makna kehidupan di muka bumi. Relief itu akan terbaca secara
berurutan bila kita berjalan searah jarum jam. dan Candi Borobudur juga
terdaftar di World Heritage Site UNESCO. Yang arti nya candi Borobudur ini
pernah menjadi anggota Tujuh Keajaiban Dunia.
Keindahan
dan keagungan Candi Borobudur tidak hanya mendapatkan pengakuan masyarakat
Indonesia sendiri, melainkan ia sudah dianggap sebagai warisan kebudayaan
dunia. Hal ini terbukti pada saat pemugaran Candi Borobudur selama sepuluh
tahun sejak tahun 1971, dukungan berbagai negara sahabat telah diberikan secara
mantap. Dua puluh delapan negara duduk sebagai anggota dari Executive
Committee for the International campaign to Safeguard the Temple Borobudur.
Dengan
segala pesona dan misterinya, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia
memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya.
Selain menikmati candinya, pengunjung juga bisa berkeliling ke desa-desa di
sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas
warga pembuat kerajinan. Pengunjung juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk
dapat memandang panorama Borobudur dari atas Candi Borobudur.
Dengan
begitu banyak para wisatawan yang berkunjung ke Jogjakarta kusus nya candi Borobudur,
biasa nya wisatawan mengunjungi candi Borobudur untuk melakukan perjalanan,
berlibur, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi
tempat-tempat yang indah atau tempat-tempat rekreasi yang ada di daerah
jogjakarta.
Disana
juga di adakan “Organisasi Wisata Dunia” (WTO), WTO adalah orang yang melakukan
perjalanan ke negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan
di tempat tersebut. menurut pandangan psikologi, wisata adalah sebuah sarana
memanfaatkan waktu luang untuk menghilangkan tekanan kejiwaan akibat pekerjaan
yang melelahkan dan kejenuhan. Adapun ilmu sosiologi menilai pariwisata sebagai
rangkaian hubungan yang dijalin oleh pelancong yang bermukim sementara di suatu
tempat dengan penduduk lokal.
Krapf Hunziker, seorang pakar pariwisata
meyakini bahwa wisata adalah munculnya serangkaian hubungan dari sebuah
perjalanan temporal yang dijalin oleh seorang yang bukan penduduk asli.
Pariwisata, berdasarkan seluruh definisinya, adalah fenomena yang terus berkembang. Lebih dari itu, industri ini telah menyelamatkan sejumlah negara dari krisis, dan memarakkan pertumbuhan ekonomi nya.
Dan
begitu pula Candi Borobudur berhasil
menampilkan diri sebagai pusat wisata yang mampu menyerap tingginya kunjungan
wisatawan, yaitu kurang lebih 6.333,95 orang/ hari pada tahun 1997 dengan 13%
wisatawan mancanegara dan sisanya 87% wisatawan nusantara.
5 Kemegahan,
keagungan, keindahan dan keunikan arsitektur Candi Borobudur yang dibalut
dengan nilai-nilai penting dari sisi agama, budaya dan sejarah telah menjadi
fokus perhatian umat Buddha, baik di Indonesia maupun luar negeri, serta
wisatawan pada umumnya untuk datang berkunjung. Dengan kata lain Candi
Borobudur mendatangkan banyak devisa untuk negara.
adapun Jenis-Jenis & Karakteristik Wisatawan yang datang dan berkunjung,
yaitu :
1. Wisatawan
lokal / domestik (local tourist) yaitu wistawan yang melakukan perjalanan
wisata ke daerah tujuan wisata yang berasal dari dalam negeri.
2. Wisatawan
mancanegara (interntional tourist) yaitu wisatawan yang mengadakan perjalanan
ke daerah tujuan wisata yang bersal dari luar negeri.
3. Holiday
tourist adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata
dengan tujuan untuk bersenang-senang atau untuk berlibur.
4. Business
tourist adalah wisatawan yang bpergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan
untuk urusan dagang atau urusan profesi.
5. Common
interest tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan
tujuan khusus.seperti,studi ilmu pengetahuan, mengunjungi sanak keluarga atau
untuk berobat dan lain-lain.
6. Individual
tourist adalah wistawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara
sendiri-sendiri.
7. Group
tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara
bersam-sama atau berkelompo
Dengan
seiring banyak nya wisatawan yang datang, dan itu juga akan mepengaruhi
Kepedulian Lingkungan.
1. Kepedulian perihal
sangat pedulikan ; yang arti nya sikap mengindahkan (memprihatinkan);
2. Lingkungan
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
. Potensi
Pengembangan Candi Borobudur dan permasalahannya
Mengingat
candi Borobudur adalah monumen Buddhis, tentu ziarah tersebut akan dilakukan
oleh umat agama Buddha di Indonesia maupun Umat Buddha sedunia.
Kegiatan-kegiatan
wisata akan menciptakan banyak lapangan kerja baru. Permintaan terhadap barang
dan jasa yang diperlukan secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan
wisata ziarah tersebut akan meningkat.
Difungsikannya
Candi Borobudur sebagai pusat wisata ziarah (dharmayatra), disamping sebagai
pusat wisata budaya seperti selamaini yang kita kenal, sangat berpotensial dengan alasan sebagai
berikut :
Wisata
ziarah merupakan salah satu preferensi calon konsumen (wisatawan) terhadap
atribut keagamaan Buddha dari keberadaan Candi Borobudur. Terjadi proses
nilai tambah dari wisata ziarah dibandingkan dengan sebelumnya.
Enam
dari sepuluh negara anggota ASEAN adalah negara yang penduduknya banyak
beragama Buddha, yaitu Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Singapura.
Umat Buddha di negara-negara tersebut merupakan calon wisatawan mancanegara
yang potensial ke Indonesia, terutama ke candi Borobudur.
Terlebih
lagi Umat Buddha di negara- negara Asia lainnya yaitu RRC, Korea, Taiwan,
Jepang, Hongkong, Sri Langka, Nepal, dan lain lain. Serta perlu dipertimbangkan
pula Umat Buddha di Amerika, Eropah, Australia dan seterusnya, merupakan
potensi Wisata Ziarah bagi Candi Agung Borobudur.
Wisata
ziarah Buddhis sudah lazim dilakukan dan sangat berhasil di Thailand dan
Kamboja. Berbagai vihara yang indah di Thailand serta keagungan candi Angkor di
Kamboja telah menarik kedatangan banyak wisata mancanegara. Hal ini dapat
menjadi bukti bahwa wisatawan ziarah akan mendatangkan devisa dalam jumlah
cukup berarti.
Kita
menyaksikan sejumlah Vihara dan Candi dinegara tetangga yang tidak memiliki
keistimewaan seperti Candi Borobudur, namun telah berhasil dimanfaatkan secara
maksimal untuk meningkatkan perekonomian rakyat sekitar. dimana Candi / vihara
tersebut berada juga telah mendatangkan devisa dari wisatawan mancanegara yang
tidak sedikit jumlahnya.
Candi
Borobudur yang seharusnya memiliki daya tarik sangat besar bagi kunjungan
Wisata Ziarah sedunia, telah gagal memberikan kesejahteraan bagi peningkatan
perekonomian rakyat kecil sekitar Candi tersebut. Apalagi yang berhubungan
dengan pemasukan devisa bagi negara. Kita saksikan negara tetangga yang
memiliki objek wisata ziarah walaupun tidak sebagus Candi Borobudur, namun
telah mengatur tata kunjungan wisatawan dengan sedemikian rupa, sampai ada
peraturan menghukum pengunjung yang berperilaku tidak sesuai dengan moral dan
etika yang seharusnya, telah berhasil menikmati kemajuan pemasukan devisa serta
memberikan kemajuan bagi perekonomian rakyat sekitarnya secara optimal.
Kerusakan Candi Borobudur oleh
Manusia
Dijadikannya
Candi Borobudur sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia telah
memberikan sumbangan yang tidak kecil pada peningkatan devisa negara.
Pengunjung Candi Borobudur Baru tahun ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan
jumlah pengunjung di satu pihak dapat menambah pendapatan negara dan masyarakat
di sekitarnya, tetapi di lain pihak juga dapat mengancam kelestarian candi ini.
Candi yang dibangun kira-kira abad VIII pada masa pemerintahan wangsa Sailendra
ini telah kurang lebih 1260 tahun berada di alam terbuka, artinya bahan
bangunan yang terbuat dart batu andesit itu juga telah mengalami proses
degradasi (pelapukan) oleh faktor waktu dan alam.
Meningkatnya
jumlah pengunjung ke Candi Borobudur akan memberikan dampak kurang baik bagi
upaya pelestarian warisan budaya. Oleh karena itu, perlu dibuat wilayah peredam
yang dapat mengham¬bat pengunjung agar tidak naik bersama-sama ke candi, yaitu
dengan membuat taman wisata di lingkungan candi. Keberadaan taman wisata
diharapkan membuat pengunjung akan tersebar ke berbagai penjuru taman. Dengan
tersebarnya pengunjung akan mengurangi beban yang ditanggung oleh bangunan
candi.
a) Faktor
dari Dalam
Faktor
dari dalam biasanya disebabkan oleh keroposnya bangunan itu sendiri, seperti
konstruksi dan bahan penyusunnya.
b) Faktor
dari Luar
pengaruh
lingkungan biotik, abiotik, dan khernis. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor
biotik adalah tumbuhnya tanaman tingkat tinggi ( ilalang, perdu, pohon-pohon
besar ) dan tanaman tingkat rendah (lumut, jamur, jamur kerak, dan algae).
c) Aktifitas
Manusia
baik
secara disengaja maupun tidak disengaja. Kerusakan disengaja seperti
corat-coret, pencurian, pengotoran, batu penyusun jatuh karena dipanjat,
sedangkan kerusakan tidak disengaja seperti terjadinya keausan batu pada lantai
bangunan dan kerontokan. Kerontokan terjadi akibat pembersihan gulma pada batu
candi dengan menggunakan sikat.
Dampak Negatif
Dampak
negatif yang dapat ditemukan di Candi Borobudur setelah Candi itu dijadikan
objek wisata adalah vandalisme, sampah, keausan batu-batu candi, kerontokan,
retakan, dan rembesan air. Kegiatan vandalisme banyak jenisnya seperti
memanjat-manjat dinding candi dan stupa, pencungkilan relief, corat-coret, dan
peledakan. Sampah yang ditemukan di Candi Borobudur berupa kertas pembungkus,
sisa makanan, plastik, puntung rokok, kotoran manusia, daun, biji-bijian,
buah-buahan, pecahan botol, kaleng minuman, dan abu. Sampah yang ukurannya
kecil dapat masuk ke sela-sela batu yang pada akhirnya menyebabkan penyumbatan
pada saluran air. Selain dapat menyumbat saluran-saluran air, sampah berupa
biji-bijian seperti biji jeruk, rambutan dan salak dapat tumbuh di sela-sela
batu Candi Borobudur.
Di Candi
Borobudur, ditemukan beberapa batu penyusun yang mengalami keausan tersebar
pada lantai dan tangga candi. Hasil penelitian tahun 1980-an menunjukkan bahwa
di Candi Borobudur ditemukan 801 blok batu yang mengalami keausan (Sutantio,
1985), sedangkan hasil pengamatan di tahun 2000 jumlah batu yang mengalami
keausan menjadi 1.383 blok batu (Sadirin, 2002), berarti terjadi peningkatan
kerusakan sebesar 582 blok batu. Jika dirata-rata, setiap tahun terjadi keausan
sebesar 36 blok batu. Terjadinya keausan pada batu candi disebabkan oleh
gesekan antara pasir yang menempel pada alas kaki pengunjung dengan bate candi.
Hasil
percobaan yang dilakukan oleh Sukronedi
dan teman pada tahun 2000 menunjukkan bahwa akibat penggosokan yang dilakukan
pada saat pembersihan gulma pada batu-batu candi, menyebabkan kerontokan pada
bate yang berbeda-beda tergantung pada alat yang digunakan. Pada percobaan
tersebut, digunakan sikat ijuk dengan panjang bulu sikat yang berbeda-beda
yakni 3 cm, 2 cm, dan 1 cm. Luas bidang yang digosok adalah 100 cm2, tekanan
penggosokan rata-rata 5 kg/cm2, serta lama penggosokan 10 menit dengan jumlah
gosokan 100 kali gosokan.
Penggunaan sikat ijuk dengan panjang bulu sikat yang berbeda juga menghasilkan kerontokan yang berbeda pula. Sikat ijuk dengan panjang bulu sikat 3 cm menghasilkan kerontokan sebanyak 8,76 x 10-5 g/cm2 atau sama dengan 2,75 ml, sikat ijuk dengan panjang bulu sikat 2 cm menghasilkan kerontokan sebanyak 9,45 x 10-5 g/cm2 atau sama dengan 3,25 ml, dan sikat ijuk dengan panjang bulu sikat 1 cm menghasilkan kerontokan 18,52 x 10-5 g/cm2 atau sama dengan 6,25 ml.
Hasil
observasi lapangan, dari bulan Desember 2015, menemukan retakan-retakan yang
terjadi pada batu-batu Candi Borobudur sebanyak 1.536 batu. Penyebab keretakan
dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi beban yang harus ditanggung Candi Borobudur yang terdiri atas
beban stabs dan beban dinamis, serta tumpuan tidak merata.
Salah
satu faktor penting penyebab kerusakan Candi Borobudur adalah masalah air,
terutama yang merembes pada batu-batu candi. Oleh karena itu, pemugaran yang
dilakukan pada tahun 1973-1983 adalah kegiatan untuk mengatasi masalah air.
Meskipun demikian, sampai sekarang masih dijumpai adanya rembesan air pada
dinding candi. Hasil observasi, sampai dengan tahun 2002, ditemukan 112 lokasi
rembesan yaitu 81 lokasi pada dinding lorong tingkat satu, 6 lokasi pada
dinding lorong tingkat dua, 6 lokasi pada dinding lorong tingkat tiga, dan 19
lokasi pada dinding lorong tingkat empat.
Data
Pengunjung Candi Borobudur
YEAR
DOMESTIC
FOREIGN
TOTAL
1991 1.592.884 241.536 1.834.420
1992 1.677.481 312.535 1.990.016
1993 1.742.242 310.886 2.053.128
1994 1.814.097 347.805 2.161.902
1995 2.509.707 325.149 2.834.856
1996 1.980.949 311.315 2.292.264
1997 1.991.404 283.818 2.275.222
1998 1.279.460 115.309 1.394.769
1999 1.764.934 86.258 1.851.192
2000 2.559.527 114.440 2.673.967
2001 2.345.158 111.136 2.581.783
2002 1.998.355 107.972 2.106.327
2003 2.006.317 62.776 2.069.093
2004 1.935.918 90.524 2.026.442
2005 1.935.231 57.545 1.992.776
2006 1.182.212 60.850 1.243.062
2007 1.681.122 299.443 1.180.565
1991 1.592.884 241.536 1.834.420
1992 1.677.481 312.535 1.990.016
1993 1.742.242 310.886 2.053.128
1994 1.814.097 347.805 2.161.902
1995 2.509.707 325.149 2.834.856
1996 1.980.949 311.315 2.292.264
1997 1.991.404 283.818 2.275.222
1998 1.279.460 115.309 1.394.769
1999 1.764.934 86.258 1.851.192
2000 2.559.527 114.440 2.673.967
2001 2.345.158 111.136 2.581.783
2002 1.998.355 107.972 2.106.327
2003 2.006.317 62.776 2.069.093
2004 1.935.918 90.524 2.026.442
2005 1.935.231 57.545 1.992.776
2006 1.182.212 60.850 1.243.062
2007 1.681.122 299.443 1.180.565
Dari
tahun ke tahun jumlah pengunjung Candi Borobudur semakin menurun, ini di
sebabkan oleh ketidak nyamanan para wisatawan dan juga adanya pembelokan nilai
fungsi candi yang merupakan tempat beribadah agama budha menjadi tempat wisata
semata, sehingga tidak diperhatikan kebutuhan apa saja yang di butuhkan oleh
para agama budha.
Candi
Borobudur yang dijadikan Monumen mati telah menghilangkan nilai sakral Agama
Buddha bagi penduduk dunia yang beragama Buddha, mereka tidak merasa perlu
berkunjung ke Indonesia, sehingga para wisatawan yang datang pada umumnya
merupakan wisatawan budaya, kalaupun yang berkunjung adalah wisatawan beragama
Buddha, mereka tidak bisa melakukan puja bhakti sebagaimana mestinya.
Candi
Borobudur dianggap sebagai Cagar Budaya dan monumen mati, sehingga para
pengunjung tidak memperdulikan lagi kondisi kebersihan Candi seperti yang kita
saksikan dimana pengunjung membawa makanan dan minuman serta membuang sampah
yang tersebar dimana mana, juga mereka mendudukan anak kecil dipundak Arca
Buddha sambil berfoto serta memperlakukan tempat suci tersebut sebagai tempat
picnic dan merusak baik suasana spiritual maupun nilai moral yang bertentangan
dengan keagungan Candi Borobudur itu sendiri.
Untuk mengatasi
itu semua kita harus merubah struktur wisata nya terlebiih dahulu. Dari yang
semula mebiarkkan para pengunjung bebas berfoto di candi tersebut hingga sampai
para pengunjung hanya bisa melihat saja dan tidakk boleh memegang nya serta
hanya boleh mefoto candi tersebut dengan jarak yang sedikkit agak jauh, yang
bertujuan untk memulihkan candi Borobudur yang sekarang sudah mulai terkiis
bebeatuan nya. Dan serta jiika memang candi tersebut ingin di sucikan kembali,,
yaitu dengan cara menahan para wsata agar tidak masuk ke dalam area candi
tersebut, dengan cara para wisata nya hanya boleh memasuki halaman candi dan tidak
boleh memasuki area candi dalam.
Dan jika
ada mayarakat atau wisatawan yang beragama budha ingin ber sembahyang disana,
barulah di kasih masukk ke dalam area candi Borobudur tersebut, dengan catatan
menunjukan KTP wisatawan atau makyarakat untuk memastikan bahwa benar dia ber
agama budha atau tidak.
Dengan cara
seperti itu adalah cara yang efetif untuk tetap mempertahankan candi Borobudur peniinggalan
agama hindu budha yang masih berdiri kokkoh di Indonesia yang tapat nya di
daerah jogja jawa tengah.
Daftar
Pustaka :
http://madyaindriani.blogspot.co.id/
di akses pada tanggal 1/1/2016 pukul 12:00
Pendapat tentang : Krapf Hunziker, seorang pakar pariwisata. Sumber
google di akses pada tanggal 1/1/2016 pukul 12:00
No comments:
Post a Comment