Sunday, January 3, 2016

Tugas 5 - Observasi Baduy

Dialog dengan Jaro Saijah di Kadu Ketug

Hallo.. Berjumpa lagi dengan saya semoga tidak bosan ya hehe , sebelum nya saya sudah memposting 3 tulisan di blog ini dan dengan yang ini berjumlah menjadi 4 tulisan. Jika kalian lupa dengan saya YA nama saya Anindita Ratriningtyas, biasa dipanggil dengan nama Anin.

Bersama teman teman di Stasiun Tanah Abang sebelum naik kereta

Pada tanggal 22 Desember 2015 lalu saya dan teman teman dari usaha jasa pariwisata yang ditemani dengan tiga dosen pergi melakukan observasi ke suatu kota yaitu kota Banten. Lebih tepatnya kami menuju Desa dari Suku Baduy atau bisa disebut dengan Desa Kanekes. Perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, menaiki kereta api dengan tujuan stasiun Rangkas Bitung selama 2 jam lamanya. Lalu melanjutkan lagi dengan menggunakan ELF yang sudah disewa sebanyak 4 buah ELF untuk menuju ke Ciboleger. Sesampai nya di Ciboleger lanjut menuju perkampungan Kadu Ketug namanya.

Gapura Selamat Datang

Setelah memasuki gapura yang bertuliskan “Selamat Datang Di Baduy” kami berjalanan sedikit dan berkumpul di rumah Jaro Saija yang merupakan perbatasan dan pintu gerbang menuju wilayah adat Baduy. Disitu terlebih dahulu kita akan meminta ijin kepada jaro saija sebelum memasuki wilayah Desa kanekes dengan mengisi buku tamu yang sudah disediakan. Sesudah itu kami melakukan beberapa kegiatan dialog antara kami dengan jaro saija untuk menanyakan beberapa pertanyaan dan pengetahuan sekedar mengenai suku baduy ini. Kami semua berkumpul dan mengelilingi jaro saija yang sudah siap untuk berbicara dan menjelaskan beberapa informasi yang di sebelah kiri nya didampingi oleh dosen kami yang bernama Bpk. Shobirin dan di sebelah kanan nya didampingi oleh Kang Arji yang akan menemani, memandu, serta membantu kami selama di baduy.

Sesi Tanya Jawab bersama Kang Arji, Jaro Saija, Pak Shobirin

Sebelum dibuka beberapa sesi pertanyaan tanya jawab Jaro Saijah melakukan sambutan serta pembukaan terlebih dahulu. Sekiranya beliau berkata “Puji syukur alhamdulillah keridhoan allah swt bisa hadir dan berkumpul silaturahmi ke tempat kami, mungkin disini kita akan membahas tentang adat istiadat Baduy. Saya akan menjelaskan terlebih dahulu sedikit tentang Baduy, langsung aja orang baduy disini berjumlah sekitar 12.000 jiwa dengan kepala keluarga berjumlah 3.405 yang didalamnya terdapat 64 kampung, 61 jumlah dari Baduy Luar. Agama dan Upacara adat di sini sama saja yang membedakan hanya baduy dalam memakai baju kain hitam putih dengan ikatan kepala berwarna putih. Secara keseluruhan masyarakat baduy itu semua bertani dan berladang, yang paling utama ada penanaman padi selanjutnya padi dan pisang lalu penebangan kayu, berdagang, bikin gula aren dan lain sebagainya. Alhamdulillah orang-orang disini tidak ada yang pengangguran. Dan Orang Baduy cinta damai, di desa ini tidak ada kekerasan dan anti dengan narkoba. Desa Baduy ini sudah dibuat beberapa wilayah sekitar 5360 hektar, 3000 hektar wilayah sebagai pelindung alam yang perlu dilestarikan dan perlu diamankan, selain itu wilayah lain mempunyai beberapa larangan atau aturan seperti di baduy dalam tidak boleh ada nya kegiatan berfoto, bermain gitar atau menggunakan teknologi. Aturan lainnya di baduy ini tempat penginapan untuk menginap kalangan cowo dengan cewe harus terpisah.”

Sekiranya begitulah informasi yang sudah beliau katakan tentang adat istiadat di baduy ini. Walaupun ada beberapa dari kata beliau yang susah kami mengerti karena beliau menggunakan bahasa sunda. Lalu dibuka lah sesi tanya jawab dengan ada nya 20 pertanyaan yang di lontarkan dari teman teman saya. Beberapa pertanyaan nya akan saya jabarkan dan jelaskan dibawah ini:
Pertanyaan:
1.      Dari mata pencaharian nya seperti yang sudah dijelaskan tadi, hasil dari bertani tadi dijual kemana saja ?
Ø  Kalau hasil bertani dan padi tidak dijual selain itu ada pos dan tempat penampung nya, seperti pete, duren dan lain sebagainya memang dilakukan untuk dibawa keluar dan dijual.
2.      Kenapa padi tidak djiual?
Ø  Kalau padi memang tidak boleh, kami hidup tidak boleh menjual padi, makan simpenan dari lumbung padi ada sekitar 6000 lumbung padi (leuit). Orang orang Baduy disini ditingkatkan persatuan dan kesatuan nya. Dan alhamdulillah sudah meningkat seperti hal nya gotong royong. Dari 64 RT yang ada semua nya hasil dari gotong royong, kami punya dana simpenan gotong royong mana yang perlu digotong dan dibantu harus dipikirkan, tidak berpihak dan harus bersama sama.
3.      Kenapa orang baduy dalam tidak boleh bersekolah?
Ø  Kalau sekolah formal sebenernya tidak boleh, tapi kalau baduy luar ada yg melakukan nya. Sekolah formal tapi non formal dilakukan, semua nya harus punya didikan harus punya disekolahkan dan harus bisa mengelola. Kalau non formal caranya bisa dnegan mengajari anak yang baru 3 hari dilahirkan harus dikasih tau sama orangtua nya tidak boleh nakal tidak boleh ini itu, harus pinter dan lain sebagainya. Memang orang baduy luar memang sekolah formal. Kalau tentang menulis dan membaca agak sulit dilakukan.
4.      Apakah orang baduy dalam bisa baca dan tulis?
Ø  Memang banyak yang bisa baca dan tulis
5.      Sekolah non formal nya selain baca dan tulis ngapain apa aja?
Ø  Menjaga diri, menolong orang, mengobati orang orang sakit. Kalau org baduy berjumlah sekitar 12.000 jiwa, 20% dari mereka melakukan kegiatan medis yaitu orang baduy luar sedangkan orang baduy dalam melalui dukun. Yang dukun itu mencari ramuan alam dan membuat obatan obatan.
6.      Kalau ada yang sakit berarti mereka mengobati sendiri ?
Ø  Iya mencari sendiri, ada paranormal dan dukun nya. Saya sendiri pun tidak pernah kerumah sakit jadi saya mencari obat sendiri seperti ramuan misalnya sakit perut dan pusing kepala.
7.      Perbedaan bahasa baduy dalam dan baduy luar apa saja si ?
Ø  Kalau mengenai bahasa tidak jauh berbeda, cuman yang membedakan perilaku. Yang berbaju putih yang kemana mana hanya boleh berjalanan kaki itu sodara kita yang berada di baduy dalam, kalau baduy luar boleh tidak jalan kaki. Di struktur itu ada “Puun” ada “jaro tangku” sebagai pemangku adat. Kalau pembentukan upacara adat dibaduy dalam ada balai pertemuan upacara adat. Saya diundang ke baduy dalam. Kalau mengumpulkan tokoh masyarakat RT & RW disini saya yang kumpulkan tetapi kalau upacara adat saya diundang ke baduy dalam. Dibawah lg ada lembaga adat “jaro 7” sebagai lambang. Lambang disebutkan dibaduy agama nya serambi witan, islam nya dua kalimat syahadat, wiwitan itu sebagai suku. Lembaga adat orang baduy itu cinta tanah dan air harus melestarikan alam, baduy luar bikin rumah tidak boleh diratakan tanah nya mana yang bawah dipanjangin dan kayu diratain aja takut merusak alam.
8.      Kesenian apa yang ada di baduy dalam dan baduy luar ?
Ø  Keseniannya itu ada angklung , penanaman padi, kromong buat baduy luar tapi melakukan upacara kawinan, sunatin, ada lg model kecapi dan suling.
9.      Kalau didalam suatu perkawinan adat baduy itu apakah ada pakaian khususnya atau tidak?
Ø  Pakaian nya sama saja.
10.   Upacara pernikahan apa yang membedakan nya dari suku baduy dengan orang jakarta ?
Ø  Memang pasti beda. Kalau disini disebutkan bahwa ada yang dijodohkan ada yang terjodoh. Kalau yg dijodohkan yaitu ibu nya sama sama ayahnya yang cowo musyawarah dulu. Kalau disini sebelum akad nikah itu tidak diperbolehkan untuk berpacaran, harus terpisah. Cuma boleh mengobrol tidak boleh berdekatan. Main gelap gelapan tidak boleh. Ada wali, kua ada surat nikah dan ada hiburan nya seperti kromong.
11.  Kesenian yang dibuat ada tidak kalau ada apa aja ?
Ø  Angklung, kecapi, suling, karinding, kromong.
12.  Peralatan hidup apa saja si yang dipakai orang baduy dalam sehari hari nya ?
Ø  Hawu (tungku, kompor tiup), seeng, ulang, pangari untuk masak, kipas bambu dan masih banyak lagi.
13.  Kenapa orang laki laki harus membawa golok ?
Ø  Membantu menjaga diri.
14.  Sistem peralatan pertanian nya yang dipakai di baduy seperti apa?
Ø  Arang, oret untuk ngangan padi, arit.
15.  Kalau di baduy ini struktur organisasi nya apakah turun temurun atau secara dipilih ya dan apakah di baduy dalam ada pemilu?
Ø  Saya disini memang sebagai kepala desa atau jaro. Memang jaro disini pilihan keturunan. Segala RT dan RW dipilih oleh “Puun”. Baduy dalam juga ikut serta. Ada 15 TPS dibagi sama rata. Disetiap RW ada TPS nya. 
16.  Di foto yang tertera di dinding, di bagian cewe nya terdapat tali apakah itu tanda sudah menikah pak ?
Ø  Sebelum tiga hari menikah dililitin gelang diurusin oleh Puun.
17.  Kalau dari sistem religi nya disini kan islam wiwitan ya tetapi apakah ibadah nya sama seperti agama islam pada umumnya ?
Ø  Berbeda ibadah kita disini berbeda pada umumnya.
18.  Jika ada yang melakukan pelanggaran aturan adat bagaimana hukuman nya ?
Ø  Ditujukan kepada jaro 7 itu. Jika melakukan jinah akan ditempatkan dilembaga adat itu. Kedua pada jaman dahulu jika ada kakek nenek melakukan jinah akan diminta pertanggung jawaban nya kepada anak dan cucu nya akan ditegor selama 40 hari dibuat ritual nya seperti mandi kembang setelah mandi kembang akan bersih lagi dan membaca dua kalimat syahadat. Ada tegoran dan hukum karma.
19.   Dalam berpuasa apakah ada perbedaan orang baduy dengan islam pada umumnya ?
Ø  Orang baduy disini berpuasa selama 3 bulan cuman 1 bulan 3 hari. Kalau disini 1 hari 1 malam puasa nya. Jika besok ingin berpuasa lagi pada jam 4 jam 5 harus mencusikan diri terlebih dahulu supaya bersih. Banyak ritual nya.
20.  Bagaimana cara pembuatan rumah orang baduy? Apakah baduy luar dan baduy dalam ada perbedaan nya ?
Ø  Iya ada perbedaan nya, kalau baduy dalam tidak boleh memakai paku, pake tali rotan.

Jaro Saija di Kadu Ketug

Begitulah paparan tentang sesi tanya jawab yang kami lakukan di Rumah Jaro Saija tepat nya di Kampung Kadu Ketug. Setelah sesi tanya jawab ditutup dibacakan lah beberapa aturan yang tidak diperbolehkan selama berada di baduy yang dibacakan oleh teman saya atau teman kami semua yang bernama Nesya. Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari Bapak jaro ada dua yaitu yang pertama beliau sebagai jaro pemerintahan duta nya puun atau  anak buah nya puun, yang kedua sebagai kepala desa sebagai wakilnya pemerintah disini tentang struktur kepuunan posisi dari pak jaro. Terlaksanakanlah semua acara di Kadu Ketug, saat nya saya dan teman teman saya melanjutkan untuk menjelajahi, mempelajari serta melakukan kegiatan petualangan di Desa Kanekes. Sekira nya hanya itu yang bisa saya jelaskan di tulisan kali ini semoga bermanfaat bagi para pembaca yang ingin mengetahui suku baduy lebih dalam. Apabila terdapat salah kata atau kekurangan saya anin mohon maaf. Salam dari Penulis tulisan ini. Sampai berjumpa lagi di post selanjutnya!:) 


Sumber:
Berdialog dengan Jaro Saija di kadu ketug pada tanggal 22 Desember 2015

Kelas A - Anindita Ratriningtyas
4423143915
Email: aratriningtyas@yahoo.com
Line: aninditaaputri
Instagram: aninditaratri

12 comments:

  1. Wah sangat keren dan inspiratif

    ReplyDelete
  2. Sangat menarik, dan jadi tertarik untuk kesana

    ReplyDelete
  3. Mengesankan sekali, sangat informatif.

    ReplyDelete
  4. Ih asik ya bisa terjun langsung ke daerah suku baduynya. Oh ya. Makasih informasinya jadi lebih tau tentang suku baduy;)

    ReplyDelete
  5. Makasih informasinya, ditunggu postingan selanjutnya

    ReplyDelete
  6. Jadi semakin tertarik untuk mengunjungi suku baduy setelah membaca postingan ini. Terima kasih atas infonya, dan ditunggu postingan berikutnya.

    ReplyDelete
  7. Sangat informatif! Menarik sekali info yang diberikan. Ditunggu postingan selanjutnya

    ReplyDelete
  8. Terimakasih buat infonya anin, membantu sekali buat trip saya nanti.

    ReplyDelete
  9. Hallo Saudari Anin! Terima kasih informasi mengenai suku Baduy. Informasi ini saya rasa bermanfaat, namun diperlukan penggunaan EYD, pemilihan kata dan bahasa yang lebih baik agar tulisan ini makin mudah dipahami.

    ReplyDelete
  10. Wah sangat menarik dan informatif!

    ReplyDelete
  11. Kira kira ke baduy memerlukan biaya banyak ga yaa

    ReplyDelete