LADANG:
URAT NADI KEHIDUPAN SUKU BADUY
Suku
Baduy atau Urang Kanekes adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda
di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Memiliki populasi sekitar 5.000 hingga
8.000 orang saat ini. Mereka sehari-harinya memakai bahasa dialek Baduy dari
Sunda. Sebagian besar agama mereka adalah Sunda Wiwitan. Nama Baduy itu sendiri
berasal dari Gunung Baduy yang berada di tempat mereka tinggal. Secara
geografis terletak pada koordinat 6°27’27”
– 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT, memiliki topografi berbukit dan
bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata 45%. Mereka berpemukiman tepat
di kaki pegunungan Kendeng. Dari Rangkasbitung menuju suku Baduy sekitar 40km. Di
suku Baduy Dalam terdapat 3 kampung yaitu Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo,
masing jarak antar kampung sekitar 24 km.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Urang_Kanekes
Suku
Baduy terbagi menjadi dua yaitu suku Baduy Luar suku Baduy Dalam. Dari
Ciboleger (tempat mula awal untuk menuju suku Baduy Luar) ke suku Baduy Luar
sekitar 1 setengah jam dan dari suku Baduy Luar ke suku Baduy Dalam sekitar 3
setengah jam, perjalanan melewati bukit, turunan, jembatan yang terbuat dari
bambu, dan melewati sungai. Suku Baduy sendiri sangat menjaga adat istiadat
mereka mulai dari mereka berkehidupan tanpa listrik dirumah mereka, kegiatan
mencuci, mandi, memasak, mereka memanfaatkan aliran sungai yang dekat dengan
pemukiman mereka dan air di aliran sungai tersebut sangat jernih dan masih
segar. Mereka memiliki rumah yang masing-masing berbentuk sama, menurut orang
suku Baduy sendiri kenapa rumah mereka berbentuk sama itu berarti mereka tidak
membanding-bandingkan kaya atau miskin, bagi mereka tetap hidup rukun dan
saling menjaga tali persaudaraan serta gotong royong, untuk rumah suku Baduy
Luar memiliki lebih dari 1 pintu dan untuk suku Baduy Dalam hanya memiliki satu
pintu saja yakni pintu utama, rumah mereka berbentuk seperti rumah panggung dan
dibawah rumah difungsikan untuk membuang kotoran rumah mereka karena jika Anda
berada di dalam rumah suku Baduy dibawah lantainya seperti ada lubang-lubang
kecil untuk membuang kotoran dalam rumah yang langsung ke bawah rumah jadi
mereka tidak menggunakan sapu untuk membersihkan rumah mereka. Di suku Baduy
Luar kita diperbolehkan menggunakan handphone atau alat elektronik lainnya
tetapi di suku Baduy Dalam dilarang untuk menggunakan alat-alat elektronik
tersebut. Di suku Baduy Luar masih diperbolehkan wisatawan mancanegara untuk
datang ke kampung mereka tetapi di suku Baduy Dalam dilarang wisatawan
mancanegara untuk datang ke kampung mereka dikarenakan terdapat peraturan tidak
tertulis untuk wisatawan mancanegara yang ingin datang ke suku Baduy Dalam. Jika
melanggar adat istiadat suku Baduy itu sendiri akan mendapat musibah. Mereka
tidak diperkenankan menggunakan alas kaki, karena saat saya kesana yang saya
lihat mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari tidak menggunakan alas kaki.
Suku
Baduy juga memiliki teras rumah yang difungsikan untuk bercengkrama dengan
tetangga maupun dengan sanak keluarga. Mereka juga mengolah gula aren yang
nantinya akan dijual ke kota. Untuk memasak mereka menggunakan tungku dan kayu
bakar. Urang Kanekes, mereka memiliki ternak ayam dan sewaktu pengalaman pergi
kesana saya melihat seorang salah satu dari suku Baduy membawa ayam yang sangat
besar ditaruh didalam karung lalu dilubangi untuk kepala dan kedua kaki ayam
tersebut, konon untuk persembahan yang nantinya dilakukan saat upacara maulid
dilakukan.
Mata
pencaharian suku Baduy itu sendiri yakni berladang padi huma adalah padi yang
ditanam di ladang atau kebun atau juga disebut padi gogo, juga dikarenakan
mereka yang tinggal di kaki pegunungan sehingga tidak ada lahan untuk menanam
padi sawah. Saat saya berkunjung ke destinasi wisata suku Baduy, disekeliling jalan
setapak menuju suku Baduy Dalam banyak terlihat padi huma dan menurut mereka
untuk bahan pangan seperti beras mereka menaruhnya di lumbung padi atau Leuit dan
bahan pangan beras ini mereka tidak jual ke masyarakat kota karena merupakan
bahan makanan penting bagi mereka dan untuk penghasilan tambahan mereka menjual
hasil buah-buahan yang mereka ambil di hutan seperti durian, asam keranji, dan
madu hutan.
Hasil
panen padi huma mereka taruh di lumbung padi dan dari yang saya amati banyak
sekali
Lumbung padi yang
berbaris rapi didekat perkampungan mereka.
Suku Baduy berladang padi huma. Sumber:
http://setkab.go.id/andalkan-padi-gogo-masyarakat-baduy-terbebas-krisis-pangan/
|
Mereka
juga menjual souvenirs untuk para wisatawan seperti gantungan kunci yang dibuat
dari bambu, tas, dll. Saat saya berkunjung ke destinasi wisata suku Baduy di
setiap rumah terdapat durian yang sudah panen dan ditaruh di rumah mereka
masing-masing yang nantinya akan mereka jual ke para wisatawan yang sedang berkunjung
ke suku Baduy dan saat saya pergi kesana untuk 1 durian harganya Rp 20.000
saja, cukup murah dan Anda boleh mencobanya sebelum membayar jika tidak manis,
durian tersebut tidak perlu Anda bayar. Mereka memanfaatkan hasil hutan untuk
memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Suku
Baduy mereka berladang padi huma sebagai urat nadi kehidupan karena
menghasilkan beras untuk makan mereka sehari-hari. Mereka berkehidupan sangat
bergantung pada alam dan terhindar dari kehidupan dari luar suku Baduy dan
mereka berkehidupan saling gotong royong, hidup rukun, dan menjaga silaturahmi.
Saat saya mengamati tempat tinggal suku Baduy sendiri tidak jauh dari
perkampungan pasti ada sumber mata air mereka yakni sungai yang mengalir bersih
dan segar, Anda bersempatlah mandi atau sekedar cuci muka di aliran sungai yang
bersih dan segar tersebut dijamin Anda akan merasa lebih tenang dan relaks,
airnya pun dapat Anda minum karena masih jernih sekali, jika Anda ingin
berendam di sungai Anda perlu berhati-hati karena sungai ini memiliki arus yang
kuat dan cukup dalam airnya sekitar kurang lebih 5 meter, Anda cukup bermain
dipinggir sungai saja.
Berikut adalah dokumentasi saya obervasi tentang
suku Baduy dengan teman-teman.
Selvia Rizalni
Usaha Jasa Pariwisata 2014 Kelas B
4423143978
Selvia.rizalni2296@gmail.com
Penasaran sama cerita nya...
ReplyDeleteJadi pengen main kesana..
Penasaran sama cerita nya...
ReplyDeleteJadi pengen main kesana..
Aduuh baduuy , seruu Kali yaa
ReplyDelete