Saturday, January 2, 2016

T4_SelviaRizalni_Karanganyar

KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH


            Assalamualaikum Wr.Wb.
            Perkenalkan nama saya Selvia Rizalni, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, jurusan Usaha Jasa Pariwisata. Saya akan membahas tentang Karanganyar mulai dari informasi umumnya, objek wisata, dan kebudayaan dari kabupaten Karanganyar.                     
Kabupaten Karanganyar terletak di Provinsi Jawa Tengah. Berbatasan dengan Kabupaten Sragen di Utara, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan (Jawa Timur di Timur, Kabupaten Wonogiri di Selatan, serta Kabupaten Boyolali, Kabupaten Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo di Barat. Memiliki luas 800,02 kilometer persegi. Kepadatan penduduknya yaitu 750.000 jiwa pada tahun 2003. Pembagian administratifnya yaitu memiliki kecamatan 17 dan kelurahan 117. Dengan pemerintahan bupati Juliatmono. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karanganyar


Gambar diatas adalah peta lokasi Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_kabupaten_karanganyar.png


            Proses terbentuknya Pemerintah Kabupaten Karanganyar saat pemerintahan desa terbentuk pada masa perjuangan Raden Mas Said (1741-1757), lalu dibentuk Kabupaten Anom pada tanggal 5 Juni 1847, diikuti dengan pembentukan Kabupaten Karanganyar pada tanggal 18 November 1917. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karangnyar Nomor 20 Tahun 1998 tentang Hari Jadi Kabupaten Karanganyar, maka Hari Jadi Kabupaten Karangnyar ditetapkan pada tanggal 18 November 1917.
Nama Karanganyar sendiri terbentuk dari tiga kata yang masing-masing mempunyai arti dan maksud:
·         KaKawibawaningkang dipun gayuh (kawibawaan yang dicita- citakan).
·         RangRangkepanipun lahir bathin pulung lan wahyunipun sampun turun temurun (rangkapnya lahir dan batin, pulung dan wahyunya turun).
·         AnyarBadhe nampi perjanjian anyar/ enggal winisudha jumeneng Mangkunegoro I (akan menerima perjanjian baru yang diangkat menjadi Mangkunegoro I).
Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/20110109/sejarah/

Nama Karanganyar berasal dari pedukuhan yang berada di desa ini. Nama ini diberikan oleh Raden Mas Said(Mangkunagara I), karena di tempat inilah, ia menemukan kemantapan akan perjanjian baru (bahasa Jawa: anyar) untuk menjadi penguasa setelah memakan wahyu keraton dalam wujud burung derkuku. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karanganyar
            Kabupaten Karanganyar memiliki tradisi budaya yang perlu dilestarikan dan memiliki juga banyak upacara adat diantaranya yaitu:
1. Tari Varia Nusantara


Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2013/10/DSC_0028.jpg
Tari Varia Nusantara adalah hasil kreasi koreografi Bupati Karanganyar Dr.Hj. Rina Iriani Sri ratnaningsih, M.Hum. Tarian ini merupakan simbolisasi dari keberagaman dan kekayaan budaya Nusantara yang dikemas dalam satu bentuk tarian modern. Kekayaan budaya Nusantara yang dihadirkan ke dalam satu rangkaian tari Varia Nusantara ini ditujukan untuk menggugah kesadaran masyarakat akan keanekaragaman potensi budaya Indonesia, sekaligus sebagai upaya untuk mengkolaborasikan berbagai ragam tarian yang ada di Indonesia menjadi sebuah hasil karya seni yang atraktif. 
2. Tari Kencar-Kencar

Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/20130910/tari-kencar-kencar/
Tari Kencar-kencar mengisahkan pembangunan di Karanganyar yang tiga kali berturut-turut ini memperoleh penghargaan Adipura. “Karena keguyuban masyarakat dan pemerintah, maka kebersihan kota bisa terjaga. Pada akhirnya, kota menjadi semakin terang benderang dan indah, menandakan warganya yang sejahtera serta berada dalam kebahagiaan.” Tarian ini diciptakan oleh Bupati Karanganyar (Dr.Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum).
Para penari sebanyak 138 orang terdiri dari para siswa SMP dan SMA di Karanganyar, dibantu mahasiswa ISI Surakarta yang juga warga Karanganyar. Tarian berdurasi 15 menit tersebut diiringi musik lesung dari Padepokan Lesung Nusantara, yang juga binaan Bupati Rina Iriani. Ciri khasnya rancak, bersemangat, dihiasi dengan atraksi tari yang dinamis, para gadis cantik yang memeragakan gerakan bersih-bersih dengan sapu dan tong sampah dari bambu.
3. Upacara Adat Bersih Desa Dalungan
Latar Belakang
Dalungan sebenarnya adalah nama sebuah desa di Kecamatan Kebakkramat. Tepatnya Desa Dalungan, kelurahan Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
Desa Dalungan mempunyai suatu kegiatan upacara bersih desa, yang akhirnya membudaya dan tetap dilestarikan sebagai suatu tradisi masyarakat, dan akhirnya kegiatan bersih desa itu disebut Dalungan.
Upacara bersih desa ini termasuk upacara religi, diselenggarakan dengan maksud agar seluruh penduduk di wilayah desa Dalungan selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT dan terhindar dari segala hal-hal yang bersifat tidak baik sehingga merugikan masyarakat desa, misalnya di bidang kesehatan agar masyarakat terhindar dari wabah penyakit, untuk pertanian petani bisa berhasil dalam panennya, sehingga desa Dalungan menjadi aman tentram murah sandang pangan dan sejahtera. Upacara bersih desa Dalungan sudah dilaksanakan sejak dulu kala sampai sekarang secara turun temurun, sehingga upacara bersih desa Dalungan sudah menjadi warisan leluhur yang tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Dalam pelaksanaan upacara ritual bersih desaDalungan selalu ditampilkan Seni Tayub dengan maksud caos sesaji kepada penunggu desa yang diyakini berada di sebuah Pundhen. Penunggu yang berada dipundhen tersebut adalah : Kyai Panjipuro dan Nyai Panjipuro serta Kyai Gendhongali. Masyarakat meyakini ketiga penunggu desa tersebut bertempat pada sebuah batu yang berbentuk Yoni (belum diketahui usianya berapa tahun).
Perunjukan Tayub sebagai sarana upacara ritual adalah Tayub yang dipertunjukkan terkait dengan ritus atau yang menyangkut dengan upacara keagamaan atau kepercayaan masyarakat.
Waktu Pelaksanaan
Upacara bersih desa Dalungan dilaksanakan setiap tahun, setiap bulan Ruwah (Kalender Jawa) pada hari Jum’at Legi. Hal ini waktu pelaksanaan tidak boleh diundur-undur atau diulur-ulur waktunya dan harus memanggil/mementaskan Ledhek Tayub. Sudah menjadi keyakinan kalau pelaksaan diulur-ulur waktunya, akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh masyarakat Dalungan.
Proses Upacara
Acara bersih desa dilaksanakan pada sore hari dimulai sekitar pukul 15.00 – 17.30. setelah bancaan/kenduri , Ledhek Tayub mulai menari menghibur para roh yang berada di Pundhen selama kurang lebih 3 (tiga) sampai 5 (lima) lagu saja yang pokok. Menjelang maghrib, acara pokok selesai kemudian dilanjutkan dengan kesenian Tayub lagi tapi tempatnya pindah dari komplek Pundhen. Biasanya diperempatan desa atau tampat lain selain di Pundhen.
Tradisi Masyarakat Desa Dalungan
Pelaksanaan upacara bersih desa dengan mementaskan pertunjukan Tayub berkaitan erat dengan mitos yang berlaku dan masih diyakini oleh masyarakat desa Dalungan Kalurahan Macanan Kecamatan Kebakkramat. Mitos yang berlaku di desa Dalungan tersebut adalah bahwa penari Tayub dianggap sebagai perantara antara masyarakat desa dengan ”Dewi Kesuburan ”.
Tujuan masyarakat mengadakan upacara bersih desa agar desanya mendapatkan berkah, ketenangan lahir batin, kesehatan, murah sandang pangan lewat Dewi Kesuburan.
Melalui upacara besih desa Tayub merupakan aktifitas yang sangat penting dan harus dilaksanakan oleh masyarakat Dalungan. Apabila tidak dilaksanakan seluruh warga akan terkena akibatnya. Hal-hal negatif selalu membayangi mereka.Oleh Karena itu bersih desa Tayub harus dilaksanakan. Pandangan mereka berdasarkan keyakinan bahwa tayub dalam ritual bersih desa membawa berkah keselamatan, ketentraman, kesuburan dan keamanan desa Dalungan.
Perunjukan Tayub sebagai sarana upacara ritual adalah Tayub yang dipertunjukkan terkait dengan ritus atau yang menyangkut dengan upacara keagamaan atau kepercayaan masyarakat
Dari latar belakang dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Dalungan sebagian besar masih percaya akan kekuatan dhanyang (roh halus penunggu) yang berada di desa dan mereka percaya bahwa upacara bersih desa yang dilakukan akan menjadikan desa Dalungan selamat dari bencana.
Kelengkapan Bersih Desa Dalungan.
Upacara bersih desa Tayub di Desa Dalungan, selain dalam penyelenggaraannya harus mementaskan Tayub, juga dilengkapi dengan sajen atau sesaji. Kesenian Tayub dan kepercayaan dapat dipadukan menjadi satu sistem upacara sebagai sarana komunikasi untuk memenuhi kebutuhan spiritual maupun material.
Selain Tayub kelengkapan bersih desa adalah sajen, yaitu segala sesuatu yang disajikan dalam upacara berupa makanan dan buah-buahan. Makanan biasanya berupa nasi uduk, lauk pauk (sambel goreng, bakmi, tahu, tempe, krupuk, rempeyek, lalapan, buah pisang dll), ingkung panggang yang semuanya merupakan seperangkat makanan untuk kenduri.Sajen tersebut dibawa ke Pundhen untuk kemudian di adakan do’a bersama.
Tayub Dalam Ritual Bersih Desa Sebagai Simbol kesuburan Pertunjuka Tayub pada upacara bersih desa di Dalungan sangat diharapkan kehadirannya, bahkan sudah menjadi komitmen bagi maasyarakat Dalungan, warga tidak bisa menerima kehadiran tari lain kecuali tari Tayub. Masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa penari Tayub telah berhasil membawa masyarakat Dalungan meningkat lebih baik lagi taraf kehidupannya.
Tayub sebagai lambang kesuburan tanaman, oleh para petani desa Dalungan, Tayub dipersembahkan kepada dhnyang setempat yang menempati tempat-tempat tertentu. Tempat tersebut sanngat dihormati, terbukti selalu dibersihkan secara rutin, khususnya setahun sekali setiap diadakan ritual desa dengan perlengkapan sajen.
Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/category/pariwisata/seni-budaya-pariwisata/

            Objek wisata yang dapat dinikmati di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut.
1. Candi Ceto


Sumber:https://faaituaku.files.wordpress.com/2012/01/cimg0165_1.jpg


Sumber:http://arnoldcombs.webmium.com/candi-cetho-karanganyar

 



Candi Cetho merupakan objek bersejarah peninggalan umat Hindhu yang dibangun pada masa akhir pemerintahan kerajaan Majapahit. Candi yang sekarang menjadi objek wisata para wisatawan ini berlokasi di lereng Gunung Lawu. Ketinggian Gunung Lawu sendiri adalah sekitar 1496 meter di atas permukaan laut.
Objek wisata Candi Cetho Karanganyar secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sampai sekarang candi ini masih dipergunakan sebagai tempat pemujaan khususnya bagi penduduk lokal yang beragama Hindhu. Selain itu, mereka yang menganut kepercayaan Kejawen atau kepercayaan asli Jawa juga menggunakan Candi Cetho sebagai tempat pertapaan.
Saat Anda berkunjung di objek wisata bersejarah ini dan memasuki wilayahnya maka Anda akan disuguhi dengan aristektur indah dari gapura Candi Cetho. Candi ini memiliki sembilan tingkatan berundak dan setiap undakan menyajikan arsitektur peninggalan bersejarah yang begitu indah dan menyimpan banyak arti. Anda juga akan mendapati arca-arca yang berada di sekitaran candi dan gapura sebagai penjaga.
Setelah Anda melewati undakan pertama dan gapura maka anda akan sampai ke halaman utama candi berupa taman besar, begitupun saat memasuki undakan ke dua. Memasuki undakan ke tiga maka terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi di mana beliau merupakan leluhur dari Dusun Cetho tempat candi ini berada.
Memasuki undakan-undakan berikutnya sampai undakan ke sembilan maka para pengunjung dapat melihat berbagai macam simbol bersejarah, tatanan atau susunan batu, dan juga arca dari Sang Prabu Brawijaya V. Kemudian jika Anda sampai ke puncak atau bagian atas candi maka terdapat bangunan yang pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat menyucikan diri.
Candi Cetho memang tempat bersejarah yang menyimpan banyak cerita, selain itu para pengunjung yang datang juga dapat menikmati suasana alam yang sangat asri, udara sejuk, dan pemandangan gunung yang begitu indah. Saat memasuki kawasan wisata sejarah Candi Cetho biasanya para pengunjung akan diminta untuk menjaga ketertiban dan kebersihan karena candi ini masih digunakan sebagai tempat pemujaan.
Tiket masuknya adalah Rp 3.000 per orang.

2. Air Terjun Jumog


Sumber:http://www.visitindonesia.travel/dt_places/air-terjun-jumog/
Berbeda dengan Grojogan Sewu di daerah Tawangmangu yang telah lebih dulu diikembangkan, Air Terjun Jumog tampak lebih sederhana. Air terjunnya pun tidak terlalu tinggi sekitar 30 m, namun tetap memancarkan keindahan khas wisata alam. Konon, setiap pukul sepuluh pagi, muncul pelangi di air terjun ini. Air terjun ini dikenal masyarakat setempat dengan nama The Lost Paradise (surga yang hilang). Tempat wisata ini terletak di lereng Gunung Lawu sekitar 500 meter disebelah barat Candi Sukuh. 
Lokasi; Terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Peta dan Koordinat GPS: 
7° 37' 52.68" S  111° 7' 37.24" E  

Aksesbilitas
Berjarak sekitar 40 km ke arah timur Solo.  Jika berangkat dari arah Solo menuju Tawangmangu. Di pertigaan selepas Pasar Karangpandan, ambillah jalur ke kiri ke arah Ngargoyoso. Jalur ke kanan adalah jalur ke Tawangmangu. Bagi pengguna kendaraan umum dapat menggunakan bis umum dari Solo ke terminal Karangpandan (arah ke Tawangmangu) dengan tarif sebesar Rp 5000/orang , dilanjutkan naik bis kecil ke Nglorog (Candi Sukuh/Air Terjun Jumog) atau terminal Kemuning (Candi Cetho) dengan tarif sebesar Rp 2000/orang.  Selanjutnya naik ojek karena tidak ada kendaraan umum menuju lokasi candi/air terjun. Tarif ojek sudah tercantum, sekitar Rp 50000 pp, tapi masih bisa dinego. Selanjutnya dari tempat parkir air terjun ini berjarak sekitar 400 m dengan berjalan kaki melewati jalan setapak berbentuk tangga turun.  Jalan setapak menuju ke air terjun ini  sudah tertata baik dengan material batu semen

Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp 3.000 per orang dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat.  Parkir kendaraan roda dua adalah Rp 1000.

Fasilitas dan Akomodasi
Fasilitas yang ditawarkan di tempat wisata ini cukup lengkap antara lain arena permainan anak, kolam renang, gazebo, rest area, rumah makan dan panggung hiburan.  Juga terdapat akomodasi sebuah cottage dan beberapa home staysekitar 1 km dari lokasi air terjun dengan kisaran harga sewa mulai Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribuan per malam. Di lokasi ini banyak dijumpai penjual sate ayam dan sate kelinci, makanan khas daerah tersebut.
Sumber: https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-tengah/air-terjun-jumog---karanganyar

Selvia Rizalni
Usaha Jasa Pariwisata 2014 Kelas B
4423143978

Selvia.rizalni2296@gmail.com 

1 comment:

  1. Jawa tengah emang bener2 deh banyak bgt menyimpan destination yang bener2 bagus..

    ReplyDelete