KABUPATEN
KARANGANYAR, JAWA TENGAH
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Perkenalkan
nama saya Selvia Rizalni, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, jurusan Usaha
Jasa Pariwisata. Saya akan membahas tentang Karanganyar mulai dari informasi
umumnya, objek wisata, dan kebudayaan dari kabupaten Karanganyar.
Kabupaten Karanganyar terletak di
Provinsi Jawa Tengah. Berbatasan dengan Kabupaten Sragen di Utara, Kabupaten
Ngawi dan Kabupaten Magetan (Jawa Timur di Timur, Kabupaten Wonogiri di
Selatan, serta Kabupaten Boyolali, Kabupaten Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo
di Barat. Memiliki luas 800,02 kilometer persegi. Kepadatan penduduknya yaitu
750.000 jiwa pada tahun 2003. Pembagian administratifnya yaitu memiliki
kecamatan 17 dan kelurahan 117. Dengan pemerintahan bupati Juliatmono. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karanganyar
Gambar diatas adalah peta
lokasi Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_kabupaten_karanganyar.png
|
Proses
terbentuknya Pemerintah Kabupaten Karanganyar saat pemerintahan desa terbentuk
pada masa perjuangan Raden Mas Said (1741-1757), lalu dibentuk Kabupaten Anom
pada tanggal 5 Juni 1847, diikuti dengan pembentukan Kabupaten Karanganyar pada
tanggal 18 November 1917. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Karangnyar Nomor 20 Tahun 1998 tentang Hari Jadi Kabupaten
Karanganyar, maka Hari Jadi Kabupaten Karangnyar ditetapkan pada tanggal 18 November
1917.
Nama Karanganyar sendiri
terbentuk dari tiga kata yang masing-masing mempunyai arti dan maksud:
·
Ka: Kawibawaningkang dipun gayuh (kawibawaan yang
dicita- citakan).
·
Rang: Rangkepanipun lahir bathin pulung lan wahyunipun sampun turun
temurun (rangkapnya lahir dan batin, pulung dan wahyunya
turun).
·
Anyar: Badhe nampi perjanjian anyar/ enggal winisudha jumeneng
Mangkunegoro I (akan menerima perjanjian baru yang diangkat
menjadi Mangkunegoro I).
Sumber:
http://www.karanganyarkab.go.id/20110109/sejarah/
Nama Karanganyar berasal dari pedukuhan yang berada di desa ini. Nama ini diberikan oleh Raden Mas Said(Mangkunagara I), karena di
tempat inilah, ia menemukan kemantapan akan perjanjian baru (bahasa Jawa: anyar) untuk menjadi penguasa
setelah memakan wahyu keraton dalam wujud burung derkuku. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karanganyar
Kabupaten
Karanganyar memiliki tradisi budaya yang perlu dilestarikan dan memiliki juga
banyak upacara adat diantaranya yaitu:
Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2013/10/DSC_0028.jpg
Tari Varia
Nusantara adalah hasil kreasi koreografi Bupati Karanganyar Dr.Hj. Rina Iriani
Sri ratnaningsih, M.Hum. Tarian ini merupakan simbolisasi dari keberagaman dan
kekayaan budaya Nusantara yang dikemas
dalam satu bentuk tarian modern. Kekayaan budaya Nusantara yang dihadirkan
ke dalam satu rangkaian tari Varia Nusantara ini ditujukan
untuk menggugah kesadaran masyarakat akan keanekaragaman potensi budaya Indonesia, sekaligus sebagai upaya untuk mengkolaborasikan berbagai
ragam tarian yang ada di Indonesia menjadi sebuah
hasil karya seni yang atraktif.
Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/20130910/tari-kencar-kencar/
Tari
Kencar-kencar mengisahkan pembangunan di Karanganyar yang tiga kali
berturut-turut ini memperoleh penghargaan Adipura. “Karena keguyuban masyarakat
dan pemerintah, maka kebersihan kota bisa terjaga. Pada akhirnya, kota menjadi
semakin terang benderang dan indah, menandakan warganya yang sejahtera serta
berada dalam kebahagiaan.” Tarian ini diciptakan oleh Bupati Karanganyar
(Dr.Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum).
Para
penari sebanyak 138 orang terdiri dari para siswa SMP dan SMA di Karanganyar,
dibantu mahasiswa ISI Surakarta yang juga warga Karanganyar. Tarian berdurasi
15 menit tersebut diiringi musik lesung dari Padepokan Lesung Nusantara, yang
juga binaan Bupati Rina Iriani. Ciri khasnya rancak, bersemangat, dihiasi
dengan atraksi tari yang dinamis, para gadis cantik yang memeragakan gerakan
bersih-bersih dengan sapu dan tong sampah dari bambu.
3. Upacara Adat Bersih Desa Dalungan
Latar Belakang
Dalungan sebenarnya adalah nama
sebuah desa di Kecamatan Kebakkramat. Tepatnya Desa Dalungan, kelurahan Macanan Kecamatan Kebakkramat
Kabupaten Karanganyar.
Desa Dalungan mempunyai suatu kegiatan upacara bersih desa, yang akhirnya membudaya dan tetap dilestarikan sebagai suatu tradisi masyarakat, dan akhirnya kegiatan bersih desa itu disebut Dalungan.
Desa Dalungan mempunyai suatu kegiatan upacara bersih desa, yang akhirnya membudaya dan tetap dilestarikan sebagai suatu tradisi masyarakat, dan akhirnya kegiatan bersih desa itu disebut Dalungan.
Upacara bersih desa ini termasuk
upacara religi, diselenggarakan dengan maksud agar seluruh penduduk di wilayah
desa Dalungan selalu mendapatkan berkah dari Allah
SWT dan terhindar dari segala hal-hal yang bersifat tidak baik sehingga
merugikan masyarakat desa, misalnya di bidang kesehatan agar masyarakat
terhindar dari wabah penyakit, untuk pertanian petani bisa berhasil dalam
panennya, sehingga desa Dalungan menjadi aman tentram murah sandang
pangan dan sejahtera. Upacara bersih desa Dalungan sudah dilaksanakan sejak dulu kala
sampai sekarang secara turun temurun, sehingga upacara bersih desa Dalungan sudah menjadi warisan leluhur yang
tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Dalam pelaksanaan upacara ritual
bersih desaDalungan selalu ditampilkan Seni Tayub dengan
maksud caos sesaji kepada penunggu desa yang diyakini berada di sebuah Pundhen. Penunggu yang berada dipundhen
tersebut adalah : Kyai Panjipuro dan Nyai
Panjipuro serta Kyai Gendhongali. Masyarakat meyakini ketiga penunggu
desa tersebut bertempat pada sebuah batu yang berbentuk Yoni (belum diketahui
usianya berapa tahun).
Perunjukan Tayub sebagai sarana
upacara ritual adalah Tayub yang dipertunjukkan terkait dengan ritus atau yang
menyangkut dengan upacara keagamaan atau kepercayaan masyarakat.
Waktu Pelaksanaan
Upacara bersih desa Dalungan
dilaksanakan setiap tahun, setiap bulan Ruwah (Kalender Jawa) pada hari Jum’at
Legi. Hal ini waktu pelaksanaan tidak boleh diundur-undur atau diulur-ulur
waktunya dan harus memanggil/mementaskan Ledhek Tayub. Sudah menjadi keyakinan
kalau pelaksaan diulur-ulur waktunya, akan terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan oleh masyarakat Dalungan.
Proses Upacara
Acara bersih desa dilaksanakan pada
sore hari dimulai sekitar pukul 15.00 – 17.30. setelah bancaan/kenduri , Ledhek
Tayub mulai menari menghibur para roh yang berada di Pundhen selama kurang
lebih 3 (tiga) sampai 5 (lima) lagu saja yang pokok. Menjelang maghrib, acara
pokok selesai kemudian dilanjutkan dengan kesenian Tayub lagi tapi tempatnya
pindah dari komplek Pundhen. Biasanya diperempatan desa atau tampat lain selain
di Pundhen.
Tradisi Masyarakat Desa Dalungan
Pelaksanaan upacara bersih desa
dengan mementaskan pertunjukan Tayub berkaitan erat dengan mitos yang berlaku
dan masih diyakini oleh masyarakat desa Dalungan Kalurahan Macanan Kecamatan
Kebakkramat. Mitos yang berlaku di desa Dalungan tersebut adalah bahwa penari
Tayub dianggap sebagai perantara antara masyarakat desa dengan ”Dewi Kesuburan
”.
Tujuan masyarakat mengadakan upacara
bersih desa agar desanya mendapatkan berkah, ketenangan lahir batin, kesehatan,
murah sandang pangan lewat Dewi Kesuburan.
Melalui upacara besih desa Tayub
merupakan aktifitas yang sangat penting dan harus dilaksanakan oleh masyarakat
Dalungan. Apabila tidak dilaksanakan seluruh warga akan terkena akibatnya.
Hal-hal negatif selalu membayangi mereka.Oleh Karena itu bersih desa Tayub
harus dilaksanakan. Pandangan mereka berdasarkan keyakinan bahwa tayub dalam
ritual bersih desa membawa berkah keselamatan, ketentraman, kesuburan dan
keamanan desa Dalungan.
Perunjukan Tayub sebagai sarana
upacara ritual adalah Tayub yang dipertunjukkan terkait dengan ritus atau yang
menyangkut dengan upacara keagamaan atau kepercayaan masyarakat
Dari latar belakang dapat diketahui
bahwa masyarakat Desa Dalungan sebagian besar masih percaya akan kekuatan
dhanyang (roh halus penunggu) yang berada di desa dan mereka percaya bahwa
upacara bersih desa yang dilakukan akan menjadikan desa Dalungan selamat dari
bencana.
Kelengkapan Bersih Desa Dalungan.
Upacara bersih desa Tayub di Desa
Dalungan, selain dalam penyelenggaraannya harus mementaskan Tayub, juga
dilengkapi dengan sajen atau sesaji. Kesenian Tayub dan kepercayaan dapat
dipadukan menjadi satu sistem upacara sebagai sarana komunikasi untuk memenuhi
kebutuhan spiritual maupun material.
Selain Tayub kelengkapan bersih desa
adalah sajen, yaitu segala sesuatu yang disajikan dalam upacara berupa makanan
dan buah-buahan. Makanan biasanya berupa nasi uduk, lauk pauk (sambel goreng,
bakmi, tahu, tempe, krupuk, rempeyek, lalapan, buah pisang dll), ingkung
panggang yang semuanya merupakan seperangkat makanan untuk kenduri.Sajen
tersebut dibawa ke Pundhen untuk kemudian di adakan do’a bersama.
Tayub Dalam Ritual Bersih Desa
Sebagai Simbol kesuburan Pertunjuka Tayub pada upacara bersih desa di Dalungan
sangat diharapkan kehadirannya, bahkan sudah menjadi komitmen bagi maasyarakat
Dalungan, warga tidak bisa menerima kehadiran tari lain kecuali tari Tayub.
Masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa penari Tayub telah berhasil membawa masyarakat
Dalungan meningkat lebih baik lagi taraf kehidupannya.
Tayub sebagai lambang kesuburan
tanaman, oleh para petani desa Dalungan, Tayub dipersembahkan kepada dhnyang
setempat yang menempati tempat-tempat tertentu. Tempat tersebut sanngat
dihormati, terbukti selalu dibersihkan secara rutin, khususnya setahun sekali
setiap diadakan ritual desa dengan perlengkapan sajen.
Sumber: http://www.karanganyarkab.go.id/category/pariwisata/seni-budaya-pariwisata/
Objek
wisata yang dapat dinikmati di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut.
Sumber:https://faaituaku.files.wordpress.com/2012/01/cimg0165_1.jpg
|
|
Candi
Cetho merupakan objek
bersejarah peninggalan umat Hindhu yang dibangun pada masa akhir pemerintahan
kerajaan Majapahit. Candi yang sekarang menjadi objek wisata para wisatawan ini
berlokasi di lereng Gunung Lawu. Ketinggian Gunung Lawu sendiri adalah sekitar
1496 meter di atas permukaan laut.
Objek wisata Candi Cetho Karanganyar secara administratif masuk ke dalam
wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sampai sekarang candi ini masih
dipergunakan sebagai tempat pemujaan khususnya bagi penduduk lokal yang
beragama Hindhu. Selain itu, mereka yang menganut kepercayaan Kejawen atau
kepercayaan asli Jawa juga menggunakan Candi Cetho sebagai
tempat pertapaan.
Saat Anda berkunjung di objek wisata bersejarah ini dan memasuki
wilayahnya maka Anda akan disuguhi dengan aristektur indah dari gapura Candi Cetho. Candi
ini memiliki sembilan tingkatan berundak dan setiap undakan menyajikan
arsitektur peninggalan bersejarah yang begitu indah dan menyimpan banyak arti.
Anda juga akan mendapati arca-arca yang berada di sekitaran candi dan gapura
sebagai penjaga.
Setelah Anda melewati undakan pertama
dan gapura maka anda akan sampai ke halaman utama candi berupa taman besar,
begitupun saat memasuki undakan ke dua. Memasuki undakan ke tiga maka terdapat
petilasan Ki Ageng Krincingwesi di mana beliau merupakan leluhur dari Dusun
Cetho tempat candi ini berada.
Memasuki undakan-undakan berikutnya
sampai undakan ke sembilan maka para pengunjung dapat melihat berbagai macam
simbol bersejarah, tatanan atau susunan batu, dan juga arca dari Sang Prabu
Brawijaya V. Kemudian jika Anda sampai ke puncak atau bagian atas candi maka
terdapat bangunan yang pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat menyucikan
diri.
Candi Cetho memang tempat bersejarah
yang menyimpan banyak cerita, selain itu para pengunjung yang datang juga dapat
menikmati suasana alam yang sangat asri, udara sejuk, dan pemandangan gunung
yang begitu indah. Saat memasuki kawasan wisata sejarah Candi Cetho biasanya para pengunjung akan diminta
untuk menjaga ketertiban dan kebersihan karena candi ini masih digunakan
sebagai tempat pemujaan.
Tiket masuknya adalah Rp 3.000 per
orang.
Sumber:http://www.visitindonesia.travel/dt_places/air-terjun-jumog/
|
Berbeda dengan Grojogan
Sewu di daerah Tawangmangu yang telah
lebih dulu diikembangkan, Air Terjun Jumog tampak lebih sederhana. Air
terjunnya pun tidak terlalu tinggi sekitar 30 m, namun tetap memancarkan
keindahan khas wisata alam. Konon, setiap pukul sepuluh pagi, muncul pelangi di
air terjun ini. Air terjun ini dikenal masyarakat setempat dengan nama The Lost
Paradise (surga yang hilang). Tempat wisata ini terletak di lereng Gunung Lawu
sekitar 500 meter disebelah barat Candi Sukuh.
Lokasi; Terletak di Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Peta dan Koordinat GPS: 7° 37' 52.68" S 111° 7' 37.24" E
Peta dan Koordinat GPS: 7° 37' 52.68" S 111° 7' 37.24" E
Aksesbilitas
Berjarak sekitar 40 km ke arah timur Solo. Jika berangkat dari arah Solo menuju Tawangmangu. Di pertigaan selepas Pasar Karangpandan, ambillah jalur ke kiri ke arah Ngargoyoso. Jalur ke kanan adalah jalur ke Tawangmangu. Bagi pengguna kendaraan umum dapat menggunakan bis umum dari Solo ke terminal Karangpandan (arah ke Tawangmangu) dengan tarif sebesar Rp 5000/orang , dilanjutkan naik bis kecil ke Nglorog (Candi Sukuh/Air Terjun Jumog) atau terminal Kemuning (Candi Cetho) dengan tarif sebesar Rp 2000/orang. Selanjutnya naik ojek karena tidak ada kendaraan umum menuju lokasi candi/air terjun. Tarif ojek sudah tercantum, sekitar Rp 50000 pp, tapi masih bisa dinego. Selanjutnya dari tempat parkir air terjun ini berjarak sekitar 400 m dengan berjalan kaki melewati jalan setapak berbentuk tangga turun. Jalan setapak menuju ke air terjun ini sudah tertata baik dengan material batu semen
Berjarak sekitar 40 km ke arah timur Solo. Jika berangkat dari arah Solo menuju Tawangmangu. Di pertigaan selepas Pasar Karangpandan, ambillah jalur ke kiri ke arah Ngargoyoso. Jalur ke kanan adalah jalur ke Tawangmangu. Bagi pengguna kendaraan umum dapat menggunakan bis umum dari Solo ke terminal Karangpandan (arah ke Tawangmangu) dengan tarif sebesar Rp 5000/orang , dilanjutkan naik bis kecil ke Nglorog (Candi Sukuh/Air Terjun Jumog) atau terminal Kemuning (Candi Cetho) dengan tarif sebesar Rp 2000/orang. Selanjutnya naik ojek karena tidak ada kendaraan umum menuju lokasi candi/air terjun. Tarif ojek sudah tercantum, sekitar Rp 50000 pp, tapi masih bisa dinego. Selanjutnya dari tempat parkir air terjun ini berjarak sekitar 400 m dengan berjalan kaki melewati jalan setapak berbentuk tangga turun. Jalan setapak menuju ke air terjun ini sudah tertata baik dengan material batu semen
Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp 3.000 per orang dan dikelola
secara swadaya oleh masyarakat. Parkir kendaraan roda dua adalah Rp 1000.
Fasilitas dan
Akomodasi
Fasilitas yang ditawarkan di tempat wisata ini cukup
lengkap antara lain arena permainan anak, kolam renang, gazebo, rest area, rumah makan dan
panggung hiburan. Juga terdapat akomodasi sebuah cottage dan beberapa home staysekitar 1 km dari
lokasi air terjun dengan kisaran harga sewa
mulai Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribuan per
malam. Di lokasi ini banyak
dijumpai penjual sate ayam dan sate kelinci, makanan khas daerah tersebut.
Sumber: https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-tengah/air-terjun-jumog---karanganyar
Selvia
Rizalni
Usaha
Jasa Pariwisata 2014 Kelas B
4423143978
Selvia.rizalni2296@gmail.com
Jawa tengah emang bener2 deh banyak bgt menyimpan destination yang bener2 bagus..
ReplyDelete