Tugas
4 M.Nur Sidiq Wisata Budaya Jawa – Bali
Wisata Budaya Kendal
Assalamualaikum,
wr. Wb
Kendal merupakan salah satu Kabupaten
yang berbatasan dengan Kota Semarang. Mungkin bagi sebagian orang sudah
mengenal Kendal, karena bagi sebagian orang yang sering pergi pulang kampung
menggunakan mode transportasi kendaraan pribadi menuju Yogyakarta akan melewati
Kendal. Saya tidak ingin membahas lebih dalam tentang pulang kampung, saya akan
membahas tentang wisata budaya yang berada di Kendal. Kendal juga disebut
sebagai Kota Santri karena terdapat ribuan Ponpes (pondok pesantren) terutama
di Kecamatan Kaliwungu dan juga dikenal dengan Kota Seni dan Budaya.
Sejarah
Nama
Kendal diambil dari nama sebuah pohon yakni Pohon Kendal. Pohon itu pada
mulanya tidak ada yang tahu namanya tapi ketika Pakuwojo bersembunyi di pohon
itu di dalam pohon itu terang benderang akhirnya pohon itu dinamakan pohon
Qondhali yang berarti penerang dan akhirnya daerah tempat pohon itu dinamakan
Qondhali karena orang Jawa tidak fasih berbahasa Arab maka jadi Kendal. Pohon
yang berdaun rimbun itu sudah dikenal sejak masa Kerajaan
Demak pada tahun 1500
- 1546 M yaitu pada masa Pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal
pemerintahannya tahun 1521, Sultan
Trenggono pernah memerintah Sunan Katong untuk memesan Pusaka kepada
Pakuwojo.

Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal
dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah atau daerah setelah Sunan Katong
menyebutnya. Kisah penyebutan nama itu didukung oleh berita-berita perjalanan
Orang-orang Portugis yang oleh Tom Peres dikatakan bahwa pada abad ke 15 di
Pantai Utara Jawa terdapat Pelabuhan terkenal yaituSemarang, Tegal dan Kendal.
Bahkan oleh Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16 sejarah Pesisir
Tanah Jawa itu memiliki yang arti sangat penting.
Sejarah
Berdirinya Kabupaten Kendal
Adalah seorang pemuda bernama Joko Bahu seorang abdi
dalem kerajaan Mataram. Joko Bahu dikenal sebagai seorang yang mencintai sesama
dan pekerja keras hingga Joko Bahu pun berhasil memajukan daerahnya. Atas
keberhasilan itulah akhirnya Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo mengangkatnya
menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung
Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628
untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia.
Pada pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso
beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang
Tumenggung Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26
Agustus 1628 itulah kemudian dijadikan patokan sejarah lahirnya Kabupaten
Kendal.
Perkembangan lebih lanjut dengan momentum gugurnya
Tumenggung Bahurekso sebagi penentuan Hari jadi dinilai beberapa kalangan
kurang tepat. Karena momentum tersebut merupakan sejarah kelam bagi seorang
tokoh yang bernama Bahurekso. Sehingga bila tanggal tersebut diambil sebagai
momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek psikologis. Munculnya
istilah "gagal dan gugur" dalam mitologi Jawa dikawatirkan akan
membentuk bias-bias kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola rasa, cipta
dan karsa warga Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan
sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten Kendal.
Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal 15 Agustus
2006, dengan mengundang para pakar dan pelaku sejarah, seperti Prof. Dr.
Djuliati Suroyo (guru besar Fakultas sastra Undip Semarang), Dr. Wasino, M.Hum
(dosen Pasca Sarjana Unnes) H. Moenadi (Tokoh Masyarakat Kendal dengan
moderator Dr. Singgih Tri Sulistiyono. serta setelah diadakan penelitian dan
pengkajian secara komprehensip menyepakati dan menyimpulkan bahwa momentum
pengangkatan Bahurekso sebagai Bupati Kendal, dijadikan titik tolak
diterapkannya hari jadi.
Pengangkatan bertepatan pada 12 Rabiul Awal 1014
H atau 28 Juli 1605.
Tanggal tersebut persis hari Kamis Legi malam jumat pahing tahun 1527Saka. Penentuan Hari Jadi
ini selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Kendal
Nomor 20 Tahun 2006, tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal (Lembaran
Daerah no 20 Tahun 2006 Seri E nomor 15). Sejarah Kendal juga terdapat di
perpustakaan Leiden University ,Leiden, Belanda
Gua Kiskendo
Goa Kiskendo terletak di desa Trayu, Kecamatan
Singorojo, Kabupaten
Kendal provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Gua ini terletak 15 kilometer ke arah selatan dari Kota Kendal lewat kota Kaliwungu.
Hawanya sejuk karena berada di daerah perbukitan. Begitu memasuki kawasan Gua
Kiskendo, pengunjung bakal melihat pintu gerbang gua yang demikian lebar dan
besar. Pada hari Sabtu dan Minggu biasanya ramai dikunjungi oleh muda-mudi. Gua
ini terbentuk selama berabad-abad akibat tetesan air yang turun ke bawah. Di
sini ditemukan pula stagnit dan stalagtit. Kalau kita melangkah jauh ke dalam,
pada bagian ujung gua bakal dijumpai sungai yang mengalir, menembus perut bumi.
Terdapat larangan mandi di sungai, namun pada saat air
tidak pasang banyak juga warga sekitar yang mandi di sini. Airnya terasa sejuk
dan menyegarkan. Setelah menyusuri jalan setapak yang berbatu, pengunjung mulai
memasuki mulut goa yang cukup curam. Goa-goa kecil seperti Goa Lawang, Goa
Pertapaan, Goa Tulangan, Goa Kempul dan Goa Kampret. Mengalirnya anak sungai
yang membentuk cekungan di dalam goa menambah sejuk dan indah suasananya.
Cekungan anak sungai ini dikenal dengan sebutan Kedung Jagan.
Curug Panglebur
Gongso
Curug Panglebur Gongso atau juga
disebut oleh warga sekitar sebagai Curug Gonso, berada di kaki bukit Gunung
Ungaran. Curug ini memiliki ketinggian sekitar 7 m saja dan di bawahnya
terdapat kolam yang dapat digunakan untuk mandi atau berenang. Tak jauh dari
curug ini terdapat Air Terjun 7 Bidadari berada.

Karena brabu Kumbo Karno merasa tersinggung,maka disanggupinya tugas
tersebut dengan terlebih dahulu memuntahkan semua makanan yang telahdiberikan
kakaknya tersebut,kemudian dengan berpakaian serba putih berangkatlah ke medan
perang.Karena musuh terlalu banyak akhirnya Prabu Kombo Karno terbunuh dalam
peperangan .Didalam gowa Paglebur gongso inilah arwah Prabu Kumbokarna
bersemayam,ada beberapa orang yang berkunjung kedalam goa dengan berbagai
tujuan,ada yang Cuma ingin melihat keindahan alam didalamnya hanya
sekedar menuruti keingintahuannya.tapi banyak pula yang mempunyai beberapa
tujuan , seperti mencari berkah dan lainnya.
Apabila ingin coba
coba dengan membawa sebotol minuman keras sejenis arak, dan dibuka , maka bau
merangsang arak tersebut akan memancing arwah Prabu kumbokarno mengeluarkan
suara menggelegar ,suara raksasa yang bangun dari tidurnya.Sebenarnya banyak tempat tempat wisata yang masih perawan dan
berkembang pula didalamnya cerita cerita legenda atau mitos , yang
apabila dikemas secara apik serta fasilitas transportasi dan pendukung
lainnya dibangun oleh pemerintah daerah setempat , maka akan dapat
menggerakkan roda perekonomian derah disekitarnya , akhirnya masyarakat akan
menikmati hasil dan sejahtera.
Selain itu terdapat juga sebuah
goa, yang terletak di kanan bawah curug, yang menurut mitos masyarakat setempat
tembus sampai kemasjid demak. Goa ini pada suatu kesempatan pernah
dieksplorasi oleh beberapa mahasiswa yang hingga kedalaman 100 m tapi masih
belum kelihatan ujungnya.
M.Nur Sidiq
Usaha Jasa Pariwisata "A" 2014
4423143979
sidiqmuhamamd3008@gmail.com
Daftar Pustaka
Wah sangat bermanfaat yah, bingung mau jalan-jalan kemana dulu karna duitnya gak ada :v biayain sekalian bisa kali nih :v
ReplyDeleteBermaanfaat bgt isi blog nya thanks for information
ReplyDeleteHuwaaaw bagus bagus
ReplyDeleteartikel ini sangat bermanfaat:) good mas
ReplyDeleteWah akhirnya dapet referensi jalan2 baru. Terimakasih kak
ReplyDeleteBermanfaat juga artikel nya mas. Makasih ya atas informasi nya
ReplyDeleteBermanfaat juga artikel nya mas. Makasih ya atas informasi nya
ReplyDeleteArtikelnya sangat bermanfaat mas! Saya dapet refrensi wisata baru👍
ReplyDelete