Saturday, January 2, 2016

Tugas - 5 Observasi Baduy


Jembatan Bambu di Baduy

     Berbicara tentang kebudayaan di Indonesia tentunya hal itu sudah tidak asing lagi. Kebudayaan itu sendiri tak lepas dari sekelompok orang yang benar – benar menjaga dan melestarikan budaya mereka yang setiap daerah berbeda – beda. Di zaman yang modern dan globalisasi ini, masih banyak sekelompok orang Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dengan menjaga segala adat istiadat yang mereka punya sejak zaman nenek moyang mereka terdahulu. Bahkan ada sebagian sekelompok orang tersebut tak terjangkau oleh teknologi alias memang mereka yang menjaga baik adat istiadat untuk tidak menerima begitu saja teknologi ataupun pengaruh dari luar. Salah satu contohnya adalah Suku Baduy yang keunikan budaya nya sangat menakjubkan.

     Di Suku Baduy yang berada di Banten ini mempunyai daya tarik tersendiri. Luas dari kediaman suku Baduy adalah 5.101 ha di Desa Kanekes, Leuwidamar atau sekitar 38 km dari Rangkasbitung, kota Kabupaten Lebak, Banten. Suku Baduy terbagi menjadi dua wilayah yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam bermukim di tiga kampong yaitu Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo sedangkan Baduy Luar bermukim di kampung – kampong di luar ketiga kampung Baduy Dalam tersebut. Dengan jumlah kampung seluruhnya adalah 53 kampung. Masyarakat Baduy memiliki hokum adat yang sangat kuat dengan system pemerintahan sendiri yaitu pemerintahan adat Baduy dengan kepala pemerintahan disebut Puun yang jumlahnya ada tiga yaitu Puun Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo. Para Puun ini dibantu oleh para Jaro sebanyak delapan orang yang mempunyai fungsi dan tugasnya masing – masing. Nama suku Baduy sendiri berasal dari adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo.

     Untuk menuju kawasan Baduy, wisatawan dapat menggunakan jalur darat dengan menaiki kereta api dari Stasiun Tanah Abang Jakarta menuju Stasiun Rangkas Bitung dengan kereta api Rangkas Jaya, durasi sekitar 2 jam perjalanan dan biaya 15.000 untuk ekonomi. Lalu dari Stasiun Rangkas Bitung wisatawan bisa menyewa kendaraan untuk menuju ke Ciboleger yaitu sebagai pintu gerbang Kanekes. Selain dengan kereta api, wisatawan juga dapat menggunakan kendaraan pribadi dari Jakarta menuju Ciboleger dengan durasi waktu sekitar 6 jam perjalanan. Tak sampai di Ciboleger saja, itu baru permulaan atau dapat dikatakan bahwa petualangan baru dimulai. Sebagai pintu gerbang desa Kanekes, Perjalanan dari Ciboleger menuju Baduy Luar maupun Baduy Dalam, para wisatawan harus berjalan kaki karena tak ada akses untuk kendaraan menuju Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dengan jalan kaki seadanya seperti mendaki, melewati hutan, menyebrangi sungai yang mengalir sepanjang perjalanan. Berjalan sekitar 1 jam, wisatawan akan tiba di Baduy Luar sedangkan Baduy Dalam anda harus berjalan sekitar 5 jam lagi.

     Disepanjang jalan wisatawan akan disuguhi dengan hutan, perkebunan, ilalang, perbukitan dan yang menarik adalah wisatawan akan melewati 9 buah jembatan atau yang disebut Rawayan. Rawayana dalah Jembatan gantung yang dibuat dari bambu, kayu dan tali ijuk pohon aren. Jumlah Rawayan di Baduy saat ini sebanyak 9 buah, yaitu di daerah Balimbing, Tambayan, Gajeboh, Cicakal leuwibuled, Cikeusik, Batu Beulah, Cisadane, Cibeo, dan Cikadu. Panjang Rawayan bervariasi antara 5 hingga 20 meter Rawayan di buat untuk menyeberangi sungai dan pada umumnya di buat di antara dua pohon besar yang ada berseberangan di tepi sungai. Rawayan kampung Gajeboh menjadi sangat menarik karena bentangannya yang mencapai 20 meteran membentang diatas sungai yang berarus deras dan sangat jernih. Sementara jembatan terpendek terdapat di kampung Balimbing dengan panjang 5 meter.


     Untuk membuat Rawayan memerlukan waktu sekitar 4 - 8 jam dan biasanya di kerjakan mulai pagi hari, yaitu sekitar jam 08.00 – 17.00 itu paling maksimal. Pembuatan Rawayan dilakukan secara gotong royong dari mulai anak – anak, orang dewasa hingga lanjut usia. Kaum laki-laki membagi tugas masing-masing tanpa komando sesuai kemampuan mereka, ada yg memilin injuk untuk dibuat tali, menebang dan menyiapkan bambu, membongkar dan memasang badan jembatan dengan konstruksi bambu, dan ada juga bagian yang naik keatas pucuk pohon untuk mengaitkan batang bambu sebagai penahan kekuatan tanpa alat pengaman sekalipun. Sementara kaum perempuannya memasak nasi untuk keperluan makan bersama saat selesainya pembuatan rawayan tersebut. 

Bagian-bagian dari Rawayan terdiri dari :
1.      Ruyung, adalah kayu aren dengan ukuran sekitar 1,5 meter, lebar 10 – 15 cm dan tebal 5 cm yang diletakkan pada bagian paling bawah atau dibawah galur yang berfungsi sebagai pondasi Rawayan yang diikatkan tihang yang diikat diatas pohon sebagai pondasi dasar untuk galur.

2.      Galur, adalah bambu-bambu yang disusun di atas ruyung untuk bagian dasar Rawayan dengan panjang mengikuti lebar sungai dan diikat rapat-rapat untuk penyebrangan atau untuk berjalan kaki. 

3.      Tihang, adalah bambu yang di ikatkandi atas pohon dan atau yang di tancapkan ke tanah di pinggiran sungai sebagai penopang beban.

4.      Keukeumbing, bambu-bambu yang di ikat pada bagian sisi Rawayan untuk pegangan orang-orang yang hendak menyebrangi Rawayan atau sebagai pengaman agar penyebrang tidak terjatuh ke sisi bagian Rawayan dan di ikat diantara tiang-tiang di setiap sisi Rawayan.

5.      Sunduk, adalah kayu kecil yang berfungsi sebagai pengunci ruyung.

6.      Tali injuk, adalah tali yang terbuat dari ijuk aren sebagai pengikat tihang,sunduk, ruyung dan keukeumbing.

Untuk perbaikan Rawayan biasanya di lakukan 1 – 2 tahun sekali tergantung kondisinya. Sebelum jembatan benar-benar rusak dan menelan korban, dengan penuh kesadaran masyarakat Baduy melakukan perbaikan total dengan mengganti semua elemen jembatan mulai dari bambu hingga tali temali yang mengikatnya.
Perjalanan wisata budaya ke Baduy adalah wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tak hanya budaya namun, wisatawan juga akan mendapatkan wisata alam serta edukasi. Wisata alamnya adalah dimana wisatawan dapat menemukan pemandangan indah di atas bukit dengan kehijauan dari sisi manapun karena dikelilingi oleh hutan. Begitu juga dengan wisata edukasi nya, wisatawan dapat belajar mengenal kehidupan Suku Baduy yang sangat menarik dan unik untuk dipelajari namun tidak untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari – hari karena mungkin wisatawan seperti kita tidak akan sanggup untuk tinggal jauh dari keramaian yang hanya dikelilingi oleh hutan, sungai sebagai sumber manfaat seperti untuk mandi, minum, mencuci dan sebagainya, taka da listrik ataupun teknologi, tak memakai alas kaki dan hal – hal unik yang tidak biasa wisatawan lakukan pada sehari – harinya.
Oleh karena itu, semoga tulisan ini dapat menginspirasi para pembaca untuk datang ke Baduy, melihat surge Indonesia yang terpendam. Namun, jika berkunjung kesana tetap harus melestarikannya dengan cara mematuhi segala peraturan adat yang ada di Desa kanekes tersebut. Tak lepas dari segala kekurangan dan kesalahan saya ucapkan mohon maaf atas segalanya yang menyangkut tulisan ini. Terima kasih juga kepada pihak – pihak yang telah membantu proses penulisan ini.

Sumber :

 Hasil Observasi dan Wawancara di Baduy pada tanggal 22 – 24 Desember 2015.

Sumber Foto : 


Rizqi Aulia Paramitha
4423143954
Usaha Jasa Pariwisata UNJ Kelas A

10 comments:

  1. Wah menarik sekali, apa disana tersedia jasa pelayanan kamar tidur bagi wisatawan yang ingin nginap disana? kira2 berapa waktu tempuh sampai disana?

    ReplyDelete
  2. Wah menarik sekali, apa disana tersedia jasa pelayanan kamar tidur bagi wisatawan yang ingin nginap disana? kira2 berapa waktu tempuh sampai disana?

    ReplyDelete
  3. Wow, kita dapat liburan serta merasakan alam yang masih asri dengan harga yang miring. Patut dicoba!

    ReplyDelete
  4. Cukup jelas infonya, tapi sayang masih kurang banyak gambar yang disajikan.

    ReplyDelete
  5. Infonya jelas dan wajib untuk di coba

    ReplyDelete
  6. Saya setuju kalau kita wajib datang ke baduy!

    ReplyDelete
  7. baduy tempat yg menarik untuk dikunjungi

    ReplyDelete
  8. Wah boleh nih jadi referensi kunjungan wisata ke baduy

    ReplyDelete
  9. makasih yaa infonyaa! ngebantu banget!

    ReplyDelete