Jembatan Bambu di Baduy
Berbicara tentang kebudayaan di Indonesia tentunya hal itu sudah tidak
asing lagi. Kebudayaan itu sendiri tak lepas dari sekelompok orang yang benar –
benar menjaga dan melestarikan budaya mereka yang setiap daerah berbeda – beda.
Di zaman yang modern dan globalisasi ini, masih banyak sekelompok orang
Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dengan menjaga segala adat istiadat
yang mereka punya sejak zaman nenek moyang mereka terdahulu. Bahkan ada
sebagian sekelompok orang tersebut tak terjangkau oleh teknologi alias memang
mereka yang menjaga baik adat istiadat untuk tidak menerima begitu saja
teknologi ataupun pengaruh dari luar. Salah satu contohnya adalah Suku Baduy
yang keunikan budaya nya sangat menakjubkan.
Di Suku Baduy yang berada di Banten ini mempunyai daya tarik tersendiri.
Luas dari kediaman suku Baduy adalah 5.101 ha di Desa Kanekes, Leuwidamar atau
sekitar 38 km dari Rangkasbitung, kota Kabupaten Lebak, Banten. Suku Baduy
terbagi menjadi dua wilayah yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam
bermukim di tiga kampong yaitu Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo sedangkan Baduy
Luar bermukim di kampung – kampong di luar ketiga kampung Baduy Dalam tersebut.
Dengan jumlah kampung seluruhnya adalah 53 kampung. Masyarakat Baduy memiliki
hokum adat yang sangat kuat dengan system pemerintahan sendiri yaitu
pemerintahan adat Baduy dengan kepala pemerintahan disebut Puun yang jumlahnya
ada tiga yaitu Puun Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo. Para Puun ini dibantu
oleh para Jaro sebanyak delapan orang yang mempunyai fungsi dan tugasnya masing
– masing. Nama suku Baduy sendiri berasal dari adanya Sungai Baduy dan Gunung
Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka
menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai
dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung
mereka seperti Urang Cibeo.
Untuk menuju kawasan Baduy, wisatawan dapat menggunakan jalur darat
dengan menaiki kereta api dari Stasiun Tanah Abang Jakarta menuju Stasiun
Rangkas Bitung dengan kereta api Rangkas Jaya, durasi sekitar 2 jam perjalanan
dan biaya 15.000 untuk ekonomi. Lalu dari Stasiun Rangkas Bitung wisatawan bisa
menyewa kendaraan untuk menuju ke Ciboleger yaitu sebagai pintu gerbang Kanekes.
Selain dengan kereta api, wisatawan juga dapat menggunakan kendaraan pribadi
dari Jakarta menuju Ciboleger dengan durasi waktu sekitar 6 jam perjalanan. Tak
sampai di Ciboleger saja, itu baru permulaan atau dapat dikatakan bahwa
petualangan baru dimulai. Sebagai pintu gerbang desa Kanekes, Perjalanan dari
Ciboleger menuju Baduy Luar maupun Baduy Dalam, para wisatawan harus berjalan kaki karena tak ada akses untuk kendaraan menuju Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dengan jalan kaki seadanya seperti mendaki, melewati hutan, menyebrangi sungai yang mengalir
sepanjang perjalanan. Berjalan sekitar 1 jam, wisatawan akan tiba di Baduy Luar
sedangkan Baduy Dalam anda harus berjalan sekitar 5 jam lagi.
Disepanjang jalan wisatawan akan disuguhi dengan hutan, perkebunan,
ilalang, perbukitan dan yang menarik adalah wisatawan akan melewati 9 buah jembatan
atau yang disebut Rawayan. Rawayana dalah Jembatan gantung yang dibuat dari
bambu, kayu dan tali ijuk pohon aren. Jumlah Rawayan di Baduy saat ini sebanyak
9 buah, yaitu di daerah Balimbing, Tambayan, Gajeboh, Cicakal leuwibuled,
Cikeusik, Batu Beulah, Cisadane, Cibeo, dan Cikadu. Panjang Rawayan bervariasi
antara 5 hingga 20 meter Rawayan di buat untuk menyeberangi sungai dan pada
umumnya di buat di antara dua pohon besar yang ada berseberangan di tepi
sungai. Rawayan kampung Gajeboh menjadi sangat menarik karena bentangannya yang
mencapai 20 meteran membentang diatas sungai yang berarus deras dan sangat
jernih. Sementara jembatan terpendek terdapat di kampung Balimbing dengan panjang
5 meter.
Untuk
membuat Rawayan memerlukan waktu sekitar 4 - 8 jam dan biasanya di kerjakan
mulai pagi hari, yaitu sekitar jam 08.00 – 17.00 itu paling maksimal. Pembuatan
Rawayan dilakukan secara gotong royong dari mulai anak – anak, orang dewasa
hingga lanjut usia. Kaum laki-laki membagi tugas masing-masing tanpa komando
sesuai kemampuan mereka, ada yg memilin injuk untuk dibuat tali, menebang dan
menyiapkan bambu, membongkar dan memasang badan jembatan dengan konstruksi
bambu, dan ada juga bagian yang naik keatas pucuk pohon untuk mengaitkan batang
bambu sebagai penahan kekuatan tanpa alat pengaman sekalipun. Sementara kaum
perempuannya memasak nasi untuk keperluan makan bersama saat selesainya
pembuatan rawayan tersebut.
Bagian-bagian
dari Rawayan terdiri dari :
1. Ruyung, adalah kayu aren
dengan ukuran sekitar 1,5 meter, lebar 10 – 15 cm dan tebal 5 cm yang
diletakkan pada bagian paling bawah atau dibawah galur yang berfungsi sebagai
pondasi Rawayan yang diikatkan tihang yang diikat diatas pohon sebagai pondasi
dasar untuk galur.
2. Galur, adalah bambu-bambu
yang disusun di atas ruyung untuk bagian dasar Rawayan dengan panjang mengikuti
lebar sungai dan diikat rapat-rapat untuk penyebrangan atau untuk berjalan
kaki.
3. Tihang, adalah bambu yang
di ikatkandi atas pohon dan atau yang di tancapkan ke tanah di pinggiran sungai
sebagai penopang beban.
4. Keukeumbing, bambu-bambu
yang di ikat pada bagian sisi Rawayan untuk pegangan orang-orang yang hendak
menyebrangi Rawayan atau sebagai pengaman agar penyebrang tidak terjatuh ke
sisi bagian Rawayan dan di ikat diantara tiang-tiang di setiap sisi Rawayan.
5. Sunduk, adalah kayu kecil
yang berfungsi sebagai pengunci ruyung.
6. Tali injuk, adalah tali
yang terbuat dari ijuk aren sebagai pengikat tihang,sunduk, ruyung dan
keukeumbing.
Untuk perbaikan Rawayan
biasanya di lakukan 1 – 2 tahun sekali tergantung kondisinya. Sebelum jembatan
benar-benar rusak dan menelan korban, dengan penuh kesadaran masyarakat Baduy melakukan
perbaikan total dengan mengganti semua elemen jembatan mulai dari bambu hingga
tali temali yang mengikatnya.
Perjalanan wisata budaya ke Baduy adalah
wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tak hanya budaya namun, wisatawan juga
akan mendapatkan wisata alam serta edukasi. Wisata alamnya adalah dimana
wisatawan dapat menemukan pemandangan indah di atas bukit dengan kehijauan dari
sisi manapun karena dikelilingi oleh hutan. Begitu juga dengan wisata edukasi
nya, wisatawan dapat belajar mengenal kehidupan Suku Baduy yang sangat menarik
dan unik untuk dipelajari namun tidak untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari
– hari karena mungkin wisatawan seperti kita tidak akan sanggup untuk tinggal
jauh dari keramaian yang hanya dikelilingi oleh hutan, sungai sebagai sumber
manfaat seperti untuk mandi, minum, mencuci dan sebagainya, taka da listrik
ataupun teknologi, tak memakai alas kaki dan hal – hal unik yang tidak biasa
wisatawan lakukan pada sehari – harinya.
Oleh karena itu, semoga tulisan ini dapat
menginspirasi para pembaca untuk datang ke Baduy, melihat surge Indonesia yang
terpendam. Namun, jika berkunjung kesana tetap harus melestarikannya dengan
cara mematuhi segala peraturan adat yang ada di Desa kanekes tersebut. Tak
lepas dari segala kekurangan dan kesalahan saya ucapkan mohon maaf atas segalanya
yang menyangkut tulisan ini. Terima kasih juga kepada pihak – pihak yang telah
membantu proses penulisan ini.
Sumber :
Hasil
Observasi dan Wawancara di Baduy pada tanggal 22 – 24 Desember 2015.
Sumber Foto :
Rizqi
Aulia Paramitha
4423143954
Usaha
Jasa Pariwisata UNJ Kelas A
Wah menarik sekali, apa disana tersedia jasa pelayanan kamar tidur bagi wisatawan yang ingin nginap disana? kira2 berapa waktu tempuh sampai disana?
ReplyDeleteWah menarik sekali, apa disana tersedia jasa pelayanan kamar tidur bagi wisatawan yang ingin nginap disana? kira2 berapa waktu tempuh sampai disana?
ReplyDeleteWow, kita dapat liburan serta merasakan alam yang masih asri dengan harga yang miring. Patut dicoba!
ReplyDeleteCukup jelas infonya, tapi sayang masih kurang banyak gambar yang disajikan.
ReplyDeleteInfonya jelas dan wajib untuk di coba
ReplyDeleteSaya setuju kalau kita wajib datang ke baduy!
ReplyDeleteKereen!
ReplyDeletebaduy tempat yg menarik untuk dikunjungi
ReplyDeleteWah boleh nih jadi referensi kunjungan wisata ke baduy
ReplyDeletemakasih yaa infonyaa! ngebantu banget!
ReplyDelete