Belajar
Budaya Sekaligus Berwisata Menyenangkan di Tangerang
Kota
Tangerang terletak di Provinsi Banten Indonesia, tepat di sebelah barat kota
Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang di sebelah selatan, barat,
dan timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga
terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta.
Kota
Tangerang adalah sebuah kota yang sangat unik dengan banyak budaya. Budaya
tradisional yang masuk dalam kota Tangerang ada bermacam-macam. Cukup
banyak tempat wisata di Tangerang dan sekitarnya yang menarik untuk dikunjungi.
Penasaran. apa saja tempat wisata di Tangerang? OK Here we go....!!!
1.
Museum
Benteng Heritage
![]() |
Museum Benteng Heritage via travelingwithellen.com |
Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi
sebuah bangunan berasitektur tradisional Tionghoa yang menurut perkiraan
dibangun pada pertengahan abad 17 dan merupakan salah satu bangunan tertua di
Kota Tangerang. Bangunan ini terletak di Jalan Cilame No.20, Pasar Lama,
Tangerang yang juga adalah Zero Point nya Kota Tangerang karena disinilah cikal
bakal pusat Kota Tangerang, yang dulunya disebut kota Benteng terbentuk. Di
Museum ini Anda akan menemukan banyak hal-hal unik di balik sejarah kehidupan
etnik Tionghoa serta berbagai artefak yang menjadi saksi bisu kehidupan masa
lalu, mulai dari kedatangan armada Cheng Ho dengan rombongan yang terdiri dari
sekitar 300 kapal jung besar dan kecil membawa hampir 30.000 pengikutnya.
Sebagian dari rombongan ini yang dipimpin oleh Chen Ci Lung diyakini sebagai
nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang (Cina Benteng) yang mendarat di Teluk
Naga pada tahun 1407. Selain menyaksikan hal-hal yang berhubungan dengan budaya
Tionghoa beserta artefak-artefak yang berusia ratusan tahun , Anda dapat juga
mendapatkan sebuah galeri yang berisikan berbagai macam kamera tua yang masih
bisa menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Bagi Anda yang senang dengan
musik, Anda juga akan dicengangkan oleh berbagai koleksi alat pemutar lagu
mulai dari yang paling kuno; Edisson phonograph buatan tahun 1890an sampai
jamannya Retro. Anda akan belajar banyak tentang sejarah kamera dan musik di
sini!
2.
Kelenteng
Boen Hay Bio
Klenteng Boen Hay Bio disebut sebagai wihara tertua
yang ada di daerah Serpong. Usia klenteng tersebut diperkirakan sudah mencapai
tiga ratus tahun. Berdasarkan penuturan pengurus, Wihara Boen Hay Bio dibuat
tahun 1694 sebagai tempat ibadah umat Budha. Tanggal 24 bulan keenam
penanggalan Cina diperingati sebagai ‘hari jadi’ klenteng.
![]() |
Gapura Kelenteng via jakarta.panduanwisata.id/ |
Pada saat itu,
biasanya klenteng dipadati pengunjung yang datang untuk berdoa. Ulang tahun
klenteng juga kerap dimeriahkan dengan berbagai atraksi seperti pertunjukasn
barongsai, gambang kromong, hingga pertunjukan lenong. Banyak pengunjung datang
ke Klenteng Boen Hay Bio untuk memuja Dewi Kwan Im yang merupakan lambang
kebajikan. Hal ini sesuai dengan makna istilah Boen Hay Bio yang berarti
kebajikan setinggi gunung dan sedalam lautan. Selain altar utama yang berisi
patung Satya Dharma Bodhisatwa, terdapat sepuluh altar lain diantaranya Hok Tek
Ceng Sin, Kong Tek Cun Ong, Lao Tze, Erl Lang Sian, Ciu Thian Sian Ni, Thay
Swee Ya, Tho Ti Kong, serta Sakyamuni. Klenteng Boen Hay Bio terbuka untuk
umum. Anda dapat berkunjung ke sini kapan saja tanpa dipungut biaya. Untuk
sampai wihara di daerah Serpong ini, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan
pribadi. Dari Jakarta silakan ikuti Jalan Tol Jakarta-Serpong. Setelah sampai
di Tangerang Selatan, silakan keluar told an masuk ke Jalan Pelayangan.
Telusuri jalan tersebut untuk sampai Desa Cilenggang tempat klenteng berada.
3.
Rumah
Budaya Puspo Budoyo
Paguyuban Puspo Budoyo
yang didirikan pada 6 Agustus 2003 lalu oleh H. Luluk Sumiarso, dengan tujuan
pendirian sanggar budaya tersebut tidak lain merupakan wujud rasa cinta
Sumiarso sendiri terhadap budaya lokal sekaligus sebagai refleksi keprihatinan
terhadap pupusnya kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mereka sendiri di
tengah derasnya arus modernisasi. Tempat ini dijadikan untuk secara langsung
merawat budaya warisan bangsa, sering diadakan latihan berbagai kesenian.
Tempat yang secara langsung bagi masyarakat bisa melakukan apresiasi dalam hal
budaya nusantara.
![]() |
Ketika sedang mengunjungi rumah puspo |
Banyak nya kegiatan yang dilaksanakan disini seperti Pelestarian
Seni Drama Panggung Tradisional, Pengembangan dan Pembinaan Seni Tradisi,
Ciputat painting festival 2015, dan lain sebagainya. Kita juga bisa berfoto
foto di dinding grafiti yang berada di belakang yang terlihat bagus dan
diperlombakan, melihat pergelaran tarian dan musik, seminar kebudayaan, serta
melihat beberapa hasil lukisan seniman terkenal yang diselenggarakan untuk
pameran, dan kita juga bisa melukis wajah kita dengan meminta kepada seniman
yang sedang berada disana.
4.
Kelenteng
Boen Tek Bio
Kelenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama dikenal sebagai
kelenteng tertua di Tangerang yang diperkirakan sudah berumur 300 tahun.
Kelenteng yang hanya mengalami renovasi sekali pada tahun 1844 ini, merupakan
salah satu dari ketiga kelenteng besar yang berpengaruh serta berusia tua di
Tangerang. Dua kelenteng tua lainnya adalah Boen San Bio dan Boen Hay Bio yang
berusia hampir sama. Di area belakang kelenteng Boen Tek Bio juga terdapat
sebuah vihara yang bernama Vihara Padumuttara. Tempat peribadatan umat Buddha
itu besar dan bersih. Anda bisa merasakan kesejukan ketika berada di dalam
vihara.
![]() |
via http://www.beritadunesia.com/ |
5.
Museum
Lengkong
![]() |
via http://www.indonesiakaya.com/ |
Monumen Lengkong adalah sebuah monumen yang dibangun
pemerintah Kota Tangerang dan BSD pada 1993 untuk memperingati Peristiwa
Lengkong yang terjadi setelah berakhirnya Perang Pasifik. Dalam peristiwa itu 3
orang Perwira dari Resimen IV Tentara Republik Indonesia serta 34 Taruna
Akademi Militer Tangerang tewas terbunuh. Lokasi Monumen Lengkong ini letaknya
agak tersembunyi di bagian depan kawasan perumahan BSD, Tangerang. Monumen
Lengkong yang berbentuk tembok berwarna gelap agak melengkung kedalam setinggi
lebih dari 2 meter dengan tulisan berwarna keemasan, berisikan catatan sejarah
singkat terjadinya Peristiwa Lengkong, serta nama-nama mereka yang gugur dalam
peristiwa itu. Monumen Lengkong dibuat dengan dinding rumput lumayan tinggi di
kiri kanannya. Dinding rumput itu serta arah hadapnya yang memunggungi jalan
masuk BSD, membuat lokasi Monumen Lengkong tersembunyi dari pandangan mata. Bagaimanapun
Monumen Lengkong terlihat sangat terawat dan rapi, dengan pepohonan yang cukup
rimbun di sekelilingnya serta rumput yang hijau subur. Bendera Merah Putih juga
tampak berkibar pada sebuah tiang tinggi. Tulisan yang dipahat mengenai
Peristiwa Lengkong, berbunyi: “Pada Hari Jumat petang tanggal 25 Januari 1946,
telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong / Serpong, dimana pasukan dari
Akademi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah
merundingkan penyerahan senjata dari Pasukan Jepang di Lengkong kepada Pasukan
TRI secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh Pasukan
Jepang, sehingga mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan
3 Perwira TRI, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri.”
Peta
DAFTAR PUSTAKA
KelasA-Anindita
Ratriningtyas
4423143915
Email:
aratriningtyas@yahoo.com
Line:
aninditaaputri
Instagram: aninditaratri
No comments:
Post a Comment