Saturday, January 2, 2016

Tugas 4 - Wisata Budaya di Jawa

Belajar Budaya Sekaligus Berwisata Menyenangkan di Tangerang

Kota Tangerang terletak di Provinsi Banten Indonesia, tepat di sebelah barat kota Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang di sebelah selatan, barat, dan timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta.
Kota Tangerang adalah sebuah kota yang sangat unik dengan banyak budaya. Budaya tradisional yang masuk dalam kota Tangerang ada bermacam-macam. Cukup banyak tempat wisata di Tangerang dan sekitarnya yang menarik untuk dikunjungi. Penasaran. apa saja tempat wisata di Tangerang? OK Here we go....!!!

1.      Museum Benteng Heritage

Museum Benteng Heritage via travelingwithellen.com

Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah bangunan berasitektur tradisional Tionghoa yang menurut perkiraan dibangun pada pertengahan abad 17 dan merupakan salah satu bangunan tertua di Kota Tangerang. Bangunan ini terletak di Jalan Cilame No.20, Pasar Lama, Tangerang yang juga adalah Zero Point nya Kota Tangerang karena disinilah cikal bakal pusat Kota Tangerang, yang dulunya disebut kota Benteng terbentuk. Di Museum ini Anda akan menemukan banyak hal-hal unik di balik sejarah kehidupan etnik Tionghoa serta berbagai artefak yang menjadi saksi bisu kehidupan masa lalu, mulai dari kedatangan armada Cheng Ho dengan rombongan yang terdiri dari sekitar 300 kapal jung besar dan kecil membawa hampir 30.000 pengikutnya. Sebagian dari rombongan ini yang dipimpin oleh Chen Ci Lung diyakini sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang (Cina Benteng) yang mendarat di Teluk Naga pada tahun 1407. Selain menyaksikan hal-hal yang berhubungan dengan budaya Tionghoa beserta artefak-artefak yang berusia ratusan tahun , Anda dapat juga mendapatkan sebuah galeri yang berisikan berbagai macam kamera tua yang masih bisa menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Bagi Anda yang senang dengan musik, Anda juga akan dicengangkan oleh berbagai koleksi alat pemutar lagu mulai dari yang paling kuno; Edisson phonograph buatan tahun 1890an sampai jamannya Retro. Anda akan belajar banyak tentang sejarah kamera dan musik di sini!

2.      Kelenteng Boen Hay Bio

Klenteng Boen Hay Bio disebut sebagai wihara tertua yang ada di daerah Serpong. Usia klenteng tersebut diperkirakan sudah mencapai tiga ratus tahun. Berdasarkan penuturan pengurus, Wihara Boen Hay Bio dibuat tahun 1694 sebagai tempat ibadah umat Budha. Tanggal 24 bulan keenam penanggalan Cina diperingati sebagai ‘hari jadi’ klenteng. 

 Gapura Kelenteng via jakarta.panduanwisata.id/

Pada saat itu, biasanya klenteng dipadati pengunjung yang datang untuk berdoa. Ulang tahun klenteng juga kerap dimeriahkan dengan berbagai atraksi seperti pertunjukasn barongsai, gambang kromong, hingga pertunjukan lenong. Banyak pengunjung datang ke Klenteng Boen Hay Bio untuk memuja Dewi Kwan Im yang merupakan lambang kebajikan. Hal ini sesuai dengan makna istilah Boen Hay Bio yang berarti kebajikan setinggi gunung dan sedalam lautan. Selain altar utama yang berisi patung Satya Dharma Bodhisatwa, terdapat sepuluh altar lain diantaranya Hok Tek Ceng Sin, Kong Tek Cun Ong, Lao Tze, Erl Lang Sian, Ciu Thian Sian Ni, Thay Swee Ya, Tho Ti Kong, serta Sakyamuni. Klenteng Boen Hay Bio terbuka untuk umum. Anda dapat berkunjung ke sini kapan saja tanpa dipungut biaya. Untuk sampai wihara di daerah Serpong ini, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi. Dari Jakarta silakan ikuti Jalan Tol Jakarta-Serpong. Setelah sampai di Tangerang Selatan, silakan keluar told an masuk ke Jalan Pelayangan. Telusuri jalan tersebut untuk sampai Desa Cilenggang tempat klenteng berada.

3.      Rumah Budaya Puspo Budoyo

Paguyuban Puspo Budoyo yang didirikan pada 6 Agustus 2003 lalu oleh H. Luluk Sumiarso, dengan tujuan pendirian sanggar budaya tersebut tidak lain merupakan wujud rasa cinta Sumiarso sendiri terhadap budaya lokal sekaligus sebagai refleksi keprihatinan terhadap pupusnya kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mereka sendiri di tengah derasnya arus modernisasi. Tempat ini dijadikan untuk secara langsung merawat budaya warisan bangsa, sering diadakan latihan berbagai kesenian. Tempat yang secara langsung bagi masyarakat bisa melakukan apresiasi dalam hal budaya nusantara.

Ketika sedang mengunjungi rumah puspo

Banyak nya kegiatan yang dilaksanakan disini seperti Pelestarian Seni Drama Panggung Tradisional, Pengembangan dan Pembinaan Seni Tradisi, Ciputat painting festival 2015, dan lain sebagainya. Kita juga bisa berfoto foto di dinding grafiti yang berada di belakang yang terlihat bagus dan diperlombakan, melihat pergelaran tarian dan musik, seminar kebudayaan, serta melihat beberapa hasil lukisan seniman terkenal yang diselenggarakan untuk pameran, dan kita juga bisa melukis wajah kita dengan meminta kepada seniman yang sedang berada disana.


4.      Kelenteng Boen Tek Bio
Kelenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama dikenal sebagai kelenteng tertua di Tangerang yang diperkirakan sudah berumur 300 tahun. Kelenteng yang hanya mengalami renovasi sekali pada tahun 1844 ini, merupakan salah satu dari ketiga kelenteng besar yang berpengaruh serta berusia tua di Tangerang. Dua kelenteng tua lainnya adalah Boen San Bio dan Boen Hay Bio yang berusia hampir sama. Di area belakang kelenteng Boen Tek Bio juga terdapat sebuah vihara yang bernama Vihara Padumuttara. Tempat peribadatan umat Buddha itu besar dan bersih. Anda bisa merasakan kesejukan ketika berada di dalam vihara.

via http://www.beritadunesia.com/


5.       Museum Lengkong

via http://www.indonesiakaya.com/

Monumen Lengkong adalah sebuah monumen yang dibangun pemerintah Kota Tangerang dan BSD pada 1993 untuk memperingati Peristiwa Lengkong yang terjadi setelah berakhirnya Perang Pasifik. Dalam peristiwa itu 3 orang Perwira dari Resimen IV Tentara Republik Indonesia serta 34 Taruna Akademi Militer Tangerang tewas terbunuh. Lokasi Monumen Lengkong ini letaknya agak tersembunyi di bagian depan kawasan perumahan BSD, Tangerang. Monumen Lengkong yang berbentuk tembok berwarna gelap agak melengkung kedalam setinggi lebih dari 2 meter dengan tulisan berwarna keemasan, berisikan catatan sejarah singkat terjadinya Peristiwa Lengkong, serta nama-nama mereka yang gugur dalam peristiwa itu. Monumen Lengkong dibuat dengan dinding rumput lumayan tinggi di kiri kanannya. Dinding rumput itu serta arah hadapnya yang memunggungi jalan masuk BSD, membuat lokasi Monumen Lengkong tersembunyi dari pandangan mata. Bagaimanapun Monumen Lengkong terlihat sangat terawat dan rapi, dengan pepohonan yang cukup rimbun di sekelilingnya serta rumput yang hijau subur. Bendera Merah Putih juga tampak berkibar pada sebuah tiang tinggi. Tulisan yang dipahat mengenai Peristiwa Lengkong, berbunyi: “Pada Hari Jumat petang tanggal 25 Januari 1946, telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong / Serpong, dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari Pasukan Jepang di Lengkong kepada Pasukan TRI secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh Pasukan Jepang, sehingga mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan 3 Perwira TRI, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri.”

Peta 


DAFTAR PUSTAKA

KelasA-Anindita Ratriningtyas
4423143915

Line: aninditaaputri
Instagram: aninditaratri

No comments:

Post a Comment