Sunday, January 3, 2016

Tugas4-Wisata Budaya Di Jawa

DEMAK












Pada tugas 4 di mata kuliah pemanduan wisata ini di perintahkan untuk memilih salah satu kota di pulau Jawa untuk dibahas tentang wisata da budayanya. Saya akan membahas wisata dan budaya yang terdapat pada kabupaten Demak.
Kabupaten Demak adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Demak. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat.
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan utara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.
Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 km², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km². Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah kabupaten Demak terletak mulai dari 0 m sampai dengan 100 m.
untuk asal muasal atau sejaarah kabupaten Demak yaitu, Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembilan orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.

Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menganut islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai adipati Islam di Demak memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu, Majapahit memang tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah. Dengan proklamasi itu, Radeh Patah menyatakan kemandirian Demak dan mengambil gelar Sultan Syah Alam Akbar.
            Menurut Prof.DR. Hamka, kata Demak berasal dari bahasa Arab “dama” yang artinya mata air. Selanjutnya penulis Sholihin Salam juga menjelaskan bahwa Demak berasal dari bahasa Arab diambil dari kata “dzimaa in” yang berarti sesuatu yang mengandung air (rawa-rawa). Suatu kenyataan bahwa daerah Demak memang banyak mengandung air; Karena banyaknya rawa dan tanah payau sehingga banyak tebat (kolam) atau sebangsa telaga tempat air tertampung. Catatan : kata delamak dari bahasa Sansekerta berarti rawa.
            Pariwisata merupakan sektor yang dapat mendatangkan devisa bagi daerah apabila sektor ini dikembangkan dengan baik. Bagaimana prospek kepariwisataan dalam mendukung perekonomian daerah dapat dilihat dari jumlah pengunjung obyek wisata yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
Menurut informasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak selama tahun 2014 tercatat 1.538.064 orang telah mengunjungi obyek wisata, turun 0,18 dari tahun 2013. Jumlah pengunjung tersebut terdiri dari 1.537.388 wisatawan domestik dan 676 orang wisatawan asing yang berasal dari beberapa negara di Asia. Ada empat obyek wisata utama di Kabupaten Demak yaitu : obyek wisata religi Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga Kadilangu, Pantai Morosari dan Taman Ria. Selama tahun 2014 jumlah wisatawan di Masjid Agung Demak Sebanyak 603.352 orang. Untuk obyek wisata Makam Sunan Kalijaga Kadilangu sebanyak 872.039 orang wisatawan. Untuk obyek wisata Pantai Morosari sebanyak 31.163 orang wisatawan. Sedangkan untuk pengunjung obyek wisata Taman Ria sebanyak 32.078 orang wisatawan.

Berikut adalah beberapa tempat wisata dan wisata budaya yang terdapat pada kabupaten Demak:

1.      Masjid Agung Demak
Masjid ini menjadi salah satu pusat dakwah agama Islam di Pulau Jawa,. Masjid ini konon dibangun oleh Raden Patah dan Wali Songo hanya dalam waktu satu malam.
Masjid tersebut berdiri sejak sekitar abad ke-15 dan dibangun oleh sultan pertama dari Kesultanan Demak bernama Raden Patah, serta para Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa.
Raden Patah serta Wali Songo berbagi-bagi tugas dalam membangun masjid. Ada 4 Wali Songo yang ditugaskan mencari tiang penyangga dari kayu jati, yaitu Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga. Keempat tiang itu disebut soko guru atau tiang utama.
       Dari keempat tiang, ada satu yang cukup unik. Salah satu tiangnya ada yang merupakan gabungan dari serpihan-serpihan kayu yang disebut soko tatal. Ini adalah tiang yang dibawa atau dibuat oleh Sunan Kalijaga. Keempat tiang ini diletakkan di bagian tengah masjid dan memang menjadi penyangga utamanya. Kalau atap masjid, bentuknya seperti segitiga bersusun.
Masjid Agung Demak memang didirikan sedemikian rupa agar bisa difungsikan sebagai tempat ibadah serta berkumpulnya para Wali Songo. Karena memang di Demak dibutuhkan tempat untuk pusat berkumpulnya para Wali Songo.
Sejak pertama kali dibangun, masjid ini telah direnovasi sekitar satu kali pada tahun 1984. Hingga sekarang masjid selalu dikunjungi oleh masyarakat yang ingin wisata religi, baik dari dalam maupun luar negeri. Ketika berkunjung, selain bisa beribadah pengunjung juga bisa ziarah ke makam muslim di kawasan masjid. Ada makam Raden Patah, Syekh Maulana Magribi dan lain-lain.

2.      Museum Masjid Agung Demak

      
      Museum Masjid Agung Demak terletak di sebelah utara masjid Masjid Agung Demak.   Museum ini besarnya hanya sekitar 4x4 meter, namun koleksinya cukup lengkap. koleksi utama dari museum ini adalah bagian-bagian dari soko guru yang asli. Soko guru ini merupakan tiang utama Masjid Agung Demak dari empat Wali Songo, yaitu Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Gunungjati, serta Sunan Kalijaga dengan soko tatalnya.Selain itu juga terdapat banyak peninggalan lain seperti pintu asli bangunan masjid pada awal dibangun, gentong-gentong dari Campa, bedhug, kitab-kitab dan serat-serat yang ditulis oleh para Sunan atau Wali, miniatur bangunan masjid dan ilustrasi bentuk masjid sejak awal berdiri 500 tahun yang lalu berikut perubahan dan renovasinya hingga sekarang ini.


3.      Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijogo terkenal sebagai salah satu wali yang menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa dengan cara-cara yang bijak dan ramah. Cara Beliau yaitu dengan menyisipkannya melalui seni dan budaya seperti wayang dan tembang-tembang Jawa.
Makam Sunan Kalijaga berada di Kadilangu, Demak dalam “rumah” kokoh dengan ukiran Jepara terbaik di pintu, jendela, maupun tiang-tiangnya. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Walisongo yang mempunyai sejarah hidup yang unik dan mengesankan. Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon.
Sebelah makam sunan kalijaga terdapat masjid yang dibangun oleh sunan kalijaga. Masjid Sunan Kalijaga ini berdiri di tengah-tengah masyarakat santri. Beberapa meter di sebelah timur Kompleks Makam Sunan Kalijaga dan keluarganya, di Kadilangu, Demak. Di situ terdapat madrasah dinniyah dan TPA. Sejauh ini, tidak diperoleh data akurat kapan persisnya masjid kuno ini dibangun untuk pertama kali. Namun, berdasarkan cerita mulut ke mulut, masjid itu dibangun Sunan Kalijaga pada suatu malam dan selesai malam itu juga, sebelum dilaksanakan shalat Subuh berjamaah pada tahun 1479 M. Wallahu ’alam. Yang jelas, menurut prasasti yang tersimpan di sana, masjid itu mengalami renovasi pertama kali pada 1564 M oleh Pangeran Wijil. Namun, tidak pula terlacak Pangeran Wijil keberapa di antara lima Pangeran Wijil yang tercatat dalam sejarah.



4.      Sentra Batik Demak
                                  














Demak sejak dulu adalah penghasil batik dengan ragam hias yang halus dan rapih.Dengan sejarah batik yang panjang berkisar enam abad,tidak mengherankan jika demak sempat menjadi salah satu pusat perdagangan dan penyiaran agama antar bangsa. Ciri khas batik Demak terlihat dari kentalnya perpaduan motif pesisiran dan pertanian yang jarang dibuat pembatik di daerah lain.
Motif yang ditawarkan dan membuat orang tertarik antara lain Ulam Segaran, Tigo Rangsik, Sabet Rangsik, Semangka Tegalan dan Cupit Kepiting. “Istilah Rangsik kita ambil dari kata urang (udang), kerang dan sisik. Penyederhanaan nama serta bentuk binatang laut untuk lebih memperlihatkan ciri batik pesisiran. Sedangkan motif semangka tegalan terinspirasi oleh buah semangka yang juga menjadi andalan Demak

5.      Sentra Kerajinan Kaligrafi






Berbagai macam souvenir khas Demak bisa di dapatkan di kios sekitar Masjid Agung.
Namun,  Sentra industry kerajinan figura dan kaligrafi ini berada di kampung Tembiring.  Jaraknya lima menit perjalanan berkendara dari Masjid Agung Demak yang berada di pusat kota.
Disini dapat melihat dari dekat proses pembuatannya. Dan tentunya bisa melihat lebih banyak lagi pilihan yang bisa di beli.




6.      Wisata Hutan Mangrove Morosari Sayung
















Banyak orang yang belum mengetahui adanya objek wisata di Demak yang satu ini. Padahal di Morosari Sayung Demak ini tersimpan keindahan hutan mangrove atau bakau. Disini bisa menikmati pemandangan indah sunset sambil menikmati suasana alam yang masih asri dengan udara sejuk laut yang berbariskan pepohonan bakau yang membentang serta pemandangan ratusan bangau putih yang bertengger ataupun beterbangan di sekitar sana.
Lokasi taman mangrove ini berada di kecamatan Sayung, desa bedono, Kabupaten Demak. Untuk akses masuk dari gapura memang kondisi jalan masih ekstrim karena banyak jalan berlubang dan sempit akan tetapi di setiap perjalanan  disuguhi suasana tambak bandeng yang luas serta kanan kiri terdapat pemandangan pohon bakau yang terbentang dan berjejer serta banyaknya bangau putih yang beterbangan.

7.      Pantai Morosari
















Demak merupakan salah satu daerah yang memiliki pantai yang cukup panjang. Oleh karenanya ada salah satu pantai yang dikembangkan sebagai obyek wisata Bahari. Salah satunya adalah Pantai Morosari kecamatan Sayung . Pantai ini dulunya adalah sebuah pedukuhan  yang cukup padat penduduknya masuk wilayah desa Bedono . Namun karena abrasi yang terus menggerus maka ratusan rumah hilang diterjang ombak.
Untuk memulihkan kondisi itu maka puluhan tahun yang lalu desa ini di tanami mangrove agar laju abrasi terhenti atau terkurangi. Mangrove yang ditanam setiap waktu itu kini telah membuahkan hasil. Membentuk hutan-hutan mangrove kecil yang cukup indah dilihat dan dinikmati. Selain itu banyak pula burung-burung liar yang bersarang di sana.
Akhirnya pemerintah kabupaten Demak liwat Dinas Pariwisata dan Perusda Anwusa mengembangkan pantai ini sebagai obyek wisata pantai andalan. Selain bisa melihat rimbunnya tanaman mangrove dengan berjalan melewati jembatan kayu panjang. Wisatawan juga bisa menikmati hutan mangrove ini dengan naik perahu.
Di Obyek wisata ini pengunjung juga bisa berziarah ke makam Syeh Mudzakir salah satu tokoh penyebar agama Islam di desa itu. Makam ini cukup unik karena selamat dari gerusan abrasi . Sedangkan ratusan rumah roboh ditinggalkan penghuninya. Setiap hari makam ini menjadi tempat berziarah warga setempat juga para wisatawan.
Oleh karena itu selain pengunjung disuguhi pemandangan luasnya laut , deburan ombak serta hutan mangrove yang menghijau . Pengunjung juga disuguhi akan sisa-sisa bangunan rumah , jalan , jembatan   di dukuh Morosari yang terkenal abrasi laut.

8.      Wisata Agrowisata Belimbing dan Jambu Merah Delima













Hasil pertanian yang paling terkenal dari kabupaten Demak adalah belimbing Deka dan jambu Delima khas Demak. Rasa yang disuguhkan pada kedua buah ini berbeda dengan jenis jambu dan belimbing yang tumbuh pada daerah lain. Letak dan lokasi agrowisata buah ini ada di beberapa desa yang mayoritas saling berdekatan. Mulai dari desa Betokan, Tempuran, Sidomulyo, Wonosari, dan Mranak. Tempat wisata agrowisata ini didukung oleh dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Demak.

9.      Tradisi Grebeg Besar atau Besaran Di Demak

 














Grebeg besar atau sering disebut Besaran adalah  tradisi kota demak yang sudah ada sejak dulu sampai saat ini. Grebeg Besar Demak merupakan acara budaya tradisional yang menjadi salah satu ciri khas Demak dan merupakan suatu kebanggaan untuk kota Demak. Karena mempunyai tradisi tersendiri yang perlu terus dilestarikan.
Tradisi Grebeg besar ini sangat dinanti oleh Warga Demak maupun sekitarnya. Biasanya akan ada arak-arakan,karnaval kirap budaya dan barongsai yang di mulai dari Pendopo Kabupaten Demak hingga ke Makam Sunan Kalijaga. Acara ini akan ada setiap tahunnya pada hari raya Idul Adha. Pada proses tersebut biasanya warga Demak akan beramai-ramai datang dan semuanya tumpah ruah disana. Hari itu demak akan sangat macet dan menjadi lautan manusia. Bila anda tidak ingin terjebak macet,sebaiknya cari jalan alternatife lain.
Sebulan sebelumnya akan ditandai dengan mulainya dibangun toko atau kios kecil di sepanjang jalan kota demak. Kios tersebut biasanya hanya bersifat sementara,kira-kira satu bulan. Sehingga bahan yang digunakan untuk membuat kios pun terbuat dr kayu atau bambu. Kios ini biasanya banyak menjual barang-barang seperti pakaian, sepatu, makanan, pot /vas-vas bunga, mempamerkan sutu atraksi/pertunjukan atau pertunjukkan unik, mainan, tas, ada pula pasar malam dan permainan yang bisa dinaiki.

10.  Upacara Sekaten












Perayaan sekaten bertepatan dengan hari raya Maulid Nabi, yang merupakan tradisi lanjutan dari para wali. Gamelan ditabuh saat sekaten dengan maksud untuk menarik perhatian masyarakat. Sekaten dilaksanakan juga untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuan diadakannya sekaten ini adalah untuk menggugah keimanan agar menghayati perintah Nabi. Berikut rangkaian upacaranya.
Pada hari pertama, upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi Dalem (punggawa keraton) bersama-sama dengan dia set gamelan Jawa. Gamelan tersebut bernama Kyai Nagawilaga dan Kyai Guntur Madu. Iring-iringan ini bermula dari pendhapa Pancaniti menuju Masjid Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit keraton. Kyai Nagawilaga akan menempati akan menempati sisi utara dari amsjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud selama 7 hari berturut-turut. Pada malam terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang ke dalam keratin.
Dua hari sebelu acara Grebeg Muludan, diadakan acara Tumplak Wajik. Acara ini digelar di halaman istana Magangan pada pukul 16.00 sore. Tumplak Wajik merupakan acara kotekan atau permainan lagu dengan memakai kentongan, lumpang (alat untuk menumbuk padi) dan berbagai peralatan lain. Lagu-lagu yang dimainkan dalam acara ini adalah lagu Jawa popular seperti : Lompong Keli, Tundhung Setan, Owal Awil, dan lagu rakyat lainnya. Dengan kotekan, menandai awal pembuatan Gunungan yang akan diarak pada saat acara Grebeg Muludan nantinya.
Acara puncak sekaten ini ditandai dengan dilaksanakannya Grebeg Muludan pada tanggal 12 mulai jam 08.00 pagi. Tanggal 12 Mulud merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebuah gunungan yang terbuat dari beras, makanan dan buah-buahan serta sayur-sayuran akan dibawa dari istana kerajaan Mataram kemudian dibagikan kepada masyarakat. Prosesi ini dikawal oleh 10 kompi prajurit keratin yaitu : Wirabraja, Daeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Surakarsa, dan Bugis. Masyarakat percaya, bahwa Gunungan ini akan membawa berkah bagi mereka. Bagian Gunungan yang dianggap sakral ini akan dibawa pulang dan ditanam di sawah atau lading supaya terhindar dari malapetaka serta menyebabkan tanah menjadi subur untuk ditanami.                                 




 Daftar Pustaka




Nurul Hakim Aristia
UJP'14 A
4423143981
aristia.tyas@gmail.com

10 comments:

  1. Wow! info ini membuat saya ingin menandai kota demak sebagai tempat tujuan wisata saya. Trims

    ReplyDelete
  2. Menarik! ditunggu post-an yang lainnya ya min

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas infonya yaaa. Ini membantu saya lebih tau tentang demak!! :)

    ReplyDelete
  4. Recommended bgt deh ini makasih mimin :)

    ReplyDelete
  5. Jadi tau tempat wisata pulau jawa yg antimainstream, tulisannya juga ringan dan ngga boring. Bagus bgt!

    ReplyDelete
  6. Jadi mau explore jawa setelah baca ini. Ditunggu post-an selanjutnya tentang budaya Indonesia.

    ReplyDelete
  7. Saya baru tau ada Sentra Batik Demak;), terimakasi penjelasannya.

    ReplyDelete
  8. bagus banget! jadi ingin main- main ke Demak.

    ReplyDelete
  9. Sangat bermanfaat bgt infonya! Baru tau kalo di demak ada wisata mangrove:):) selama ini taunya di demak cmn ada masjid agung dan makam sunan kalijaga saja. terima kasih atas infomya

    ReplyDelete