Tema: Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia
"Mendaki Gunung sebagai Ajang Eksistensi di kalangan Remaja"
Hallo
guys! Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang trend yang sedang
digandrungi anak muda sekarang. Haking/Tracking ini seakan menjadi kegiatan
yang sangat lumrah dilakukan oleh para remaja.
http://www.tnrinjani.net/ |
Para remaja ini beramai-ramai
mendaki gunung hanya sekedar refreshing karna
penat dengan kehidupan perkotaan, foto-foto di puncak-puncak gunung, atau hanya
sekedar ingin melihat indahnya matahari terbit untuk pertama kalinya bersama
lautan awan dari puncak-puncak tertinggi, dan ada juga yang bermai-ramai
mencari eksistansi dimedia sosial, terkadang
mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya hanya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu.
Mengukir nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung
dengan sampah. Mendaki gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para
pendaki pemula memasa bodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media,
mereka pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali sembrono.
Dengan begitu kita tidak
boleh menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mendaki
gunung, menjadi bidang ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki dasar
pengetahuan teoritis. Didalam pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus
kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa aturan-aturan pendakian,
perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki gunung
dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering. Mendaki
gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu
:
1. Berjalan (Hill Walking), secara khusus
kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling
banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan
berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik
dari alam yang dijelajahi (nature interested).
2. Memanjat (Rock Climbing), walaupun
kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap
merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak metode-metode
pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus. Namun
prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya
memberi pertolongan.
3. Mendaki gunung es (Ice & Snow
Climbing), kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice
Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing
adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju. Dalam ketiga macam kegiatan
di atas tentu didalamnya telah mencakup (Mount camping, Mount Resque, Navigasi
medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik-teknik Rock Climbing, dll).\
Persiapan
mendaki gunung pun bukan hal yang mudah, saya ingin sekali yang namanya
hiking/tracking ini. Beberapa temen saya sudah banyak yang mengajak, namun ada beberapa hal yang
saya pikirkan sehingga sampai saat ini saya belum berani untuk naik gunung. Faktor-faktor
yang mempengaruhi saya yaitu, pertama saya hampir tidak pernah olahraga, dan
yang kedua saya mempunya alergi terhadap udara dingin. Dan beberapa kali saya membaca
artikel, ada beberapa pendaki yang meninggal karena hipotermia. Hal itulah yang
mengurungkan niat saya untuk naik gunung. Walaupun saya sendiri belum pernah hiking/tracking,
saya akan membahas sedikit persiapan untuk naik gunung yang seharusnya.
Persiapan mendaki gunung
- Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
- Kesiapan mental, mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.
- Kesiapan fisik, beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.
- Pengenalan Medan, untuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter. Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.
- Kesiapan administrasi, mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.
- Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan, pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical care] praktis.
- Persiapan Tim, menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.
- Perbekalan dan Peralatan, merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak, makanan, obat-obatan dan lain-lain.
Perencanan pendakian.
Hal
pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan
data-data kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku
atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah
melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila
meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang
gambaran medan lokasi yang akan kita daki.
Selanjutnya
buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan
rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan
berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa,
perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur
pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan
sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan
setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu
kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.
Makanan (logistik).
Makanan
yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama
pendakian seserorang membutuhkan sitar 5.000 kalori dan 100 gram protein,
kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan
nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasayanya beras realtif
berat dan memerluakan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak
bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit, coklat, dan
hevermit.
Hal
yang perlu diperjatikan hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih
dahulu selama mendaki, karena hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan
waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar,
buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, coklat,
biskuit dan kismis.
Umumnya
makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan instan yang memiliki kemasan,
buanglah kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat
ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawapun tidak banyak memakan tempat
didalam ransel.
Intinya
dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan :
- Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
- Mempelajari medan yang akan ditempuh.
- Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
- Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
- Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.
Perlengkapan dasar perjalanan
- Perlengkapan jalan : sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, topi, jas hujan, dll.
- Perlengkapan tidur : sleeping bag, tenda, matras dll.
- Perlengkapan masak dan makan: kompor, sendok, makanan, korek dll.
- Perlengkapan pribadi : jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu, dll.
- Ransel / carrier.
Perlengkapan pembantu
- Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
- Peta, busur derajat, douglass protector, pengaris, pensil dll.
- Alat komunikasi (Handy talky), survival kit, GPS [kalo ada]
- Jam tangan.
Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel.
- Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya.
- Masukkan dalam kantong plastik.
- Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.
- Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.
- Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
- Buat Checklist barang barang tersebut.
Peralatan lain
Selain
peralatan dan sejumlah perlengkapan, jangan lupa membawa perlengkapan kecil
yang terdanag dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa
obat-obatan seperti pelester, obat merah, tisu basah dan kering, senter,
benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan itu terkandang dibutuhkan
dalam keadaan darurat atau menjaga tubuh tetap bersih.
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa tas
/ kantong plastik, tas plastik tersebut dibutuhkan untuk menaruh barang-barang yang
kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa
kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah,
janganlah dibuang begitu saja di alam terbuka. Selain megotori, membuang sampah
dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat
atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian oarang tersesat terbantu
dengan petunjuk dari barang-barang yang tercecer.
Mengenal Jenis Gunung dan Grade Pendakian
Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif
dan tidak aktif. Berdasar bentuknya dibagi menjadi :
- Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) seperti perisai
- Gunung berapi strato
- Gunung berapi maar Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas vulkanisme terhenti, yang tinggal hanya kawahnya saja.
Tapi sadarkah kalian sejak kapan
aktivitas naik gunung ini jadi trend? Yup, trend ini dimulai ketika sebuah film
layar lebar yang memperlihatkan pesona keindahan alam pegunungan dirilis pada
bulan Desember 2012 lalu. Bagi kita yang bukan pendaki sesungguhnya mungkin
dibuat takjub oleh film tersebut. Tapi tahukah kalian film ini banyak
mendapatkan komentar negatif dari para pendaki diluar sana? Contohnya make-up yang pemeran wanitanya gunakan
ketika mendaki. Dalam aktivitas pendakian sesungguhnya, ini tidak perlu
diperhatikan.
Banyak
penggiat-penggiat alam yang menyayangkan nilai-nilai yang sebetulnya perlu
diperhatikan dalam pendakian tidak disajikan dalam film ini. Misalnya memerhatikan
kebersihan lingkungan, serta personal dan peralatan yang harus dibawa ketika
mendaki gunung. Bila diperhatikan dengan seksama, tas-nya yang terlihat
ringan, gear atau peralatan, termasuk pakaian yang dikenakan pun rasanya tak
cukup memberi pembelajaran yang cukup untuk penonton yang menjadi pendaki
dadakan. Namanya juga film, kalau film tidak dikemas dengan
cara seperti itu, siapa yang mau menonton?
Sejak Desember 2012,
berdasarkan data yang merdeka.com dapatkan dari Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat, setiap akhir pekan, penggiat alam yang mendaki
Gunung Gede Pangrango mencapai angka 600 orang lebih. Ini membuktikan, bahwa efek
positif dari film tersebut memang benar-benar ada.
Rasanya senang sekali
bila kita bisa mencapai puncak sebuah gunung terlebih lagi kita dapat melihat
sunrise/sunset secara langsung. Dalam setiap aktivitas pasti akan menimbulkan
sisi positif dan negatif. Mendaki gunung merupakan kegiatan yang menyehatkan.
Rasakan saat di tengah alam bebas, kita bisa hingga dalam menghirup udara dan
itu akan melancarkan peredaran darah kita. Tiada ragu kita menghela nafas,
karena udara disana masih terjaga, tanpa limbah apapun.
Bila dilihat dari
segi positifnya hiking/tracking, kita bisa mengenal banyak orang. Kita bisa
berkenalan atau sekedar sharing dengan pendaki lainnya. Mempunyai teman dengan
hobby yang sama merupakan sebuah keseruan sendiri bukan? Apa yang kita obrolkan
pastinya akan menyenangkan karna satu pembicaraan. Secara tidak langsung para
pendaki ini membuka celah lahan usaha bagi masyarakat sekitar. Contohnya banyak
para warga sekitar yang membuat dan menjual ciri khas dari tempat tertentu
untuk oleh-oleh atau souvenir. Bahkan ada juga yang menyewakan sebagian lahan
dari rumahnya untuk dijadikan homestay oleh para pendaki.
Dilihat dari segi
negatifnya, mendaki gunung dengan jumlah personil yang sangat banyak dapat
merusak jalur pendakian. Jalur pendakian adalah sesuatu yang dinamis. Saat
beberapa orang mendaki melewati sebuah jalur pendakian tentu saja akan
meninggalkan jejak. Jejak itu akan terhapus oleh hujan dan binatang binatang
sehingga saat team lain kembali melewati jalur yang sama ke alamianya masih
terjaga. Selain itu saat mendaki gunung tak jarang para pendaki gunung
melakukan kontak dengan tumbuhan. Kadang ada tumbuhan yang di potong karena
menghalangi jalan, ada juga tumbuhan yang mati karena terinjak injak atau di
jadikan pegangan tangan oleh pendaki. Tapi semua itu akan kembali setelah
beberapa hari karena jalur pendakian itu dinamis. Tumbuhan yang mati akan
tumbuh lagi dan mulai menghiasi jalur pendakian. Tapi saat kita mendaki dengan
jumlah personil yang sangat banyak tentu saja menimbulkan dampak yang lebih
besar sehingga waktu pemulihanya juga lebih lama.
Saat mendaki gunung
para pendaki biasanya di ajarkan untuk membawa pulang semua sampah yang
berbentuk plastik. Anggap saja dalam pendakian massal semua sampah plastik di
bawa turun walau tidak demikian pada kenyataanya. Tapi mereka tidak akan
membawa turun kotoran mereka sendiri. Jika jumlah kotoran manusia sedikit maka
dengan cepat akan pulih. Selain itu juga tidak menimbulkan aroma yang terlalu
menyengat. Bagimana jika jumlahnya banyak, saya rasa akan tampak seperti
Penampungan kotoran manusia dalam volume besar. Sering terjadi bencana kecelakaan dan tersesat adalah disaat tim terpisah
– pisah dan terpencar. Kemudian, dalam
pendakian, kita akan mudah melihat karakter atau sifat asli dari kita sendiri
atau kawan pendaki. Di tengah beratnya beban yang di panggul, di tengah
lelahnya tubuh, maka akan muncul sikap egois, putus asa, apatis, mau menang
sendiri, manja, mengeluh, menyesal seolah semuanya jadi satu.
Dari segi pembahasan diaatas dapat
disimpulkan, bahwa kini aktivitas naik gunung bisa dinikmati oleh siapa saja.
termasuk kalangan awam. Namun harus ada beberapa hal penting yang perlu kita
cermati dan waspadai. Saya sebagai mahasiswi jurusan pariwisata melihat peluang
periwisata dalam tracking/hiking ini sangat besar.kenapa demikian? Karna di
Indonesia sendiri terdapat banyak gunung yang hampir ada di setiap provinsi
bahkan kota. Indonesiapun merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang
sangat besar/melimpah. Sangat gampang untuk mempublikasikan suatu tempat wisata untuk saat ini. Hanya dengan
menggunakan foto saja, orang akan berbondong-bondong ingin pergi menikmati
wisata tersebut. Contohnya seperti hiking/tracking yang sudah saya jelaskan
diatas. Untuk memudahkan pencapaian suatu objek wisata, saya rasa akomodasi
untuk menuju objek wisata perlu diperhatikan lebih serius lagi.Karna hal ini
dapat menunjang wisatawan untuk datang.
Selain akomodasi, keadaan sekitar haruslah
menunjang untuk aktivitas hiking/tracking ini. Contohnya seperti membuka toko
yang menjual/menyewakan fasilitas untuk menanjak seperti jaket, tenda, sleeping
bag, dll. Dan hal yang harus sangat diperhatikan adalah tersedianya rumah sakit
atau puskemas, hal ini dikarenakan banyaknya para pendaki yang sakit parah
ketika sedang mendaki. Seperti hipotermia atau tergelincir yang menyebabkan
patah tulang. Bila ada rumah sakit atau puskemas di dekat pos registrasi akan
memudahkan memberikan pertolongan pertama dan menghemat waktu. Pengawasan terhadap
lingkungan tentunya salah satu faktor yang harus sangat diperhatikan, terlebih
lagi gunung merupakan salah satu habitat alami dari para hewan. Jangan sampai
karna banyaknya manusia yang hiking/tracking menyebabkan kepunahan suatu
spesies binatang atau tumbuhan. Dan tidak ketinggalan untuk selalu menjaga
kelestarian dari gunung tersebut. Jangan sampai kita meninggalkan/membuang
sampah yang tidak bisa diurai selama pendakian dan ketika sedang turun dari
gunung. Untuk menikmati semua fasilitas tersebut, saya rasa tidak ada salahnya untuk
setiap pengunjung dipunguti biaya lebih selama itu jelas biaya tersebut
dipergunakan untuk apa.
Salah satu upaya untuk mengurangi pendaki
membuang sampah sembrangan menurut saya yaitu diadakannya reward. Dalam hal ini
yaitu para pendaki yang turun dari gunung membawa trashbag penuh sampah, dan
sesampainya di posko registrasi trashbag ini ditukar dengan sesuatu yang
bermanfaat. Kalau bisa sesuatu yang dibutuhkan setelah mendaki seperti air
mineral contohnya. Semakin besar sektor pariwisata yang Indonesia kembangkan,
akan membuat perekonomian kita maju. Karna saya sendiri tidak ada pengalaman
tentang pendakian, seperti cukup sekian pembahasan yang bisa saya sampaikan dan
semoga bermanfaat bagi para pembaca. Jangan sedih ya guys, abis ini saya akan
kembali memposting tulisan selanjutnya!
Daftar
Pustaka
Indri Elustiyasari
4423145625
Usaha Jasa Pariwisata
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
indrielustiyasari@gmail.com
indrielustiyasari@gmail.com
Hi kak, saya mau mendaki untuk pertama kali nya . dan post an ini sangat membantu . terimakasih 👍👍
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletepostingannya menarik, banyak hal-hal penting nih di postingan ini buat Para Pendaki Kekinian
ReplyDelete"Para endaki kekinian"(aku sih nyebutnya itu kak) para pendaki yg lebih takut kehabisan baterai gadgetnya di banding kehabisan logistik pas lagi di gunung hahaha
Bener banget deh semuanya harus diperhatiin, mulai dari Persiapan mendaki,Perencanaan,Perlengkapan,Peralatan dan Manajemen perjalanan yg kakak ulas di postingan ini semuanya sangat membantu para pendaki agar mendaki dengan baik,benar dan aman
Tapi aku sedikit gak setuju sama saran kakak "Salah satu upaya untuk mengurangi pendaki membuang sampah sembrangan menurut saya yaitu diadakannya reward.", yang namanya sampah itu udah KEWAJIBANnya pendadaki,harus di bawa turun! Emg sih banyak bgt "pendaki kekinian" yg nyampah, tp pasti setiap pendaki punya hati nurani kok, gua yakin gaperlu di kasih reward mereka pasti gabakal buang sampah sembarangan. Apalagi banner "Gunung Bukan Tempat Sampah" udah ada di mana-mana,kita ini cuman butuh sedikit kesadaran dari hati kita masing-masing biar gunung itu tetep bersih
Simple kok etikanya pendaki! Take nothing but picture, leave nothing but footprint, kill nothing but time
#dahsegituaja
semoga dengan adanya postingan ini bisa mengurangi dampak negativ dari kegiatan mendaki, dan membuat tempat" wisata alam di indonesia tetap terjaga kelestariannya ^^
note; tambahin gambar-gambarnya bisa keles biar postingannya makin keren.. dasar fakir pict! haha
Waaah ini dia postingan yang aku tunggu-tunggu.. Pengen bgt bisa naik gunung tapi msh kurang informasi dan krn ada postingan ini aku bisa prepare buat naik gunung deh.. Thanks a lot yaaa
ReplyDeleteDr dl belum berani naik gunung, tp kayany skr mau coba deh naik gunung. Bagus bgt dn menarik. Thx yaaa infonyaa
ReplyDeleteWahh postingan yg sangat bermanfaatnih buat cb naik gunung. Makasih ya
ReplyDeleteMendaki gunung memang haruslah membuat persiapan yang matang. Karena tidak mudah bagi sebagian orang untuk berjalan berjam - jam dengan carrier yang berat dan jalanan yang menanjak
ReplyDeleteTerimakasih informasinya. Sangat membantu
Wah jadi bertambah pengentahuannya nih buat naik gunung, makasih ya kak infonyaaa.. langsung pengen naik gunung nih.. haha
ReplyDeletePusing gua bacanya, dari hape, banyak banget
ReplyDeleteSetuju banget sama artikel diatas, persiapan yang baik bakal membuat perjalan lebih menyenangkan dan juga bisa menjaga kelestarian lingkungan
ReplyDeleteWah bagus artikelnya bantu buat prepare yg mau naik, cuma agak kepanjangan tuh kaa untung saya rajin membaca
ReplyDeletesetelah saya membacanya ternyata sungguh bermanfaat bagi saya , ya jadi saya tak usah khawatir naik gunung lagi , thanks info nya mbak indri :)
ReplyDeleteDari sekian artikel naik gunung ini yg sependapat sama saya! artikel ini benar2 mengulas tentang masalah yg ada disekitar remaja sekarang, untuk para remaja yg ingin naik gunung tolong diperhatikan segala sesuatunya dengan benar dan terperinci ya
ReplyDeleteBagus nih artikelnya membantu buat yg persiapan naik gunung
ReplyDeletekeren nih artikellllll
ReplyDeleteWah makasih sudah membantu caranya mempersiapkan diri buat pendaki pemula . Tips buat pendaki cewe dong
ReplyDeleteInfonya sangat membantu dan menarik. Kebetulan saya juga ingin sekali mendaki gunung, tapi belum kesampaian. Terima kasih buat infonyaa
ReplyDeletemantabp artikelnya..
ReplyDeletekita boleh mendaki gunung mana aja, cuma harus sadar itu bukan rumah kalian yg bisa seenaknya ngapain aja :)
Waah seru ya penjelasannya, gue pengen jadi agun (anak gunung) ah biar kaya abang ucok hahaha
ReplyDeleteKeep up good work!
Waah seru ya penjelasannya, gue pengen jadi agun (anak gunung) ah biar kaya abang ucok hahaha
ReplyDeleteKeep up good work!
Berguna banget nih sist infonya. Makasih banyak yaa
ReplyDelete