Sunday, January 3, 2016

TUGAS 3-KESENIAN DAN KEBUDAYAAN DI PONTIANAK KALBAR


Kesenian dan Kebudaya di Pontianak Kalimantan Barat


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.

Tugas ini berisikan tentang budaya pontianak beserta seni tari, musik, rumah adat, dan senjata. Semoga tugas ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.








Jakarta, 3 Januari 2016



Penulis



PEMBAHASAN
Assalamualaikum.wr.wb
Hay teman-teman pembaca perkenalkan nama saya Aprilia Intan Permata Sari saya mahasiswi Universitas Negeri Jakarta Jurusan Usaha Jasa Pariwisata A 2014. Saya disini anak ke tiga dari lima bersaudara. Hobby saya menyanyi, menari, mendengarkan musik, dan menonton film. Mari kita simak sedikit tentang Pontianak Kalimantan Barat.

Kota Pontianak adalah ibukota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota menjadi simbol di dalam logo Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi.

Nama Pontianak yang berasal dari bahasa Melayu ini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika dia menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.
Ø  Asal-usul
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

Sejarah pendirian menurut V.J. Verth

Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.
Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Pasir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur. Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.

Kolonialisme Belanda dan Jepang

Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Belanda saat itu menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.
Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda membuat perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat dijadikan daerah kegiatan bangsa Belanda yang kemudian menjadi kedudukan pemerintahan Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asisten Residen Kepala Daerah Kabupaten Pontianak). Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.
Assistent Resident het Hoofd der Afdeeling van Pontianak (semacam Bupati Pontianak) mendirikan Plaatselijk Fonds. Badan ini mengelola eigendom atau kekayaan Pemerintah dan mengurus dana pajak. Plaatselijk Fonds kemudian berganti nama menjadi Shintjo pada masa kependudukan Jepang di Pontianak.

Masa Stadsgemeente

Berdasarkan besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan menetapkan status Pontianak sebagai stadsgemeente. R. Soepardan ditunjuk menjadi syahkota atau pemimpin kota saat itu. Jabatan Soepardan berakhir pada awal tahun 1948 dan kemudian digantikan oleh Ads. Hidayat.
Kemudian, pusat PPD ini dipindahkan ke Pontianak yang awalnya berasal dari Sanggau pada 1 November 1945 dan menjadi suatu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, sekitar 74 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Masa pemerintahan kota

Pembentukan stadsgerneente bersifat sementara, maka Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah dan digantikan dengan Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebut Peraturan Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak, sedangkan perwakilan rakyat disebut Dewan Perwakilan Penduduk Kota Pontianak. Walikota pertama ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Pontianak adalah Rohana Muthalib. Ia adalah seorang wanita pertama yang menjadi walikota Pontianak.

Masa kota praja

Sesuai dengan perkembangan tata pemerintahan, maka dengan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan Landschap Gemeente, ditingkatkan menjadi kota praja Pontianak. Pada masa ini urusan pemerintahan terdiri dari Urusan Pemerintahan Umum dan Urusan Pemerintahan Daerah.

Masa kotamadya dan kota

Pemerintah Kota Praja Pontianak diubah dengan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 dan Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1964 dan Undang-undang No. 18 Tahun 1965, maka berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31 Desember 1965, nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak, kemudian dengan Undang-undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah di Daerah mengubah sebutan untuk Pemerintah Tingkat II Pontianak menjadi sebutan Pemerintah Kota Pontianak, sebutan Kotamadya Potianak diubah kemudian menjadi Kota Pontianak.

Ø Geografi

Kota Pontianak terletak pada Lintasan Garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,1 sampai 1,5 meter di atas permukaan laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Landak. Dengan demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan.
Struktur tanah kota merupakan lapisan tanah gambut bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut. Kota Pontianak termasuk beriklim tropis dengan suhu tinggi (28-32 °C dan siang hari 30 °C).
Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.
Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3.000–4.000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.

Agama

Sebagian besar penduduk beragama Islam (75,4%), sisanya memeluk agama Buddha (12%), Katolik (6,1%), Protestan (5%), Konghucu (1,3%), Hindu (0,1%), dan lainnya (0,1%).

Bahasa

Hampir seluruh penduduk Kota Pontianak memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Namun bahasa ibu masing-masing juga umum digunakan, antara lain Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Tiociu, Bahasa Khek, Bahasa Dayak yang terdiri dari Dayak Kanayatn, Dayak Bukit, Dayak Salako, Dayak Kantu, Dayak Iban, Dayak jangkang

Ekonomi


Tanaman lidah buaya yang kini gencar diproduksi di Kota Pontianak
Matahari Mal, mal pertama di Kota Pontianak
Sebagian besar perekonomian kota Pontianak bertumpu pada industri, pertanian, dan perdagangan.

Perindustrian

Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota Pontianak yang telah terdata selama tahun 2005 adalah 34 perusahaan. Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan industri tersebut berjumlah 3.300 orang yang terdiri dari pekerja produksi 2.700 orang dan pekerja lainnya atau administrasi 600 orang. Perusahaan industri besar atau sedang yang terletak di Kecamatan Pontianak Utara menyerap tenaga kerja terbesar, yaitu 2.952 orang.
Nilai keluaran yang dihasilkan dari perusahaan industri besar atau sedang adalah sebesar 1,51 triliun rupiah, di mana perusahaan industri besar atau sedang yang berada di Kecamatan Pontianak Utara yang didominasi oleh perusahaan industri karet, sedangkan nilai keluaran yang terkecil berasal dari perusahaan yang terdapat di Kecamatan Pontianak Kota, senilai 2,85 miliar Rupiah.
Untuk Nilai Tambah Bruto (NTB) yang diperoleh dari seluruh perusahaan industri besar /sedang di Kota Pontianak selama tahun 2005 adalah sebesar 217,57 miliar Rupiah dan pajak tak langsung yang diperoleh adalah sebesar 462,78 juta Rupiah, sedangkan NTB atas Biaya Faktor yang diperoleh adalah sebesar 217,10 miliar Rupiah.
Jumlah unit usaha industri, tenaga kerja, besarnya nilai investasi dan nilai penjualan dari sentra industri kecil jenis Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) terlihat bahwa sentra industri kecil jenis IHPK terbanyak adalah usaha industri makanan ringan yang terpusat di Kelurahan Sungai Bangkong dengan tenaga kerja yang diserap sebanyak 329 orang, nilai investasinya mencapai 249,50 juta rupiah dan nilai penjualannya sebesar 780,50 juta rupiah. Sedangkan industri anyaman keladi air pada tahun 2005 ini hanya memiliki 16 unit usaha dengan nilai investasi 17,5 juta Rupiah dan nilai penjualan 110 juta Rupiah yang terletak di Tanjung Hulu, Pontianak Timur.

Pertanian

Pada tahun 2006, jenis tanaman pangan yang hasilnya paling besar adalah ubi kayu, padi, ubi rambat. Penduduk juga bertani sayuran dan lidah buaya. Tanaman buah-buahan yang banyak ada di Kota Pontianak adalah nangka, pisang, serta nanas.
Perternakan di kota Pontianak terdiri dari sapi (potong dan perah), kambing, babi, dan ayam (ras dan buras).

Perdagangan

Perdagangan merupakan salah satu usaha yang berkembang pesat di Kota Pontianak. Perdagangan modern mulai berkembang pada tahun 2001 dengan berdirinya Mal Matahari Pontianak di Pontianak Kota. Pusat perbelanjaan modern mulai dibangun di berbagai sudut kota, seperti Mal Pontianak dan Ayani Mega Mall Pontianak (Pontianak Selatan). Berbagai perusahaan retail nasional mulai mendirikan usahanya di Pontianak.

Transportasi

Udara

Kota Pontianak melalui Bandar Udara Internasional Supadio terhubung dengan beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Batam, Medan, Ranai, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Palangka Raya dan Balikpapan. Selain itu bandara ini juga mempunyai penerbangan internasional langsung ke Kuching, dan Kuala Lumpur. Dari Pontianak juga dapat dilayani penerbangan perintis ke kota kabupaten di Kalimantan Barat seperti Ketapang, Sintang dan Putussibau. Bandar Udara Supadio terletak di luar Kota Pontianak tepatnya di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Laut dan Sungai

Pelabuhan Pontianak dapat melayani kapal-kapal barang maupun penumpang. Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal penumpang menuju Jakarta, Ketapang, Landak, Sanggau, dan Putussibau.

Darat

Sistem transportasi darat Kota Pontianak dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut oplet, taksi, dan beberapa rute dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh oplet yang menghubungkan beberapa terminal. Untuk keberangkatan jalan darat ke luar kota dilayani di Terminal Batulayang.
Melalui jalan darat pula dilayani bus antar negara, yakni ke Kuching dan ke Brunei. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia layanan, termasuk DAMRI. Transportasi darat ke Malaysia menjadi mungkin melalui Jalan Lintas Kalimantan. Layanan imigrasi Indonesia-Malaysia dilaksanakan di Entikong, Kabupaten Sanggau.
MISTERI KOTA PONTIANAK
( Benarkah Nama “Pontianak” berasal dari nama hantu “Kuntilanak” ? Benarkah di Kota ini tempat berasalnya hantu “Kuntilanak” ? dan Benarkah di kota yang di lewati “Garis khatulistiwa” ini terkenal Angker ??) .
saya mau crita ada sedikit sejarah yg saya tau, semoga bisa membantu.

PONTIANAK “KOTA KHATULISTIWA”
Kota Pontianak di dirikan oleh Syarief Abdurahman Al kadrie, pada tanggal 23 Oktober 1771. Lalu Syarif Adburahman di nobatkan sebagai kesultanan Pontianak. Nama Pontianak sendiri di percaya ada Kaitannya dengan Kisah Dongeng Syarif Abdurahman yang sering di ganggu oleh hantu “Kuntilanak” ketika beliau menyusuri sungai kapuas sepanjang 1100 KM.. yang merupakan sungai terpanjang di indonesia. Menurut cerita, Syarif Abdurahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus mendadakan dimana meriam itu jatuh maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan
dan hingga kini budaya membunyikan meriam masih kerap di lakukan warga saat acara-acara tertentu, di pontianak. dunanya untuk tetap memerangi hantu “Kuntilanak”.

SUNGAI KAPUAS “SUNGAI MISTIS”
Sungai kapuas atau Sungai batang lawai, merupakan sungai yang terpanjang di indonesia dengan panjang sekitar 1143 KM. sungai ini membelah kota Pontianak dan simbolnya di abadikan sebagai lambing kota Pontianak.. walaupun telah mengalami pencemaran akibat aktivitas penambangan emas, sungai Kapuas ini tetap menjadi urat nadi bagi kehidupan Masyarakat di sepanjang aliran sungai. Sungai kapuas pun tak luput dari cerita mistis mengenai “Penunggu Sungai” masyarakat mengenalnya dengan : Puaka,
Puaka adalah PENUNGGU atau HANTU PENUNGGU arau indentik dengan sesuatu yang besar dan tinggal sejak lama di suatu wilayah di kabarkan Puaka, Sungai kapuan ini adalah seekor ular besar yang melintang di dasar sungai kapuas, dimana ekornya tepat di muara sungai sekayam dan kepalanya di daerah “pancur adji” kabarnya di sungai ini pun terdapat kerajaan ghaib.

TUGU KHATULISTIWA PONTIANAK
kota ini terkenal sebagai kota khatulistiwa karena di lalui garis Lintang 0 derajat bumi, di Utara kota pontianak ini tepatnya di siantan tepatnya terdapat Monumen atau tugu Khatulistiwa tepatnya di bangun tepat di garis lintang 0 derajat bumi, Tugu Khatulistiwa atau Equator Monumen ini salah satu Icon wisata Pontianak bangunan tugu ini terdiri dari 4 buah tonggak Kayu berlian atau kayu besi. Masing-masing berdiameter 0.30 meter dan tonggak bagian belakang Lingkaran dan anak panah penujuk arah setinggi berdiameter 4.40 meter diameter lingkarannya terdapat tulisan sepanjang 12.11 meter panjang penujuk arah 2.15 meter.
Pada bulan Maret 2005, TIM badan pengkajian dan Penerapan melakukan mengeroksi untuk menentukan Titik nol garis Khatulistiwa di kota Pontianak, hasil pengukuran oleh TIM BPWT menunjukan bahwa posisi tepat tugu Khatulistiwa tergeser 117 m kearah sungai Kapuas dari arah Tugu saat ini.. di tempat ini di bangun patok baru yang masih terbuat dari pipa dan tali rafia.. Peristiwa pentin dan menakjubkan di sekitar tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya “Kulminasi Matahari” yakni Fenomena alam ketika matahari tepat berada di Garis Khatulistiwa Pada kulminasi ini terjadinya bayangan tubuh akan hilang beberapa detik saat terpapar sinar Matahari demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar Tugu kulminasi akan terjadi pada tanggal 21 – 23 Maret dan 21- 23 September

MAKAM KESULTANAN "BATU LAYANG PONTIANAK”
Makam kesultanan batu laying adalah makam kompleks para kesulatanan Qadriah pada saat Sultan pertama, Sultan Syraif Abdurahman al Kadrie Hingga sultan terkahir. Sultan Hamid 2 al kadrie. Di Kompleks 2 makam ini, di makamkan beberapa permaisyuri dan Pangeran kesultanan Qadriah pontianak pemakaman batu laying di bentuk sejak masa pemerintahan sultan Syarif abdurahman al kadrie, makam sultan Syarif Abdurahman A.K, pendiri kesultanan Qadriah Pontianak terlihat menjadi Sentral areal pemakaman Ini konon kabarnya jika kita berfoto di dekat makam tersebut, Jika beruntung sultan akan menampakan dirinya di dalam foto tersebut
Di Luar Kompleks makam ini terdapat gundukan batu yang di cat warna hijau gundukan batu ini yang di sebut “batu Layang”di ceritakan dulunya batu ini terdapat di sebrang pulau hingga dapat berpindah ke tempat sekarang untuk itu lah batu ini di juluki dengan “batu Layang”
ada yang mengatakan Jika kita berfoto di batu ini, terkadang Objek yang di foto akan Hilang.. yang tampak justru sosok yang lain/penampakan.“di batu Layang tadi saya sudah duduk, yang paling di atas sana pandangan ke sungai itu sangat luas dan memang ada beberapa batu besar lain selain disini terus terang saya memang mendengar banyak cerita mengenai Mitos dan asal muasal batu layang dan banyak kejadian penampakan pada saat orang berfoto-foto di daerah sini yang pada saat orang berfoto ternyata hasilnya bukan foto Orang tersebut melainkan di ganti oleh sesosok lain. berdasarkan dari fakta tersebut yang saya dengar, saya langsung kesini observasi langsung, ‘sebenernya ada apa sih’ di tempat sini? Ternyata setelah saya melakukan Komunikasi dari arah depan sendiri saya sudah merasakan dimana Dimensi yang berbeda yang sangat Kuat di tempat ini. saya mencoba "Melihat" & ternyata disini adalah Gerbang/Pintu masuk ke Dimensi lain sebenernya di batu ini seperti Pintu masuk ke sebuah kerajaan yg ada di daerah batu layang ini, jadi yang saya lihat dari arah sungai ini ada seperti Ular, tetapi bukan ular, mirip naga dan tadi ada di foto penampakan di samping saya terbang melesat cepat, kemudian di arah batu ini ada 2 sosok tinggi besar seperti penjaga tetapi saat saya berkomunikasi mereka Positive (energi Positive), mereka mengucapkan selamat datang. dan sepertinya di manapun juga, di manapun kita berada, kita harus menghormati, yang tidak terilhat maupun terlihat Tutur Citra Prima saat ia menjelaskan keberadaan mahluk astral di atas batu tsb.

JEMBATAN AIR HITAM
kabarnya di jalan besar ini sering sekali terjadi kecelakaan dapat menelan Korban Jiwa Kecelekaan yang sempat Menghebohkan adalah Adalah SATLANTAS POLRES yang meninggal setelah motornya tertabrak kendaraan dari arah berlawanan menurut penduduk sekitar, kecelakaan yang sering Terjadi disini karena terkadang pengedara melihat sesuatu yang menyebrang Jalan yang akhirnya membuat pengemudi kendara tidak focus dan terjadinya Kecelakaan
Menurut Ustadz Sholeh Patih :
“ di Jembatan Air Hitam, sering sekali terjadi Kecelakaan dalam penelusuran kita, disitu ada Garis itu Tembok Ghaib pintunya ke atas-kebawah kalau sudah ketutup nah terjadilah sesuatu di situ”
“sama seperti tadi sebelum kita mulai, itu tiba-tiba ada Truck macet tiba-tiba di depan kita dan anginnya berputar kencang di atas” tutur kak citra melanjutkan pembicaraan ustadz
menurut mas tukul, saat mobil Trans 7 menuju jembatan tersebut di dalam mobil tersebut menyetel VCD/CD lagu tiba tiba lagunya ilang & menjadi suara orang teriak
Oya, kalian tau  kenapa di namakan Jembatan Air Hitam? Setelah kak citra cek, ‘Air Hitam’ ternyata pengaruh Kecelakaan dan tempat ini salah satu, alasannya juga karena di dalam tanah ini, itu daya magnetnya kuat magnet besi jadi saat mobil lewat itu juga tarik menarik gravitasi itu salah satu penyebab secara ilmiah
“Dan tadi saya terus terang berhenti disini, jembatan yang mengarah ke arah Rumah penduduk tetapi bisa di lihat sendiri ini juga tidak pernah terurus juga dan Jembatan Ini menyebrangi Air Hitam yang kalo siang sendiri ini airnya bewarna HITAM, tetapi setelah saya observasi itu ada kandungan Magnetic, magnet yang sangat Kuat di dasar Sungai, batu-batu jadi Sungai, tanah, pasir, batu batu itu dia salah satu menyebabkan kenapa, Secara Ilmiah di Jelaskan kenapa sering terjadi Kecelakaan itu sendiri dan bisa liat sendiri Jembatan ini terbuat dari Beton dan Baja, besi itu konduktor yang sangat kuat  menarik dari gravitasi Bumi sudah sangat kuat gaya magnetnya dan mobil yang sedang melaju kencang itu terjadi Pergesekan itu dia yg menyebabkan kenapa, tiba tiba mobil bisa cepat melaju dan tiba – tiba secara tidak sengaja berhenti mendadak padahal Jalannya juga tidak terlalu menanjak naik sementara dari arah sana juga cepat, itu juga mungkin yang bisa terjadinya kecelakaan, Namun Kondisinya itu secara Ilmiah bila di Jelaskan. Tetapi jika kita masuk ke dimensi lain secara Astral karena sering terjadi kecelakaan dan tempat ini jarang di bersihkan atau di rawat dan Juga jalanan gelap, banyak pohon lebat kebun, dan bia liat sendiri, itu menyebabkan banyak sekali penumpukan-penumpukan orbs yang negative yang terus akan mengulang kejadian yang sama seperti RESIDUAL ENERGI, RESIDUAL ENERGI itu yang di alami oleh : mas tukul yang di alami mobilnya berserta rekan-rekan, bagaimana kejadian awal CD yang di dengarkan adalah CD musik berubah menjadi suara jeritan orang yang mendadak itu yang muncul di mobil mas tukul adalah RESIDUAL ENERGI yang pernah terjadi di Lokasi” Tutur kak citra saat menjelaskan hal tersebut. Saat kak citra mengobrol ngobrol tentang apa yang kak citra telusuri.. beberapa saat kemudian ustadz. sholeh patih datang dan membawa Lukisan yang menggambarkan “Hantu Kuyang”
“Ini sosok Kuyang mas, Kuyang itu Siluman , wanita, cuman kepala saja dan isinya tampak Kulit ada usus, Hati, semua di keluarin, yang memang sengaja begitu, kenapa begitu? dia itu sewaktu Hidupnya; Ingin mempunyai Ilmu, tetapi Ilmu Hitam, ngga kesampean akhirnya terjadilah seperti Ini.. ngga kesampean, jadi makanya hati-hatilah menuntut Ilmu ada Gurunya yang Baik baik saja, kadang2 yg aneh ada yang bimbing, Ini contohnya sosok Ini sukanya minum darah bayi yg baru lahir darah persalinan kalau ngga ada, nah inilah anak buahnya suruh berjejer di Jembatan Air Hitam.. makanya sering terjadi kecelakaan. Akhirnya kalao udah dapet, klo di hantu ngga dapet bayi bisa2 korban kecelakaan akan menjadi tumbalnya makanya hati kalao bersalin, sehabis bayi di Jaga keselametannya terus di Lindungi dan bertanggung Jawab. Trus disitu ada benteng, seperti tembok ghaib itu arahnya kalao kebuka keatas, kalau ketutup itu kebawah.. makanya kalo sering di tutup itu sering teradi kecelakaan.. nah dari situ Korban akan di hisap darahnya” Tutur Ustadz sholeh, saat menjelaskan Lukisan tersebut.


Kesenian dan Kebudayaan Kalimantan Barat (Pontianak)
Kalimantan Barat memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang beraneka ragam, dan berikut beberapa kesenian dan kebudayaan yang berasal dari daerah tersebut :
Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung yaitu bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya

Rumah Adat
 
Kalimantan Barat memiliki rumah adat yang bernama rumah Betang. Bentuk dan besar rumah Betang berbeda-beda di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang panjangnya mencapai 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan.
Pakaian Adat
Pakaian adat untuk Kalimantan Barat bernama King Baba untuk laki-laki dan King Bibige untuk perempuan. Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu yang diproses hingga menjadi lunak seperti kain. Kulit kayu yang bisa difungsikan sebagai kain untuk membuat cawat, celana, baju, clan selimut itu disebut kapua atau ampuro.

Senjata Tradisional
Senjata tradisional asal Kalimantan Barat bernama Mandau. Mandau sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.

Tari Tradisional
Kalimantan Barat memiliki beberapa tari tradisional seperti :
Tari Monong 
 
Tari ini merupakan tari Penyembuhan dan tari ini berfungsi sebagai penolak atau penyembuh atau  penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance atau tidak sadar.

Tari Kinyah Uut Danum
 
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perangyang memperlihatkan kelincahan dankewaspadaan dalam menghadapi musuh
 
Alat Musik Tradisional
Kalimantan Barat memiliki banyak alat musik khas daerah tersebut, beberapa diantaranya :
Sapek
 
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu

Gong
 
Gong atau Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.

Tradisi Robo-robo
 
Tradisi Robo-robo ini di adakan Rabu terakhir bulan Sapar (Hijriah) yang menyimbolkan keberkahan. Menurut cerita, ritus ini merupakan peringatan atau napak tilas kedatangan Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan (Martapura) ke Kerajaan Mempawah (Pontianak). Robo-robo itu sendiri dimaksudkan sebagai suatu peringatan serangkaian kejadian penting bermula Haulan pada hari Senin malam Selasa terakhir bulan Syafar guna mengenang hari wafatnya Opu Daeng Manambun

Kerajinan Tangan
 
Masyarakat Kalimantan Barat memiliki keahlian dalam menghasilkan sebuah kerajinan yang khas daerah tersebut, dan beberapa masyarakat Kalimantan bermata percaharian sebagai pembuat kerajinan tangan. Dan kerajinan tangan yang biasa di buat yaitu
Tikar lampit yang terbuat dari rotan

Lalu kerajinan tangan berupa anyaman yang terbuat dari bambu yang menghasilkan tas dan atau keranjang


Sudah dijelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah Kalimantan Barat. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah tersebut. Untuk mengetahui kesenian dan kebudayaan yang lain bisa kita cari dengan membrowsing internet. Dengan mengetahui kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia mampu menimbulkan rasa cinta dan bangga akan negri kita ini, karena keaneka ragaman yang ada di negara ini yang membuat kagum. Dan teringat akan semboyan Negara kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda-beda namun tetap satu jua. Artinya walaupun kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia berbeda-beda tiap daerahnya semua warga Negara Indeonesia bersatu dan tidak menyebabkan semua itu menjadi konflik. Dan sebagai seorang mahasiswa penerus bangsa yang baik alangkah baiknya kita menjaga dan melestarikan kesenian dan kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dahulu agar kesenian dan kebudayaan tersebut tidak punah di makan oleh jaman yang makin lama makin maju.

Ø  Pariwisata
Pontianak terkenal dengan garis khatulistiwanya. Kota ini memang menjadi salah satu wilayah di dunia yang dilalui oleh garis imajinasi yang membagi bumi menjadi dua bagian, utara dan selatan. Untuk menguatkan predikatnya sebagai Kota Khatulistiwa, di Pontianak didirikan sebuah tugu tepat di lokasi yang diduga sebagai garis tengah bumi tersebut.
Selain itu, Pontianak juga dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai ini bahkan tergambar dalam logo kota. Tak hanya populer dengan garis khatulistiwa dan Sungai Kapuasnya, kota ini juga memiliki banyak tempat wisata yang bisa dibanggakan. Berikut beberapa tempat wisata di Pontianak yang bisa dijadikan pilihan tujuan liburan Anda:
1.       Keraton Kadriah
Dibangun pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie yang merupakan sultan pertama Kesultanan Pontianak, Keraton Kadriah berada di Jalan Tritura, Pontianak. Bangunan didominasi oleh warna kuning dan terbuat dari kayu belian, kayu di Kalimantan yang dikenal sebagai kayu besi karena kekuatannya.
Di halaman, terdapat meriam kuno peninggalan Jepang dan Portugis. Sedangkan di dalam bangunan, Anda bisa menemukan singgasana sultan dan permaisuri, lengkap dengan foto-foto, pakaian sultan dan berbagai koleksi lain milik sultan. Salah satu koleksi yang unik adalah sebuah Al Quran yang ditulis tangan sendiri oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie.
2.       Makam Kesultanan Batulayang
 
Tempat wisata ini adalah kompleks pemakaman tujuh sultan Pontianak beserta keluarganya. Makam utama di sini tentu saja makam sultan pertama, Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie, yang berada dalam sebuah ruangan tepat di tengah kompleks dan berbentuk mirip bunker kecil. Pintu masuk untuk peziarah dibuat rendah sehingga mereka harus merunduk saat masuk sebagai penghormatan pada sultan.
Di luar kompleks terdapat sebuah gundukan batu yang diwarnai hijau. Batu inilah yang disebut sebagai batulayang. Kompleks pemakaman ini berada sekitar 2 km dari Tugu Khatulistiwa. Untuk masuk ke sini, Anda tidak dipungut biaya.
3.       Masjid Jami Pontianak
 
Masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman. Bersama keraton, masjid ini menjadi saksi asal mula kota Pontianak. Atap masjid bertingkat empat dan di dalamnya terdapat empat pilar utama dari kayu belian dengan diameter 0,5 meter. Selain itu, masjid yang mampu menampung 1.500 orang jamaah ini dibuat dengan gaya rumah panggung untuk menghindari banjir saat Sungai Kapuas meluap.
Masjid Jami Pontianak terletak sekitar 200 meter dari Keraton Kadriah. Setelah dari masjid, Anda bisa mampir ke pasar tradisional yang berada di sisi kiri pintu masuk masjid. Di pasar ini, Anda bisa membeli ikan segar dari Sungai Kapuas.
4.       Tugu Khatulistiwa
 
Ini dia tugu yang menjadi kebanggaan warga Pontianak, Tugu Khatulistiwa. Tempat wisata ini berada sekitar 3 km dari pusat kota. Tugu utama terdiri dari empat pilar kayu belian, dua pilar bagian belakang lebih tinggi dari pilar bagian depan. Selain itu, ada tulisan EVENAAR di antara dua pilar belakang.
Di sini terdapat museum yang berisi informasi mengenai garis imajinasi bumi ini. Ada juga toko suvenir yang menjual miniatur Tugu Khatulistiwa. Untuk masuk ke tempat wisata ini, Anda tidak dipungut biaya. Tapi jika ingin mendapatkan sertifikat bukti kunjungan yang ditandatangani oleh walikota Pontianak, Anda harus membayar 10.000 Rupiah.
Saat yang terbaik untuk mengunjungi tempat wisata di Pontianak yang paling populer ini adalah pada tanggal 21 – 23 Maret atau 21 – 23 September. Pada saat itu, terjadi fenomena alam di mana matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa sehingga semua benda yang berada di atas garis ini tidak akan memiliki bayangan.
5.       Rumah Betang Radakng
 
Rumah Betang Radakng merupakan replika rumah adat suku Dayak di Kalimantan Barat yang sengaja dibangun oleh pemerintah kota di Jalan Sultan Syahrir, Kota Baru, Pontianak. Tempat wisata andalan pemerintah kota ini meraih rekor sebagai rumah adat terpanjang di Indonesia. Panjang rumah ini mencapai 138 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi 7 meter.
Rumah ini memiliki ciri berbentuk rumah panggung panjang. Semakin banyak anggota keluarga maka semakin panjang rumah betang karena suku Dayak memilih hidup bersama semua anggota keluarganya di satu rumah.
Rumah betang terdiri dari tiga bagian yaitu teras atau pante, ruang selasar yang biasa digunakan untuk berkumpul seluruh anggota keluarga dan ruang tidur atau bilik yang merupakan ruang pribadi setiap kepala keluarga.
Rumah Betang Radakng buatan pemerintah ini berbahan kayu ulin dan dihiasi dengan ukiran dan lukisan khas Dayak. Pada saat-saat tertentu, rumah ini digunakan sebagai tempat latihan menari dan pertunjukan seni lainnya.
6.       Museum Kalimantan Barat
 
Museum ini disebut juga sebagai Museum Negeri Pontianak. Tempat wisata sejarah ini berada di Jalan Jendral Ahmad Yani, Pontianak. Museum ini dibagi menjadi tiga zona yang ketiganya memiliki koleksi yang berbeda. Mulai dari artefak temuan di Kalimantan barat, koleksi benda kerajaan, kerajinan seni dan budaya suku Dayak, sampai koleksi keramik dari Cina.
Di luar bangunan museum, terdapat sebuah taman kecil dengan jembatan kayu yang seringkali dijadikan lokasi foto oleh pengunjung. Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Kamis, jam 08:00 – 16:00 dan Jumat sampai Minggu, jam 08:00 – 15:00. Hari Senin, tepat wisata ini tutup.

Penutup
kesimpulan
Kota Pontianak adalah ibukota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa.
Nama Pontianak yang berasal dari bahasa Melayu ini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika dia menyusuri Sungai Kapuas. Pontianak mempunyai banyak sekali keanekaragaman budaya yang diantaranya adalah pakaian adat, alat musik, rumah adat, dan senjata. Dan banyak juga terdapat tempat wisata budaya seperti museum, makam, dan mesjid.

Aprilia Intan Permata Sari
UJP (A)
4423143914
aprillntanntan@gmail.com










































5 comments:

  1. Kota yg katànya penuh "kuntilanak" ya. Soalnya daerah Kalimantan banyak hutannya jadi agak angker bagi orang yg gatau.

    ReplyDelete
  2. Indonesia memang penuh dengan berbagai cerita mistis yg kental, tapi tetep love indonesia ko :*

    ReplyDelete
  3. Bagus bgt buat pembelajaran&pengetahuan

    ReplyDelete
  4. pontianak memiliki keanekaragaman budaya yg bagus untuk kita cari tahu berbagai macam suku dan budaya nya . indonesia negara yg memiliki daerah yg penuh sejuta cerita 😊

    ReplyDelete
  5. Kerenn.. Pontianak keren dahh :D

    ReplyDelete