"Pengalaman tinggal bersama orang Baduy di Marengo"
Assalamualaikum waromatullahi wabarokatu. Selamat siang dunia selamat siang
Indonesia dan semua keluarga besar Usaha Jasa Pariwisata Universitas Negeri Jakarta.
Sangat senang rasa nya pada kesempatan kali ini saya dapat sedikit memberikan pengalaman saya tentang hasil observasi
yang berada di Baduy pada tanggal 22-24 desember 2015 bersama angakatan kami 2014
Usaha Jasa Pariwisata besertadosendosen yang
kami cintai. selain melakukan tugas pada mata kuliah wisata budaya ini kami
bahkan saya sendiri mendapat sangat banyak pengalaman yang menurut saya itu tidak di
kota kota besar seperti yang saya tinggali di Ibu Kota ini, baik Baduy luar ataupun Baduy dalam.
Tapi pada kesempatan saya kali ini saya hanya memfokuskan pengalaman tinggal bersama
orang baduy di suatu kampong Marengo yang lebih tepatnya masih berada di Baduy luar.
Walaupun sedikit berbeda dengan peraturan yang ada di Baduy dalam,
hal itu sama sekali tidak merubah kehidupan mereka dari mata pencaharian, cara mereka bermasyrakat, berkomunikasi atau cara berinteraksi, budaya mereka masih sangat kental dan melekat di
masyrakat baduy itu sendiri. Sebuah masyarakat yang
sangat mengapdi pada tuhan dan memegang erat ajaran leluhur mereka,
itupun masih diperlakukan sampai saat ini,
Baiklah saya kira sudah cukup untuk pembukaansaya,
sampai lupa untuk memperkenalkan diri saya sendiri,
sebelum nya nama lengkap saya adalah Bayu HariyantoYudistira biasa teman teman saya ataupun keluarga memanggil saya
“Bayu” , saya mahasiswa D3 Usaha
Jasa Pariwisata 2014 di Universitas Negeri Jakarta,
untuk saat ini saya sedang menjalani kuliah di semester 3, dimana semester tersebut
yang menurut saya atau bahkan bukan hanya saya teman teman saya pun
ikut merasakannya bahwa di semester 3 ini benar benar menguras tenaga dan otak.
Tapi seiring berjalannya waktu dan ini pun sudah berada di akhir semester 3
dimana puncak tingkat kesetressan teman teman saya di uji.
Tapi bagaimanapun itu harus tetap kita jalani karna itu semua demi masa
depan saya pribadi dan teman teman saya.
Baiklah saya kira sudah cukup perkenalan dan basa basinya saya akan memulai berbagi pengalaman dengan
kalian semua bagi yang membacanya, terutama bagi semua insan pariwisata. Pengalaman tentang tinggal bersama masyarakat baduy luar tepatnya
di “Desa Marengo”.
Teman teman sekalian pasti sudah banyak
yang mengenal kampung adat ini yang berada diwilayah Kabupaten Lebak, Banten dengan populasi merekasekitar
5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang
menerapkan isolasi dari dunia luar.
Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto,
khususnya penduduk wilayah Baduy dalam. Urang Kanekes, Orang Kanekes atau orang
Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda.
Desa Marengo kampung adat yang berada
di Baduy Luar. Baduy luar tentu saja kalian pun pasti sudah tau
baduy luar dan baduy dalam memenag sebetulnya sama tapi ada beberapa yang
membedakan masyrakat baduyluar dan baduy dalam. Baduy luar ini merupakan orang-orang
yang telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang
menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam ke Baduy Luar. Pada dasarnya, peraturan
yang ada di baduy luar dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy dalam.
Penyebab:
- Mereka telah melanggar adat masyarakat Baduy Dalam.
- Berkeinginan untuk keluar dari Baduy Dalam
- Menikah dengan anggota Baduy Luar
Proses
Pembangunan Rumah penduduk Baduy Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji,
palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Baduy Dalam.
Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua
(untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian
modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
22 Desember 2015,
dimana itu kita semua satu angkatan 2014
melakukan observasi memenuhi tugas pemanduan wisata budaya ,
untuk keberangkatan mungkin tidak begitu penting untuk saya jelaskan, karena itu perjalanannya tidak termasuk jauh dari kediaman kita atau tempat awal keberangkatanya itu dari kampus kita sendiri Universitas Negeri
Jakarta. Singkat cerita setibanya kita ditempat pemberentian awal yaitu “ciboleger”
disitulah tempat perbatasan utnuk memasuki Baduy Luar…
dari tempat Ciboleger itu kita semua melakukan berjalan kaki
menuju daerah Baduy Luar atau lebih tepat nya kita ketempat Homestay
kita untuk menginap selama observasi berlangsung. Homestay yang kita tepati di Desa
Marengo Baduy luar dari perjalanan ciboleger menuju Desa Marengo
itu cukup jauh menurut perkiraan saya pada saat berjalan kaki itu sekitar 1jam berjalan
kaki tanpa berhenti, itu untuk ukuran kita yang bukan orang Baduyya, mungkin kalau
orang Baduy dalam asli itu hanya kisaran 15 menitan.
Masih dihari
yang sama ketika kami semua sampai di homestay di desa Marengo, disana kami
diberi homestay rumah warga untuk menginap selama observasi tugas kami berlangsung dan
kami semua sangat disambut hangat pada warga desa Marengo tersebut dari tutur Bahasa
sunda yang saya sendiri tidak begitu menguasai bahasa mereka tapi sedikit sedikit saya dapat memahami dari apa
yang mereka katakan tutur kata yang sopan dan dengan fasilitas yang diberikan itu sangat membuat
kami betah bahkan nyaman. Bukan hanya itu kami pun di beri aturan aturan dari apa yang
tidak boleh dilakukan dan apa saja yang sepantasnya kita lakukan disana hal itu sangat penting bukan hanya untuk pembelajaran untuk
kami melain kan menjadi pandangan hidup bahwa kita sebagai umat muslim harus bersyukur dalam hal apapun.
Warga disana pun
sangat memegang teguh ajaran leluhur mereka, dan dari hal itu kami
baru mengerti tentang ajaran ajaran dan peraturan
di desa tersebut itu sangat berbeda dengan tempat tinggal kami yang berada di
Ibukota.
Disana kita semua dibagi kelompok dan menempati
5 homestay untuk mahasiswa angkatan kami dan 1 homestay
itu adalah rumah kang arji untuk para dosen. Setelah semua pembagian selesai kita diberi waktu untuk ishoma setelah itu pada malam harinya tepatnya ba’da isya
kami semua melakukan evaluasi, evaluasi ini sangat penting bagi kami karna di
evaluasi ini kita semua diajarkan dan diberi informasi langsung dari tetua desa Marengo
itu sendiri. Dari evaluasi tersebut kami
sangat mendapatkan banyak wawasan tentang ajaran-ajaran dan kehidupan sehari hari orang
Baduy Luar. Kehidupan yang sangat disiplin dan sederhana itu dapat kami rasa selama
kami tinggal di desa Marengo itu sendiri.
Kemudian setelah selesai evaluasi padamalam itu bersama dosen,
rekan rekan kami semua dan narasumber langsung itu oleh tetua di desa Marengo. Lalu
kami semua bersiap siap untuk istirahat ditempat homestay kami masing masing. Dan
dihomstay kami yang ditinggali oleh keluarga dari desa Marengo
itu sendiri sangat menyambut kita dengan baik dan ramah,
mereka selalu memberikan dari segala apa yang kita butuhkan mulai dari makan tempat tidur
yang layak, itu semua disediakan oleh mereka tanpa ada rasa keluh, dan mungkin kami
selama tinggal disana banyak merepotkan dan itu semua tidak dipermasalahkan oleh mereka.
Setelah lamanya kami
tinggal dirumah/homestay mereka dalam waktu 3 hari selama observasi tugas kami
selesai, kami semua banyak sekali mendapat kan pengalaman hidup yang tidak bisa kami
dapatkan dikota. Sekali lagi kami semua keluarga Usaha
Jasa Pariwisata dan Dosen-dosen sekalian mengucapkan banyak banyak terimakasih untuk tempat tinggal dan ajaran ajaran
yang begitu mengesankan bagi kita semua.
Mungkin itu saja
yang saya bisa cerita kan tentang pengalaman kami selama tinggal di Baduy Luar di Desa Marengo.
Bayu HAriyanto Yudistira
4423143955
Usaha Jasa Pariwisata (A) 2014
Universitas Negeri Jakarta
Wasallamualaikum Warohmatullahi Wabarikatuh,
Hatur nuhun sanget Kampung Adat Baduy & Desa Marengo.
DaftarPustaka
tulisan yang cukup menarik. baduy memang salah satu suku yg menarik untuk dibahas.
ReplyDeletebenar benar pengetahuan baru yang saya dapat tentang suku baduy, nice article!
ReplyDeleteArtikel yang menarik tentang kehidupan di suku baduy, saya jadi lebih banyak tau tentang suku baduy. Good article
ReplyDeleteArtikel yang menarik menambah wawasan saya jadi ingin mencoba menjelajahi suku baduy ini. Artikel yang luar biasa.
ReplyDelete