Saturday, January 2, 2016

TUGAS 5 OBSERVASI BADUY

Assalammulaikum wr.wb
Pertama, marilah kita panjatkan Puji dan syukur atas kehadirat-Nya karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menulis pengalaman yang sangat menarik dan berkesan ini. Dan tentunya saya berterima kasih juga kepada Pak shobirien selaku dosen wisata budaya serta para dosen yang ikut hadir dan tak lupa juga kang arji sosok lelaki dari baduy luar dan kang  arja sosok lelaki dari baduy dalam yang telah membawa,menemani dan membimbing saya dan rekan-rekan saya melakukan kegiatan observasi guna untuk memperoleh banyak informasi yang bisa kita gunakan untuk menganalisis sumber yang kita baca dan dapat di internet dengan observasi langsung.
Oke sebelum saya membagikan pengalaman pada suatu trip, saya akan mengenalkan diri terlebih dahulu siapa saya. Saya Adnan Rosary, lahir pada tanggal 11 April 1997. Ya di angkatan saya ini, saya merupakan kelahiran yang paling termuda disini, karena kelahiran tahun 97 dan umur saya saat ini ( menulis blog ini) berusia 18 tahun. Saya tinggal di Jakarta utara, khususnya di Tanjung Priuk. Yah kota yang terkenal dengan pelabuhan tanjung piuk.  Latar belakang saya, saya adalah seorang mahasiswa semester tiga di perguruan tinggi negeri Jakarta, yaitu di UNJ (Universitas Negeri Jakarta) yang berada di jalan rawamangun muka, Jakarta Timur. Saya mengambil program study Usaha Jasa Pariwisata, salah satu alesannya yaitu karena saya menyukai travelling dan ingin mengetahui semua komponen yang dibutuhkan di bidang Pariwisata karena nanti bidang pariwisata yang akan menjadi mayoritas di dunia , bisa sebagai rekreasi liburan, bisa sebagai memperoleh sumber informasi dari  suatu objek wisata dan yang pasti bisa sebagai sumber mata pencaharian.
            
Lokasi Wisata Budaya Suku Baduy

Saya akan membagikan perjalanan saat saya dan teman-teman saya pergi ke Banten,khususnya ke SUKU BADUY. Suku Baduy bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL). Suku Baduy mempunyai luas lahan tanah sekitar 5.100.000 hektar dan mempunyai 54 desa dan populasi penduduknya setiap tahun meningkat.
            Untuk menuju Baduy, kita bisa kesana menggunakan kereta dari stasiun Manggarai dan tanah abang. Kalau dari stasiun manggarai, kita bisa membeli tiket Commuter Line kearah tanah abang, lalu di stasiun tanah abang kita transit dan membeli tiket kereta ekonomi menuju ke Rangkasbitung. Dan dari stasiun tanah abang kita bisa langsung memesan tiket dengan tujuan stasiun rangkasbitung dengan estimasi waktu 2 jam. Kemudian setelah kita tiba di stasiun rangkasbitung.kita lanjut naek kendaraan seperti angkot namun sedikit lebih luas dalamnya yang disebut dengan ELF menuju ke baduy luar yang bernama Ciboleger dengan waktu hampir 2 jam perjalanan.
            Setibanya saya dan teman-teman saya di ciboleger, kami langsung makan siang dan istirahat di warung sederhana seperti warung kopi yang ada disamping patung desa ciboleger.
Di warung ini juga menjual accesoris khas dari desa baduy,namun dengan harga yang sedikit lebih mahal daripada yang dijual di dalam desanya. Usai beristirahat, kami melanjutkan perjalanan untuk masuk ke dalam kawasan baduy luar untuk datang ke salah satu rumah yang ada di baduy luar untuk penyambutan kedatangan kami dengan kegiatan tanya jawab dan pengantar dari salah satu kepala adat atau jarot Saijah yang kebetulan sedang ada di Kadu Ketug.
            Selesai penyambutan dari jarot, kami melanjutkan perjalanan menuju desa kedua yang ada di baduy luar. Sebelum melanjutkan perjalanan, ada dua orang yang menemani perjalanan kami untuk menuju ke baduy dalam dan baduy luar, yang satu berasal dari baduy luar menggunakan pakaian warna hitam bernama kang arji dan satu lagi berasal dari baduy luar menggunakan pakaian warna putih bernama kang arja. Yang membedakan baduy dalam dan baduy luar salah satunya adalah dengan warna pakaian yang digunakannya. Dan juga ada porter yang akan menawarkan jasa untuk membawakan barang yang kami bawa seperti tas ransel atau tas carrier maupun tas slempang dengan upah yang terjangkau dan bisa juga kita tawar.
            Dari desa ciboleger menuju desa kedua di baduy luar itu kita harus berjalanan kaki, tidak menggunakan kendaraan beroda dua apalagi empat karena akses jalan yang beralas tanah, bebatuan dan licin sehingga sangat tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan beroda tiga maupun empat  Dan jarak menuju kesana kurang lebih sekitar 1 jam dengan berjalan kaki. Setelah berjalan,akhirnya kami sampai di desa kedua suku baduy luar pada pukul 16.00 atau jam 4 sore dengan keadaan lelah dan cape karena belum biasa berjalan jauh dan belum tebiasa melewati jalan yang bisa dibilang menguras tenaga. Akan tetapi semua terbayar lunas saat kita menemukan tempat untuk mandi sekaligus berenang yang sangat segar,seru dan menyenangkan, yaitu di Sungai Ciunjung dan saya akan membagikan pengalaman mandi yang seru dan berkesan di Sungai Ciujung.
            Ya pastinya setelah berjalan kaki cukup lelah, mengharuskan saya dan teman-teman saya untuk mandi agar badan berasa segar kembali. Pada hari pertama, saya mencari kamar mandi untuk mandi, akan tetapi saya hanya melihat satu kamar mandi diluar rumah, tapi kamar mandinya berbeda dengan yang ada di Kota, karena suku Baduy merupakan salah satu desa yang bisa dibilang destinasi wisata budaya yang artinya masih menjunjung tinggi budaya setempat yang telah lama turun-menurun. Dan di kamar mandi juga ada seseorang yang sedang mandi. Saya sempat menunggu beberapa menit, namun ada warga yang bilang ‘mandi di sungai saja,airnya deras dan segar’ alhasil saya kembali ke homestay saya untuk mengajak teman-teman saya yang lelaki untuk mandi bersama di sungai. Kita harus jalan sedikit turun dari homestay untuk mandi. Dan benar saja,ketika saya menaruh air disungai dengan perlahan, memang airnya sangat dingin dan angin cukup kencang sehingga membuat suasana air di sungai Ciujung sedikit lebih dingin. Akhirnya kami semua mandi dan berenang di Sungai. Dan yang berkesan bagi saya dan teman-teman saya, pertama, saya dan teman saya sedang asik berenang, ada teman saya dia sedang bermain dan merasakan nikmatnya deras air yang cukup kencang, akan tetapi tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan untuk menjaga badannya agar tidak jatuh, dan dia pun hanyut terbawa air sungai, saya langsung naik ke atas untuk menolong dia agar tidak hanyut lebih dalam lagi. Dan setelah kejadian itu kami lebih berhati-hati lagi agar tidak mengalami hal yang sedemikan rupa. Setelah berenang, kami langsung mandi dan bilas di sungai. Ketika kami sedang bilas, ada lagi satu teman saya yang sedang bilas juga, tapi dia bilasnya di dekat batu-batu dan disitulah air sangat deras karena mengalirnya kebawah. Tiba-tiba, kami tidak melihat teman kami yang sedang bilas di dekat arus yan deras, ternyata dia juga ikut hanyut kebawah. Pada posisi itu saya dan teman-teman tidak bisa menolongnya karena posisinya yang jauh. Dan bersyukurnya badan dia terbawa ke samping sungai yang banyak bebatuan sehingga dia bisa pegangan dan naik ke atas.
Persiapan sebelum mandi di sungai Ciujung
Sosok Kang Arja
Pemandangan arus air di sungai yang cukup deras
Semua berenang dengan sangat senang
           
        Kemudian pada hari kedua kami menuju ke baduy dalam dengan waktu sekitar 6 jam pulang pergi dengan keadaan jalan yang 2x lebih cape daripada perjalanan pada hari pertama dan tiba di homestay sore lagi. Kemudian kami menuju sungai untuk berenang dan mandi lagi.Dan pada hari kedua, ketika kami sedang berenang, tiba-tiba di depan kami terlihat ada kotoran manusia yang sedang mengambang dan mengalir di sungai, dan kami semua tertawa dan merasa agak sedikit jijik. Jadi disungai ini kita juga bisa untuk buang air kecil dan buang air besar. Setelah kotoran itu hilang, kami lanjut berenang. Dan lagi-lagi kejadian lucupun terjadi di teman saya, ketika dia sedang ingin bilas,tanpa sadar ada seekor kodok yang berukulan kecil yang hinggap atau nempel di punggungnya, dia pun langsung shock dan meminta tolong kami untuk melepaskan kodoknya dari punggungnya, dan akhirnya kodok itupun pergi. Kami melanjutkan untuk mandi dan bilas.Sama seperti hari yang pertama, ada dua orang yang sedang bermain di dekat arus yang mengalir kencang, dan satu orang hanyut, dan yang satu mencoba menariknya, tetapi keduanya sama-sama terbawa arus karena arus airnya yang sangat kencang. Tapi mereka baik-baik saja. Kamipun bilas dan segera naik ke atas karena hari sudah semakin sore dan dingin.

            Dan pada hari ketiga, saya tidak mandi di sungai, lantaran pasti airnya dingin diwaktu pagi dan kulit masih kering. Saya hanya cuci muka dan sikat gigi di kamar mandi warga. Dan pada pagi juga kami pamit kepada ibu yang punya rumah dari homestay yang kami tempati dan berterima kasih karena kami hendak ingin pulang lagi ke Jakarta.
            Cukup sekian cerita pengalaman mandi saya bersama teman-teman di suku baduy luar. Semoga kalian sedikit terhibur dan jangan pernah takut untuk mencoba ke baduy,karena perjalanan ini bisa menjadi kisah yang seru dan berkesan untuk diceritakan kepada orang lain. Jangan hanya mendengar kata orang suku Baduy seperti apa, tapi rasakan lah hidup bersama dengan orang baduy. Kurang lebihnya mohon maaf. 
Wassalammualaikum wr.wb

Adnan Rosary
NIM : 4423145624
Usaha Jasa Pariwisata A 2014
gmail : adnanrosary@gmail.com

9 comments:

  1. lelahnya terbayar dengan pengalaman.

    ReplyDelete
  2. Keren,bagus dan lengkap saran aja buat pembukaannya jgn terlalu panjang"

    ReplyDelete
  3. Seru jadi pengen kesono juga, bisa liburan sambil belajar tentang suku baduy. Makasih udah share pengalamannya :)

    ReplyDelete
  4. ji double o di je o bi
    G O O D J O B !

    ReplyDelete
  5. Menarik artikelnya :D semangat dalam #EksploreIndonesia nya. Terimakasih, infonya sangat bermanfaat untuk saya nanti saat observasi di Baduy hehe

    ReplyDelete
  6. Artikelnya sudah cukup baik. Kritik sedikit saja karena masih ada beberapa kata yg typo dan menggunakan kata yg tdk baku

    ReplyDelete