Indonesia, bangsa yang memiliki banyak sekali informasi sejarah
tentang masa lampau berupa kejadian langsung atau tidak langsung yang
diabadikan dengan berbagai macam cara dan bentuk. Tempat menyimpan dan
mengabadikan hal tersebut juga tak semuanya sama. Ada yang masih berbentuk
sempurna, sudah sedikit rapuh dan atau bahkan sudah hilang akhirnya hanya
diserupakan dengan bentuk mirip dengan aslinya. Bisa berupa miniatur bisa pula
hanya berupa lukisan atau gambar seadanya bila barang baku dan keadaan tak
memadai. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
suatu bangsa, dari awal adanya bangsa tersebut hingga sampai saat ini. Artinya
suatu sejarah tidak akan ada habisnya. Segala macam yang berhubungan dengan
sejarah adalah kongkrit dan tidak dapat berubah kecuali dengan kesepakatan yang
dibentuk oleh pihak-pihak terkait. Pelaku sejarah sendiri adalah orang-orang
masa lalu yang mempunyai wewenang dan memiliki peranan penting dalam Negara
tersebut. Ada yang masih hidup maupun yang telah tiada, ataupun yang tidak
jelas keberadaannya sekarang. Pada jaman sekarang ini kita ketahui bahwa segala
sesuatu bisa didapatkan dan dijalankan dengan cara yang mudah dan instan. Era
globalisasi membuat manusia menjadi tak peduli dengan apa yang bisa membuat
mereka seperti sekarang ini. Tempat-tempat wisata bersejarah semakin jarang dikunjungi
karena manusia mengikuti saja alur kehidupan mereka dan jarang ada yang peduli
dengan kehidupan sebelum mereka ada didunia ini.
Kira-kira apa
yang membuat mereka jarang ada yang tertarik dengan objek wisata sejarah di
Indonesia? Masalah yang umum ditemukan yang pertama adalah promosi dan
pengelolaan tempat wisata itu sendiri. Bagaimana orang bisa tahu bahwa mungkin
disekitar mereka ada tempat wisata yang menyimpang informasi tentang kehidupan
masa lampau? Pengelolaan yang dilakukan oleh pihak-pihak penyelenggara dan
penyedia wisata juga harus memiliki rasa yang peka kepada masyarakat luas. Yang
kedua adalah akses menuju tempat wisata tersebut haruslah terjangkau dan
keberadaannya diketahui banyak orang. Untuk menarik minat para wisatawan agar
menuju objek wisata tersebut adalah dengan tersedianya angkutan umum dan rute
jalan yang mudah diakses. Yang ketiga adalah kebersihan. Kebersihan masuk
kedalam pelayanan yang diberikan dari pihak objek wisata kepada wisatawan yang
datang. Jika kebersihan tidak memadai, orang yang sudah pernah datang ke tempat
wisata tersebut bisa-bisa tidak akan datang lagi karena sudah merasa tidak
nyaman. Yang keempat adalah maraknya wisatawan yang mengunjungi tempat wisata
bersejarah bukan untuk mengetahui sejarah dan belajar serta berniat menambah
ilmu mereka dengan mengunjungi objek wisata tersebut. Hal seperti ini
selayaknya dikurang. Memang tidak
mungkin jika pihak dari objek wisata melarang mereka untuk datang dan hanya
sekedar berfoto saja, harus disadari sendiri oleh para wisatawan. Setidaknya
didalam objek wisata tersebut ada kegiatan yang berguna untuk dilakukan.
Seperti membuat kerajinan dari salah satu tema sejarah diobjek wisata tersebut
serta mengadakan acara seperti workshop kepada pelajar dan masyarakat umum.
Selain masalah
mengenai pelayaanan tersebut, mari kita fokus kepada bagaimana pengembangan informasi
tentang profil sejarah dalam objek wisata itu sendiri. Seperti kita ketahui
bahwa tidak banyak orang yang berminat mempelajari sejarah terutama anak muda
yang sudah terpengaruh dengan efek globalisasi. Hal ini membuat pengetahuan
mereka tentang sejarah semakin berkurang atau bahkan hanya sekedar mengikuti
saja saat mereka duduk dibangku sekolah. Para orangtua mereka pun sibuk dengan
pekerjaan yang juga tidak ada hubungannya dengan sejarah, kecuali bagi mereka
yang bekerja pada bidang pariwisata yang jika ingin berkunjung kesuatu tempat
harus mengetahui tentang sejarah tempat itu sendiri dari awal tempat itu ada
sampai sekarang.
Yang menjadi topik dari bahasan ini adalah bagaimana cara orang yang
bertanggung jawab didalam tempat wisata sejaarah mampu memberikan perubahan
yang bisa menaarik minat para wisatawan dan terus meng-update informasi dan
bentuk daripada objek wisata itu sendiri. Misalnya dengan melakukan perubahan
setiap berapa tahun sekali untuk memberikan kesan baru kepada pengunjung. Pada
dasarnya semua manusia membutuhkan hal yang baru dan tidak membosankan sehingga
dengan begitu tempat wisata ingin mereka kunjungi terus menerus dan tidak hanya
sekali saja. Meng-update informasi artinya informasi yang ditaruh pada bagian
sejarah itu sendiri didalam objek tidak melulu sama daari tahun ke tahun. Pihak
dari dalam objek wisata tersebut harus memiliki rasa ingin tahu yang lebih
dalam kepada bagian-bagian didalam tempat mereka. Boleh juga dengan mengunjungi
tempat wisata lain untuk mebuat perubahan dalam tempat mereka. Misalnya ada
yang kurang dan ingin ditambahkan, baik informasi, bentuk dan lain-lain.
Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya
bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian
kepemilikan kelebihan sumber daya tersebut perlu diiringi dengan upaya dan
usaha yang lebih terarah, agar sumber daya tersebut mampu memiliki daya saing
dalam menarik kunjungan wisatawan. Keppres N. 38 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa
seluruh sektor harus mendukung pembangunan pariwisata Indonesia. Hal ini
merupakan peluang bagi pembangunan kepariwisataan Indonesia. Apalagi pemerintah
sudah mencanangkan bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan
Indonesia. Kebijakan ini memberikan beberapa implikasi antara lain perlu adanya
pembenahan yang menyeluruh diberbagai sektor. Namun tentunya agar lebih efisien
dan efektifnya pembangunan kepariwisataan tersebut diperlukan suatu flatform
pembangunan pariwisata yang berorientasi kepada trend kepariwisataan global
masa kini dan masa depan. Melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata
dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan
berkunjung ke kawasan Asia-Pasifk, dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah
wisatawan yang sedemikian besar, maka Indonesia dapat menawarkan segala daya
tariknya untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya. Dengan
perolehan sebesar USD 4, 496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari
pariwisata Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari pengeluaran wisatawan dunia
(USD 474 miiiar). Angka tersebut masih dinilai sangat kecil. Namun demikian
dengan pulihnya perekonomian Indonesia, serta semakin baiknya kondisi keamanan
dan politik nasional, wisatawan internasional ke Indonesia diperkirakan akan
mencapai 10 juta orang pada tahun 2009 dengan perolehan devisa mencapai lebih
dari USD 10 miliar. Selain wisatawan mancanegara, wisatawan domestikpun (dalam
negeri, atau nusantara) diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sejalan dengan
semakin meningkatnya rata-rata pendapatan masyarakat. Tahun 2004 diperkirakan
terdapat 103 juta wisatawan nusantara yang menghasilkan 195 juta perjalanan
Wisata Nusantara. Dengan angka sebesar itu diperkirakan jumlah wisatawan
nusantara di akhir tahun 2009 akan menembus angka 218 juta orang dengan jumlah
perjalanan wisata lebih dari 300 juta trips. Angka-angka tersebut memberikan
harapan terhadap peningkatan di bidang investasi, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan kontribusi kegiatan pariwisata terhadap pendapatan masyarakat dan
pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009
menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non-migas adalah
dengan meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa menjadi
sekitar USD 10 miliar pada tahun 2009, sehingga sektor pariwisata diharapkan
mampu menjadi salah satu penghasil devisa besar. Berdasarkan hal tersebut, maka
kebijakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas
pemasaran melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta
meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan pariwisata. Dengan jumlah wisman yang
masih relatif rendah dan dengan potensi wisata yang jauh lebih besar dan
beragam dibanding dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan
Thailand, sesungguhnya Indonesia memiliki peluang cukup besar untuk menarik
lebih banyak lagi wisatawan mancanegara. Apalagi dalam tahun belakang ini telah
terjadi perubahan consumer behaviour pattern atau pola konsumsi dari para
wisatawan ke jenis wisata yang lebih tinggi. Yaitu menikmati produk atau kreasi
budaya (culture) dan peninggalan sejarah (heritage), serta nature atau eko
wisata dari suatu daerah. Sebagai negara yang sarat dengan sejumlah besar
peninggalan sejarah, kekayaan atraksi budaya yang sangat beragam dan unik,
natur maupun ekowisata yang tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara,
peluang Indonesia untuk menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara menjadi semakin
besar. Adanya kebijakan-kebijakan baru pemerintah dibidang kepariwisataan telah
menimbulkan rasa optimisme dari pemerintah baik pusat maupun daerah, serta para
swasta dalam pengembangan pariwisata mancanegara.
Kekayaan alam dan budaya adalah komponen mutlak dlm pariwisata di
Indonesia. Alam Indonesia mempunyai gabungan iklim tropis, 17. 508 pulau yang
6. 000 diantaranya tak dihuni, dan garis pantai terpanjang ketiga didunia
sesudah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga adalah negara kepulauan paling besar
dan berpenduduk paling banyak didunia. Pantai-pantai di Bali, area menyelam di
Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan beragam taman nasional di Sumatera
adalah perumpamaan tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata
tersebut telah di dukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan
histori dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bhs tempat yang
dituturkan di semua kepulauan tsb. Candi Prambanan dan Borobudur, Kab Tana
Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali adalah perumpamaan tujuan wisata
budaya di Indonesia. Sampai 2010, ada 7 lokasi di Indonesia yang sudah
ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dlm daftar Website Warisan Dunia. Sesaat itu,
empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dlm Daftar Representatif Budaya
Takbenda Warisan Manusia yakni wayang, keris, batik serta angklung.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang sangat
kerap dikunjungi oleh beberapa turis yaitu Bali, Jawa Barat, Prov Jawa Tengah,
Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara,Prov
Lampung, Sulawesi Selatan, Prov Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera
Barat. Lebih kurang 59% turis berkunjung ke Indonesia utk tujuan liburan,
sesaat 38% utk tujuan usaha. Singapura dan Malaysia yaitu dua negara dengan
catatan jumlah wisatawan paling banyak yang datang ke Indonesia dari lokasi
ASEAN. Sesaat dari lokasi Asia ( tak terhitung ASEAN ) wisatawan Jepang ada di
urutan pertama disusul RRC, selanjutnya Korea Selatan, kemudian Taiwan dan yang
terakhir India. Jumlah pendatang paling banyak dari lokasi Eropa datang dari
negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan juga Jerman.
Pengelolaan kepariwisataan, penetapan kebijakan nasional, urusan
pemerintahan dalam bidang kebudayaan serta kepariwisataan di Indonesia diatur
dan di awasi oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.
Sejarah dan Perkembangan Pariwisata Indonesia
Bidang layanan service yang terkait dengan pariwisata barangkali telah
berkembang sejak zaman Indonesia purba, terutama Jawa kuno era ke-8 ; sebagian
panel relief di Borobudur melukiskan adegan penjual minuman, sejenis warung,
kedai, atau tempat tinggal makan, dan ada bangunan yang didalamnya ada orang
sedang minum-minum dan bersenang-senang, barangkali melukiskan tempat tinggal
minum atau penginapan. Indonesia mempunyai catatan histori kebudayaan
pariwisata sejak era sejak era ke-14. Kakawin Nagarakretagama mencatat bahwa
Raja Hayam Wuruk sudah melingkari Kerajaan Majapahit yang saat ini jadi tempat
Jawa Timur memakai pedati dengan iring-iringan pejabat negara. Catatan Perjalanan
dari Bujangga Manik, seorang resi pengelana dari Hindu Pakuan Pajajaran yang
ditulis pada era ke-15 menceritakan perjalanannya keliling pulau Jawa dan Bali.
Walau perjalannya berbentuk ziarah, tetapi terkadang ia menggunakan saat
layaknya seorang pelancong zaman moderen : duduk, mengipasi badannya dan
nikmati panorama di tempat Puncak, terutama Gunung Gede yang dia sebut sbg
titik paling tinggi dari lokasi Pakuan.
Sesudah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal era ke-19,
tempat Hindia Belanda mulai berkembang jadi daya tarik untuk beberapa pendatang
yang datang dari Belanda. Gubernur jenderal pada waktu itu mengambil keputusan
pembentukan biro wisata yang dimaksud Vereeeging Toeristen Verkeer yang gedung
kantornya juga dipakai utk maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch
Indische Luchtfahrt Maatschapijj ( saat ini dimaksud dengan KLM ). Hotel-hotel
mulai bermunculan layaknya Hotel des Indes di Batavia, Hotel Oranje yang ada di
Surabaya dan juga Hotel De Boer di Medan. Th. 1913, Vereeneging Touristen
Verkeer bikin buku tips tentang tempat wisata di Indonesia. Sejak waktu itu,
Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan jumlah kehadiran wisman
meningkat sampai kian lebih 100% pada th. 1927. Pada 1 Juli 1947, pemerintah
Indonesia berupaya menghidupkan sektor pariwisata Indonesia membentuk badan
yang diberi nama HONET ( Hotel National & Tourism ) yang diketuai oleh R.
Tjitpo Ruslan. Badan ini segera menggantikan hotel – hotel yang ada di tempat
lebih kurang Jawa dan semuanya dinamai Hotel Merdeka. Sesudah Konferensi Meja
Bundar, badan ini bertukar nama jadi NV HORNET. Th. 1952 cocok dengan ketentuan
presiden RI, dibentuk Panitia InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas
menjajaki kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sbg tujuan wisata.
Pada saat Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh
dengan cara perlahan. Pemerintah dulu mengadakan program utk menambah jumlah
kehadiran wisatawan asing ke Indonesia yang dimaksud dengan Th. Kunjungan
Indonesia. Program ini menambah kunjungan turis internasional sampai 400. 000
orang. Disamping itu pada th. 1992, pemerintah mencanangkan Dekade Kunjungan
Indonesia, yakni tema tahunan pariwisata s/d th. 2000.
Keyakinan dunia internasional pada pariwisata Indonesia mulai alami
penurunan pada insiden pengeboman Bali th. 2002 yang mengakibatkan penurunan
wisatawan yang datang ke Bali sebesar 32%. Aksi teror yang lain layaknya Bom JW
Marriott 2003, Pengeboman terhadap Kedutaan Besar Australia, Bom Bali pada 2005
dan Bom Jakarta 2009 juga merubah jumlah kehadiran wisman ke Indonesia. Aksi
terorisme di Indonesia pada saat itu menyebabkan dikeluarkannya peringatan
perjalanan oleh sebagian negara layaknya Australia dan Britania Raya pada th.
2006.
Pada th. 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Th. Kunjungan
Indonesia 2008 utk menambah jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke
Indonesia, disamping itu program ini sekalian utk memperingati 100 th.
kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan utk program ini sebesar 15
juta dolar Amerika Serikat yang beberapa besar dipakai utk program pengiklanan
dlm ataupun luar negeri. Hasil dari program ini yaitu peningkatan jumlah
wisatawan asing yang meraih 6, 2 juta wisatawan dibanding th. pada mulanya
sebesar 5, 5 juta wisatawan.
Sbg usaha saat meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, Kementerian
Kebudayaan dan juga Pariwisata Indonesia meneruskan program Th. Kunjungan
Indonesia pada th. 2009 dengan tujuan 6, 4 juta wisatawan dan dapatkanan devisa
sebesar 6, 4 miliar dolar Amerika Serikat, namun pergerakan wisatawan nusantara
ditargetkan 229, 95 juta perjalanan dengan keseluruhan pengeluaran kian lebih
128, 77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke pertemuan, insentif, konvensi
dan pertunjukan dan wisata laut. Pada th. 2010, pemerintah Indonesia
mencanangkan kembali Th. Kunjungan Indonesia dan Th. Kunjung Museum 2010.
Program ini dikerjakan utk mendorong kesadaran penduduk pada museum dan
menambah jumlah pengunjung museum. Pada th. 2011, pemerintah Indonesia
mengambil keputusan Wonderful Indonesia sbg manajemen merk baru pariwisata
Indonesia, sesaat utk tema pariwisata dipilih Eco, Culture, and MICE. Logo
pariwisata terus memakai logo Th. Kunjungan Indonesia yang dipergunakan sejak
th. 2008.
Nama : Irma Angela Riantama / 4423143920
Usaha Jasa Pariwisata A UNJ 2014
Email : irmangela51@gmail.com
Instagram : irmasth
Snapchat : irmangela
Nice solution! :)
ReplyDeleteSolusi yang bagus untuk perkembangan tempat wisata indonesia. Terutama tempat tempat wisata di masa lampau yang sudah di perbaharui agar pengunjung tau tentang sejarah indonesia.
ReplyDeleteSolusinya yang baik!
ReplyDeletebagus! semoga solusi ini bisa dikembangkan
ReplyDeleteGreat solution!!
ReplyDeleteSolusi nyaa bagus buat perkembangan tempat wisata di indonesia!!
ReplyDeleteSolusi yang baik , kalau bisa di publikasikan lewat media massa yang lain suapaya masyarakat lebih mengenal akan tempat wisata di indonesia.
ReplyDeleteBagus banget solusinya, semoga bermanfaat bagi perkembangan pariwisata di indonesia
ReplyDeleteMenyeluruh dan efektif. Semoga bisa diterapkan segera di pariwisata Indonesia
ReplyDeleteData yang aktual! Permasalahan yang diangkat juga menarik.
ReplyDeleteterima kasih atas info yang sangat detil ini, sangat membantu sekali.
ReplyDeleteSolusi yang baik semoga dapat di realisasikan.
ReplyDeleteSemoga solusinya bisa cepat terwujud ya:)
ReplyDeleteSolusi yg tepat. Semoga dapat terwujud.
ReplyDeleteSolusi yg tepat. Semoga dapat terwujud.
ReplyDeleteIyaa nih bener, meng-update informasi yang ada di bagian sejarah itu sendiri, bisa bikin masyarakat makin tertarik. Wah bener banget lah infonya
ReplyDeleteMasalah yang dijabarkan detail hingga solusi yg diharapkan sangat terperinci dan kritis oleh penulis ini, semoga bisa diterapkan di Indonesia ini kedepannya ya:)
ReplyDeleteSolusi yang tepat, semoga dapat terealisasi kan dengan cepat dan keindahan pariwisata yang tersimpan di Indonesia bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua masyarakat.
ReplyDeleteSolusi yang tepat, semoga dapat terealisasi kan dengan cepat dan keindahan pariwisata yang tersimpan di Indonesia bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua masyarakat.
ReplyDeleteSolusi yang bagus semoga dapet terkabulkan
ReplyDeleteNice solution!!!!!!!๐
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSolusinya pas. Gak berlebihan. Mencangkup ke semua aspek. Good job.
ReplyDeleteWah bagusnya jadi pengen trip lagi
ReplyDeleteWah bagusnya jadi pengen trip lagi
ReplyDeleteSolusinya tepat, semoga terrealisikan yah ;)
ReplyDeleteSolusinya pas. Keren๐
ReplyDeleteSolusi yang bagus semoga dapat segera direalisasikan
ReplyDeleteSolusi yang bagus semoga dapat segera direalisasikan
ReplyDeletemenarik sekali sedikit solusi yang diberikan oleh teman-teman pariwisata UNJ, akan tetapi lebih konkrit dari solusi tersebut seharusnya temanaa-teman juga bisa memberikan stimulus kritik terhadap pemerintah untuk bisa tetap dan terus mengembangkan potensi wisata alam yang bisa menjadikan para turis wisatawan atau mancanegara bisa menikmati keindahan, kemewahan, kenyamanan saat bisa berlibur atau berwisata ke Indonesia. Dan khususnya lagi kebanyakan daerah yang belum tereksplore dengan luas ke para wisatawan ialah daerah di penghujung timur Indonesia yang masih sangat terjaga sekali pesona alamnya, dan solusi untuk menaikkan nama wisata alam di Indonesia bagian timur khususnya harus bisa dimasukkan atau dimuat dalam artikel ini, agar solusinya bisa menjadi lebih tepat dan baik untuk kemajuan pariwisata Indonesia.
ReplyDelete