Sunday, January 3, 2016

Tugas 2 - Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia - Pembaruan Informasi Wisata Sejarah di Objek Pariwisata Indonesia

Indonesia, bangsa yang memiliki banyak sekali informasi sejarah tentang masa lampau berupa kejadian langsung atau tidak langsung yang diabadikan dengan berbagai macam cara dan bentuk. Tempat menyimpan dan mengabadikan hal tersebut juga tak semuanya sama. Ada yang masih berbentuk sempurna, sudah sedikit rapuh dan atau bahkan sudah hilang akhirnya hanya diserupakan dengan bentuk mirip dengan aslinya. Bisa berupa miniatur bisa pula hanya berupa lukisan atau gambar seadanya bila barang baku dan keadaan tak memadai. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa, dari awal adanya bangsa tersebut hingga sampai saat ini. Artinya suatu sejarah tidak akan ada habisnya. Segala macam yang berhubungan dengan sejarah adalah kongkrit dan tidak dapat berubah kecuali dengan kesepakatan yang dibentuk oleh pihak-pihak terkait. Pelaku sejarah sendiri adalah orang-orang masa lalu yang mempunyai wewenang dan memiliki peranan penting dalam Negara tersebut. Ada yang masih hidup maupun yang telah tiada, ataupun yang tidak jelas keberadaannya sekarang. Pada jaman sekarang ini kita ketahui bahwa segala sesuatu bisa didapatkan dan dijalankan dengan cara yang mudah dan instan. Era globalisasi membuat manusia menjadi tak peduli dengan apa yang bisa membuat mereka seperti sekarang ini. Tempat-tempat wisata bersejarah semakin jarang dikunjungi karena manusia mengikuti saja alur kehidupan mereka dan jarang ada yang peduli dengan kehidupan sebelum mereka ada didunia ini.
                Kira-kira apa yang membuat mereka jarang ada yang tertarik dengan objek wisata sejarah di Indonesia? Masalah yang umum ditemukan yang pertama adalah promosi dan pengelolaan tempat wisata itu sendiri. Bagaimana orang bisa tahu bahwa mungkin disekitar mereka ada tempat wisata yang menyimpang informasi tentang kehidupan masa lampau? Pengelolaan yang dilakukan oleh pihak-pihak penyelenggara dan penyedia wisata juga harus memiliki rasa yang peka kepada masyarakat luas. Yang kedua adalah akses menuju tempat wisata tersebut haruslah terjangkau dan keberadaannya diketahui banyak orang. Untuk menarik minat para wisatawan agar menuju objek wisata tersebut adalah dengan tersedianya angkutan umum dan rute jalan yang mudah diakses. Yang ketiga adalah kebersihan. Kebersihan masuk kedalam pelayanan yang diberikan dari pihak objek wisata kepada wisatawan yang datang. Jika kebersihan tidak memadai, orang yang sudah pernah datang ke tempat wisata tersebut bisa-bisa tidak akan datang lagi karena sudah merasa tidak nyaman. Yang keempat adalah maraknya wisatawan yang mengunjungi tempat wisata bersejarah bukan untuk mengetahui sejarah dan belajar serta berniat menambah ilmu mereka dengan mengunjungi objek wisata tersebut. Hal seperti ini selayaknya dikurang.  Memang tidak mungkin jika pihak dari objek wisata melarang mereka untuk datang dan hanya sekedar berfoto saja, harus disadari sendiri oleh para wisatawan. Setidaknya didalam objek wisata tersebut ada kegiatan yang berguna untuk dilakukan. Seperti membuat kerajinan dari salah satu tema sejarah diobjek wisata tersebut serta mengadakan acara seperti workshop kepada pelajar dan masyarakat umum.
                Selain masalah mengenai pelayaanan tersebut, mari kita fokus kepada bagaimana pengembangan informasi tentang profil sejarah dalam objek wisata itu sendiri. Seperti kita ketahui bahwa tidak banyak orang yang berminat mempelajari sejarah terutama anak muda yang sudah terpengaruh dengan efek globalisasi. Hal ini membuat pengetahuan mereka tentang sejarah semakin berkurang atau bahkan hanya sekedar mengikuti saja saat mereka duduk dibangku sekolah. Para orangtua mereka pun sibuk dengan pekerjaan yang juga tidak ada hubungannya dengan sejarah, kecuali bagi mereka yang bekerja pada bidang pariwisata yang jika ingin berkunjung kesuatu tempat harus mengetahui tentang sejarah tempat itu sendiri dari awal tempat itu ada sampai sekarang.
Yang menjadi topik dari bahasan ini adalah bagaimana cara orang yang bertanggung jawab didalam tempat wisata sejaarah mampu memberikan perubahan yang bisa menaarik minat para wisatawan dan terus meng-update informasi dan bentuk daripada objek wisata itu sendiri. Misalnya dengan melakukan perubahan setiap berapa tahun sekali untuk memberikan kesan baru kepada pengunjung. Pada dasarnya semua manusia membutuhkan hal yang baru dan tidak membosankan sehingga dengan begitu tempat wisata ingin mereka kunjungi terus menerus dan tidak hanya sekali saja. Meng-update informasi artinya informasi yang ditaruh pada bagian sejarah itu sendiri didalam objek tidak melulu sama daari tahun ke tahun. Pihak dari dalam objek wisata tersebut harus memiliki rasa ingin tahu yang lebih dalam kepada bagian-bagian didalam tempat mereka. Boleh juga dengan mengunjungi tempat wisata lain untuk mebuat perubahan dalam tempat mereka. Misalnya ada yang kurang dan ingin ditambahkan, baik informasi, bentuk dan lain-lain.

Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian kepemilikan kelebihan sumber daya tersebut perlu diiringi dengan upaya dan usaha yang lebih terarah, agar sumber daya tersebut mampu memiliki daya saing dalam menarik kunjungan wisatawan. Keppres N. 38 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung pembangunan pariwisata Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi pembangunan kepariwisataan Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia. Kebijakan ini memberikan beberapa implikasi antara lain perlu adanya pembenahan yang menyeluruh diberbagai sektor. Namun tentunya agar lebih efisien dan efektifnya pembangunan kepariwisataan tersebut diperlukan suatu flatform pembangunan pariwisata yang berorientasi kepada trend kepariwisataan global masa kini dan masa depan. Melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-Pasifk, dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah wisatawan yang sedemikian besar, maka Indonesia dapat menawarkan segala daya tariknya untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya. Dengan perolehan sebesar USD 4, 496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari pengeluaran wisatawan dunia (USD 474 miiiar). Angka tersebut masih dinilai sangat kecil. Namun demikian dengan pulihnya perekonomian Indonesia, serta semakin baiknya kondisi keamanan dan politik nasional, wisatawan internasional ke Indonesia diperkirakan akan mencapai 10 juta orang pada tahun 2009 dengan perolehan devisa mencapai lebih dari USD 10 miliar. Selain wisatawan mancanegara, wisatawan domestikpun (dalam negeri, atau nusantara) diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sejalan dengan semakin meningkatnya rata-rata pendapatan masyarakat. Tahun 2004 diperkirakan terdapat 103 juta wisatawan nusantara yang menghasilkan 195 juta perjalanan Wisata Nusantara. Dengan angka sebesar itu diperkirakan jumlah wisatawan nusantara di akhir tahun 2009 akan menembus angka 218 juta orang dengan jumlah perjalanan wisata lebih dari 300 juta trips. Angka-angka tersebut memberikan harapan terhadap peningkatan di bidang investasi, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kontribusi kegiatan pariwisata terhadap pendapatan masyarakat dan pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non-migas adalah dengan meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa menjadi sekitar USD 10 miliar pada tahun 2009, sehingga sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi salah satu penghasil devisa besar. Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan pariwisata. Dengan jumlah wisman yang masih relatif rendah dan dengan potensi wisata yang jauh lebih besar dan beragam dibanding dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, sesungguhnya Indonesia memiliki peluang cukup besar untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan mancanegara. Apalagi dalam tahun belakang ini telah terjadi perubahan consumer behaviour pattern atau pola konsumsi dari para wisatawan ke jenis wisata yang lebih tinggi. Yaitu menikmati produk atau kreasi budaya (culture) dan peninggalan sejarah (heritage), serta nature atau eko wisata dari suatu daerah. Sebagai negara yang sarat dengan sejumlah besar peninggalan sejarah, kekayaan atraksi budaya yang sangat beragam dan unik, natur maupun ekowisata yang tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara, peluang Indonesia untuk menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara menjadi semakin besar. Adanya kebijakan-kebijakan baru pemerintah dibidang kepariwisataan telah menimbulkan rasa optimisme dari pemerintah baik pusat maupun daerah, serta para swasta dalam pengembangan pariwisata mancanegara.
Kekayaan alam dan budaya adalah komponen mutlak dlm pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia mempunyai gabungan iklim tropis, 17. 508 pulau yang 6. 000 diantaranya tak dihuni, dan garis pantai terpanjang ketiga didunia sesudah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga adalah negara kepulauan paling besar dan berpenduduk paling banyak didunia. Pantai-pantai di Bali, area menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan beragam taman nasional di Sumatera adalah perumpamaan tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata tersebut telah di dukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan histori dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bhs tempat yang dituturkan di semua kepulauan tsb. Candi Prambanan dan Borobudur, Kab Tana Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali adalah perumpamaan tujuan wisata budaya di Indonesia. Sampai 2010, ada 7 lokasi di Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dlm daftar Website Warisan Dunia. Sesaat itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dlm Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yakni wayang, keris, batik serta angklung.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang sangat kerap dikunjungi oleh beberapa turis yaitu Bali, Jawa Barat, Prov Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara,Prov  Lampung, Sulawesi Selatan, Prov Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Lebih kurang 59% turis berkunjung ke Indonesia utk tujuan liburan, sesaat 38% utk tujuan usaha. Singapura dan Malaysia yaitu dua negara dengan catatan jumlah wisatawan paling banyak yang datang ke Indonesia dari lokasi ASEAN. Sesaat dari lokasi Asia ( tak terhitung ASEAN ) wisatawan Jepang ada di urutan pertama disusul RRC, selanjutnya Korea Selatan, kemudian Taiwan dan yang terakhir India. Jumlah pendatang paling banyak dari lokasi Eropa datang dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan juga Jerman.

Pengelolaan kepariwisataan, penetapan kebijakan nasional, urusan pemerintahan dalam bidang kebudayaan serta kepariwisataan di Indonesia diatur dan di awasi oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.

Sejarah dan Perkembangan Pariwisata Indonesia
Bidang layanan service yang terkait dengan pariwisata barangkali telah berkembang sejak zaman Indonesia purba, terutama Jawa kuno era ke-8 ; sebagian panel relief di Borobudur melukiskan adegan penjual minuman, sejenis warung, kedai, atau tempat tinggal makan, dan ada bangunan yang didalamnya ada orang sedang minum-minum dan bersenang-senang, barangkali melukiskan tempat tinggal minum atau penginapan. Indonesia mempunyai catatan histori kebudayaan pariwisata sejak era sejak era ke-14. Kakawin Nagarakretagama mencatat bahwa Raja Hayam Wuruk sudah melingkari Kerajaan Majapahit yang saat ini jadi tempat Jawa Timur memakai pedati dengan iring-iringan pejabat negara. Catatan Perjalanan dari Bujangga Manik, seorang resi pengelana dari Hindu Pakuan Pajajaran yang ditulis pada era ke-15 menceritakan perjalanannya keliling pulau Jawa dan Bali. Walau perjalannya berbentuk ziarah, tetapi terkadang ia menggunakan saat layaknya seorang pelancong zaman moderen : duduk, mengipasi badannya dan nikmati panorama di tempat Puncak, terutama Gunung Gede yang dia sebut sbg titik paling tinggi dari lokasi Pakuan.

Sesudah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal era ke-19, tempat Hindia Belanda mulai berkembang jadi daya tarik untuk beberapa pendatang yang datang dari Belanda. Gubernur jenderal pada waktu itu mengambil keputusan pembentukan biro wisata yang dimaksud Vereeeging Toeristen Verkeer yang gedung kantornya juga dipakai utk maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch Indische Luchtfahrt Maatschapijj ( saat ini dimaksud dengan KLM ). Hotel-hotel mulai bermunculan layaknya Hotel des Indes di Batavia, Hotel Oranje yang ada di Surabaya dan juga Hotel De Boer di Medan. Th. 1913, Vereeneging Touristen Verkeer bikin buku tips tentang tempat wisata di Indonesia. Sejak waktu itu, Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan jumlah kehadiran wisman meningkat sampai kian lebih 100% pada th. 1927. Pada 1 Juli 1947, pemerintah Indonesia berupaya menghidupkan sektor pariwisata Indonesia membentuk badan yang diberi nama HONET ( Hotel National & Tourism ) yang diketuai oleh R. Tjitpo Ruslan. Badan ini segera menggantikan hotel – hotel yang ada di tempat lebih kurang Jawa dan semuanya dinamai Hotel Merdeka. Sesudah Konferensi Meja Bundar, badan ini bertukar nama jadi NV HORNET. Th. 1952 cocok dengan ketentuan presiden RI, dibentuk Panitia InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sbg tujuan wisata.

Pada saat Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh dengan cara perlahan. Pemerintah dulu mengadakan program utk menambah jumlah kehadiran wisatawan asing ke Indonesia yang dimaksud dengan Th. Kunjungan Indonesia. Program ini menambah kunjungan turis internasional sampai 400. 000 orang. Disamping itu pada th. 1992, pemerintah mencanangkan Dekade Kunjungan Indonesia, yakni tema tahunan pariwisata s/d th. 2000.

Keyakinan dunia internasional pada pariwisata Indonesia mulai alami penurunan pada insiden pengeboman Bali th. 2002 yang mengakibatkan penurunan wisatawan yang datang ke Bali sebesar 32%. Aksi teror yang lain layaknya Bom JW Marriott 2003, Pengeboman terhadap Kedutaan Besar Australia, Bom Bali pada 2005 dan Bom Jakarta 2009 juga merubah jumlah kehadiran wisman ke Indonesia. Aksi terorisme di Indonesia pada saat itu menyebabkan dikeluarkannya peringatan perjalanan oleh sebagian negara layaknya Australia dan Britania Raya pada th. 2006.

Pada th. 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Th. Kunjungan Indonesia 2008 utk menambah jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia, disamping itu program ini sekalian utk memperingati 100 th. kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan utk program ini sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat yang beberapa besar dipakai utk program pengiklanan dlm ataupun luar negeri. Hasil dari program ini yaitu peningkatan jumlah wisatawan asing yang meraih 6, 2 juta wisatawan dibanding th. pada mulanya sebesar 5, 5 juta wisatawan.


Sbg usaha saat meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan juga Pariwisata Indonesia meneruskan program Th. Kunjungan Indonesia pada th. 2009 dengan tujuan 6, 4 juta wisatawan dan dapatkanan devisa sebesar 6, 4 miliar dolar Amerika Serikat, namun pergerakan wisatawan nusantara ditargetkan 229, 95 juta perjalanan dengan keseluruhan pengeluaran kian lebih 128, 77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke pertemuan, insentif, konvensi dan pertunjukan dan wisata laut. Pada th. 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan kembali Th. Kunjungan Indonesia dan Th. Kunjung Museum 2010. Program ini dikerjakan utk mendorong kesadaran penduduk pada museum dan menambah jumlah pengunjung museum. Pada th. 2011, pemerintah Indonesia mengambil keputusan Wonderful Indonesia sbg manajemen merk baru pariwisata Indonesia, sesaat utk tema pariwisata dipilih Eco, Culture, and MICE. Logo pariwisata terus memakai logo Th. Kunjungan Indonesia yang dipergunakan sejak th. 2008.





Nama : Irma Angela Riantama / 4423143920
Usaha Jasa Pariwisata A UNJ 2014
Email : irmangela51@gmail.com
Instagram : irmasth
Snapchat : irmangela

30 comments:

  1. Solusi yang bagus untuk perkembangan tempat wisata indonesia. Terutama tempat tempat wisata di masa lampau yang sudah di perbaharui agar pengunjung tau tentang sejarah indonesia.

    ReplyDelete
  2. bagus! semoga solusi ini bisa dikembangkan

    ReplyDelete
  3. Solusi nyaa bagus buat perkembangan tempat wisata di indonesia!!

    ReplyDelete
  4. Solusi yang baik , kalau bisa di publikasikan lewat media massa yang lain suapaya masyarakat lebih mengenal akan tempat wisata di indonesia.

    ReplyDelete
  5. Bagus banget solusinya, semoga bermanfaat bagi perkembangan pariwisata di indonesia

    ReplyDelete
  6. Menyeluruh dan efektif. Semoga bisa diterapkan segera di pariwisata Indonesia

    ReplyDelete
  7. Data yang aktual! Permasalahan yang diangkat juga menarik.

    ReplyDelete
  8. terima kasih atas info yang sangat detil ini, sangat membantu sekali.

    ReplyDelete
  9. Solusi yang baik semoga dapat di realisasikan.

    ReplyDelete
  10. Semoga solusinya bisa cepat terwujud ya:)

    ReplyDelete
  11. Solusi yg tepat. Semoga dapat terwujud.

    ReplyDelete
  12. Solusi yg tepat. Semoga dapat terwujud.

    ReplyDelete
  13. Iyaa nih bener, meng-update informasi yang ada di bagian sejarah itu sendiri, bisa bikin masyarakat makin tertarik. Wah bener banget lah infonya

    ReplyDelete
  14. Masalah yang dijabarkan detail hingga solusi yg diharapkan sangat terperinci dan kritis oleh penulis ini, semoga bisa diterapkan di Indonesia ini kedepannya ya:)

    ReplyDelete
  15. Solusi yang tepat, semoga dapat terealisasi kan dengan cepat dan keindahan pariwisata yang tersimpan di Indonesia bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua masyarakat.

    ReplyDelete
  16. Solusi yang tepat, semoga dapat terealisasi kan dengan cepat dan keindahan pariwisata yang tersimpan di Indonesia bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua masyarakat.

    ReplyDelete
  17. Solusi yang bagus semoga dapet terkabulkan

    ReplyDelete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. Solusinya pas. Gak berlebihan. Mencangkup ke semua aspek. Good job.

    ReplyDelete
  20. Wah bagusnya jadi pengen trip lagi

    ReplyDelete
  21. Wah bagusnya jadi pengen trip lagi

    ReplyDelete
  22. Solusinya tepat, semoga terrealisikan yah ;)

    ReplyDelete
  23. Solusi yang bagus semoga dapat segera direalisasikan

    ReplyDelete
  24. Solusi yang bagus semoga dapat segera direalisasikan

    ReplyDelete
  25. menarik sekali sedikit solusi yang diberikan oleh teman-teman pariwisata UNJ, akan tetapi lebih konkrit dari solusi tersebut seharusnya temanaa-teman juga bisa memberikan stimulus kritik terhadap pemerintah untuk bisa tetap dan terus mengembangkan potensi wisata alam yang bisa menjadikan para turis wisatawan atau mancanegara bisa menikmati keindahan, kemewahan, kenyamanan saat bisa berlibur atau berwisata ke Indonesia. Dan khususnya lagi kebanyakan daerah yang belum tereksplore dengan luas ke para wisatawan ialah daerah di penghujung timur Indonesia yang masih sangat terjaga sekali pesona alamnya, dan solusi untuk menaikkan nama wisata alam di Indonesia bagian timur khususnya harus bisa dimasukkan atau dimuat dalam artikel ini, agar solusinya bisa menjadi lebih tepat dan baik untuk kemajuan pariwisata Indonesia.

    ReplyDelete