Hallo semuanya…
Apa kabarnya hari ini?
Semoga selalu sehat dan
bersemangat untuk membaca tulisan saya kali ini..
Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatu.. Perkenalkan nama saya Hirfan Ramadhan dan saya
merupakan mahasiswa Pariwisata Universitas Negeri Jakarta. Pada kesempatan kali
ini saya akan membahas masalah pariwisata yang dihadapi oleh provinsi Banten.
Sebelum itu saya akan memberikan pengertian sedikit mengenai pariwisata menurut
Wikipedia, Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan
yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan
untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan
atau turis adalah seseorang yang
melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi
Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap,turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai
dari transportasi, jasa
keramahan, tempat tinggal,
makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya
seperti bank, asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan tempat
istrihat, budaya, pelarian, petualangan,pengalaman baru dan berbeda lainnya. Banyak
negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu
pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai
oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk
mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan
perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal. Namun
menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Banten, Jawara yang Sedang
Tertidur
Mengapa harus Banten? Hal ini menarik karena
seperti yang orang lain sudah banyak ketahui bahwa Banten merupakan salah satu
daerah yang sangat terkenal pada masa lalu dan Banten juga merupakan wilayah
dari pemerintahan VOC kala itu. Dari segi pariwisata, Banten menyimpan banyak
sekali potensi adri berbagai jenis seperti laut,pantai,taman nasional, bahkan
juga desa adat atau desa wisata yang ikut meramaikan potensi wisata yang
dimilikki oleh Banten. Namun meskipun demikian, kondisi Banten malah semakin
terpuruk dan cenderung mengalamai ketertinggalan dengan daerah-daerah lainnya
terutama dalam hal kepariwisataan.
Masjid Agung Banten |
Pelaksana
Tugas Gubernur Banten, Rano Karno menjelaskan bahwa ada dua masalah utama dalam
pengembangan sektor pariwisata di Banten. Masalah tersebut terdiri dari masalah
infrastruktur dan kurangnya promosi wisata. "Jadi Banten ini sebenarnya
lebih cocok dijadikan adventure tourism karena jalanannya yang kurang bagus dan
memaksa pengunjung untuk off road," canda Rano Karno dalam jumpa
pers di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Selasa (19/8/2014). Rano menyayangkan bahwa selama 14 tahun ini sektor pariwisata
di Banten belum berkembang. Ia menjelaskan bahwa Banten, khsusnya kawasan
Banten Lama sebenarnya memiliki wisata kebudayaan yang potensional. Hal
tersebut terlihat dari kebudayaan debus dan Masjid Agung di sana. Pendapat Rano
Karno seakan menjadi bukti yang cukup bahwa perkembangan pariwisata di Banten
sangat memprihatinkan padahal jika dikaji lebih dalam sebenarnya Banten dapat
menjadi destinasi wisata favorit bagi setiap wisatawan.
"Jadi
strategi kami adalah ingin melakukan beberapa perbaikan infrastruktur seperti
perbaikan jalan, dan memperbanyak promosi ke luar daerah Banten," ucap
Rano. Rano pun menyebutkan bahwa salah satu factor yang sangat mempengaruhi
kondisi ini adalah infrastruktur yang sangat buruk dimana kondisi atau akses
untuk menuju kesana sangat sulit karena kondisi jalan yang tidak merata dan
sangat rawan terjadi kecelakaan. Bahkan kemacetan pun juga kerap menghiasi
provinsi Banten dan itu menjadi salah satu faktor kembali atas penurunan
wisatawan yang berkunjung ke Banten. Sebagus apapun tempat wisatanya jika
aksesnya kurang baik mungkin para wisatawan yang akan dating bisa saja
mengurungkan niatnya untuk berkunjung dan berwisata kesana. "Sebenarnya
kalau di hari-hari besar seperti Lebaran dan Tahun Baru jumlah pengunjungnya
luar biasa membeludak, namun jika weekdays jumlah pengunjungnya relatif
sedikit," tambah Rano.
Dalam
rapat Reboan PHRI Kabupaten Serang yang dilansir pada laman (http://kabar-banten.com/news/detail/3445
) sering mengungkapkan masalah-masalah yang menjadi kendala perkembangan
pariwisata di Anyer. Misalnya perlu segera membangun tempat pembuangan sampah
akhir di Anyer atau Cinangka. Kemudian perlunya melakukan penertiban terhadap
pedagang kaki lima yang tumbuh subur di sepanjang jalan raya dan pantai.
Penerangan jalan umum juga perlu diprioritaskan agar wisatawan nyaman
berpergian pada malam hari. Memang pengalaman yang saya dapatkan jika saya
berlibur ke Banten terutama daerah Anyer disamping jalan yang sangat rusak
kondisi penerangan jalan juga tidak merata dan kondisi tersebut sangat
mengkhawatirkan bagi orang yang ingin keluar pada malam hari. Hal itu sangat
berbeda dengan Bali dan Yogyakarta yang menghidupkan kotanya pada pagi dan juga
malam hari hingga situasi di daerah tersebut selalu ramai dan tak pernah sepi
sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada
malam hari karena situasi yang ramai.
Masalah lainnya yang timbul
dari pariwisata Banten ini adalah pengelolaan dari objek wisata yang kurang
maksimal mungkin karena kesadaran masyarakat akan pariwisata sangat kurang.
Provinsi Banten yang berada di ujung barat Pulau Jawa memiliki banyak tempat
wisata yang wajib dikunjungi, di antaranya pantai Sawarna, Pantai Tanjung
Lesung, Pulau Empat, hingga Taman Nasional Ujung Kulon. Dan kesemua objek
wisata yang disebutkan merupakan objek yang sangat menarik untuk dikunjungi dan
tak kalah dengan objek wisata lainnya di daerah lain. Sangat disayangkan jika
potensi yang begitu besarnya didiamkan begitu saja.
Peta Wisata provinsi Banten |
Kemudian “Kita bagi 8 kota kabupaten yang
tersebar. Kalau berbicara kota Tangerang dan Tangsel, lebih penjualan jasa,
banyak setu, banyak juga wisatawan modern yang diciptakan pengembang,” kata
Soni F.L Tri Satya, Ketua Fraksi PDI-P di DPRD Banten, Rabu (14/01/2015).
Dirinya pun menjelaskan bahwa wisata di Banten beraneka ragam, ada wisata alam,
wisata buatan, wisata religi, hingga wisata budaya yang semua nya tersebar di
delapan kota dan kabupaten yang ada di tanah jawara. Tetapi hal tersebut belum
dikelola secara maksimal oleh masing-masing kota dan kabupaten, bahkan
Pemerintah Provinsi pun belum maksimal mengelola potensi pendapatan daerah dari
sektor wisata. Hal tersebut pun semakin dipersulit karena tempat wisata di
Banten lebih banyak dimiliki oleh perorangan atau institusi swasta, sehingga
pemasukan untuk kas daerah sangat kurang. Program prioritas Pelaksana Tugas
(Plt) Gubernur Banten, Rano Karno, di tahun 2015 pada pembangunan
infrastruktur, kesenian, dan budaya. “Memang harus ada regulasi antara
pemerintah kabupaten kota yang mengatur kerjasama. Harus ada site plane yang
bekerjasama dengan pengembang pariwisata. Dimana domainnya ada di kabupaten
kota, provinsi hanya membuat regulasi nya,” tegasnya. (http://banten.co/ini-dia-masalah-wisata-di-tanah-jawara/
)
Berdasarkan
permasalahn-permasalahan yang sudah dikemukakan oleh beberapa ahli diatas saya
mencoba untuk memberikan solusi daripada permasalahan-permasalahan tersebut:
1.)
Meningkatkan
minat masyarakat Banten untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dengan berkreasi
menghasilkan suatu karya yang unik yang bias menarik para wisatawan yang
datang.
Pariwisata sebenarnya
merupakan industri yang terus berkembang di dunia. Memang sudah sejak lama
pariwisata menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia di bumi.
Berbicara masalah pariwisata, jangan sisi negatifnya saja yang dilihat. Tetapi dampak positifnya yang bisa dinikmat masyarakat luas. Sektor pariwisata mencakup segala macam kegiatan yang mempunyai dampak terhadap social ekonomi, budaya, politik dn lingkungan hidup. Pariwisata bagaikan lokomotif yang mampu menarik potensi jangka panjang ekonomi. potensi itu dimulai dari bisnis travel biro, transportasi, perhotelan, restoran sampai kepada pedagang kaki lima serta pedagang asongan. Sektor industri yang menunjang pariwisata bisa dilihat dari kegiatan industri kecil dan kerajinan, seperti Batik Banten, Keramik Bumijaya dan fosil kayu. Sedangkan dari sektor pertanian dan perikanan banyak produk sayuran, telur, daging dan ikan yang dibutuhkan hotel dan restoran setiap hari. Belum termasuk buah-buahan yang banyak dimiliki daerah ini, seperti sawo, rambutan, mangga, durian, cempedak dan semangka. Dengan hal seperti itu insyaallah bias menjadi jembatan untuk menarik minat wisatawan lebih banyak lagi.
Berbicara masalah pariwisata, jangan sisi negatifnya saja yang dilihat. Tetapi dampak positifnya yang bisa dinikmat masyarakat luas. Sektor pariwisata mencakup segala macam kegiatan yang mempunyai dampak terhadap social ekonomi, budaya, politik dn lingkungan hidup. Pariwisata bagaikan lokomotif yang mampu menarik potensi jangka panjang ekonomi. potensi itu dimulai dari bisnis travel biro, transportasi, perhotelan, restoran sampai kepada pedagang kaki lima serta pedagang asongan. Sektor industri yang menunjang pariwisata bisa dilihat dari kegiatan industri kecil dan kerajinan, seperti Batik Banten, Keramik Bumijaya dan fosil kayu. Sedangkan dari sektor pertanian dan perikanan banyak produk sayuran, telur, daging dan ikan yang dibutuhkan hotel dan restoran setiap hari. Belum termasuk buah-buahan yang banyak dimiliki daerah ini, seperti sawo, rambutan, mangga, durian, cempedak dan semangka. Dengan hal seperti itu insyaallah bias menjadi jembatan untuk menarik minat wisatawan lebih banyak lagi.
2.)
Meningkatkat
infrastruktur di setiap daerah terutama pada daerah-daerah tempat objek wisata
favorit berada.
Seperti yang telah dibahas
diatas permasalahan yang cukup penting tentang alasan lemahnya pariwisata di
Banten yang berlangsung selama 14 tahun (menurut Rano) terakhir ini adalah
masalah dari infrastruktur. Permasalahan infrastruktur yang utama adalah
aksesibilitas atau kondisa dari jalan yang menghubungkan untuk sampai di objek
wisata. Jelas, karena jika wisatawan yang ingin berpergian kesana kemudian
mendapati bahwa kondisi jalan kurang baik dan sangat mengkhawatirkan bias saja
wisatawan tersebut menjadi sangat kesal dan kesan pertama yang didapatkan pun
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan malahan sebaliknya. Bahkan bias saja
itu merupakan kunjungan terakhirnya ke Banten. Memang banyak sekali yang
membuata jalanan di Banten ini rusak karena memang banyak sekali mobil berat
dengan muatan yang beratus-ratus kilogram kerap berjalan disekitar jalan ini
yang membuat jalanan pun akan selalu rusak dan rusak kembali. Jadi ini
merupakan PR besar bagi pemerintah untuk memperbaiki jalanan yang rusak menjadi
rata dan layak untuk dijadikan akses menuju obhjek-objek wisata di Banten.
Mungkin saja pemerintah bias membagi jalan untuk kendaraan berat dan ringan
sesuai dengan porsinya dan ketahanan permukaan jalan yang dibuat. Karena
bagaimanapun aksesibilitas masuk ke dalam unsur dari maju atau tidaknya suatu
objek wisata yang ada.
3.)
Menjaga
kelestarian objek wisata
Ini sangat mengerikan ketika
suatu objek yang selalu menjadi destinasi favorit kemudian deketahui bahawa
objek wisata favorit tersebut ternyata kedapatan kotor dan jorok akan sangat
mungkin jika wisatawan meninggalkannya dan saya harus akui bahwa negara
Indonesia tingkat kesadaran didalam kebersihan masih sangat kurang jika
dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore namun apa
salahnya jika mindset seperti itu dibuang jauh-jauh bahkan tak akan pernah
kembali lagi agar kebiasaan buruk tersebut tidak kembali lagi dan muncul ke
permukaan. Mungkin ini solusi yang sering dan selalu diingatkan kepada
siapapun. Ya karena kembali lagi bahwa menurut pemikiran saya dan mungkin juga
menurut orang banyak kebersihan adalah kunci utama dari suksesnya suatu objek
wisata. Kita tidak pernah akan merasa nyaman jika objek wisata yang dikunjungi
terlihat kotor dan jorok. Semua orang suka dengan kebersihan sehingga sebisa
mungkin dari warga Banten agar selalu menjaga lingkungannya agar tetap asri dan
terjaga keasliannya karena sangat disayangkan dengan potensi wisata yang
dimiliki oleh Banten harus tercemar dengan tangan-tangan yang tidak bertanggung
jawab mengotori asset berharga yang telah diberikan oleh Tuhan YME. Semoga
masyarakat akan terbiasa dengan menjaga kebersihan di daerah Banten khususnya
daerah yang dekat dengan objek-objek wisata berpotensi. Mungkin peraturan yang
dibuat mengenai kebersihan harus tegas dan membuat efek jera contoh saja dengan
memberlakukan denda yang sangat mahal dengan harga ratusan ribu rupiah.
KEmudian selalu dipasang papan-papan bermanfaat mengenai larangan membuang
sampah sembarangan di berbagai area-area penting selain itu juga sediakanlah
tempat sampah yang banyak agar masyarakat juga tidak kesulitan jika ingin
membuang sampah dan tidak menjadi alasan mereka membuang sampah sembarangan.
4.)
Menguatkan
sistem promosi pariwisata
Promosi merupakan salah satu
hal yang tidak bisa dijauhkan dari alasan majunya suatu objek wisata. Promosi
sangat dibutuuhkan bagi siapapun karena promosi tidak hanya terdapat di
industri jasa saja namun juga industry barang atau produk. Seperti yang sering
kita lihat di media-media baik media online maupun elektronik seperti internet
dan televise sudah banyak sekali iklan – iklan mengenai pariwisata dan
daerah-daerah lainnya di Indonesia bahkan negara luar sekalipun. Sejauh yang
saya lihat bahwa iklan mengenai paroiwisata Banten sangat sulit ditemui dan
mungkin itu yang menjadi salah satu faktor sulit berkembangnya pariwisata di
Banten. Saya sangat mengharapkan agar Banten dapat terkenal melalui promosi
yang memperlihatkan keindahan-keindahan serta keunikan yang terdapat di Banten
itu sendiri agar nantinya Banten bias bersaing lebih jauh lagi dengan
daerah-daerah lainnya seperti Bali,Yogyakarta,Banyuwangi, dan Malang. Apalagi
teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat, internet mudah untuk diakses
oleh siapapun mulai dari anak hingga dewasa dan seharusnya ini bias
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki wewenang atas pariwisata di Banten
ini untuk mempromosikan pariwisata Banten ke mata dunia agar dikenali. Saya
berharap semua itu akan terwujud amin.
5.)
Diberlakukannya
sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan merupakan
prinsip-prinsip pembangunan pariwisata. Pariwisata berkelanjutan ini
sangat penting karena pariwisata akan berkembang dan mengalami perubahan kea
rah yang lebih baik jika diterapkan dengan serius. Pembangunan pariwisata tersebut harus didasarkan
pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung
secara ekologi dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara
etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan ekonomi pariwisata
berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan
kualitas hidup dengan cara mengantar penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan
pemberdayaan secara berkelanjutan secara ekonomi. Pembangunan ekonomi pariwisata tersebut hanya dapat
terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good
goverment) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara
pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan
tidak saja terkait dengan isu-isu lingkungan, isu demokrasi, hak asasi manusia
dan isu lain yang lebih luas. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep
pembangunan berkelanjutan tersebut dianggap resep pembangunan ekonomi
pariwisata paling tepat. Saat
ini penerapan system pariwisata berkelanjutan ini sedang trend an terbukti
memberikan dampak yang sangat positif terhadap daerah yang mengembangkannya
sehingga dengan potensi yang dimiliki oleh provinsi Banten bias menerapkan
pariwisata berkelanjutan dengan sangat baik agar pariwisata pun berkembang
sesuai dengan yang diharapkan.
Saya rasa sekali lagi bahwa provinsi Banten merupakan provinsi yang
sangat penting dan sangat kaya dimana didalamnya menyimpan banyak potensi yang
jika dikembangkan dengan baik dan teratur akan menghasilkan sesuatu yang tak
ternilai harganya. Melihat dari permasalahan-permasalahan yang sangat
mengkhawatirkan yang telah saya jelaskan diatas yang diantaranya adalah
aksesibilitas yang buruk / kondisi jalan rusak menuju tempat wisata, kurangnya
kepengurusan yang baik dari pihak-pihak terkait mengenai objek-objek wisata
yang ada, mungkin juga sumber daya manusia yang masih cenderung lemah,kurangnya
kesadaran masyarakat setempat akan potensi pariwisata yang dimiliki daerahnya,
infrastrruktur yang kurang baik pula yang menjadi alasan utama wisatawan cenderung
malas untuk berkunjung, dan permasalahan lainnya yang ikut campur menjadi
bagian dari faktor kurang meningkatnya sektor pariwisata di provinsi Banten
ini. Sungguh sangat ironis dan menyedihkan jika kita lihat dari potensi yang
sangat banyak yang eksis didalam provinsi banten ini karena sesungguhnya
potensi wisata di Banten ini merupakan paket lengkap dimana provinsi ini
memiliki Taman Nasional Ujung Kulon yang menyimpan spesies Badak bercula satu
yang hamper punah di Indonesia kemudian keindahan pantai Sawarna, pantai
Tanjung lesung, dan banyak pantai lagi ikut memberikan kontribusi bahwa
sesungguhnya wilayah Banten itu kaya akan tempat wisata. Apalagi keberadaan
suku Baduy dengan segala keunikan dan kekhasan nya yang dijadikan wisata adat
dan budaya yang mungkin saja hanya sedikit dimiliki oleh orang wilayah-wilayah
lain di Indonesia. Berangkat dari semua potensi yang ada dan sudah disebutkan
sebenarnya provinsi Banten ini bagai singa yang sedang tertidur yang suatu saat
akan bangkit menampilkan segala kekayaan dan potensi yang luar biasa untuk
siapapun yang melihatnya dan bukan mimpi jika suatu saat Banten bisa menjadi
salah satu daerah andalan bagi pariwisata di Indonesia karena impian bukanlah
sekedar impian namun impian melainkan sesuatu yang patut untuk direalisasikan
agar mencapai kepuasan. Semoga beberapa solusi yang saya buat diatas bisa
dijadikan bahan guna perkembangan pariwisata Banten kea rah yang lebih baik dan
baik lagi.
*Terima kasih kepada para pembaca dan saya sangat berharap akan komentar kalian mengenai postingan saya ini*
NAMA : Hirfan Ramadhan
KELAS : Usaha Jasa Pariwisata 2014 (B)
NIM : 4423145623
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Postingan yang sangat menarik ternyata Banten sebenarnya menyimpan banyak potensi dan saya bangga sebagai masyarakat Banten.. Saya tunggu postingan berikutnya!
ReplyDeleteSaya sangat setuju dengan solusi yang diberikan semoga banten bisa lebih baik lagi
ReplyDeleteSaya sangat setuju dengan solusi yang diberikan semoga banten bisa lebih baik lagi
ReplyDeleteSaran saya terhadap pariwisata banten mungkin dengan mengajak seluruh masyarakat untuk andil dalam mengembangkan pariwisata di banten yang memiliki banyak potensi tersebut namun saran dari mas hirfan juga sangat baik dan berkualitas
ReplyDeleteSAYA BERDOA UNTUK BANTEN YANG LEBIH BAIK
penulisan yang baik dengan judul tulisan yang sangat menarik.
ReplyDeletesaya hanya ingin memberikan saran, kurangnya pembangunan pariwisata di Banten juga dikarenaan belum adanya RIPPDA yang dibuat oleh pemeritah Banten. hal ini sangat penting mengingat apapun rencana kita dalam membangun pariwisata Banten, semua akan kembali lagi kepada regulasi yang ada pada suatu daerah.
RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) sangat perlu untuk dibuat agar menjadi fondasi yang kuat dalam pembangunan pariwisata Banten. dan RIPPDA akan menjadi panutan dalam pengembangan pariwisata.
Semoga dengan solusinya banten bisa lebih baik lagi.
ReplyDeleteIndonesia banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi salah satunya daerah Banten. Sebagai warga Indonesia khususnya warga Banten sangat bangga. Untuk semua warga Indonesia kita lestarikanlah kekayaan alam dan wisata ini bersama-sama jangan hanya memanfaatkannya saja.
ReplyDelete