”Solusi
untuk Permasalahan Sampah di Kawasan Wisata”
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.
Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang
yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia
Pariwisata
merupakan hal yang sangat erat dengan kehidupan manusia terutama menyangkut
bidang sosial dan ekonomi. Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar, dari
Sabang sampai Merauke dengan segala keanekaragaman objek dan budaya Indonesia diharapkan
dapat menarik wisatawan mancanegara ataupun wisatawan domestik untuk
mengunjungi setiap objek tersebut. Di Indonesia, pariwisata merupakan bagian
dari sektor industri yang harus dikembangkan
Indonesia
memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan
dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian kepemilikan kelebihan
sumber daya tersebut perlu diiringi dengan upaya dan usaha yang lebih terarah,
agar sumber daya tersebut mampu memiliki daya saing dalam menarik kunjungan
wisatawan.
Keppres
N. 38 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung pembangunan
pariwisata Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi pembangunan kepariwisataan
Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan bahwa pariwisata harus menjadi
andalan pembangunan Indonesia. Kebijakan
ini memberikan beberapa implikasi antara lain perlu adanya pembenahan yang
menyeluruh diberbagai sektor. Namun tentunya agar lebih efisien dan efektifnya
pembangunan kepariwisataan tersebut diperlukan suatu flatform pembangunan
pariwisata yang berorientasi kepada trend kepariwisataan global masa kini
dan masa depan.
Melihat
tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar
orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-Pasifk, dan
100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah wisatawan yang sedemikian besar, maka
Indonesia dapat menawarkan segala daya tariknya untuk mendatangkan wisatawan
dan merebut pangsa pasarnya. Dengan perolehan sebesar USD 4, 496 miliar pada tahun
2002, penerimaan devisa dari pariwisata Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari
pengeluaran wisatawan dunia (USD 474 miiiar).
Dalam
pengembangan potensi wisata Indonesia, tentu saja banyak hambatan atau masalah
yang dapat menyembabkan pengembangan potensi wisata tersebut tidak berjalan
dengan lancar. Dari permasalahan akibat infrastruktur yang tidak memadai,
kualitas sumber daya manusia Indonesia, keamanan bagi bagi wisatawan, dan
bahkan yang sering terluput dari perhatian kita yaitu masalah pariwisata yang
ditimbulkan oleh sampah.
Adanya
sampah pada suatu tempat akan sangat merusak lingkungan disekitar tempat
tersebut. Selain itu, sampah juga sangat berpengaruh pada pengembangan potensi
wisata. Misalnya disuatu objek wisata yang banyak terdapat sampah, tentu saja
membuat para wisatawan enggan untuk mengunjungi objek tersebut. Di suatu objek
yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, semakin banyak wisatawan semakin banyak
pula sampah yang disebabkan oleh aktivitas wisata mereka seperti makan dan
minum. Objek wisata yang terkontaminasi
oleh sampah meliputi objek wisata alam, wisata budaya, dan bahkan seperti taman
rekreasi contohnya Ancol dan lain-lain.
Kawasan wisata
merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal
maupun wisatawan mancanegara yang menyenangi suasana yang bersih. Selain
itu kawasan wisata adalah sarana tempat terjadinya interaksi sosial dan
aktivitas ekonomi.
Untuk menjaring
masyarakat dan wisatawan sebanyak mungkin, setiap kawasan wisata harus menjaga
keunikan, kelestarian, dan keindahannya. Semakin banyak kunjungan wisatawan,
maka aktivitas dikawasan tersebut akan meningkat, baik aktivitas sosial maupun
ekonomi. Setiap aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan manfaat ekonomi
bagi kawasan tersebut. Namun yang harus diingat adalah bahwa limbah atau
sampah yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut dapat mengancam kawasan wisata
alam.
Sampah apabila
dibiarkan tidak dikelola dapat menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan
dan kelestarian kawasan wisata alam. Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik,
sampah memiliki nilai potensial, seperti penyediaan lapangan pekerjaan,
peningkatan kualitas dan estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai
bahan pembuatan kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis di
berbagai daerah di Indonesia, dan dapat juga mempengaruhi penerimaan devisa
negara.
Ancaman Bagi Kawasan Wisata
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik
adalah sebagai berikut:
a. Gangguan Kesehatan:
·
Timbunan sampah dapat menjadi tempat
pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi
·
Timbunan sampah dapat menimbulkan penyakit
yang terkait dengan tikus
b. Menurunnya kualitas
lingkungan
c. Menurunnya estetika
lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan
tidak indah untuk dipandang mata;
d. Terhambatnya pembangunan
dikawasan wisata
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan
pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut
karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik
untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti
pendapatan untuk mengembangkan daerah tersebut juga menurun.
.
Masalah sampah yang berdampak pada
pariwisata di karenakan
1.
Tidak adanya kesadaran wisatawan untuk membuang sampah
pada tempatnya.
2.
Kurangnya pengetahuan dari wisatawan dan pengelola
tempat wisata tentang sampah.
3.
Kurangnya tempat sampah yang disediakan di objek
wisata.
4.
Tidak adanya petugas pembersih sampah.
5.
Merasa tidak bertanggung jawab atas sampah yang mereka
buang. Mereka berfikir bahwa mereka sudah membayar ketika memasuki objek
wisata, sehingga mereka tidak peduli dengan sampah karena sampah tersebut akan
dibersihkan oleh para petugas kebersihan.
6.
Tempat wisata yang sudah banyak sampahnya, sehingga
wisatawan yang datang tidak segan untuk membuang sampah sembarangan.
7.
Wisatawan makan di sembarang tempat saat di objek
wisata, sehingga mereka meninggalkan sampah mereka di tempat mereka makan
tersebut.
8.
Banyak pedagang yang berjualan di kawasan wisata.
9.
Tidak ada sanksi saat wisatawan membuang sampah
sembarangan.
10.
Tempat wisata yang semakin populer, sehingga semakin
banyak wisatawan yang berkunjung. Dan sampah semakin banyak pula. Contohnya di
kawasan gunung Semeru, awalnya tempat ini tidak terlalu populer. Setelah tempat
ini menjadi lokasi syuting film 5cm, popularitas gunung semeru pun meningkat.
Jumlah wisatawan yang meningkat juga meningkatkan jumlah sampah yang mencemari
kawasan di sekitar gunung Semeru
11.
Tidak adanya dana untuk mengelola sampah.
Solusi dari
masalah-masalah di atas adalah
1.
Wisatawan yang sadar akan kebersihan lingkungan dan
membuang sampah pada tempatnya memang sulit ditemukan.
Solusi agar wisatawan sadar untuk membuang
sampah pada tempatnya adalah dengan cara
- mengingatkan
wisatawan agar membuang sampah pada tempatnya saat mereka memasuki objek
wisata.
- Membuat
tulisan “buanglah sampah pada tempatnya” di setiap area yang akan dilalui oleh
wisatawan.
- Membiasakan
anak-anak usia dini untuk membuang sampah pada tempatnya. Sehingga ketika ia
berwisata, ia akan membuang sampah pada tempatnya karena sudah terbiasa
membuang sampah pada tempatnya sejak kecil.
2.
Kurangnya pengetahuan tentang sampah baik oleh
wisatawan maupun pengelola tempat wisata.
Solusinya
adalah
- Untuk para
wisatawan, harus sering di informasikan tentang bahaya sampah.
- Untuk
pengeloa, sebelum membuka sebuah tempat wisata harus berkonsultasi dengan para
pakar dari bidang lingkungan. Sehingga mengetahui cara pengelolaan sampah pada
objek wisata yang akan mereka jalankan.
3.
Kurangnya tempat sampah yang disediakan
Solusinya adalah
- Menyediakan
tempat sampah
- Jarak tempat
sampah dengan tempat wisatawan melakukan aktivitas wisata yang tidak terlalu
jauh.
- Menyediakan
tempat sampah dengan ukuran dan bentuk yang menarik, agar para wisatawan
tertarik untuk membuang sampah ditempat sampah tersebut. Terutama untuk
wisatawan anak-anak.
4.
Kurangnya petugas sampah pada objek wisata
Solusinya adalah
- Memperbanyak
petugas kebersihan, sehingga sampah bisa cepat dibersihkan.
Jika petugas
kebersihan hanya beberapa orang saja, waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan
area wisata akan lebih lama. Dengan banyaknya petugas kebersihan maka jangkauan
tempat yang dibersihkan akan lebih luas sehingga pembersihan akan cepat
selesai.
5.
Para wisatawan tidak merasa bertanggung jawab untuk
membuang sampah.
Solusinya adalah
- Sebelum para
wisatawan masuk ke area wisata. Para petugas harus mengingatkan para wisatawan
agar tidak membuang sampah di kawasan wisata.
- Memberi
reward atau penghargaan kepada para wisatawan yang meninggalkan kawasan wisata
dengan keadaan tidak menyisakan sampah sedikitpun.
6.
Tempat wisata yang sudah banyak banyak sampah
Solusinya adalah
- Menjaga
kebersihan kawasan wisata, sehingga para wisatawan merasa canggung jika
membuang sampah sembarangan.
- Mpembersihan
secara rutin, dan tidak menunggu sampai sampah berserakan dan menumpuk.
7.
Tempat makan yang sembarangan
Solusinya adalah
- Pihak
pengelola tempat wisata harus menyiapkan area khusus untuk makan, sehingga para
pengunjung makan di satu tempat dan sampah makanan pun hanya ada dikawasan
tersebut.
8.
Banyak pedagang yang berjualan
Solusinya adalah
- Menertibkan
para pedagang agar berjualan ditempat khusus yang telah disediakan.
9.
Tidak ada sanksi jika membuang sampah sembarangan,
sehingga para wisatawan merasa bebas untuk membuang sampah sembarangan.
Solusinya adalah
- Memberikan
sanksi kepada wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Sanksi tidak hanya
berupa teguran tetapi juga harus membayar denda.
- Membuat
peraturan tentang membuang sampah sembarangan.
10. Tempat
wisata yang terlalu populer
Solusinya adalah
- Jumlah
wisatawan yang masuk ke kawasan wisata harus dibatasi. Misalnya wisatawan yang
boleh masuk le kawasan wisata hanya diperbolehkan untuk seratus orang wisatawan
di setiap harinya.
11. Tidak adanya
dana untuk pengeloaan sampah.
Solusinya adalah
- Pemerintah
dan pengelola tempat wisata harus menyiapkan dana khusus untuk pengelolaan sampah.
Pengelolaan
Sampah
Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai
tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti
filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin
sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya
akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin
sedikit.
Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata
adalah:
a. Pencegahan
dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan
sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan
anorganik disetiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.
b. Pemanfaatan
Kembali
Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:
1). Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang
mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk
melestarikan fungsi kawasan wisata.
Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan
kegiatan composting sampah organik yang komposisinya
mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.
2). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan
yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan
pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas
seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum
dalam kemasan.
c. Tempat
Pembuangan Sampah Akhir
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik
dari kegiatan composting maupun pemanfaatan sampah
anorganik, jumlahnya mencapai 10%,
harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia,
pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing pengelola tempat wisata
dan pemerintah daerah.
Pengelolaan sampah yang dilakukan di kawasan wisata, akan
memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah:
a. Menjaga keindahan, kebersihan dan
estetika lingkungan kawasan sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung;
b. Tidak
memerlukan TPS yang luas, sehingga pengelola wisata dapat mengoptimalkan
penggunaan pemanfaatan kawasan wisata.
c. Mengurangi
biaya angkut sampah ke TPS
d. Mengurangi beban pengelola dan
pemerintah daerah dalam mengelola sampah.
Masalah sampah di sektor pariwisata memang menjadi masalah
yang serius. Karena sampah sangat berpengaruh para keberlangsungan aktivitas di
objek wisata tersebut. Para wisatawan
yang ingin berkunjung ke suatu tempat wisata, tentu saja menginginkan tempat
yang mereka kunjungi dengan keadaan bersih dan nyaman. Pariwisata identik dengan keindahan dan
kebersihan. Keindahan dan kebersihan mencerminkan budaya suatu bangsa. Karena
itu kita sebagai bangsa yang berbudaya dalam mengembangkan pariwisata yang kita
miliki selayaknya kita menonjolkan identitas diri yang berbudaya. Karena itu
dalam membawa misi pariwisata sebaiknya lebih dahulu memberdayakan masyarakat
yang berbudaya dalam pengelolaan sampah. Sampah sebagai barang sisa yang tidak
terpakai baik padat maupun cair dari manusia, sehingga dengan demikian jika
masalah sampah ini tidak dikelola dengan baik maka otomatis akan menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan yang selanjutnya akan mengancam kehidupan manusia
itu sendiri. Pelaku pariwisata di Indonesia
sampai sejauh ini belum mampu menangani masalah sampah ini dengan baik.
Dengan
adanya pertumbuhan jumlah wisatawan yang pesat dan tingkat sosial yang berubah
serta kemajuan teknologi, sampah menjadi masalah yang serius dan diperlukan
penanganan secara seksama secara terintegrasi dengan inovasi-inovasi baru yang
lebih memadai ditinjau dari segala aspek, baik itu aspek sosial, aspek ekonomi
maupun aspek teknis. Dalam kondisi sekarang ini penanganannya menjadi masalah
yang kian mendesak di sektor pariwisata Indonesia, sebab pertumbuhan masyarakat
dan ekonomi,akan terus berlangsung dengan percepatan yang terus meningkat.
Kondisi
yang secara otomatis juga akan memproduksi sampah lebih banyak dan lebih
bervariatif, oleh karena itu apabila tidak dilakukan penanganan yang baik sejak
sekarang ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan,
mencemari lingkungan baik tanah, air dan udara. Masih belum tuntasnya
penanganan sampah di kawasan wisata, diperlukan terobosan-terobosan maupun
inovasi baru dalam manajemen pengelolaan persampahan. Untuk itu perlu melakukan
evaluasi secara cermat atas semua proses maupun langkah-langkah yang selama ini
telah pernah kita lakukan.
Untuk menyelesaikan
permasalahan sampah yang terjadi di kawasan wisata Indonesia. Diperlukan kerja
dari berbagai pihak yaitu masyarakat disekitar tempat wisata, wisatawan, pihak
pengelola tempat wisata, dan tentunya pemerintah. Jika salah satu saja yang
tidak mau bekerja sama, misalnya wisatawan yang membuang sampah sembarangan.
Maka usaha untuk mengatasi sampah akan sia-sia. Oleh karena itu, sebagai pihak
yang akan mengembangkan pariwisata Indonesia. Sudah saatnya kta untuk menyadari
betapa buruknya dampak yang ditimbulkan oleh sampah, jika kawasan wisata kita
tercemari oleh sampah. Kesadaran kita bisa direalisasikan dengan cara yang
sederhana. Yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya dan mengajak orang-orang
disekitar kita untuk menjaga kebersihan.
Terima Kasih J
Sumber:
Nama : Raja Nurasima
Nim : 4423143944
Usaha Jasa Pariwisata
Universitas Negeri Jakarta
No comments:
Post a Comment