Sunday, January 3, 2016

T3_GianniRidiaputeri_SumateraBarat



Tugas 3 – Pariwisata Sejarah dan Budaya Indonesia
Pariwisata Budaya di Sumatera Barat
Assalammuallaikum kawan-kawan,
Kali ini saya akan membahas tentang  Pariwisata Budaya di wilayah Sumatera Barat.

Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan segala anugerah dan rahmat-Nya kepada kita semua, semoga kita semua selalu dalam keadaan bersyukur serta bahagia dunia maupun akhirat, Aamiin. Perkenalkan nama saya Gianni Ridiaputeri, saya seorang mahasiswi jurusan Usaha Jasa Pariwisata di perguruan tinggi negeri jakarta yaitu Universitas Negeri Jakarta yang terletak di Rawamangun, Jakarta Timur. Sebagai seorang mahasiswi Usaha Jasa Pariwisata sudah seharusnya untuk mengerti serta mengetahui keberagaman kebudayaan serta sejarah yang di miliki oleh Negara Indonesia ini yang kaya akan keindahan alam, budaya dan juga sejarahnya. Kali ini saya ingin membahas tentang pariwisata budaya di Sumatera Barat.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
 
Pembahasan
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sumatera Barat berpenduduk sebanyak 4.846.909 jiwa dengan mayoritas beretnis Minangkabau yang seluruhnya beragama Islam. Provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.
Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera yang terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setara dengan 2,17% luas Indonesia. Dari luas tersebut, lebih dari 45,17% merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km².Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini.
Seperti daerah lainnya di Indonesia, iklim Sumatera Barat secara umum bersifat tropis dengan suhu udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6 °C sampai 31,5 °C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis khatulistiwa. 

Aksesibilitas dan Akomodasi
Anda dapat mencapai Pulau Sumatera melalui berbagai jalur transportasi, baik dengan transportasi darat, laut maupun udara.
Transportasi Udara
Sumatera barat memiliki bandar udara yang sudah bertaraf internasional yaitu Bandara Internasional Minangkabau atau yang terkenal dengan nama BIM yang melayani pernerbangan dari dan ke kota Padang. bandara internasional minangkabau ini terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Bandara ini berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Padang. BIM menyediakan beberapa maskapai terkenal diantaranya yaitu Garuda Indonesia, Air Asia, Lion Air, Sriwijaya, Susi Air, Citilink, Batik, Etihad Airways yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia. BIM juga memiliki fasilitas khusus seperti Damri dan juga bus Tranex. 

Transportasi Darat
Sarana transportasi jalur darat di Pulau Sumatera cukup mendukung perjalanan. Ada banyak pilihan kendaraan yang dapat Anda gunakan, seperti bus, taksi, angkutan umum, travel, mobil rental, becak hingga ojek. Jangkauan satu kota ke kota lainnya umumnya dapat Anda tempuh dengan menggunakan travel dan mobil rental. Mobil travel terbagi atas dua jenis yaitu kelas ekonomi dan eksekutif. Tentunya tarif, fasilitas, jenis mobil, dan kenyamanan yang ditawarkan berbeda. Tarif travel biasanya berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 120.000. Keberangkatan travel ditentukan sesuai dengan jurusannya sehingga Anda harus jeli benar agar tidak mengalami kekeliruan tempat tujuan.
Untuk perjalanan antar kota Anda bisa menggunakan Bus. Bus antar kota menurunkan dan menerima penumpang hanya di Terminal, sehingga Anda masih butuh transportasi lain untuk tiba di lokasi wisata tujuan. Biaya bus relatif lebih murah, yakni sekitar Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000.

Transportasi Laut
Keindahan laut Sumatera tidak kalah jika dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya. Apabila Anda ingin menikmati panorama laut dengan keindahan nuansa yang terbentang di sekeliling, tidak ada salahnya mencoba perjalanan jalur laut. Hanya saja, perjalanan ini akan memakan waktu lebih lama. Kapal Ferry adalah pilihan utama untuk melakukan penyeberangan antar pulau. Selain itu, Speedboat juga tersedia untuk mengantarkan Anda berlibur ke pulau di tengah lautan. Seperti Pulau Pagang di Sumatera Barat dan Pulau Samosir yang sangat populer di Sumatera Utara. Kapal ferry dan speedboat memiliki jadwal tertentu sehingga Anda harus memastikan jadwal keberangkatan.
Jika ingin berkunjung ke Sumatera Barat tidak perlu khawatir untuk masalah akomodasinya karena Sumatera Barat memiliki banyak akomodasi mulai dari kelas wisma, melati hingga hotel berbintang pun ada disana dan tidak hanya  ada di pusat kota tetapi dikota-kota kecil lainnya pun memiliki beberapa akomodasi. Diantaranya ada Hotel Basko, Hotel Pangeran Beach, Grand Zuri dan lain-lainnya. 

Pariwisata yang terdapat di Sumatera Barat
Sumatera Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia. Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival dan even internasional, menjadi pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini. Beberapa kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk menunjang pariwisata Sumatera Barat salah satunya adalah lomba balap sepeda Tour de Singkarak. Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai. Selain itu pariwisata Sumatera Barat juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Tabuik, seni bertenun dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Sumatera Barat juga terkenal dengan wisata kulinernya.
 
1.      Istana Basa Pagaruyung 
 
(Istana Basa Pagaruyung, dok. wikipedia)
Terletak di wilayah Batusangkar, ibu kota kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat. Untuk memasuki istano basa pagaruyung ini cukup membayar sebesar Rp. 5.000 saja serta buka setiap hari. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan.. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.  Bangunan ini terdiri dari 11 gonjong, 72 tonggak dan 3 lantai.  Objek wisata ini dilengkapi dengan surau, tabuah  Rangkiang Patah Sambilan,  serta fisik bangunan Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukiran  mempunyai falsafah, sejarah dan budaya Minangkabau. Terletak di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas  yang merupakan pusat Perintahan Kabupaten Tanah Datar,  + 5 km dari kota Batusangkar dan mudah dijangkau oleh sarana transportasi roda 2 dan roda 4
Pesona plus dari Istana Pagaruyung:
1.      Objek wisata ini merupakan objek wisata primadona Kabupaten Tanah Datar. Bangunan ini terdiri dari 11 gonjong, 72 tonggak dan 3 lantai, objek wisata ini dilengkapi dengan surau, tabuah, rangkiang patah 9. Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukiran mempunyai falsafah sejarah dan budaya Minangkabau
2.      Istano Basa Pagaruyung yang terbakar akibat sambaran petir pada 27 Februari 2007, dibangun kembali.
3.      Istano Basa Pagaruyung Terletak di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar yang berjarak 5 kilometer dari Kota Batusangkar.
Objek wisata ini mudah dijangkau oleh sarana transportasi baik roda 2 maupun roda 4 serta kendaraan tradisional Bendi yang ada di kota Batusangkar. Berikut adalah beberapa jalur menuju Istano Basa Pagaruyung serta jaraknya:
1.      Kota Padang via Kubu Kerambil = 105 km
2.      Dari Bukittinggi via Pintu Gerbang Simpang Baso = 35 km
3.   Melalui Pintu Gerbang Simpang Piladang berbatasan dengan wilayah Kabupaten 50 kota berjarak 45 km
4.      Istano Basa Pagaruyung adalah nama tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya. Konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat biasa. Dimasa kerajaan Minangkabau Istana Basa Pagaruyung memainkan peran ganda sebagai rumah tempat tinggal keluarga kerajaan dan sebagai Pusat Pemerintahan Kerajaan Minangkabau yang dipimpin oleh seorang raja yang dikenal dengan “RAJO ALAM” atau “RAJA DIRAJA KERAJAAN MINANGKABAU” Kepemimpinan Rajo Alam dikenal dengan “Tali Tigo Sapilin” dan Pemerintahannya dikenal dengan “ Tungku Tigo Sajarangan”. “ Istano Basa” berarti istana yang besar atau agung. Istana Raja Alam ini terus menggali beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada di Puncak Bukit Batu Patah (Bukit yang berada dibelakang bangunan istana yang sekarang) kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di Gudam. Istano Basa Pagaruyung yang ada sekarang merupakan duplikat dari Istano yang dibakar oleh Belanda pada tahun 1804. Istano basa Pagaruyung dibangun kembali pada tahun 1976 atas pemikiran pemerintah dalam rangka melestarikan nilai – nilai adat, seni dan budaya serta sejarah Minangkabau.
Istano Basa yang merupakan Objek Wisata Primadona di Kabupaten Tanah Datar khususnya, Sumatera Barat pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong. Arsitektur bangunan ini memperlihatkan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan Rumah Gadang lainnya yang terdapat di Minangkabau dimana bentuk fisiknya dilengkapi ukiran falsafah dan budaya Minangkabau. Selain itu, Istano Basa juga dilengkapi dengan Surau, tabuah larangan. Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih dan Pincuran Tujuh.
Pada prinsipnya, Istano Basa Pagaruyung mempunyai 2 (dua) unsur yaitu:
1.             Unsur Utama Istano Basa Pagaruyung
a)     Batu Tapakan
Batu Tapakan terletak dibawah jenjang dan berfungsi sebagai tempat mencuci kaki sebelum naik keatas rumah (Istana). Disini juga disediakan sebuah “Guci” yaitu tempat air dan dilengkapi dengan gayung air (cibuak)
b)     Singasana (Pelaminan Bundo Kanduang)
Terletak di lantai satu sejajar dengan pintu masuk. Disini terpajang photo Raja Pagaruyung terakhir yaitu Sultan Alam Bagagarsyah. Singasana ini dilingkari dengan tirai yang terjuntai disisi kanan, kiri dan depan. Disinilan Bundo Kanduang duduk sambil melihat – lihat siapa yang datang atau yang belum datang apabila ada rapat dan mengatur segala sesuatu diatas rumah.
c)     Bilik (Kamar)
Bilik – bilik ini dihuni oleh putri – putri raja yang sudah menikah (berkeluarga). Bilik pertama atau yang paling kanan dihuni oleh putri raja yang sudah menikah dan seterusnya dihuni oleh adik – adik yang sudah menikah pula. Istana Basa Pagaruyung mempunyai 9 ruang; satu ruangan digunakan sebagai tempat jalan kedapur yang disebut dengan ” Selasar”. Bilik pertama kita mulai dari kanan waktu anda masuk ke rumah (Istano). Sebelah kanan tersebut juga merupakan ” Pangkal Rumah” dan bilik terakhir yang berda disebelah kiri disebut juga ”Ujung Rumah”
d)     Anjunag Rajo Babandiang
Anjuang Rajo Babandiang berada dibagian kanan atau pangkal rumah (Istano) dan mempunyai 3 langgam (tingkat) yang berfungsi sebagai tempat sidang pada langgam pertama, tempat beristirahat pada langgam kedua dan tempat tidur raja pada langgam ketiga.
e)     Anjuang Perak
Anjuang Perak berada disebelah kiri atau ujung istana yang berfungsi sebagai tempat Bundo kanduang (Ibu Suri) mengadakan rapat yang bersifat kewanitaan pada langgam pertama, sebagai tempat beristirahat pada langgam kedua dan tempat tidur Ibu Suri pada langgam ketiga.
f)      Bandua Tangah
Bandua ini berada di depan bilik (kamar) Bandua yaitu bagian yang ditinggikan dari lantai yang berfungsi sebagai tempat keluarga/ kerabat dari pihak putri raja yang mendiami masing – masing bilik (kamar).
g)     Bandua Tapi
Berada di depan dari Bandua Tangah yang berfungsi sebagai tempat Cerdik Pandai dan Alim Ulama dalam rapat – rapat. Posisi duduk Ninik Mamak, Cerdik Pandai dan Alim Ulama membelakangi bilik (kamar).
h)     Tango
Tango sebutan lainnya dalah umbul –umbul yang bermacam warna yang terpajang pada sebuah peti bunian. Tango berfungsi sebagai tanda mata pelengkap atau cendera mata Raja kepada tamunya. Kalau dari unsur Ninik Mamak, Raja akan memberikan Tango yang berwarna hitam, dari unsur Alim Ulama akan mendapatkan warna Putih, dari unsur laskar akan mendapat warna kuning emas, dari raja kecil akan mendapat warna kuning muda, sedangkan dari unsur pejabat/ Sekretaris/ Pegawai akan mendapat warna ungu.
Sedangkan Peti Bunian tersebut digunakan sebagai tempat senjata atau atribut para tamu.
i)       Anjuang Paranginan
Anjuang ini berada di lantai dua yang berfungsi sebagai tempat Putri Raja yang belum menikah (gadis pingitan) dan perlengkapannya.
j)       Mahligai
Mahligai berada di lantai tiga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat – alat kebesaran Raja seperti Mahkota Kerajaan yang dahulunya disimpan dalam sebuah peti khusus yang dinamakan Aluang Bunian. Apabila ada acara tertentu alat – alat kebesaran tersebut dikeluarkan dari tempatnya (Aluang Bunian)
k)     Tanjuang mamutuih
Di lokasi ini terdapat sebuah pohon beringin yang dilingkari oleh batuan yang tersusun rapi. Lokasi ini berfungsi sebagaitempat bermain – main anak raja seperti main layang – layang.
l)       Pincuran Tujuh
Letaknya di belakang dapur yang merupakan tempat pemandian keluarga raja. Tapian tampek mandi atau pemandian ini mempunyai tujuh buah pincuran yang tebuat dari batang sampir dan dilengkapi dengan jamban tradisional
2.             Unsur Penunjang Istano Basa Pagaruyung
a)     Dapur
Dapur mempunyai dua ruangan. Ruangan sebelah kanan berfungsi sebagai tempat memasak dengan perkakas atau alat – alat dapur yang serba tradisional. Ruangan sebelah kiri berfungsi sebagai tempat para dayang yangberjumlah dua belas orang.
b)     Surau
Surau terletak dibelakang Istano yang berfungsi sebagai tempat shalat, belajar mengaji (membaca Alqura’n) dan tempat tidur putra raja yang telah akil baliqh atau telah berumur 7 tahun keatas. Disamping mengaji, disinilah mereka dididik tentang Undang – Undang Adat, hukum syarak, sejarah, seni budaya dan bela diri.
c)     Rangkiang Patah Sembilan
Berda di pekarangan Istano yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi. Selain itu fungsi rangkiang di Sitanao adalah sebagai simbol kemakmuran dan kekuatan Alam Minangkabau
d)     Tabuah Larangan
Ada dua buah Tabuah Larangan di Istano. Tabuah pertama bernama Gaga Di Bumi yang dibunyikan apabila terdapat peristiwa yang besar seperti bencana alam, kebakaran, tanah longsor dsb. Tabuah kedua bernama Mambang Diawan yang dibunyikan untuk memanggil Basa Nan Ampek Balai ( Dewan Empat Menteri) yaitu Tuan Titah di Sungai Tarab, Tuan Kadi di Padang Ganting, Tuan Indomo di Saruaso, Tuan Mankudun di Sumanik, Tuan gadang di Batipuh serta Tigo Selo (Raja Alam, Raja Adat, Raja Ibadat) untuk mengadakan rapat.
e)     Taman Istano Basa
Taman Istano Basa mewakili dan melambangkan semua potensi dan fasilitas daerah dimana Minangkabau berada agar tampil blebih terkenal, lebih dihormati, lebih dikagumi, lebih cemerlang, lebih produktif, lebih potensial, lebih berarti dan lebih berdaya guna dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara karena potensi dan fasilitas memperindah Minangkabau dalam arti yang luas.
 
2. PDIKM (Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau)
 
(PDIKM, dok wikipedia)
Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau atau biasa disingkat PDIKM adalah salah satu museum di Sumatera Barat yang terletak di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Museum ini bersisikan berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual. Museum ini dapat diakses dari jalur utama Padang–Bukittinggi, berjarak sekitar lebih kurang dua kilometer dari pusat Kota Padang Panjang.
Objek wisata yang terletak di Kelurahan Silaing Bawah ini hanya berjarak lebih kurang 2 km dari pusat kota Padang Panjang dan sangat gampang diakses karena berada di sisi jalur utama Padang – Bukitttinggi. Jika dari pusat kota anda dapat memilih angkutan umum jenis angkot Jurusan Silaing dengan tarif hanya Rp 2.000 / orang. Anda bisa turun di Rest Area Padang Panjang untuk selanjutnya jalan kaki melewati Jembatan Gantung ke PDIKM tersebut, atau turun di Depan Gerbang masuk PDIKM dan Mifan ( PDIKM dan MIFAN Waterpark Padang Panjang terletak bersebelahan). Bagi anda yang memiliki kendaraan pribadi bisa langsung akses kelokasi PDIKM, dan anda tidak perlu khawatir mencari lokasi parkir, karena Komplek PDIKM memiliki pelataran parkir yang cukup luas dan selalu di jaga petugas keamanan.
Begitu memasuki pelataran parkir, anda akan langsung berhadapan dengan bangunan berarsitektur khas Minangkabau yang biasa di sebut Rumah Gadang. Bangunan rumah bagonjong tersebut merupakan titik sentral komplek PDIKM yang juga merupakan tempat penyimpanan berbagai koleksi dan dokumentasi kebudayaan Minangkabau. Anda yang baru pertama kali melihat rumah adat Minangkabau dari dekat pasti terkagum-kagum dengan keindahan citarasa seni arsitektur Minangkabau tersebut. Konon, seperti desain rumah adat lainnya di tanah air, Rumah Gadang juga memiliki keunggulan dalam hal ketahanan struktur terhadap dampak gempa bumi. Hal ini sudah sering terbukti dimana Rumah Gadang mendapat dampak kerusakan relatif kecil ketika diguncang gempa dibanding bangunan dengan arsitektur modern.
Didalam PDIKM atau rumah gadang terdapat banyak informasi tentang sumatera barat dan juga banyaknya koleksi sebagai berikut:
Koleksi
·         1.900 jilid salinan buku dan majalah terbitan sebelum tahun 1942.
·         Sekitar 1.500 judul buku terbitan setelah tahun 1950 sumbangan masyarakat dan setumpuk besar kliping berbagai koran dan majalah.
·         90 album foto.
·         500 foto dalam bingkai besar dan kecil.
·         142 reel mikrofilm positif, isinya berupa naskah-naskah lama, koran-koran yang terbit sebelum Perang Dunia II, dan sebagainya; untuk membaca mikrofilm tersebut PDIKM sudah memiliki alat baca mikrofilm 35 mm positif atau negatif lengkap dengan alat penunjang lainnya.
·         Sekitar 600 kaset yang isinya mulai dari nyanyian cerita klasik Minangkabau seperti saluang, rebab, dan sebagainya sampai kepada lagu pop Minang.
·         Sekumpulan replika alat musik tradisional Minangkabau.
Selain koleksi-koleksi yang telah disebutkan diatas, wilayah PDIKM yang sangat luas dan juga mendukung untuk kegiatan camping anak sekolah serta spot untuk orang-orang yang hobby berfoto-foto. Dan didekat wilayah PDIKM juga ada kolam renang yang terkenal di Padang Panjang yaitu Mifan (Minang Fantasy). 
 

Seni dan Budaya khas Sumatera Barat
A.    Musik
(Alat musik sumatera barat, dok. wikipedia)
Saluang,  nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang  jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang. Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.

B.     Tarian Tradisional

(tari piring, dok wikipedia)
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya.

C.    Masakan khas
(rendang, dok wikipedia)
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat ditemui hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri. Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang cukup populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang terkenal dengan bengkuang, Padang Panjang terkenal dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai. Selain itu Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga menghasilkan Kopi Luwak.

D.    Pakaian Adat

 
(pakaian adat minangkabau, dok wikipedia)
Kaum pria dari Sumatera Barat memakai tutup kepala yang disebut saluak. Memakai baju model teluk belanga yang berlengan agak pendek dan melebar ke ujung. Selembar kain menyelempang di bahu dan sebilah keris terselip di depan perut. Ia juga memakai celana panjang dengan kain songket melingkar di tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai tutup kepala bergonjang yang disebut tangkuluak tanduak, baju kurung dengan kain songket menyelempang di bahu dan berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, kalung bersusun dan gelang pada kedua belah tangan, pakaian ini berdasarkan adat Minangkabau.

E.     Senjata Tradisional 
(karih, dok wikipedia)
Senjata tradisional yang amat terkenal di Sumatera Barat adalah Karih yang merupakan senjata tikam. Senjata tikam lainnya adalah belati, disamping tombak, ruduih yang disebut juga golok atau ladiang. Tombaknya yang berujung tiga disebut piarit.

F.     Suku 
Suku dan marga yang terdapat didaerah Sumatera Barat adalah Mentawai, Minangkabau (Jambak, Guci, Piliang, Caniago, Tanjung, Pisang, Sikumbang, Panyalai, dan Koto).

G.    Bahasa Daerah
Minangkabau, Melayu, dan lain-lain.

H.    Lagu Daerah
Kampuang nan Jauah di Mato, Ayam Den Lapeh, Dayuang Palinggam dll.

I.       Event
·        Tour De Singkarak 
 
(tour de singkarak, dok wikipedia)

Tour de Singkarak adalah kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatera Barat. Kejuaraan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 ini merupakan balapan jalan raya jarak jauh yang umumnya diadakan sekitar bulan April hingga Juni dan berlangsung selama seminggu. Kejuaraan ini telah menjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggara Tour de France di Perancis. Sesuai dengan namanya, Singkarak yang merupakan danau terbesar di Sumatera Barat menjadi bagian dari jalur lintasan Tour de Singkarak. Selain itu, beberapa kawasan wisata lain juga menjadi bagian dari jalur lintasan, termasuk Lembah Harau, Danau Maninjau, Kelok 44, Danau Diatas, dan Danau Dibawah. Tour de Singkarak diselenggarakan untuk pertama kali oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada tahun 2009. Dipandang sukses dari segi peyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta. Hal ini disebabkan setiap daerah yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak mempunyai peran cukup besar dalam mengenalkan daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalur lintasan Tour de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam tiga kali penyelenggaraan Tour de Singkarak, kota Padang selalu menjadi titik start pelombaan dengan titik finish di dermaga danau Singkarak. Namun pada Tour de Singkarak 2012, titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto. Sedangkan titik finish dipindahkan ke kota Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat.


·        Tabuik
(Tabuik, dok wikipedia)
Festival Tabuik merupakan salah satu tradisi tahunan di dalam masyarakat Pariaman. Festival ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-19 masehi. Perhelatan tabuik merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Sejarah mencatat, Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang di padang Karbala.
Tabuik sendiri diambil dari bahasa arab 'tabut' yang bermakna peti kayu. Nama tersebut mengacu pada legenda tentang kemunculan makhluk berwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq. Legenda tersebut mengisahkan bahwa setelah wafatnya sang cucu Nabi, kotak kayu berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh buraq. Berdasarkan legenda inilah, setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan dari buraq yang sedang mengusung tabut di punggungnya. menurut kisah yang diterima masyarakat secara turun temurun. Mulai tahun 1982, perayaan tabuik dijadikan bagian dari kalender pariwisata Kabupaten Padang Pariaman. Karena itu terjadi berbagai penyesuaian salah satunya dalam hal waktu pelaksanaan acara puncak dari rangkaian ritual tabuik ini. Jadi, meskipun prosesi ritual awal tabuik tetap dimulai pada tanggal 1 Muharram, saat perayaan tahun baru Islam, tetapi pelaksanaan acara puncak dari tahun ke tahun berubah-ubah, tidak lagi harus pada tanggal 10 Muharram.
Rangkaian tradisi tabuik di Pariaman terdiri dari tujuh tahapan ritual tabuik, yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut. Prosesi mengambil tanah dilaksanakan pada 1 Muharram. Menebang batang pisang dilaksanakan pada hari ke-5 Muharram. Mataam pada hari ke-7, dilanjutkan dengan mangarak jari-jari pada malam harinya. Pada keesokan harinya dilangsungkan ritual mangarak saroban. Pada hari puncak, dilakukan ritual tabuik naik pangkek, kemudian dilanjutkan dengan hoyak tabuik. Hari puncak ini dahulu jatuh pada tanggal 10 Muharram, tetapi saat ini setiap tahunnya berubah-ubah antara 10-15 Muharram, biasanya disesuaikan dengan akhir pekan. Sebagai ritual penutup, menjelang maghrib tabuik diarak menuju pantai dan dilarung ke laut.
Setiap tahunnya puncak acara tabuik selalu disaksikan puluhan ribu pengunjung yang datang dari berbagai pelosok Sumatera Barat. Tidak hanya masyarakat lokal saja, festival ini pun mendapat perhatian dari banyak turis asing yang membuatnya menjadi perhelatan besar yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Pantai Gandoriah yang menjadi titik pusat perhatian seakan menjadi lautan manusia, khususnya menjelang prosesi tabuik diarak menuju pantai. 

PENUTUP
Indonesia dengan letak geografis sebagai Negara kepulauan memiliki kekayaan akan aneka ragam adat dan budaya daerah yang tersebar merata di seluruh tanah air. Bentuk geogtafis kepulauan ini di satu sisi juga perlu diwaspadai oleh para generasi muda akan pelestarian aneka ragam budayanya dan sebagai generasi muda kita perlu dan harus peduli dengan kekayaan yang miliki oleh Negara tempat kita tinggal.

Daftar Pustaka

Gianni Ridiaputeri
4423143922
UJP B 2014

No comments:

Post a Comment