Assalammualaikum wr.wb
Salam sejahtera, salam pariwisata, salam travelling untuk
kita semua. Perkenalkan nama saya Adnan Rosary, saya berusia 18 tahun dan saya
anak kedua dari empat saudara. Saya lahir dan tinggal di Jakarta. Kalau ibu
saya berasal dari Bogor dan ayah saya dari Jakarta. Saya lulusan SMA negeri dari jakarta utara
mengambil jurusan bahasa, dan di SMA saya sangat menyukai pelajaran bahasa
german, sejarah dan antropologi dan terbukti di 3 bidang itu bisa dibilang
nilai saya bagus.
Sekarang saya adalah seorang mahasiswa semester tiga di
salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta Timur, yaitu di Universitas
Negeri Jakarta. Saya mengambil jurusan atau program study Usaha Jasa
Pariwisata. Karena di waktu saya masih SMA saya tertarik dan menyukai bidang
sejarah dan antropologi dan tentunya di pariwisata pasti mempelajari dan
berhubungan dengan bidang itu. Tadinya saya juga ingin mengambil jurusan sastra
german, tapi karena tidak masuk, jadi saya memutuskan untuk memilih pariwisata
dan alhasil lulus dan diterima. Saya kuliah bisa dibilang hobby , karena saya
menyukai bidangnya, karena kalau kita tidak kuliah sesuai dengan jurusan yang
kita sukai atau pahami itu terkesan seperti terpaksa. Tapi pendapat setiap
orang berbeda-beda. Oke pada kesempatan kali ini saya akan menemani anda untuk
menjelaskan tentang masalah yang ada di pariwisata atau juga bagaimana cara
kita untuk bisa mengembangkan bidang pariwisata di Indonesia. Kalian dapat
menyimak,memberi komentar dan kita bisa berdiskusi dengan apa yang akan saya
paparkan disini.
Pariwisata
a.Pengertian Pariwisata
Seiring dengan
pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang memberikan otonomi penuh kepada daerah
memungkinkan daerah menyelenggarakan pelaksanaan pemerintahan daerah yang serius
dengan aspirasi dan kehendak masyarakat setempat. Di sisi lain memberikan
kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk melakukan penataan dan
pengaturan terhadap segala sesuatu yang ada di daerahnya. Kewenangan tersebut
antara lain adalah berupa pembinaan dan pengembangan potensi pariwisata. Di
Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah
pariwisata diperolehdari budayawan intelektual atas permintaan
Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku
Buwono IX selaku Ketua DTI (Dewan Tourisme Indonesia) pada tahun 1960. Secara
terpisah dua orang budayawan, yaitu Prof. Mr. Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono
memberi istilah pariwisata untuk mengganti istilah tourism atau
travel, yang konotasinya
dapat terkait dengan selera rasa pleasure,
excitement, entertainment, adventure
dan sejenisnya. Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yaitu pari yang berarti penuh,lengkap,
berkeliling, wis(man) yang berarti rumah, properti, kampung, komunitas dan atau yang
artinya pergi terus menerus, mengembara (roaming about). Jadi, pariwisata
adalah pergi secara lengkap meninggalkan
rumah (kampung) berkeliling terus-menerus. (Nyoman S Pendit, 2002: 1).
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Oka A Yoeti, 2001: 43).
A.
Hari Karyono (1997: 15) berpendapat bahwa “Pariwisata adalah keseluruhan
kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan
melayani kebutuhan wisatawan”.
E. Guyer Freuler sebagaimana yang dikutip oleh Nyoman S. Pendit (2002: 34) merumuskan pengertian pariwisata dalam arti modern yaitu pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan.
Sesuai
dengan UU No. 9 Tahun 1990 penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan
berdasarkan asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata,
berperikehidupan dalam keseimbangan
dan kepercayaan pada diri sendiri.
Tujuan
penyelenggaraan kepariwisataan yang ingin dicapai oleh UU
ini adalah sebagai berikut :
1)Memperkenalkan, mendayagunakan,
melestarikan, dan meningkatkan
mutu obyek dan daya tarik wisata.
2)Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan
persahabatan antar bangsa.
3)Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha
dan lapangan kerja.
4)Meningkatkan pendapatan nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
5)Mendorong pendayagunaan produksi nasional.
Ditinjau dari segi ekonomi, pembagian kategori bentuk-bentuk pariwisata dengan istilah-istilah tersebut sangat penting, karena klasifikasi tersebut akan berguna untuk menyusun statistik kepariwisataan dan untuk perhitungan pendapatan industri pariwisata. Selain berdasarkan bentuk, pariwisata perlu diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Hal ini diperlukan untuk menyusun data-data penelitian dan peninjauan yang lebih akurat di bidang pariwisata, sehingga pembangunan pariwisata dapat dilakukan secara optimal. Nyoman S. Pendit (2002) mengemukakan jenis-jenis pariwisata yang terbagi menjadi pariwisata budaya, kesehatan, olah raga, komersial, industri, politik, konvensi, sosial, pertanian, maritim (bahari), cagar alam, buru, pilgrim, wisata bulan madu dan wisata petualangan.
1) Wisata budaya, Yaitu
perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan
jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri,
mempelajari keadaan rakyat, kabiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan
seni di daerah tujuan wisata. Jenis wisata ini paling populer di Indonesia
karena wisatawan yang datang dari luar negeri ke Indonesia inginmengetahui
kebudayaan, kesenian, adat istiadat dan kehidupan seni Indonesia.
2) Wisata industri, Yaitu
perjalanan yang dilakukan ke suatu daerah perindustrian dengan tujuan untuk mengadakan penelitian atau
peninjauan.
3) Wisata cagar alam, Yaitu
perjalanan yang dilakukan ke tempat cagar alam, taman lindung, hutan di daerah
pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam,
kesegaran udara pegunungan, keajaiban hidup binatang maupun tumbuhan yang
jarang terdapat di tempat lain.
Oka A. Yoeti (1997: 119-126) menyatakan bahwa
“Jenis pariwisata diklasifikasikan menurut letak geografis, pengaruhnya
terhadap neraca pembayaran, alasan atau tujuan perjalanan, saat atau waktu
berkunjung dan menurut obyeknya”. Jenis pariwisata tersebut adalah sebagai
berikut :
1)Menurut letak geografis di mana kegiatan
pariwisata berkembang.
a)Pariwisata lokal (local tourism)Yaitu
pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas
dalam tempat-tempat tertentu saja, misalnya kepariwisataan Bandung, Jakarta
saja dan sebagainya.
b)Pariwisata regional (regional tourism)Yaitu
kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau ruang lingkup yang
lebih luas dari pariwisata lokal, misalnya kepariwisataan Sumetera Utara, Bali
dan sebagainya.
c)Pariwisata nasional (national tourism)Yaitu
pariwisata yang berkembang dalam suatu negara.
d)Pariwisata regional-internasional Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang
di suatu wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih
dari dua negara dalam wilayah tersebut, misalnya kepariwisataan ASEAN, Timur
Tengah dan sebagainya.
e)Kepariwisataan dunia (international
tourism)Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh dunia, termasuk di dalamnya
regional-international tourismdan national tourism.
2)Menurut alasan
atau tujuan perjalanan.
a)Business Tourism, Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya
datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan
pekerjaannya,
kongres, seminar, konvensi, simposium,
musyawarah kerja.
b)Vocation Tourism, Yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur atau cuti.
b)Vocation Tourism, Yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur atau cuti.
c)Educational Tourism, Yaitu
jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang-orang yang melakukan perjalanan
untuk tujuan studi atau mempelajari
suatu bidang ilmu pengetahuan.
3)Menurut obyeknya :
a) Cultural Tourism, Yaitu jenis
pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan
oleh adanya daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah
b) Recuperational Tourism disebut
juga pariwisata kesehatan. Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit seperti mandi di
sumber air panas.
c) Commercial Tourism, Yaitu
kegiatan kepariwisataan yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional
atau internasional, misalnya expo, fair, eksibisi dan sebagainya.
d) Sport Tourism, Yaitu perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu.
d) Sport Tourism, Yaitu perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu.
e) Political Touris, Yaitu
suatu perjalanan yang bertujuan untuk menyaksikan suatu peristiwa yang
berhubungan dengan suatu negara seperti ulang tahun atau peringatan hari
tertentu.
f) Social Tourism. Jenis pariwisata ini tidak menekankan untuk mencari
keuntungan
seperti studi tour, piknik dan sebagainya.
g) Religion Tourism, Yaitu
kegiatan pariwisata yang bertujuan
untuk menyaksikan upacara keagamaan.
Saya melihat 5
persoalan yang di hadapi oleh industri pariwisata Indonesia, akan saya jabarkan
sebagai berikut: Hambatan Rendahnya promosi berbagai destinasi wisata dan
pengelolaan yang tidak optimal diluar Bali. Masih berlaku nya trend mass
tourism. Industri kreatif belum sepenuhnya terlindungi secara hukum.
Pemberitaan media yang berlebihan soal negeri barbar dan suka pada kekerasan.
Maka
setiap hambatan perlu dicarikan solusinya, antara lain: Solusi Perlu aturan
yang mewajibkan setiap Pemda mengelola, mengembangkan destinasi wisata dan
ekonomi kreatif di daerah masing-masing, misalnya minimal kelancaran akses
menuju tempat wisata serta pengelolaan kebersihan yang diawasi. Promosi
destinasi dan pengawasan bisa melalui Blog dan atau Sosial media
(twitter/facebook). Sangat perlu ada Lomba promosi wisata tiap daerah agar ada
persaingan, dan penghargaan tingkat nasional. Ubah trend dari mass tourism
menjadi responsible tourism.
Trend
wisatawan cukup senang berkunjung beramai-ramai ke suatu tempat hanya untuk
sekedar berfoto, menjadi berkulit gelap akibat mandi matahari, harus diubah.
Libatkan turis dengan melihat (dan mempelajari) museum, galeri seni, membatik,
kerajinan tangan dsb, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami
budaya setempat, kemudian menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu
sendiri. Workshop dan kolaborasi seni menjadi bagian penting dari proses ini
sehingga komunitas pun akan tetap hidup walaupun wisatawan meninggalkan tujuan
wisatanya. Perbankan perlu mendampingi dan memberikan edukasi terus-menerus
kepada para pelaku usaha agar konsep ekonomi kreatif dipahami dengan lebih baik
berikut aspek hukumnya. Sehingga mereka mampu membaca pasar, dan perbankan
tidak ragu-ragu lagi memberikan pembiayaan kepada pelaku industri kreatif di
Indonesia. Perlu disadari bahwa industri kreatif sarat akan eksploitasi ide dan
kekayaan intelektual.
Oleh
karena itu, perlindungan hak atas kekayaan intelektual akan menjadi persoalan
penting ketika industri tersebut kian besar dan meluas. Pemerintah perlu
mengantisipasi hal-hal yang mungkin timbul dari sengketa hak atas kekayaan
intelektual.. Peran media perlu menumbuhkan keramahtamaan bangsa ini.
Pariwisata hanya berkembang di negeri yang indah dan damai. Harus ada ketegasan
sanksi terhadap berita kekerasan secara terus-menerus. Masyarakat kreatif dalam
dunia pariwisata harus berbasis budaya lokal. Strategi apapun membutuhkan
dukungan pembangunan infrastruktur yang memadai. Sehingga muncul keyakinan
bahwa pengembangan wisata dan sektor kembali menjadi penyumbang devisa terbesar
ketiga bagi negeri ini.
Hal ini untuk
menghindari kerusakan lingkungan yang berlebihan, oleh karena itu pembangunan
di sektor pariwisata hendaknya memperhatikan prinsip pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan pengembangan masyarakat lokal. Pengembangan
pariwisata yang berwawasan lingkungan adalah pengembangan pariwisata yang
memiliki kontribusi tinggi terhadap ekonomi masyarakat
Setempat, dengan kata lain pengembangan
tersebut hendaknya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tetap
mempertahankan kelestarian lingkungan dan nilai budaya.
Dalam pembangunan nasional, pariwisata merupakan
salah satu bidang yang banyak
memberikan sumbangan devisa negara selain dari sektor minyak bumi
dan gas, berperan dalam perluasan lapangan kerja, mendorong serta memeratakan
pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Oleh sebab itu
pembangunan pariwisata perlu mendapatkan
prioritas dalam pembangunan nasional
Dan saya akan mengambil contoh pariwisata di Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal, diantaranya adalah potensi bahan tambang yang terdiri dari marmer, feeldspar, pasir kuarsa, asbes, batu gamping, trass dan tanah liat. Selain itu juga mempunyai beragam obyek wisata potensial yang tersebar di beberapa daerah, antara lain Taman Rekrasi DanMarga Satwa Seruling Mas, Dataran Tinggi Dieng, Taman Rekreasi Anglir Mendung, Curug Pitu, wisata Tirta Mrica, Padang Golf Mrica, Seni Kesenian Keramik dan wisata khusus Arung Jeram sungai Serayu (Derap Serayu Edisi No. 21 –2004). Selain itu Banjarnegara juga memiliki atraksi wisata dan budaya yang menarik wisatawan antara lain, atraksi kesenian daerah tari Geol, tari Aplang, Kuda Kepang dan tari Gambyong.
Dari
beragam obyek wisata potensial ini yang menjadi unggulan teratas untuk memenuhi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Taman Rekreasi Dan Marga Satwa Seruling Mas
serta Dataran Tinggi Dieng. Ini menunjukkan bahwa obyek wisata yang lain
terkesan belum memberikan kontribusi yang berarti bagi pendapatan asli daerah
(PAD) pemerintah kabupaten Banjarnegara. Oleh karena itu, pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk melakukan
pembangunan di sektor wisata yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
cukup berarti bagi pengembangan daerah, sehingga tolok ukur keberhasilan dari
usaha tersebut tidak hanya terbatas pada kesuksesan rencana dan pelaksanaan
program pengembangan pariwisata, akan tetapi seberapa besar sektor pariwisata
mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
Potensi
pariwisata Kabupaten Banjarnegara perlu dikembangkan dan dibina secara terarah,
terpadu, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat,
memperluas kesempatan kerja dan usaha dan meratakan pendapatan yang pada
akhirnya mampu menunjang pembangunan
daerah kabupaten Banjarnegara.
Maka yang akan bisa kita kembangkan menurut Oka A.Yoeti (1997) menjelaskan tentang pengertian pengembangan pariwisata dengan membagi menjadi 2 kelompok yaitu pengembangan produk baru dan pengembangan atraksi wisata.
a)Pengembangan produk baru
Pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan produk baru meliputi perbaikan pelayanan (service)semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya sampai ke tempat atau obyek yang dituju sampai kembali ke tempat asalnya.
Pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan produk baru meliputi perbaikan pelayanan (service)semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya sampai ke tempat atau obyek yang dituju sampai kembali ke tempat asalnya.
b)Pengembangan atraksi wisata
Atraksi
wisata adalah peristiwa atau kejadian yang berlangsung secara periodik, baik
yang bersifat tradisional maupun dilembagakan dalam kehidupan masyarakat modern, mempunyai daya
tarik tertentu sehingga merangsang wisatawan untuk menyaksikan atau
menghadirinya. Pengembangan atraksi wisata berarti menggali dan memajukan
sesuatu yang dapat disaksikan oleh wisatawan sehingga mereka berminatuntuk
mengadakan kunjungan ke suatu daerah tujuan wisata.
Atraksi wisata tersebut antara lain : upacara selamatan, pembakaran mayat, kesenian tradisional, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
Atraksi wisata tersebut antara lain : upacara selamatan, pembakaran mayat, kesenian tradisional, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
pariwisata merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk menggali, memperbaiki dan memajukan potensi yang ada di suatu daerah
tujuan wisata baik secara fisik maupun sosial untuk meningkatkan pendapatan masyarakat maupun devisa negara
dengan melestarikan identitas budaya dan meminimalkan dampak negatifnya.
Pengembangan pariwisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan distribusipendapatan secara merata.
Menurut
Gamal Suwantoro (2004) unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan,
pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 3 unsur, diantaranyasebagai berikut :
1 a)
Prasarana
Wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan
sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan sebagainya. Untuk kesiapan obyek-obyek
wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana
wisata tersebut perlu dibangun sesuai dengan lokasi dan kondisi obyek wisata
yang bersangkutan.Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi
dan lokasi akan meningkatkan aksebilitas suatu obyek wisata yang akhirnya akan
meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Dalam melaksanakan
pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang mantap antara instansi
terkait bersama dengan instansi pariwisata di berbagai tingkat.
2 b)
Sarana
Wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah
tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun
obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran
dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.Sarana wisata secara kuantitatif
menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, sedangkan secara
kualitatif ialah menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang
tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
3 c)
Tata
Laksana (Infrastruktur)
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung
fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di
atas dan di bawah tanah seperti :
(1)Sistem pengairan, distribusi air bersih,
sistem pembuangan air limbah yang membantu sarana perhotelan atau restoran.
(2)Sumber listrik dan energi serta jaringan
distribusinya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan
sarana wisata yang memadai.(3)Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai
dan lancar akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata.
(4)Sistem komunikasi yang memudahkan para
wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat
dan tepat.
(5)Sistem keamanan atau penagawasan yang
memberikan kemudahan di berbagi sektor bagi para wisatawan.
Jadi
kesimpulannya, Pariwisata merupakan salah satu unsur terpenting di Indonesia,
karena pariwisata dapat menambah devisa untuk negara melalui potensi-potensi
dan daya tarik obyek wisata dan budaya yang sangat banyak di Indonesia. Kita
juga mengetahui Pariwisata di Indonesia masih belum terlalu dikenal di Dunia,
yang diketahui hanya kota-kota besar seperti Bali,Lombok dan Jawa, untuk
mengambangkannya ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan seperti letak
geografis wisata yang sedang berkembang agar untuk menjaga dan mengembangkannya
lebih baik lagi, tentunya seorang turis dateng ke sebuah negara dengan tujuan
tertentu itu berarti sebaiknya kita menyiapkan semua yang dibutuhkan seorang
turis di Indonesia supaya semakin banyak turis yang datang dan merasa puas dan
ingin kembali lagi. Semoga industri kreatif di indonesia cepat mendapat
perlindungan hukum guna untuk melestarikan budaya-budaya baru. Agar wisatawan
tidak bosan dateng ke Indonesia, tentunya kita harus mempunyai prodak yang baru
setiap bulannya dengan ditandai dengan atraksi yang menarik dan mempunyai nilai
yang sangat bermakna atau berarti. Dan kita harus memperhatikan sarana dan
prasarana dari setiap obyek wisata dan menata
atau menyusunnya dengan sangat rapih agar enak dipandang dan dirasakan.
Daya tarik untuk menarik wisatawan juga merupakan hal penting, kita bisa lebih menonjolkan daya tarik yang
ada di Indonesia dengan pemandangan alam, kebudayaan,peninggalan prasejarah.
Kita harus menonjolkan lagi kelebihan pariwisata yang ada di Indonesia sama
seperti dirintis pada tahun 2001 dengan memperkenalkan
branding Indonesia, Just a smile away , dan juga membuahkan hasil dengan
pencapaian wisman pada tahun 2001 yakni sebesar 5, 153 juta dan tahun 2002
sebesar 5 juta (dikala negara lain menderita penurunan kedatangan wisman akibat
tragedi WTC – New York). Cukup sekian yang dapat saya berikan, kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalammualaikum wr.wb
Wassalammualaikum wr.wb
Daftar
Pustaka :
http://core.ac.uk/download/files/478/16506695.pdf
http://kolom.pacific.net.id/ind/setyanto_p._santosa/artikel_setyanto_p._santosa/mengenali_daya__saing_pariwisata_indonesia.html
http://kolom.pacific.net.id/ind/setyanto_p._santosa/artikel_setyanto_p._santosa/mengenali_daya__saing_pariwisata_indonesia.html
Adnan Rosary
4423145624
Usaha Jasa
Pariwisata A 2014
adnanrosary@gmail.com
Bagus :)
ReplyDeleteini detail dan teoritis mungkin tepatnya terlalu teoritis tapi menarik
ReplyDeleteBagus...
ReplyDeleteIntinya indonesia lebih indah,masih bnyak objek" wisata lain yg belom terpromosikan
Good job :)
Bagus...
ReplyDeleteGood
ReplyDeleteBagus
ReplyDeletesolusi yang baik, semoga solusi ini dapat diterapkan di Indonesia yah.Kiranya UNJ tak hanya dikenal dengan LPTK nya, tetapi dikenal dengan Vokasinya. Terus semangat :D
ReplyDeleteLumayan panjang....penjabaranya, Good& ttp semangat
ReplyDeleteBagus,menarik
ReplyDeleteGood jobs ;)
Bagus, bisa dijadiin rekomendasi buat travelling nanti 😊
ReplyDeleteBagus, nambah ketertarikan utk travelling ;D
ReplyDeleteIni menarik. Solusi yang diberikan pun sangat baik. Semangat untuk setiap pengembangan pariwisata Indonesia~
ReplyDeletecukup baik dan menarik dengan apa yg tlah diceritakan
ReplyDeletecukup baik dan menarik dengan apa yg tlah diceritakan
ReplyDeleteGood. Jadi makin tertarik sama travelling
ReplyDeleteGood👍terus share tentang tempat2 menarik di Indonesia ya supaya dunia tau betapa indahnya Indonesia
ReplyDeleteNice. Msh banyak tempat wisata yg luar biasa dinegeri tercinta ini yg pengen dikunjungi��
ReplyDeleteNice. Msh banyak tempat wisata yg luar biasa dinegeri tercinta ini yg pengen dikunjungi��
ReplyDelete