Surga
Tersembunyi di Pulau Jawa “Desa Kanekes”
Hai para pecinta
budaya indonesia, kenapa saya sebut kalian seperti itu karna itu karna tidak
mungkin kalian membaca tulisan saya ini jika kalian tidak ingin tau tentang
budaya indonesia. Perkenalkan nama saya sisca fitri selvi lestari, kalian bisa
panggil saya sisca. Kali ini saya akan mengajak kalian untuk ikut berpetualang
bersama saya hehe.. okee kita mulai Ada yang sudah pernah berkunjung ke desa
kanekes? Atau hanya sekedar tau saja? Mungkin di antara kalian ada yang belum
kenal desa Kanekes. Buat kalian yang suka yang ingin eksplor kebudayaan
indonesia dan pecinta alam kalian harus kudu wajib datang kesini. Alangkah
bagus bukan, jika berlibur sambil menambah pengetahuan, dapat ilmu dan juga
pengalaman yang belum tentu orang rasakan juga.
Kali ini yang akan
kita kunjungi adalah suku badui yang biasanya orang awam sering bilang Urang Kanekes / Orang Kanekes. orang
Baduy/Badui adalah suatu
kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda
di wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah
satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Desa Kanekes secara geografis terletak pada
koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001).
Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari
kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng
dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) suhu rata-rata
20 °C. Tiga desa utama orang Kanekes Dalam adalah Cikeusik,
Cikertawana, dan Cibeo.
Desa ini adalah
desa yang masih sangat asri dan terawat, walaupun masih ada beberapa sampah
akibat orang orang kurang bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan.
Tetapi hal ini tidak mengurangi indahnya desa kanekes. Untuk FYI jika kalian
ingin berkunjung ke desa kanekes kalian bisa naik kereta menuju stasiun
rangkasbitung, ongkos kereta sangat murah (heheh tergantung classnya sihh) saya
naik economi class dengan harga tiket Rp. 15.000 kebetulan start perjalanan
saya dari stasiun tanah abang, lama perjalanan sekitar 2 jam, setibanya di
stasiun kalian naik angkot 07 menuju terminal elef yang akan mengantarkan
kalian ke Ciboleger dengan biaya Rp. 30.000/orang, perjalanan yang di tempuh selama 2 jam untuk
sampai di ciboleger. Oke setelah
perjalanan yang cukup panjang akhirnya sampai juga di Ciboleger. Untuk kalian
yang lapar sehabis perjalanan jauh jangan kawatir di pintu masuk ciboleger terdapat
warung - warung yang menyediakan makanan ringan ataupun makanan berat dengan
lauk yang memadai, seperti nasi ayam goreng, tempe, tahu, hingga mie instan.
Untuk kalian yang ingin membeli makanan ringan atau air mineral untuk bekal
jalan kedalam jangan kawatir krana di kawasan tersebut ada minimarket alias
alfa*** hehe saran dari saya kalian perbanyak bawa air mineral karna untuk
jalan kedalam sangat jauh. Perjalanan di mulai.. tujun awal kami ke marengo
untuk menuju marengo kalian harus jalan sekitar 1 jam dengan jalan yang lumayan
menguras tenaga, menanjak, menurun, bebatuan, tanah. Walaupun begitu kalian
akan merasakan suasana yang sangat jarang kalian rasakan suara gemericik air
menjadi teman perjalanan, walaupun matahari sangat terik tetapi saya tidak
merasa kepanasan karnah pepohonan yang sangat rindang.
Kampung Marengo merupakan salah satu perkampungan yang yang posisinya masih
termasuk badui luar. Orang orang badui luar mereka sudah
sedikit terbuka untuk bahasa sendiri banyak diantara mereka yang sudah fasih
berbahasa indonesia, dan palaian mereka sudah menganakan kaos dan celana yang
seperti kita kenakan saat ini. Di desa tidak ada aliran listrik, mereka masih mempertahankan kebudayaan yang
ada. Untuk kalian yang suntuk dengan kesibukan kota, disini tempatnya
menenangkan diri. Masyarakat suku badui sangatlah menggantungkan hidupanya dari
aliran air sungai, sebagian besar dari mereka masih mengandalkan sungai untuk
mandi dan mencuci, dan untuk buang air besar telah tersedia jamban atau wc di
beberapa kamarmandi. Saya pribadi sangat
suka sekali suasana seperti ini. Mata pencaharian suku badui luar adalah
membuat gula aren, menenun, menanam padi dan hasil bumi lainnya seperti buah
durian, dan madu. Bagi kalian yang suka buah durian kalian bisa datang di bulan
november atau desember, daging durian yang lumayan tebal, manis dan harganya yang
murah membuat kalian pasti kalap hehe.. untuk harga durian perbuah 15.000 –
25.000 saja, untuk harga gula aren 7.000 untuk satu kepal gula. masyarakat
badui mempercayai gula aren juga dapat menambah stamina dan untuk rasa gula
aren yang mereka punya sangatlah berbeda, lebih terasa legit dan manis
dibandingkan gula aren yang ada di pasar tradisional biasa. Kehidupan suku
badui dangat lah sederhana di pagi hari biasanya para bapak dan anak laki-laki
pergi kasawah dan atau mengambil air di pohon aren untuk membuat gula, untuk
para ibu dan anak perempuan biasanya mereka memasak dan menenun kain dan juga
membuat kerajinan tangan seperti gelang gantungan kunci dll, anak perempuan
disukku badui di ajarkan menenun dari sejak kecil.
Desa cibeo
Desa cibeo adalah salahsatu desa yang berada
di badui dalam, ini adalah desa paling dekat atau desa pertama yang dari suku
badui dalam untuk berkunjung kesini kami menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam
berjalan kaki. Ini adalah pengalaman pertama saya berjalan kaki terjauh ini dan
jalan yang kami tempuh sangatlah menanjak. Saran untuk kalian sebaiknya
berjalan dengan telanjang kaki alias nyeker karna akan memudahkan kalian dan
mengurangi resiko tergelincir akibat tanah yang bercampur air. Semua rasa lelah
terbayar sudah dengan indahnya pemandangan yang ada dan udara yang bersih. FyI
untuk ke badui dalam ini kalian tidak boleh menggunakan handphone atau kamera
untuk mengambil foto. Kalian tidak di perbolehkan untuk mempotret atau merekam
apapun, untuk alasannya saya tidak tau kenapa tetapi pasti peraturan tersebut
dibuat bermasut baik.
Hal yang unik di
suku badui dalam ini terletak pada pakaian yang mereka kenakan, mereka membuat
pakaiannya sendiri dengan dijahit manual biasanya mereka membeli kain putih
kota putih polos dari kota. Begiu juga dengan rumah suku badui dalam mereka
tidak menggunakan paku, martil dll rumah adat mereka buat dari anyaman bilik
bambu dan beralaskan rotan yang di anyam untuk tiang penyangga terbuat dari
bambu dan untuk pengganti kayu mereka mengunakan tali rotan jadi bisa di
pastikan kalau rumah ini termasuk rumah
anti gempa, mereka juga mengkui bahwa mereka lebih takut dengan api di
bandingkan gempa bumi. khususnya desa cibeo sudah 3 kali pindah, dikarenakan
kebakaran. Dan yang uniknya lagi rumah suku badui dalam ini di pindahkan dengan
cara di bongkar dan di pasang kembali dengan sistem gotong royong sangat
mengesankan bukan. Orang badui dalam juga sangat mengandalkan sungai untuk
kahidupan sehari- hari, Mata air disini juga sangat bersih lohh kalian bisa
minum airnya tanpa dimasak!! Awalnya saya ragu dan akhirnya saya memberanikan
diri, dan ternyata air mineral AQ*** kalah segar heheh... gak lebay ini beberan
saya takjub!! Kehidupan mereka tidak jauh beda dengan orang badui luar, mata
pencaharian mereka dari hasil padi, ngomong – ngomong soal padi orang suku
badui dalam di perkirakan mempunyai stok padi dari 50 tahun yang lalu, hal ini
di perkirakan karena mereka mempunyai banyak lumbung padi, dan yang uniknya
lagi stock beras yang mereka punya itu tidak pernah rusak bahkan semakin lama
beras di simpan akan semakin enak. Coba kalau di jakarta beras aja udah pake
pengawet, pemutih, pewangi dll, salut sama urang badui pantas saja mereka
terlihat sehat dan panjang umur, mata pencaharian urang badui dalam bukan hanya
dari hasil padi saja tetapi dari durian, gula aren dan madu dan juga hasil
kerajinan rajutan seperti gelang dan tas rajutan dari akar pohon.
Cukup sekian cerita pengalaman pribadi saya semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat buat kalian semua, dan jangan lupa yaa untuk berkunjung ke sini. Ayo datang ke desa kanekes rasakan pengalaman yang saya rasakan di jamin gak nyesel!!! Sedikit pesan dari saya jaga dan pelihara aset kebudayaan kita. Ikuti peraturan yang ada saya percaya peraturan yang di buat untuk bermaksud baik, jangan merusak ya guys.. sekian dari saya maaf jika ada penulisan kata kata yang salah dan kurang berkenan.
Para ibu yang sedang mengangkut hasilpanen durian |
Jembatan yang dibuat
dengan satu hari (perjalanan menuju baduy dalam)
|
Suasana desa marengo
|
Perjalanan menuju baduy dalam |
Seorang ibu yang sedang meneun kain (Desa
Marenngo)
|
Foto saya bersama kang
arja suku badui dalam
|
Sisca fitri selvi lestari
Usaha Jasa Pariwisata B 2014
Email: siscafitrisl@gmail.com
Usaha Jasa Pariwisata B 2014
Email: siscafitrisl@gmail.com
Bagus ni artikel nya ... slain mngenalkan tmpat, kita jga tw bagaimana budaya dan adat istiadat org badui...
ReplyDeleteSemua informasi yang disebarkan oleh non Sisca di artikel bagus sekali. Karena para pecinta alam akan cari tahu dulu apa yang ada di tempat itu sebelum mereka pergi. Melalui artikel ini semua turis local atau international bisa tahu bayak tentang adat setempat. Yang paling penting mereka menginformasikan oleh Sisca tentang keperluan yang mereka harus bawah sebelum berangkat.
ReplyDeleteDesa yang baru saya dengar, wah bagus sekali menambah pengetahuan mengenai riset kepariwisataan. semangat terus dalam berproses :D
ReplyDeletePengen berkunjung ke desa ini 180° berbeda dari jakarta
ReplyDeleteTerimakasih atas infonya
Pengen berkunjung ke desa ini 180° berbeda dari jakarta
ReplyDeleteTerimakasih atas infonya
Boleh di coba niih untuk rekreasi pedesaan
ReplyDeleteMakasih buat nona Sisca untuk informasinya mengenai suku badui ini, penulisannya cukup menarik dengan gaya seperti komunikasi lisan, alur dan data informasinya juga lengkap, memberikan saya gambaran yang cukup untuk menarik minat saya berkunjung kesana.
ReplyDeleteArtikelnya baguss, info-infonya sangat membantu. Nama desa baru saya dengar, namun terkesan menarik. Lewat artikel ini sy dapat mengetahui keseharian dan budaya masyarakat baduy. Terimakasih
ReplyDeleteterimakasih sisca sudah berbagi pengalamannu.
ReplyDeletesaya terkesan dengan judul yg kamu buat.
"Surga Tersembunyi di Pulau Jawa Desa Kanekes"
saya jadi tertarik utk membaca artikel tsb, namun saya belum temukan, apa yg mendasari kamu menyebut desa Kanekes sebagai surga?
karna pada dasarnya, kondisi desa tsb pun ada di desa2 lainnya yg berada di pedalaman.
mungkin kamu bisa jelaskan hal istimewa dr desa tersebut.
terimakasih. salam.
Merry Clementine. Sosiologi UNJ 2011
Hai ka. Mengapa saya sebut surga karna di desa ini tidak ada suara kendaraan bermotor atau mesin apapun itu. Mereka masih mengandalkan tenaga manusia dalam kehidupan sehari hari, dan tidak ada listrik. Makadari itu menutut saya dengan potensi alam yang indah dengan keserhanaan yang ada dan hal inilah yang membuat saya merasakan seperti berada di surga tanpa polusi, tanpa listrik dan hirukpikuk kota yang sangat menyibukan.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteterimakasih sisca.
ReplyDeletesemoga keindahan alam tsb terus lestari.
Wah tidak dikira akhirnya ada yang memaparkan dengan detail sekali objek wisata suku baduy,selama ini baduy sudah menjadi daya tarik,walaupun harus berjalan panjang penulis tak gentar untuk mengupas objek wisata ini,saya pun harus berpikir berkali" untuk ketempat ini jika harus berjalan sangat jauh. Semoga saja objek wisata ini dapat lebih dikembangkan tanpa harus mengusik keaslian dan keasriaan budaya dan sumber daya alam suku baduy. Untuk penulis lanjutkan "ngebolang" tanpa kenal lelah.
ReplyDeleteWah tidak dikira akhirnya ada yang memaparkan dengan detail sekali objek wisata suku baduy,selama ini baduy sudah menjadi daya tarik,walaupun harus berjalan panjang penulis tak gentar untuk mengupas objek wisata ini,saya pun harus berpikir berkali" untuk ketempat ini jika harus berjalan sangat jauh. Semoga saja objek wisata ini dapat lebih dikembangkan tanpa harus mengusik keaslian dan keasriaan budaya dan sumber daya alam suku baduy. Untuk penulis lanjutkan "ngebolang" tanpa kenal lelah.
ReplyDeleteIh ternyata baduy keren, wajib bgt nih dateng ke baduy ><
ReplyDelete