Rumah Tinggal Orang Baduy Luar
Salah satu pepatah yang luar biasa
mengatakan ‘Tak kenal maka tak sayang’, karena disayang adalah hal yang paling
menyenangkan maka perkenankanlah saya memperkenalkan diri saya. Nama saya
adalah Isnaini Putri Yunita dan lebih akrab biasa dipanggil ‘nita’. Sebagai
Mahasiswi D3 semester 3 program studi Usaha Jasa Pariwisata di Universitas
Negeri Jakarta, saya dituntut untuk tak hanya sekedar menikmati indahnya tempat
wisata, tetapi diwajibkan untuk mengexplore lebih jauh mengenai tempat wisata
tersebut. Dan pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit tentang rumah
tinggal orang Baduy luar. Check it out!
Sebelum saya mengulas tentang rumah
tinggal orang Baduy Luar, saya akan meluruskan sedikit tentang wawasan masyarakat
terhadap suku pedalaman. Percaya atau tidak, ada yang salah dengan pemahaman
orang-orang tentang suku pedalaman, yaitu mereka beranggapan bahwa suku yang
tinggal dipedalaman suatu daerah adalah suku yang primitif atau bisa dikatakan
sebagai suku yang liar. Menurut saya, suku pedalaman itu bukanlah suku yang
liar tetapi suku yang masih memegang teguh adat-istiadat dan tradisi dari para
leluhurnya. Mereka percaya bahwa ketika mereka mempercayai dan meneruskan apa
yang diajarkan oleh leluhur mereka itu akan membawa kebaikan bagi kehidupannya
kelak.
Pada era travelling yang maju saat
ini, siapa sih yang tak kenal dengan Suku Baduy? Orang Baduy atau Urang Kanekes
bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten dan berjarak sekitar 40 km
dari kota Rangkasbitung.
Kali ini saya akan mengulas tentang
rumah tinggal orang Baduy Luar. Pada tanggal 22-24 Desember 2015 lalu, saya
bersama teman-teman dari Usaha Jasa Pariwisata angkatan 2014 diberikan
kesempatan untuk mengunjungi dan belajar lebih jauh tentang kehidupan Suku
Baduy yang sebenarnya. Selama 3 hari 2 malam tersebut, kami tinggal di beberapa
rumah masyarakat Baduy Luar, satu kata yang pantas untuk menggambarkan rumah
tinggal Suku Baduy Luar yaitu unik. Tak hanya unik, rumah tinggal orang Baduy
Luar sangatlah nyaman dan di tata dengan sedemikian rupa baiknya.
Ada
hal yang cukup menarik dan penting di kalangan suku Baduy, yaitu cara mereka
memperlakukan alam atau bumi. Mereka tidak pernah berusaha mengubah atau
mengolah keadaan lahannya, mereka berusaha memanfaatkan dan menyesuaikan dengan
keadaan dan kondisi lahan yang ada, hasilnya memperlihatkan permukiman yang
alami. Bangunan-bangunan tersebut bagaikan sebuah kesatuan dari alam itu
sendiri, berdiri mengikuti kontur atau kemiringan tanahnya.
Gambar: Saat Berjalan Kaki Menuju
Cibeo, Baduy Dalam
(Sumber:
Dokumentasi UJP Angkatan 2014)
Rumah tinggal orang Baduy Luar dan
Baduy Dalam jelas berbeda, bisa dilihat dari jumlah pintunya. Rumah di Baduy
Luar boleh memiliki lebih dari 1 pintu, sementara untuk rumah Baduy Dalam hanya
boleh memiliki 1 pintu saja yang menghadap ke utara dan selatan. Baduy Luar
juga memiliki pelataran atau teras yang luas, berbeda dengan Baduy Dalam yang
hanya mempunya pelataran didepan pintu saja dan luasnya juga terbatas.
Perbedaan yang paling mencolok dari rumah tinggal Baduy Luar dan Baduy Dalam
adalah, rumah tinggal di Baduy Luar diperbolehkan memakai paku untuk memperkuat
rumahnya. Sedangkan rumah tinggal Baduy Dalam tidak diperbolehkan memakai paku,
jadi untuk memperkuat rumah hanya dengan mengandalkan kuatnya mengikat kayu
penyangga yang satu ke penyangga yang lainnya.
STRUKTUR
RUMAH
Masyarakat
Baduy Luar biasa menyebut rumah dengan sebutan ‘imah’, rumah mereka berbentuk
seperti rumah panggung yang dibawahnya terdapat kolong dan terdapat tiang
penyangga yang tidak terlalu tinggi beralaskan batu-batuan berbeda dengan rumah
di Baduy Dalam yang tiang penyangganya cukup tinggi.
Gambar:
Rumah Tinggal Baduy Luar
(Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
Pada bagian paling bawah terdapat
batu-batu, jika jalanan di kota menggunakan aspal maka di Baduy Luar ini
menggunakan batu sebagai jalanan setapak. Perlu diketahui masyarakat Suku Baduy
tidak ada yang menggunakan alas kaki, karena mereka mempercayai bahwa itu
adalah salah satu cara bersatu dengan alam. Agar lebih mudah mengetahui
bagian-bagian rumah tinggal Baduy Luar, berikut adalah 3 bagian penting rumah
tinggal Baduy Luar:
a. Bagian
Luar Rumah
Kayu
yang paling bawah yang digunakan menjadi penopang rumah biasa disebut dengan
‘Umpak’. Tiang panjang yang menjadi penopang rumah disebut dengan ‘Tihang’.
Baduy Luar memiliki teras yang luas dan biasa disebut dengan ‘Palupuh’ dan kayu
penjaganya disebut dengan ‘Dolos’. Yang paling terpenting dari bagian rumah
tinggal adalah dinding, Baduy Luar menyebut dinding dengan sebutan ‘Bilik’.
Mungkin bagi kalian sebutan Bilik sudah cukup sering di dengar karena di kota
pun banyak sekaliditemukan bilik. Biasanya bilik berbahan dasar bambu yang
dianyam dengan bambu lain. Untuk pintu, masyarakat Baduy Luar diperbolehkan
memiliki lebih dari 1 pintu, biasanya pintu tersebut berada di depan dan di
belakang rumah.
b. Bagian
Dalam Rumah
Bagian dalam rumah tinggal Baduy
Luar hanya terdapat 3 bagian, yaitu teras, ruang tengah untuk berkumpul dan
bagian dapur. Masyarakat Baduy tidak mempunyai ruangan khusus untuk tidur
berbeda dengan masyarakat kota, maka dari itu mereka tidur di ruangan yang
berada di tengah.
c. Bagian
Atap Rumah
Atap yang di pakai
bukan seperti kebanyakan yang sering kita temui. Mereka tidak memakai genting
tetapi atap yang terbuat dari bahan yang sangat sederhana, biasanya dari ijuk
atau daun kelapa yang sudah di keringkan. Mengapa Suku Baduy tidak menggunakan
genting? Hal ini berhubungan karena genting itu berbahan dari tanah. Artinya,
kalau memakai atap dari genting, sama saja dengan mengubur diri sendiri.
Sedangkan tanah hanya di peruntukan untuk orang mati saja. Kayu yang menjadi
penyangga atap biasa disebut dengan ‘Layes’. Kayu yang melintang di atap untuk
mengikat bambu disebut dengan ‘Lisbang’.
Ada
kepuasan tersendiri ketika telah mengunjungi dan belajar tentang kehidupan
masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam. Keindahan alam dapat kita lihat,
kesejukan udara dapat kita rasakan pula. Tanpa listrik dan signal pun takkan
membuat kehidupan seseorang menjadi mundur hanya karena pengaruh globalisasi.
Hidup sederhana ternyata bisa membuat seseorang menghargai makna kehidupan yang
sesungguhnya. Mencintai alam dan mencintai sesama juga dapat kita temukan di
dalam kehidupan masyarakat Suku Baduy.
Gambar: Saya Saat
Berada di Kampung Marengo, Baduy Luar
(Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
DAFTAR PUSTAKA
1. http://rumahadat.blog.com/2011/12/18/rumah-adat-suku-baduy/
diakses pada Minggu, 3 Januari 2016 pukul 14.32 WIB
2. Hasil
Observasi 24 Desember 2015
3. Hasil
bertukar fikiran dengan teman.
Bekasi,
3 Januari 2016
Isnaini Putri Yunita
4423143927
Usaha Jasa Pariwisata A 2014
Universitas
Negeri Jakarta
Nice!!
ReplyDeleteArtikelnya bagus, hanya saja dr fotonya di lbh di perbanyak:D
ReplyDeleteKeren!
ReplyDeleteInspiring! Love da culture Heritage of Indonesia.. Any open Trip again??
ReplyDeleteOpen trip please
ReplyDeleteBagus juga yaa
ReplyDeleteKereeennnn....really! Ada acara lagi, ajak dong ajak... Terimakasih..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteArtikel nya bagus, cuma kurang di foto nya saja.. Harusnya ada foto Suku Baduy Dalam nya dan kalo boleh saran di buat perbandingan dengan foto antara Baduy Dalam & Luar.
ReplyDeleteJadi pengen kesana.... ntar deh abis dari jepang...
ReplyDeleteMakasih info dan artikel nya...
Keep it up..
Kereen, nambah informasi bgt tentang suku baduy. Hem kalo boleh saran seharusnya ditambah foto warga suku baduynya supaya lebih bagus lagi
ReplyDeleteBagus kaa infonyaa, lumayan jd dpt tambahan ilmu tentang suku baduy nih hehee
ReplyDeleteBagus sekali artikelnya mbak, sangat bermanfaat bagi saya yg belum pernah pergi ke baduy. Wawasan saya skrg juga jd terbuka tentang suku pedalaman, ternyata banyak keunikannya juga ya. Trims :)
ReplyDeleteArtikelnya bagussss. Setuju sama pendapat mereka kalau gambarnya lebih diperbanyak, dibuat foto apa perbedaan antara baduy dalam dan baduy luar, dan ditampilkan foto penulis artikel dengan warga baduy;)
ReplyDeleteKeren artikelnya. Ayo dong open trip nya kapan?
ReplyDeleteArtikelnya bagus, nice information
ReplyDelete