Sunday, January 3, 2016

Tugas 5 - Observasi Baduy


Rumah Tinggal Orang Baduy Luar



            Salah satu pepatah yang luar biasa mengatakan ‘Tak kenal maka tak sayang’, karena disayang adalah hal yang paling menyenangkan maka perkenankanlah saya memperkenalkan diri saya. Nama saya adalah Isnaini Putri Yunita dan lebih akrab biasa dipanggil ‘nita’. Sebagai Mahasiswi D3 semester 3 program studi Usaha Jasa Pariwisata di Universitas Negeri Jakarta, saya dituntut untuk tak hanya sekedar menikmati indahnya tempat wisata, tetapi diwajibkan untuk mengexplore lebih jauh mengenai tempat wisata tersebut. Dan pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit tentang rumah tinggal orang Baduy luar. Check it out!

            Sebelum saya mengulas tentang rumah tinggal orang Baduy Luar, saya akan meluruskan sedikit tentang wawasan masyarakat terhadap suku pedalaman. Percaya atau tidak, ada yang salah dengan pemahaman orang-orang tentang suku pedalaman, yaitu mereka beranggapan bahwa suku yang tinggal dipedalaman suatu daerah adalah suku yang primitif atau bisa dikatakan sebagai suku yang liar. Menurut saya, suku pedalaman itu bukanlah suku yang liar tetapi suku yang masih memegang teguh adat-istiadat dan tradisi dari para leluhurnya. Mereka percaya bahwa ketika mereka mempercayai dan meneruskan apa yang diajarkan oleh leluhur mereka itu akan membawa kebaikan bagi kehidupannya kelak.

            Pada era travelling yang maju saat ini, siapa sih yang tak kenal dengan Suku Baduy? Orang Baduy atau Urang Kanekes bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten dan berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung.
            Kali ini saya akan mengulas tentang rumah tinggal orang Baduy Luar. Pada tanggal 22-24 Desember 2015 lalu, saya bersama teman-teman dari Usaha Jasa Pariwisata angkatan 2014 diberikan kesempatan untuk mengunjungi dan belajar lebih jauh tentang kehidupan Suku Baduy yang sebenarnya. Selama 3 hari 2 malam tersebut, kami tinggal di beberapa rumah masyarakat Baduy Luar, satu kata yang pantas untuk menggambarkan rumah tinggal Suku Baduy Luar yaitu unik. Tak hanya unik, rumah tinggal orang Baduy Luar sangatlah nyaman dan di tata dengan sedemikian rupa baiknya.

            Ada hal yang cukup menarik dan penting di kalangan suku Baduy, yaitu cara mereka memperlakukan alam atau bumi. Mereka tidak pernah berusaha mengubah atau mengolah keadaan lahannya, mereka berusaha memanfaatkan dan menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi lahan yang ada, hasilnya memperlihatkan permukiman yang alami. Bangunan-bangunan tersebut bagaikan sebuah kesatuan dari alam itu sendiri, berdiri mengikuti kontur atau kemiringan tanahnya.

Gambar: Saat Berjalan Kaki Menuju Cibeo, Baduy Dalam
(Sumber: Dokumentasi UJP Angkatan 2014)

            Rumah tinggal orang Baduy Luar dan Baduy Dalam jelas berbeda, bisa dilihat dari jumlah pintunya. Rumah di Baduy Luar boleh memiliki lebih dari 1 pintu, sementara untuk rumah Baduy Dalam hanya boleh memiliki 1 pintu saja yang menghadap ke utara dan selatan. Baduy Luar juga memiliki pelataran atau teras yang luas, berbeda dengan Baduy Dalam yang hanya mempunya pelataran didepan pintu saja dan luasnya juga terbatas. Perbedaan yang paling mencolok dari rumah tinggal Baduy Luar dan Baduy Dalam adalah, rumah tinggal di Baduy Luar diperbolehkan memakai paku untuk memperkuat rumahnya. Sedangkan rumah tinggal Baduy Dalam tidak diperbolehkan memakai paku, jadi untuk memperkuat rumah hanya dengan mengandalkan kuatnya mengikat kayu penyangga yang satu ke penyangga yang lainnya.
STRUKTUR RUMAH
Masyarakat Baduy Luar biasa menyebut rumah dengan sebutan ‘imah’, rumah mereka berbentuk seperti rumah panggung yang dibawahnya terdapat kolong dan terdapat tiang penyangga yang tidak terlalu tinggi beralaskan batu-batuan berbeda dengan rumah di Baduy Dalam yang tiang penyangganya cukup tinggi.

Gambar: Rumah Tinggal Baduy Luar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

            Pada bagian paling bawah terdapat batu-batu, jika jalanan di kota menggunakan aspal maka di Baduy Luar ini menggunakan batu sebagai jalanan setapak. Perlu diketahui masyarakat Suku Baduy tidak ada yang menggunakan alas kaki, karena mereka mempercayai bahwa itu adalah salah satu cara bersatu dengan alam. Agar lebih mudah mengetahui bagian-bagian rumah tinggal Baduy Luar, berikut adalah 3 bagian penting rumah tinggal Baduy Luar:
a.    Bagian Luar Rumah
Kayu yang paling bawah yang digunakan menjadi penopang rumah biasa disebut dengan ‘Umpak’. Tiang panjang yang menjadi penopang rumah disebut dengan ‘Tihang’. Baduy Luar memiliki teras yang luas dan biasa disebut dengan ‘Palupuh’ dan kayu penjaganya disebut dengan ‘Dolos’. Yang paling terpenting dari bagian rumah tinggal adalah dinding, Baduy Luar menyebut dinding dengan sebutan ‘Bilik’. Mungkin bagi kalian sebutan Bilik sudah cukup sering di dengar karena di kota pun banyak sekaliditemukan bilik. Biasanya bilik berbahan dasar bambu yang dianyam dengan bambu lain. Untuk pintu, masyarakat Baduy Luar diperbolehkan memiliki lebih dari 1 pintu, biasanya pintu tersebut berada di depan dan di belakang rumah.

b.    Bagian Dalam Rumah
Bagian dalam rumah tinggal Baduy Luar hanya terdapat 3 bagian, yaitu teras, ruang tengah untuk berkumpul dan bagian dapur. Masyarakat Baduy tidak mempunyai ruangan khusus untuk tidur berbeda dengan masyarakat kota, maka dari itu mereka tidur di ruangan yang berada di tengah.

c.    Bagian Atap Rumah
Atap yang di pakai bukan seperti kebanyakan yang sering kita temui. Mereka tidak memakai genting tetapi atap yang terbuat dari bahan yang sangat sederhana, biasanya dari ijuk atau daun kelapa yang sudah di keringkan. Mengapa Suku Baduy tidak menggunakan genting? Hal ini berhubungan karena genting itu berbahan dari tanah. Artinya, kalau memakai atap dari genting, sama saja dengan mengubur diri sendiri. Sedangkan tanah hanya di peruntukan untuk orang mati saja. Kayu yang menjadi penyangga atap biasa disebut dengan ‘Layes’. Kayu yang melintang di atap untuk mengikat bambu disebut dengan ‘Lisbang’.

            Ada kepuasan tersendiri ketika telah mengunjungi dan belajar tentang kehidupan masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam. Keindahan alam dapat kita lihat, kesejukan udara dapat kita rasakan pula. Tanpa listrik dan signal pun takkan membuat kehidupan seseorang menjadi mundur hanya karena pengaruh globalisasi. Hidup sederhana ternyata bisa membuat seseorang menghargai makna kehidupan yang sesungguhnya. Mencintai alam dan mencintai sesama juga dapat kita temukan di dalam kehidupan masyarakat Suku Baduy.

Gambar: Saya Saat Berada di Kampung Marengo, Baduy Luar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)


DAFTAR PUSTAKA
1.    http://rumahadat.blog.com/2011/12/18/rumah-adat-suku-baduy/ diakses pada Minggu, 3 Januari 2016 pukul 14.32 WIB
2.    Hasil Observasi 24 Desember 2015
3.    Hasil bertukar fikiran dengan teman.

Bekasi, 3 Januari 2016

Isnaini Putri Yunita
4423143927
Usaha Jasa Pariwisata A 2014
Universitas Negeri Jakarta

16 comments:

  1. Artikelnya bagus, hanya saja dr fotonya di lbh di perbanyak:D

    ReplyDelete
  2. Inspiring! Love da culture Heritage of Indonesia.. Any open Trip again??

    ReplyDelete
  3. Kereeennnn....really! Ada acara lagi, ajak dong ajak... Terimakasih..

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Artikel nya bagus, cuma kurang di foto nya saja.. Harusnya ada foto Suku Baduy Dalam nya dan kalo boleh saran di buat perbandingan dengan foto antara Baduy Dalam & Luar.

    ReplyDelete
  6. Jadi pengen kesana.... ntar deh abis dari jepang...

    Makasih info dan artikel nya...
    Keep it up..

    ReplyDelete
  7. Kereen, nambah informasi bgt tentang suku baduy. Hem kalo boleh saran seharusnya ditambah foto warga suku baduynya supaya lebih bagus lagi

    ReplyDelete
  8. Bagus kaa infonyaa, lumayan jd dpt tambahan ilmu tentang suku baduy nih hehee

    ReplyDelete
  9. Bagus sekali artikelnya mbak, sangat bermanfaat bagi saya yg belum pernah pergi ke baduy. Wawasan saya skrg juga jd terbuka tentang suku pedalaman, ternyata banyak keunikannya juga ya. Trims :)

    ReplyDelete
  10. Artikelnya bagussss. Setuju sama pendapat mereka kalau gambarnya lebih diperbanyak, dibuat foto apa perbedaan antara baduy dalam dan baduy luar, dan ditampilkan foto penulis artikel dengan warga baduy;)

    ReplyDelete
  11. Keren artikelnya. Ayo dong open trip nya kapan?

    ReplyDelete
  12. Artikelnya bagus, nice information

    ReplyDelete