DESA KANEKES : DESA ADAT YANG LAYAK JADI DESTINASI LIBURANMU
SELANJUTNYA
Jangan pandang Kanekes sebelah
mata, karena kamu akan jatuh cinta. Ya, hal ini memang benar adanya. Kearifan
lokal masyarakat Kanekes akan membuatmu ketagihan ingin kembali kesana. Terlebih
untuk kamu yang suka travelling ke destinasi yang anti-mainstream. Langsung aja deh meluncur ke
desa ini.
Mungkin istilah Kanekes masih asing
ditelingamu. Bagaimana jika itu kusebut itu sebagai Baduy? Lebih familiar, kan?
Namun, aku akan banyak menggunakan istilah Kanekes, karena kabarnya orang Baduy
sendiri lebih senang dirinya disebut sebagai ‘urang Kanekes’.
Desa kanekes terletak di
perbukitan Gunung Kendeng, sekitar 75 kilometer arah selatan Rangkasbitung,
Banten. Ini merupakan tempat yang tepat buat kamu yang ingin memperkaya wawasan
dan mengenal lebih dekat wajah bangsa Indonesia yang masih memegang teguh
tradisi dan cara hidup seperti nenek moyang mereka.
Suasana di Desa Kanekes |
Yup, penduduk di desa ini
menerapkan isolasi dari pengaruh budaya modern demi mempertahankan warisan
nenek moyang. Aturan adat masih berlaku di desa ini, dan sangat dipatuhi oleh
masyarakatnya.
Wilayah Kanekes sendiri terbagi
kedalam 2 daerah yaitu Kanekes Dalam dan Kanekes Luar. Kanekes dalam merupakan
suku yang benar-benar masih alami dan tetap teguh menjaga pikukuhnya (aturan adat) sedangkan Kanekes
luar merupakan suku yang sudah
terkontaminasi dengan budaya luar selain Baduy.
Bagaimana dengan wisatawan yang
berkunjung? Selama kamu adalah orang asli pribumi, kamu diperbolehkan memasuki
seluruh wilayah desa Kanekes. Namun, syaratnya harus mematuhi pantangan atau
larangan yang berlaku. Contohnya, pantang bagimu untuk memotret, khususnya memotret
penduduk wilayah Kanekes dalam. Untuk turis asing (non-WNI) hanya diperbolehkan
mengunjungi sampai Kanekes luar saja.
Walaupun urang
Kanekes sering disebut sebagai suku
Baduy, sesungguhnya nama Baduy bukanlah nama asli dari komunitas desa ini. Nama
tersebut menjadi melekat karena diberikan oleh peneliti Belanda yang menyamakan
mereka dengan Badawi
atau Bedoin
Arab yang merupakan suku pengembara.
Dari Badawi atau Bedoin, kemudian nama itu pun bergeser
menjadi Baduy. Orang Baduy, karena bermukim di
Desa Kanekes, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai Orang Kanekes. Namun
karena istilah “Baduy” terlanjur lebih dulu dikenal, maka nama “Baduy” lebih populer ketimbang “Orang
Kanekes”. Versi lain menyebutkan, nama
Baduy adalah nama Sungai Cibaduy yang terletak di bagian utara Desa Kanekes.
Masyarakat setempat percaya bahwa
mereka adalah keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau
batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering dihubungkan dengan Nabi
Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan
keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik
(mandita) untuk menjaga harmoni dunia. Mungkin inilah salah satu alasan yang
diinginkan leluhur mereka, agar masyarakat Kanekes selalu menyatu dengan alam
supaya lingkungan hidupnya tetap lestari. Kepercayaan ini disebut juga dengan
Sunda Wiwitan. Yaitu kepercayaan yang memuja nenek moyang sebagai bentuk
penghormatan.
Desa Kanekes memiliki 56 kampung.
Orang Kanekes Dalam tinggal di Kampung Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo.
Ketiga kampung tersebut bertugas
untuk mengakomodir kebutuhan dasar yang di perlukan semua masyarakat Suku
Baduy. Yang mana tugas ini dipimpin oleh Pu'un selaku ketua adat tertinggi dan
dibantu dengan Jaro sebagai wakilnya. Sedangkan orang Kanekes Luar tinggal
di 53 kampung lainnya. Kampung Kanekes Luar sering disebut kampung panamping atau pendamping, yang berfungsi
menjaga Kanekes Dalam. Masyarakatnya sendiri menggunakan Bahasa Sunda dialek
Banten. Namun, jangan khawatir beberapa dari mereka mampu berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia walaupun secara pasif.
Kamu bisa mengetahui perbedaan
masyarakat Kanekes Dalam dan Kanekes Luar dengan melihat gaya berpakaian
mereka. Untuk Kanekes Dalam, kamu lelakinya menggunakan baju berwarna putih
alami dan biru tua serta memakai ikat kepala warna senada. Sedangkan untuk
lelaki Kanekes Luar memakai baju hitam dengan ikat kepala warna biru tua dengan
corak batik. Sedangkan untuk kaum perempuannya menggunakan sarung atau kemben berwarna
biru kehitam-hitaman.
Selain itu, suku Kanekes Dalam
hidup dengan aturan yang ketat. Pikukuh atau aturan adat adalah harga
mati yang harus ditaati. Mereka tidak diperbolehkan memakai alas kaki, bersentuhan
dengan teknologi, menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari alam
seperti pasta gigi, sabun dan sampo, dan dan menggunakan alat transportasi jika
hendak bepergian. Durasi perjalanannya pun tidak boleh melebihi tujuh hari, artinya,
hanya daerah tertentu saja yang dapat dicapai. Sedangkan, masyarakat Kanekes
Luar terlihat lebih longgar dalam hal aturan, beberapa terlihat sudah
menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Pantangan-pantangan yang terdapat
di Baduy dilakukan dalam rangka menjaga nilai dan adat istiadat yang diturunkan
dari para leluhur.
Tertarik? Yup, tunggu apalagi.
Ayo segera beranjak dari tempat dudukmu, karena desa Kanekes sudah menanti
langkahmu. Biar travellingmu tetap nyaman dan aman, simak beberapa tips berikut
ini yuk. Cekidot!
- Pastikan kondisi tubuhmu dalam keadaan prima, tidak kelelahan atau dalam keadaan sakit. Karena jarak tempuh yang jauh dengan medan yang cukup berat akan banyak menguras tenagamu. Latihan fisik juga sangat disarankan minimal seminggu sebelum bepergian.
- Jangan lupa membawa obat-obatan pribadi. Karena di dalam perkampungan Baduy tidak ada rumah sakit atau apotek.
- Tinggalkan dulu piranti elektronikmu saat mengunjungi Desa Kanekes. Selain tidak ada listrik untuk men-charge hpmu, sinyal pun juga akan sulit untuk didapat. Oleh karena itu, selesaikan dahulu segala urusanmu sebelum mengunjungi desa ini.
- Bawa persediaan makanan dan minuman secukupnya. Cuaca panas serta medan tempuh yang jauh dan berat memungkinkan kamu untuk menyuplai air mineral yang cukup banyak untuk menghindari dehidrasi. Bawalah camilan secukupnya untuk di mengisi perut selama perjalanan. Hindari makanan yang hanya akan membuat anda haus untuk menghemat persediaan air. Ingat, kamu bisa bertahan lebih lama karena lapar daripada karena haus.
- Hormati aturan adat yang berlaku. Jangan membawa radio, gitar, senapan angin, tidak menangkap atau membunuh binatang, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon, tidak meninggalkan api di hutan, tidak mengonsumsi minuman memabukkan, dan tidak melanggar norma susila.
- Agar tidak tersesat, pastikan kamu mengajak seorang guide yang tahu persis medannya. Jika kamu tidak bergabung dengan group tour, kamu bisa menyewa guide yang merupakan penduduk asli Baduy.
- Kamu diperbolehkan memakai sampo dan sabun ketika berada di Kanekes Luar. Namun, benda itu pantang dipakai jika kamu berada di Kanekes Dalam.
- Sepatu atau sandal gunung direkomendasikan agar tidak mudah tergelincir, apalagi di jalan menanjak, boleh juga memakai kaos kaki untuk menghindari lecet. Jangan lupakan jaket atau jas hujan serta tudung tas yg kedap air untuk melindungi barang bawaanmu agar tidak basah.
- Kamu tidak bisa mengunjungi desa Kanekes Dalam saat bulan Kawalu (masa panen) di bulan Februari-April karena Kanekes Dalam sama sekali tertutup bagi orang luar.
- Banyak wanita Kanekes yang melakukan aktivitas menenun di teras rumahnya, kamu bisa membeli dan membawa pulang kain tenun ini sebagai buah tangan. Ada juga cenderamata yang menarik seperti Koja (tas yang terbuat dari kulit pohon) atau gantungan lonceng bertuliskan ‘Baduy’ sebagai buah tangan untuk orang yang kamu sayangi.
SUMBER :
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/suku-baduy-bersinergi-dengan-alam-menjaga-aturan-adat, diakses pada 1 Januari 2016
pukul 17.33
http://www.indonesia.travel/sites/site/310/desa-kanekes, diakses pada 1 Januari 2016
pukul 17.42
http://jakartakita.com/ diakses pada 1 Januari 2016, pukul 19.02
Sheila Nurul Astari - 4423143964
Usaha Jasa Pariwisata (A)
Twitter :@sheilasta
Twitter :
Thanks infonya.
ReplyDeleteInfonya bermanfaat
ReplyDeleteTulisan ini sangat menambah pengetahuan untuk pembaca yang ingin berkunjung ke baduy ataupun hanya sekedar ingin membaca. Tulisan tersebut dikemas dengan menarik menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Tetapi di awal tulisan sedikit menggantung menurut saya, tidak seperti pembukaan dalam tulisan.
ReplyDeletebahasa yg sederhana mudah dicerna. mantap kak!, kalau boleh kasi saran dikit ya kak, saya atau mungkin kawan kawan yg lain mungkin belum mengetahui kanekes itu, dilampirkan foto letak geografis kanekes itu sendiri kak. dengan foto itu mungkin kita lebih tau nantinya tempat yg bakal dituju.. trus dilengkapi juga kak. ngapa ada kanekes dalam ada kanekes luar, mungkin sejarah nya, atau mereka mereka pernah terlibat konflik.. oke kak. thank you
ReplyDeleteArtikel ini sangat menarik karna tidak semua orang tahu tentang Desa Kanekes yang (ternyata) gak kalah bagus untuk dikunjungi. Dengan berkunjung kesana, kita bisa benar-benar menikmati makna dari travelling itu sendiri karna penggunaan alat elektronik disana tidak memungkinkan, sehingga kita bisa benar-benar menikmati budaya mereka dan menjalin interaksi dengan masyarakat disana. Saya jadi ingin berkunjung untuk menikmati sendiri pengalaman kebudayaan Desa Kanekes yang sangat unik! Terimakasih infonya. Sukses selalu
ReplyDeleteBagus kak! Semakin memotivasi untuk pergi ke Desa Kanekes!
ReplyDeleteMenarik! Infonya sangat bermanfaat!
ReplyDeletemenarik sekali infonya, jadi ingin kesana
ReplyDeleteThanks infonyaa. Desa Kanekes bisa masuk list liburan.
ReplyDeleteKeren ka artikel nya!
ReplyDeleteMakasih infonya ditunggu artikel2 bermanfaat selanjutnya
ReplyDeleteMakasih infonya ditunggu artikel2 bermanfaat selanjutnya
ReplyDeleteThanks infonya, bisa jadi alternatif liburan selanjutnya
ReplyDeleteMakasih infonyaa , bisa jadi bahan pembelajaranku juga ,bahasanya juga mudah dipahami
ReplyDeleteMakasih infonya, bermanfaat banget buat nambah list destinasi liburan
ReplyDeleteInformasi yang sangat menarik karena bisa membuktikan bahwa suku di Indonesia sangat menarik untuk dikunjungi karena memiliki daya tarik pada adat istiadatnya. Bahasanya juga mudah dipahami. Terimakasih atas infonya.
ReplyDeleteInfonya menarik dan baguus, good job����
ReplyDeletethx for info👍
ReplyDeletewow sangat bermanfaat banget artikelnya buat backpackeran dengan pengalaman yang beberbeda <3
ReplyDeleteTerima kasih atas infonya. Bermanfaat sekali! Ini akan menjadi target destinasi saya di liburan selanjutnya
ReplyDeleteArtikel yang menarik, dengan pemilihan kata yang baik membuat pembaca tanpa sadar sudah sampai pada akhir artikel sekaligus mendapatkan kosakata baru keperti kanekes dan pikukuh serta tips backpacker. Ditunggu artikel selanjutnya :)
ReplyDeleteArtikelnya bagus dan bermanfaat. Goodluck! :)
ReplyDeleteTerima kasih infonya!
ReplyDeleteArtikelnya bagus banget memperkaya ilmu wawasan dan membuat makin cinta tanah air��
ReplyDeleteSuka banget sama artikelnyaa membangun semua elemn masyarakat itu makin mencintai tanah air..
ReplyDeleteBagus bgt artikelnya! Nambah2 pengetahuan gue! Hehe :)
ReplyDeleteMantap artikelnya nih mayan refrensi tempat liburan
ReplyDeleteWaw jadi pengen liburan ke baduy😄
ReplyDelete