Saturday, January 2, 2016

Tugas 4 - Wisata Budaya di Bali


DESTINASI WISATA BUDAYA BALI YANG WAJIB DIKUNJUNGI SEBELUM KAMU MATI

Jika menurutmu pergi berlibur ke pantai Bali sudah terlalu mainstream, inilah saatnya bagi kamu untuk menjadikan wisata budaya sebagai alternatif liburan selanjutnya.

Pernah melihat desa yang hampir seluruh penduduknya menggunakan bahasa isyarat? Atau menyaksikan langsung tengkorak berserakan di bawah pohon? Hingga melihat muda-mudi saling berciuman namun disaksikan oleh semua warga? Semua hal unik itu dapat kamu temukan jika kamu mengunjungi objek wisata Budaya di Bali.

Penasaran objek apa saja yang dimaksud? Langsung aja yuk, inilah list objek wisata budaya Bali yang dijamin sukses memikat hatimu :

1. Desa Panglipuran

Desa Panglipuran yang Sangat Menawan via pegipegi.com/
Jika ingin merasakan nuansa Bali yang kental, wajib bagimu untuk menginjakkan kaki di desa adat yang berada di Kubu, Kabupaten Bangli ini. Sebelumnya, hanya wisatawan mancanegaralah yang kerap mengunjungi desa ini. Namun sejak menjadi lokasi syuting salah satu FTV di Indonesia, kunjungan ke desa ini makin meningkat, tak hanya wisatawan asing yang datang tapi juga lokal.

Kendaraan tidak boleh masuk ke desa ini, baik roda tiga maupun roda empat. Untuk itu, pastikan kamu memakirkan kendaraanmu di areal parkir luas yang akan kamu temukan sebelum memasuki gerbang Desa Adat Penglipuran.

Desa Adat Penglipuran terletak di ketinggian 600-700 meter dari permukaan laut. Inilah yang membuat desa ini terasa sejuk dan asri.

Ketika berkunjung ke desa ini, seolah-olah kamu akan merasa berada di dimensi lain, dengan rumah-rumah seragam yang cantik dan tertata rapi.

Yup, arsitektur rumah adalah masterpiece dari desa ini. Bukan hanya mengusung arsitektur khas Bali, tetapi rumah-rumah di desa ini diatur seragam. Kamu bisa dengan jelas melihat kemiripan tiap-tiap rumah mulai dari pintu gerbang, atap, dinding yang menggunakan bambu hingga angkul-angkul. Angkul-angkul adalah jenis pintu khas Bali yang hanya cukup untuk satu orang dewasa. Tak cuma bentuk bangunan dari luar, pembagian ruangan di dalam rumah pun sama persis.

Keramahtamahan penduduk yang tak segan-segan mengajak wisatawan untuk mampir kerumahnya semakin menghidupkan atmosfir desa ini, dan tentunya menutupi rasa lelahmu saat berkeliling. Kamu juga bisa membeli beberapa souvenir di rumah penduduk, lho!

Loloh cemceman menantimu via injeksionline.com/
Lelah berkeliling desa, asyiknya minum yang segar-segar, kan? Sip, saatnya kamu mencicipi minuman tradisional yang populer di desa ini yaitu loloh cemceman. Minuman ini terbuat dari campuran daun cemceman, kayu manis, daun sirih, daun jarak pagar, daun dhadhap, air kelapa, buah kelapa, dan gula aren. Warnanya hijaunya berasal dari daun loloh cemceman. Rasanya kombinasi asam pedas namun menyegarkan. Bayangkan setelah lelah berkeliling, loloh cemceman dingin masuk ke tenggorokamu. Wuih, segar banget, kan? Dan pastinya akan membangkitkan staminamu kembali.

2. Desa Trunyan
 
Pintu Gerbang Kuburan Trunyan via http://travel.detik.com/

Kamu akan dibuat heran jika berkunjung ke kuburan Desa Trunyan. Banyak tengkorak bertebaran, namun tak sedikitpun bau bangkai tercium olehmu. Keunikan ini akan kamu jumpai di Desa yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Untuk mencapai desa ini, kamu harus naik perahu menuju Trunyan dengan menyeberangi Danau Batur.

Alih-alih dimakamkan, atau dibakar layaknya upacara Ngaben ala Bali, jenazah di Desa Trunyan diletakkan begitu saja di area kuburan, yaitu dibawah pohon Taru Menyan. Pohon inilah yang konon menghasilkan bau semerbak dan mampu menghilangkan bau bangkai di udara. Selanjutnya, jenazah ini akan ditutup ancak saji yang terbuat dari dedaunan.

Jumlah jenazah tidak boleh lebih dari sebelas. Oleh karena itu tidak semua jenazah diletakkan di bawah pohon Taru Menyan. Hanya yang meninggal secara wajar dan pernah menikah yang boleh diletakkan di area ini. Bagi jenazah yang telah menjadi tengkorak, maka tulang belulangnya akan dipisah dan diangkat, lalu dikumpulkan di dekat akar pohon, agar tempatnya dapat dipergunakan untuk jenazah yang baru.

Sedangkan bagi jenazah yang penyebab kematiannya tidak wajar, seperti kecelakaan dan bunuh diri akan diletakkan di lokasi yang bernama “Sema Bantas”. Dan untuk bayi dan anak kecil atau warga yang sudah dewasa namun belum menikah tempatnya di “Sema Muda”.

Walaupun menyeramkan, desa ini cukup dibanjiri wisatawan yang penasaran dengan keunikan yang dimiliki kuburan Trunyan ini. Kamu juga sekaligus bisa bersantai dan menikmati cantiknya pemandangan yang disajikan oleh danau Batur.

3. Desa Tenganan
 
Desa Tenganan via http://travel.kompas.com/
Desa ini terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai desa ini kamu harus melalui jarak sekitar 60 km dari pusat kota Denpasar, Bali.

Keunikan desa ini teretak pada aturan masyarakat setempat dalam melindungi dan melestarikan hutan adat. Mereka menerapkan hukum atau aturan adat/awig-awig mengenai pengelolaan hutan termasuk pelarangan menebang pohon.

Selain itu, desa ini masih tetap tradisional ditengah guyuran arus globalisasi yang kian deras. Walaupun sarana dan prasarana seperti listrik dan lain-lain masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi arsitektur rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya.

Tidak ada patokan harga jika mau masuk ke desa ini, sukarela saja. Sistem perekonomian antar penduduknya juga masih menggunakan sistem barter. Untuk sedikit membantu perekonomian masyarakat disini, kamu bisa membeli hasil kerajinan tangan mereka yang hanya ditemukan di desa ini yaitu kain gringsing. Kain gringsing cukup istimewa. Dikenal sebagai kain penolak bala. Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu cukup lama yaitu dua hingga lima tahun. Hal ini dikarenakan karena warna–warna yang terdapat di kain gringsing berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memerlukan teknik-teknik khusus.

Berinteraksilah dengan warga lokal disini, kamu akan mendapatkan pelajaran-pelajaran luar biasa mengenai kearifan lokal yang masih terkandung di desa ini.
 
Kain Gringsing khas Desa Tenganan via http://www.balitoursclub.com/

4. Desa Bengkala

Desa Bengkala via https://cintailahindonesia.wordpress.com/

Desa Bengkala terletak di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali. Desa ini terkenal dengan puluhan warganya yang menderita tuna rungu, yang biasa mereka sebut sebagai kolok. Diperkirakan di Desa Bengkala ini jumlah orang Kolok mencapai 40 jiwa dari 2275 jiwa di desa tersebut.

Masyarakat desa sendiri umumnya berprofesi sebagai petani, kuli bangunan dan penari. Mereka tidak mengenyam pendidikan formal dari kecil hingga dewasa.

Dalam komunikasi sehari-hari, orang Kolok menggunakan bahasa isyarat, dan menurut keterangan Kepala Desa Bengkala, I Made Astika, seluruh warga Bengkala menguasai bahasa isyarat, terlepas apakah mereka bisu tuli atau tidak, uniknya, mereka yang bukan Orang Kolok, meskipun fasih berbicara, lebih suka menggunakan bahasa isyarat.

Bahasa isyarat Orang Kolok cenderung sederhana dan dapat dipelajari dalam waktu yang relatif singkat, dibanding bahasa isyarat standar Internasional yang diperuntukkan untuk tuna rungu. Sebagai contoh, bahasa isyarat Orang Kolok untuk makan yaitu dengan mengarahkan jari tangannya ke arah perut dan memegang perutnya jika lapar.

5. Desa Budaya Kertalangu

Desa Kertalangu yang hijau via antiketombe.clear.co.id/
Desa Budaya Kertalangu adalah salah satunya yang terletak di Jalan By Pass, Ngurah Rai No. 88, Kesiman, Denpasar. Sejuk, tenang dan hijau merupakan penggambaran yang tepat bagi desa ini. Persawahan Desa Budaya Kertalangu ini bisa di jadikan salah satu agenda liburan buat keluarga atau rekan sejawatmu.

Berdiri di lahan seluas 80 hektar dan dikelilingi sawah-sawah dan kebun yang subur hijau alami. Desa ini memiliki pesona alam yang tersembunyi dimana didalamya terdapat Tugu Perdamaian Dunia, negara-negara independen yang mendukung perdamaian serta simbol-simbol agama dari 9 dunia.

Aktivitas yang bisa dilakukan di sini yaitu menunggang kuda, membuat sabun, menanam padi, tangkap bebek, melukis layang layang, mewarnai patung, mengayam, membuat canang, menari dan melukis diatas kanvas. Kamu bisa belajar menari dan menabuh gamelan Bali tiap minggu pagi tanpa harus membayar.

Desa Budaya Kertalangu dibuat atas dasar pemikiran bapak Suardhana Linggih pada tahun 2005, beliau adalah penduduk lokal yang ingin turut berpartisipasi memajukan industri pariwisata di Bali dengan mengusung konsep desa budaya yang didedikasikan untuk wadah sadar perdamaian, kebudayaan dan hidup berwawasan lingkungan bagi siapapun.

6. Menonton Omed-Omedan di Desa Sesetan

Tradisi omed-omedan di desa Sesetan via http://calvindamasemil.blogspot.co.id/

Liburan saat Hari Raya Nyepi memang sedikit membosankan. Jalanan sepi dan tempat wisata tutup semua. Tapi jangan khawatir, esoknya kamu bisa menonton tradisi unik yang digelar setiap tahun baru Saka. Tradisi unik ini hanya dapat kamu temui di Banjar Kaja Sesetan, Desa Sesetan, Denpasar. Tradisi ini bernama omed-omedan, yaitu ritual saling peluk dan tarik-menarik secara bergantian antara dua kelompok muda-mudi. Muda-mudi ini akan diarak secara terpisah, sesuai jenis kelamin untuk kemudian saling tarik. Ada kalanya ketika pasangan tersebut akan saling bertemu dan berpelukan erat, saling beradu pipi, kening, dan bahkan bibir. Konon, tradisi ini sudah digelar sejak abad ke-17. Masyarakat  setempat percaya bahwa tradisi ini harus terus diadakan secara rutin sebagai upaya menghindari desa Sesetan dari malapetaka.

Di masa lalu, masyarakat Sesetan hanya memandang tradisi omed-omedan sebagai bagian dari wujud masima krama atau dharma shanti (menjalin silaturahmi) antar sesama warga. Sedangkan saat ini, tradisi tersebut memiliki nilai filosofis sebagai Omed-omedan memiliki tujuan untuk menjalin keakraban muda-mudi sembari membuat mereka punya kesempatan saling meminta maaf sebelum menyambut tahun Saka.

Walaupun terkadang tradisi ini menuai banyak kontroversi, namun tradisi ini ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk memuaskan rasa penasarannya. Menyadari hal ini, masyarakat setempat kemudian mengemas tradisi omed-omedan sebagai sebuah festival warisan budaya tahunan dengan tajuk Omed-omedan Cultural Heritage Festival yang juga dimeriahkan dengan bazar dan panggung pertunjukan. Hal ini tentu akan berimbas positif terhadap kenaikan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

*****

Bagaimana, unik-unik, kan? Semua itu akan membuka matamu mengenai hal-hal yang jarang kamu temui. Jadi, tidak hanya sekedar rekreasi, wawasan dan pengalaman terbaik pun akan kamu dapat. Dan yang terpenting bagaimana kamu mampu mereguk makna dari setiap perjalananmu.
Terbukti kan, bukan cuma punya potensi wisata yang memesona, tapi masyarakatnya benar-benar mengerti cara terbaik untuk mengemasnya. Selain itu Bali juga berhasil ngebuktiin’ kalo arus modernisasi tidak harus berjalan bertentangan dengan tradisi. Gak heran deh jika ribuan wisatawan selalu berdatangan setiap tahunnya. Dua jempol untuk Bali :D

*****

Untuk membantu memperlancar perjalananmu, aku lampirkan peta objek wisata budaya yang sudah kuulas diatas, ya. Cekidot!



Sheila Nurul Astari - 4423143964
Pariwisata UNJ (A)
Twitter : @sheilasta


SUMBER :

http://www.pegipegi.com/travel/desa-adat-penglipuran/, diakses pada 29 Desember 2015 pukul 15.02

26 comments:

  1. Mengambil judul yang cukup ekstrem menurut saya. Tulisan ini sebagai bahan rekomendasi pembaca untuk pergi ke bali dengan ciri khas masing-masing desa di Bali. Cukup menarik pembaca

    ReplyDelete
  2. Baguss. Menarik! Bisa sebagai referensi untuk pergi ke bali nih ;)

    ReplyDelete
  3. Baguss. Menarik! Bisa sebagai referensi untuk pergi ke bali nih ;)

    ReplyDelete
  4. Nice piece of writing, Sheila. Dari 6 bahasan diatas, baru Trunyan yang saya cukup kenal. Sisanya baru saya dengar dari artikel ini, hehe.

    Salam dari sesama mahasiswa pariwisata!

    ReplyDelete
  5. Selain pantainya yang tersohor, keenam destinasi diatas bisa jadi alternatif kalo udah bosen main "air" di Bali. Wisata berbasis budaya memang sangat menarik!
    Terimakasih infonya:D

    ReplyDelete
  6. wii jadi ingin kesana, makasih infonya

    ReplyDelete
  7. Bagus nih , bisa jadi referensi buat jalan-jalan bareng keluarga , makasih infonyaa

    ReplyDelete
  8. NICEE BANGET ARTIKELNYA!, seru nih buat liburan hehe

    ReplyDelete
  9. NICEE BANGET ARTIKELNYA!, seru nih buat liburan hehe

    ReplyDelete
  10. Infonya menarik dan bagus, great. Thanks yaa

    ReplyDelete
  11. Infonya menarik dan bagus, great. Thanks yaa

    ReplyDelete
  12. mesti dikunjungin nih, nice info

    ReplyDelete
  13. awesome article👌👌

    ReplyDelete
  14. Wah ternyata masih banyak yang saya tidak ketahui tentang Bali. Terima kasih sudah menambah ilmu!

    ReplyDelete
  15. Wah bermanfaat sekali infonya buat yang ingin wisata sekaligus melihat kebudayaan masyarakat bali yang belum kita tahu. Good job!

    ReplyDelete
  16. Artikelnya menarik untuk dibaca dan informasinya juga bermanfaat. Goodluck!:)

    ReplyDelete
  17. Artikelnya menarik untuk dibaca dan informasinya juga bermanfaat. Goodluck!:)

    ReplyDelete
  18. Sangat-sangat membantu untuk orang indonesia dan sangat baikk untuk memcoba mempertahankan nya

    ReplyDelete
  19. wah infonya menarik. jadi pengen coba kesana

    ReplyDelete