Tugas
5 – Hasil Observasi Baduy
Sosok
Anak - Anak Baduy
Assalammuallaikum
kawan-kawan,
Berjumpa lagi dengan
saya, sebelumnya saya sudah memposting beberapa tulisan di blog ini,
perkenalkan kembali nama saya Gianni Ridiaputeri atau biasa dipanggil Gege mahasiswi jurusan Usaha Jasa Pariwisata semester 3 di Universitas
Negeri Jakarta.
Dikesempatan ini saya
akan membahas hasil observasi saya pada saat melakukan observasi menuju Desa Kanekes, Suku Baduy yang terletak
di Banten, bersama rekan-rekan seangkatan saya yaitu Usaha Jasa Pariwisata 2014
yang diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2015 selama 3 hari 2 malam, kami
ditemani oleh 3 dosen pembimbing yaitu Bpk. Shobirin, Bpk. Dede dan juga Bpk.
Fuad yang membimbing serta mengawasi kami selama perjalanan.
Akses yang kami gunakan
untuk menuju ke Desa Kanekes, Banten ini kami semua menggunakan Kereta dengan meeting
point di Stasiun Tanah Abang kemudian kami menuju Stasiun Rangkas Bitung menggunakan
kereta api rangkas jaya, perjalanan dari stasiun tanah abang menuju stasiun
rangkas bitung memakan waktu kurang
lebih 2 jam lamanya, kemudian sesampainya di Stasiun Rangkas Bitung kami
dijemput oleh Kang Arji yang merupakan guide yang akan menemani kami selama
observasi di desa kanekes, kang arji adalah seorang masyarakat dari Baduy luar
yang tinggal di desa marengo dan perjalanan dilanjutkan menggunakan 4 ELF yang
sudah disewa sebelumnya untuk melanjutkan perjalanan ke Ciboleger.
(gapura selamat datang di baduy, dokumentasi UJP 2014) |
Sesampainya di
Ciboleger kami melihat banyak durian ternyata kami datang pada saat panen
durian. Tak lama menunggu ELF yang lain sampai kami melanjutkan perjalanan
untuk menuju kerumah Jaro Saija untuk berkumpul dan meminta izin memasuki Desa
Kanekes serta mendengarkan beberapa informasi seputar masyarakat Kanekes,
melakukan sesi tanya jawab, serta mendengarkan peraturan-peraturan yang harus
ditaati pada saat memasuki Desa Kanekes ini. Setelah selesai mendengarkan serta
menerima informasi dari Jaro Saija kami melanjutkan perjalanan untuk memasuki
ke pemungkiman suku Baduy Luar yaitu desa Marengo. Dijalan menuju marengo kami
melewati jalan hutan yang menanjak dan menurun sambil mendengarkan suara-suara
binatang kecil seperti jangkrik dan kawan-kawannya, di desa marengo ini merupakan
tempat kami untuk menginap selama 3 hari 2 malam di beberapa rumah masyarakat
Baduy Luar.
Sebelumnya saat
memasuki Ciboleger sudah terlihat bahwa aktifitas dari kebanyakan masyarakat
kanekes ini berkebun, berladang dan mereka sangat pekerja keras mulai dari yang
muda sampai yang tua, laki-laki maupun perempuan. Saat turun dari ELF di
Ciboleger saya melihat beberapa anak kecil yang kira-kira berumur sekitar 6
tahun, mereka memikul beberapa durian bersama orang tuanya dan berjalan dengan
cepat Betapa kuat dan hebatnya anak-anak baduy ini.
(anak baduy luar, dok wikipedia) |
(anak baduy luar, dok wikipedia) |
Perlu diketahui bahwa
anak-anak baduy (luar dan dalam) sangat membatasi masalah kependidikannya,
karena mereka sangat patuh terhadap adat istiadat yang telah diwarisi oleh
nenek moyangnya untuk mereka. Tetapi walaupun begitu diantara mereka (anak-anak
baduy luar) bisa baca tulis karena mereka bisa belajar dari pengunjung yang
datang bahkan mereka diajarkan baca tulis huruf latin. Dan mereka (anak-anak
baduy dalam) walaupun mereka tidak diperbolehkan bersekolah tetapi mereka
belajar dnegan versi baduy dalam seperti belajar meracik obat, menenun, berladang dan lain-lainnya.
Meskipun begitu mereka(anak-anak baduy dalam dan luar) bisa berkomunikasi sama
pengunjung dengan bahasa indonesia walaupun tidak terlalu fasih, mengapa begitu
karena di suku baduy ini mereka semua menggunakan bahasa sunda.
Menurut saya walaupun
begitu tetapi anak-anak baduy (luar dan dalam) itu pintar-pintar. Kelihatannya saja
memang mereka pendiam dan tertutup tetapi sebenarnya mereka ramah dan sopan karena sudah terbiasa
bertemu dengan pengunjung yang datang ke tempat tinggalnya.
mereka pun terlihat
cantik dan tampan karena tidak boleh menggunakan bahan-bahan kimia seperti
sabun sampo dll untuk masyarakat baduy dalam karena mereka 100% menggunakan
semuanya dari alam, tetapi kalau masyarakat baduy luar masih boleh
menggunakannya.
sosok anak-anak baduy
luar maupun dalam adalah sosok anak-anak yang luar biasa, mengapa? karena
anak-anak baduy luar maupun baduy dalam dari kecil mereka diajarkan untuk
mandiri dan pemberani serta mereka sudah
diterjunkan langsung untuk mengahadapi hidup seperti berladang, menenun,
berkebun, membantu orang tua. Mereka diajarkan untuk senantiasa hidup dengan
alam, selain itu mereka juga beradab dalam artian menghormati adat istiadat
serta menghormati lingkungan tempat ia tinggal karena mereka diajarkan untuk
menjadi manusia yang berwawasan lingkungan (alam) untuk mencintai alam yang
mana telah diwariskan oleh nenek moyangnya selama turun temurun.
Selain bekerja seperti
berladang, menenun serta membantu orangtua, mereka juga melakukan kegiatan
seperti anak-anak pada umumnya yaitu bermain dengan alat-alat serta bahan-bahan
seadanya yang ada dilingkungan sekitarnya, mereka juga bermain bola loh,
kemudian ada juga yang bermain disungai yang airnya jernih dan menyegarkan. Dan
ada juga perbedaan pakaian yang digunakan oleh anak-anak baduy. Kalau anak-anak
baduy luar, mereka boleh menggunakan pakaian bebas dan ada dan kalau anak-anak
baduy dalam mereka menggunakan baju hitam atau putih dan mereka menggunakan sarung
serta menggunakan ikat kepala warna putih.
(anak baduy luar menenun, dokumentasi UJP 2014) |
(anak baduy dalam, dokumentasi UJP 2014 |
Kesimpulannya bahwa,
anak-anak suku baduy (luar dan dalam) merupakan sosok anak bangsa yang luar
biasa dan mereka sangat mencintai adat, budayanya serta lingkungannya. Mereka adalah
anak-anak yang selalu bersyukur dan juga beruntung karena kehidupan sederhana
yang mereka jalani membuat mereka menjadi sosok yang menghargai makna kehidupan
yang sesungguhnya. Dan untuk kita sebagai generasi muda dan juga untuk para
wisatawan yang berkunjung marilah kita tetap menjaga serta melestarikan kebudayaan
yang dimiliki negeri ini dan telah dirawat oleh mereka (suku baduy dalam dan
luar).
(saat bersama teman perjalanan menuju desa cibeo, dokumentasi pribadi) |
Daftar
Pustaka
Hasil Observasi 22-24
Desember 2015
Bekasi, 3 Januari 2016
Gianni Ridiaputeri
4423143922
UJP B 2014
No comments:
Post a Comment