Saturday, January 2, 2016

Tugas 4 Kota-Kota Jawa



 Budaya Kota Pandeglang
Kota Pandeglang merupakan sebuah kabupaten provinsi Banten. Nama "Pandeglang" yang sekarang digunakan ini baik sebagai Ibu Kota Kabupaten maupun sebagai nama Kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain :
  • Pandeglang yang berasal dari kata “Pandai Gelang” yang artinya orang tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda "Si Amuk" yang konon kabarnya pada Zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang Pandai (tukang besi) yang termasyur pandai.
Meriam Ki Amuk (samping)
  • Sultan Banten yang memerintah pada waktu itu menyuruh tukang pandai besa di desa tersebut untuk membuat gelang meriam yang bernama si AMUK, karena di daerah lain tukang pandai besi tidak ada yang sanggup untuk membuatnya. Oleh karena pandai besi tersebut berhasil membuatnya maka daerah Kadupandak dan sekitarnya disebut orang Pandeglang yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu distrik di Kabupaten Serang;
Meriam Ki Amuk (depan)
  • Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat kemana-mana yaitu “Pandeglang sekarang”.
  • Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.
(Source Wikipedia.com/pandeglang)
Tidak hanya sejarah yang kota padeglang miliki tetapi Kota pandeglang juga memiliki beberapa kebudayaan yang menarik yaitu:
Rampak Bedug
Rampak bedug adalah sebuah tradisi warisan masa lalu yang muncul di Banten, tepatnya di Pandeglang. Sebuah kota yang memiliki banyak sejarah dan tempat awal lahirnya kerajaan Sunda pertama. Rampak bedug sendiri berasal dari kata rampak atau kompak. Kompak atau sama pukulannya dan juga gerakannya.

Source Gambar http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/
Konon dahulu kala sebelum munculnya bedug, sarana untuk menandakan datangnya waktu ibadah umat Islam adalah kentongan, hanya saja bunyi kentongan sering menghasilkan banyak pengertian panggilan. Karena ketika ada malingpun kentongan juga dibunyikan. Maka untuk membedakannya dibuatlah bedug sebagai pasangannya. Lambat laun perpaduan bunyi antara kentongan dan bedug yang harmonis inilah kemudian melahirkan sebuah kebiasaan baru di masyarakat pandeglang untuk menjadikannya sebuah pertunjukan seni pukul bedug. (Kompasiana/tubagusencep)
Jadi kesenian ini biasanya diadakan ketika menyambut bula suci ramadhan,tetapi kesenian ini dapat juga dijadikan sebagai aktraksi rekreasi ataupun hiburan.sebenarnya maksud dan fungsi bedug ini sebagai pertanda bahwa ketika bunyi bedug digemakan maka kita harus menjalakan perintah yang Allah berikan yaitu menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Demikian juga dengan seni bedug semacam ngabedug. Kata "rampak" mengandung arti "serempak" juga banyak. Jadi "rampak bedug" adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa "banyak" bedug dan ditabuh secara "serempak" sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar.Ketika menghasilkan suara yag enak di dengar diharapkan masyarakat dapat melakukan ibadah sholat dimasjid atas panggilan suara tersebut.Begitulah makna dan manfaat tetang rampak bedug.
Pemain rampak Bedug dan Fungsinya
Di masa lalu pemain rampak bedug terdiri dari semuanya laki-laki. Tapi sekarang sama halnya dengan banyak seni lainnya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mungkin demikian karena seni rampak bedug mempertunjukkan tarian-tarian yang terlihat indah jika ditampilkan oleh perempuan (selain tentunya laki-laki). Jumlah pemain sekitar 10 orang, laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Adapun fungsi masing-masing pemain sebagai berikut:
Pemain laki-laki sebagai penabuh bedug dan sekaligus kendang
Pemain perempuan sebagai penabuh bedug
Baik pemain laki-laki maupun perempuan sekaligus juga sebagai penari.
Waditra Rampak Bedug dan Fungsinya
Waditra rampak bedug terdiri dari :
Bedug besar, berfungsi sebagai Bass yang memberikan rasa puas ketika mengakhiri suatu bait sya'ir dari lagu.
Ting tir, terbuat dari batang pohon kelapa, berfungsi sebagai penyelaras irama
lagu bernuansa spiritualis (takbiran, shalawatan, marhabaan, dan lain-lain).
Anting Caram dan Anting Karam terbuat dari pohon jambe dan dililiti kulit
kendang berfungsi sebagai pengiring lagu dan tari.
DEBUS
Banyak orang yang sudah mengenal dengan atraksi debus,yaitu seni pertunjukan yang dilakukan melampaui batas kewajaran manusia.Debus juga banyak menyebar diberbagai daerah termasuk didaerah padeglang.Disini biasanya dilakukan oleh orang yang pintar silat dan memiliki ilmu untuk melindugi dirinya dari senjata tajam dan lain lain.Biasanya ilmu tersebut berkaitan dengan bantuan makhluk ghaib.Biasanya debus menggunakan hal hal yang tidak lazim dan tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa,seperti memakan pecahan kaca yang membuat para penonton bertanya Tanya bagaimana dia dapat melakukan itu semua.Jika kita yang tidak mempunyai ilmu akan terheran karena tidak mungkin manusia tidak dapat terluka jika terkena senjata tajam.

Source: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya, debus menjadi salah satu bagian dari ragam seni budaya masyarakat Banten sehingga kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik.
Mungkin hanya itu kebudayaan dan kesenian yang bisa saya sampaikan tentang kota pandeglang mungkin masih banyak lagi keragaman budaya kota pandeglang yang belum kalian ketahui.

Sumber
www.Wikipedia/pandeglang.com

No comments:

Post a Comment