Sunday, January 3, 2016

TUGAS 3 - WISATA SEJARAH DAN BUDAYA DI SEMARANG



KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Rahmat dan Karunia Allah yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Matakuliah Wisata Pendidikan ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen kami Bapak Shobirien yang telah mempercayai saya untuk mengerjakan tugas ini.
Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.  Karena keterbatasan saya dalam mengerjakan tugas ini, jija terdapat kesalahan dalam penulisan mohon diberikan kritik dan saran yang membangun agar kelak tidak terjadi kesalahan lagi.


WISATA SEJARAH DAN BUDAYA DI SEMARANG



Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa dan siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin macet.
Pada awalnya, sejarah Semarang telah ada pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (daerah Gedung Batu). Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Ekonomi Kota Semarang cukup besar karena statusnya sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah. Perekonomian Kota Semarang menurut data BPS 2012 didominasi sektor Industri dan sektor Perdagangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 54,38 Triliun. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditandai dengan banyaknya gedung tinggi berupa hotel, kantor dan apartemen di Kota Semarang. Daftar gedung tertinggi di Semarang menunjukkan Kota Semarang memiliki 22 gedung dengan ketinggian 12 lantai atau lebih, dan 70 gedung dengan ketinggian berkisar antara 7-11 lantai.
Kota Semarang juga kaya akan kesenian yaitu ada Dugderan, Penganten Semarangan, Sesaji Rewanda, Apitan (Sedekah Bumi), Kirap Pusaka Bende, Gambang Semarang, Batik Semarangan, Tari Semarangan, Wayang Kulit, Wayang Orang, dan Ketoprak.
Kesenian yang sangat menarik menurut saya adalah Wayang Orang Ngesti Pandowo. Wayang orang Ngesti Pandowo merupakan salah satu ikon budaya Kota Semarang. Dulu, ada unen-unen belum ke Semarang kalau belum melihat pementasan Ngesti. Kelompok kesenian wayang orang yang didirikan pada 1 Juli 1937 oleh lima tokoh yaitu Sastro Sabdo, Darso Sabdo, Narto Sabdo, Sastrosoedirjo serta Kusni ini mengalami masa kejayaan mulai pertengahan 1950-an hingga dekade 1980-an, terutama ketika masih menempati Gedung GRIS di Jl Pemuda. Sebuah tempat yang kini menjadi Mal Paragon Semarang.
(Wayang orang / foto diambil dari Google)
Sesudah digusur dari GRIS pada 1996, kelompok ini kian surut. Kini, Ngesti Pandowo masih menggelar pementasan rutin di Gedung Ki Narto Sabdho, kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, tiap Sabtu malam. Walaupun dengan penonton yang bisa dihitung dengan jari.  
              
(motif batik Semarang  / foto diambil dari Google)
 
Adapula hasil kesenian dari semarang yaitu Batik, biasa pula disebut dengan Batik Semarangan. Sebagian besar produksi batik Semarangan terpusat pada Kampung Batik, yang beralamatkan di kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur. Kenapa bisa disebut kampung Batik? Sejak zaman Belanda, kampung ini memang terkenal sebagai penghasil batik yang terkenal di Semarang. Tetapi sayang, pada zaman Jepang, kampung ini sempat terbakar. Industri batik inipun hilang, hingga pada tahun 2006, industri batik di kampung ini mulai dibangun kembali.
Ciri khas dari Batik Semarang adalah Batik Semarangan biasanya banyak menggunakan gambar atau motif yang melambangkan ciri khas kota Semarang. Misalnya pohon asem, tugu muda, lawang sewu, dan lain sebagainya. Selain itu, warna batik Semarangan tidak semeriah batik Pekalongan. Namun, tidak sekalem warna batik Solo atau Yogya.
Tidak afdol rasanya ketika membicarakan suatu tempat tetapi tidak mengetahui makanan khas dari kota tersebut. Makanan - makanan khas semarang adalah
1.     
(lumpia Semarang / Foto diambil dari Google)
 
Lunpia atau lumpia. Lumpia semarang adalah makanan yang berisi rebung muda, telur, dan daging ayam atau udang. Makanan ini pertama kali dibawa masuk ke Kota Semarang pada tahun 1930 oleh seorang pemuda Tiongkok bernama Jwa Dayu. Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia.  Lumpia yang paling terkenal di semarang adalah  Lumpia Gang Lombok  atau Warung Siem. Ada 2 jenis lunpia yang bisa dipesan di sini, yaitu lumpia basah Dan lumpia Kering, yaitu lunpia yang sudah di goreng. Lunpia disajikan dengan saus yang ditaburi cacahan bawang putih, cabe rawit, dan bawang muda.
(Roti ganjel rel / Foto diambil dari Google)
2.       Roti ganjel rel adalah roti khas Semarang. Ganjel rel juga biasa disebut kue gambang. Roti ganjel rel merupakan salah satu peninggalan Belanda. Resep yang digunakan dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah, masih asli dari zaman Belanda dulu. Disebut ganjel rel, karena selain teksturnya yang bantat, dan juga bentuknya yang seperti ganjel rel (bantalan rel). Roti ganjel rel bertekstur agak alot, namun sangat baik bagi pencernaan. Roti ganjel rel berbentuk kotak dan berwarna coklat bertabur wijen. rasa roti ganjel rel bercita rasa kayu manis. Teksturnya ulet dan padat dipadu dengan aroma coklat dan kayu manis yang nendang di lidah. Karena teksturnya yang ulet, jika makan 2 potong saja sudah cukup mengenyangkan di pe
rut.
(Bandeng presto khas Semarang / Foto diambil dari Google)
3.       Bandeng Presto. Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit, dan garam. Asal mulanya ditemukan oleh Hanna Budimulya yang lahir di kota Pati, Jawa Tengah. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi. Makanan yang dimasak dengan cara ini diletakkan dalam panci yang dapat dikunci dengan rapat. Air yang berada di dalam panci ini kemudian dipanaskan hingga mendidih. Uap air yang timbul akan memasak makanan yang berada di dalam panci ini. Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri, bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara masak presto duri-duri ini menjadi sangat lunak. Bandeng presto biasanya di hidangkan dengan sambal terasi dan nasi hangat.
(Tahu Petis / foto diambil dari Google)
4.       Tahu Petis. Tahu petis adalah jajanan khas kota Semarang berupa tahu goreng yang dimakan dengan petis (saus berwarna hitam kental yang biasanya terbuat dari udang) yang dioleskan atau disisipkan di tengah-tengah tahu. Seperti tahu pong, tapi rasanya tidak asin, yaitu berasal dari tahu putih yang digoreng sampai kecokelatan tanpa dibumbui atau dibumbui dengan larutan garam dan bawang putih saja. Sedangkan petisnya berasa manis agak sedikit asin. Agar menggugah selera, tahu petis biasanya dimakan dengan cabai rawit. 
Keunikan makanan ini ada pada bumbu petis berbahan dasar udang yang diracik dengan bumbu spesial sehingga menghasilkan petis udang siap saji yang bearoma harum dan tidak menyengat. Dipadu dengan tahu pong yang segar dan renyah sehingga menambah kelezatannya
(Wingko Babat/ foto diambil dari Google)
6.    Wingko Babat. Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa, beras ketan, dan bahan-bahan lainnya. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api, stasiun bus atau juga di toko-toko kue. Di pulau Jawa, Wingko juga sering menjadi oleh-oleh untuk keluarga, yang menjadikan kue ini terkenal. Ini menyebabkan banyak orang yang mengira bahwa wingko juga berasal dari kota Semarang. Meskipun demikian, wingko babat sebenarnya berasal dari Babat. Ini adalah daerah kecil di Lamongan, Jawa Timur. Babat terletak di dekat Bojonegoro, Jawa Timur yang terkenal akan kayunya dan karena baru saja ditemukan sumber minyak di daerah ini.
Wingko biasanya berbentuk bundar dan agak keras serta biasa disajikan dalam keadaan hangat dan dipotong kecil-kecil. Wingko dapat dijual dalam bentuk bundar yang besar atau juga berupa kue-kue kecil yang dibungkus kertas. Kombinasi gula dan kelapa menjadikan kue ini nikmat. Harga kue ini dapat bervariasi tergantung tempat menjualnya dan merek wingko ini.
Tidak ke Semarang namanya kalau belum mencicipi makanan diatas.
Bukan hanya sekedar upacara, kesenian dan makanan khas. Semarang juga mempunyai banyak sekali destinasi-destinasi wisata terdapat di sana. Ada pula seperti wisata Religi, Sejarah, Budaya, dan ada pula wisata Belanja. Salah satu destinasi yang saya angkat untuk saya bahas dalam wisata sejarah adalah Lawang Sewu dan wisata Budaya yang saya angkat untuk saya bahas adalah Vihara Buddhagaya Watugong.

Lawang Sewu
Foto diambil dari Google
Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Yang terletak di Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda, Jawa Tengah 13220, Indonesia. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Berapakah sebenarnya jumlah pintu dari Lawang Sewu? Seperti Kepulauan Seribu yang jumlah pulau yang sebenarnya tak sampai 1.000, karena tercatat hanya 342 buah bulau saja. Sebutan “Sewu” [Jawa: Seribu], merupakan penggambaran sedemikian banyaknya jumlah pintunya. Menurut guide lawang sewu, jumlah lubang pintunya terhitung sebanyak 429 buah, dengan daun pintu lebih dari 1.200 (sebagian pintu dengan 2 daun pintu, dan sebagian dengan menggunakan 4 daun pintu, yang terdiri dari 2 daun pintu jenis ayun [dengan engsel], ditambah 2 daun pintu lagi jenis sliding door/pintu geser).
Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk Pre Wedding.
Lawang Sewu adalah salah satu tempat bersejarah saat masa perang kemerdekaan Indonesia. Sisi menarik bangunan ini terletak pada riwayatnya, rancang arsitektural, hingga sejumlah kisah bernuansa mistis. Anda dapat menjumpai Lawang Sewu di kawasan Bundaran Tugu Muda, kota Semarang, Jawa Tengah.
Riwayat Lawang Sewu Semarang dimulai sejak tahun 1904 yang merupakan fase awal pembangunan bangunan tersebut dan terselesaikan 3 tahun kemudian. Rancangan bangunan dibuat oleh dua orang Belanda yang bernama B.J. Quendag dan J.F. Klinkhamer. Cetak biru denah bangunan Lawang Sewu ini ditandatangani pada tahun 1903 di Amsterdam.
Di awal permulaan, bangunan ini diperuntukkan sebagai kantor pusat NIS (Nederlands-IndischeSpoorwegMaatschappij), yakni perusahaan kereta api milik kolonial Belanda. Setelah Indonesia merdeka, PT. Kereta Api Indonesia yang dulu bernama Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia sempat menggunakan bangunan tersebut sebagai kantor. Dua instansi pemerintah lainnya juga pernah berkantor di sini, yakni Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah dan Kantor Badan Prasarana Kodam IV/Diponegoro. Pada masa itu dan hingga kini, masyarakat Semarang menyebut bangunan tersebut sebagai “Lawang Sewu”.
Lawang Sewu Semarang juga memiliki nilai historis. Bangunan tua ini pernah menjadi saksi bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang dan merupakan lokasi pertempuran antara Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kidobutai dan Kempetai Jepang. Inilah sebab pemerintah lokal memasukkan bangunan tua tersebut sebagai salah satu bangunan bersejarah di Semarang yang harus dilindungi. Bangunan Lawang Sewu telah selesai dipugar dan direvitalisasi pada tahun 2011 lalu.
HAL MENARIK DI LAWANG SEWU
 
foto diambil dari Google
              
Lawang Sewu Semarang terdiri dari empat bangunan. Anda harus membayar tiket masuk Lawang Sewu untuk dapat mengeksplorasi objek wisata ini. Tentu saja, Anda akan ditemani oleh pemandu tatkala berkeliling di Lawang Sewu. Jika Anda datang sendirian, Anda dapat bergabung dengan pengunjung lainnya yang ada di sana agar biaya jasa pemandu dapat ditekan lebih hemat.
Bangunan Lawang Sewu memiliki tiga lantai. Anda akan diarahkan ke lantai dua melewati sebuah tangga besar. Saat menaiki anak tangga, Anda dapat menyaksikan sebuah dinding kaca berukiran indah dan warna-warni. Kaca yang langsung didatangkan dari Belanda ini masih asli dan terawat. Tatkala menelusuri pintu-pintu dan lorong-lorong sepanjang lantai dua, pemandu biasanya akan menjelaskan sejarah bangunan ini. Coba lihat keadaan di luar bangunan, Anda dapat menyaksikan lalu lintas di kawasan Tugu Muda saat berada di balkon gedung ini. Secara umum, bangunan Lawang Sewu memiliki suasana yang terbilang cukup pengap dengan pencahayaan yang remang-remang. Hal yang demikian turut menambah nuansa mistis dan mencekam yang mana sering mewarnai cerita-cerita dari mereka yang pernah berkunjung ke Lawang Sewu Semarang. Beberapa orang yang memiliki kepekaan supranatural pernah mengisahkan tentang ragam penampakan yang ada di sana. Tetapi sesungguhnya, suasana tersebut tidak mengurangi pesona yang dimiliki bangunan tua yang berdesain indah dan artistik ini. Dari sekian banyak ruang yang ada, hanya ada satu ruangan yang terbuka. Konon, ruangan tersebut dulunya adalah ruangan kerja milik pejabat tinggi kolonial Belanda.
Penelusuran di sepanjang lantai dua akan berakhir di ujung bangunan di mana Anda dapat menemukan sebuah jembatan penghubung menuju gedung lainnya. Jembatan penghubung ini akan membawa Anda sampai ke gedung bagian belakang. Saat menelusuri lorong selanjutnya, akan terlihat sebuah selokan di bawah tepian sebuah lorong. Selokan ini konon pernah menjadi tempat untuk membuang mayat yang kepalanya telah dipenggal semasa penjajahan Jepang .
Dari lantai dua, pemandu akan membawa Anda menuju bagian atas. Bagian ini merupakan loteng dan menurut cerita pernah dijadikan tempat penyiksaan tawanan saat penjajahan Jepang. Lawang Sewu juga memiliki ruang bawah tanah. Tetapi, Anda harus membayar lagi tiket masuk untuk dapat masuk ke ruang bawah tanah ini. Di masa lampau, ruangan yang semula berfungsi sebagai saluran pembuangan air ini pernah dijadikan sebagai penjara. Saat akan memasuki ruang bawah tanah, Anda dapat memabaca larangan untuk melakukan segala aktivitas berbau mistis. Untuk menelusuri ruangan bawah tanah ini, Anda perlu menerobos genangan air yang cukup tinggi.
Di Lawang Sewu Semarang, juga terdapat gedung lain berukuran lebih kecil yang difungsikan sebagai museum kereta api. Saat memasuki gedung ini, Anda dapat membaca tulisan mengenai sejarah bangunan Lawang Sewu. Gedung ini memiliki beberapa ruangan. Ruangan utama gedung dijadikan sebagai tempat untuk memamerkan sejumlah foto berukuran besar serta peralatan untuk mengatur jalur kereta api di masa Belanda. Saat menjelajahi bangunan Lawang Sewu, Anda dapat menemukan beberapa spot menarik untuk mengambil foto. Bangunan yang artistik ini mampu menghadirkan background unik yang lazim diminati banyak pecinta fotografi.
Foto diambil dari Google

















Vihara Buddhagaya Watugong
Foto Diambil dari Google
Semarang, salah satu kota bersejarah yang ada di Indonesia, mempunyai banyak tempat wisata yang wajib untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Vihara Buddhagaya yang terletak di Jalan Raya Pudakpayung Watugong, Semarang. Dari pusat Kota Semarang, Anda dapat mencapai Vihara Buddhagaya dengan perjalanan selama 45 menit dengan mobil ke arah Ungaran, atau jalan menuju SoloJogja. Karena letaknya yang berada di pinggir jalan besar dan tepat di depan Markas Kodam IV Diponegoro, Watugong, Vihara Buddhagaya dapat diakses dengan mudah. Kawasan ini dinamakan Watugong karena di daerah tersebut ditemukan batu (watu) yang bentuknya seperti gong.
Kompleks Vihara Buddhagaya Watugong yang mempunyai luas 2,25 hektar ini terdiri dari 5 bangunan utama dengan 2 bangunan utama, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala yang dibangun pada tahun 1955. Selain itu, dalam kompleks Vihara Buddhagaya Watugong terdapat pula Monumen Watugong, patung Dewi Kwan Im, patung Buddha di bawah pohon Bodhi yang terletak di pelataran vihara, patung Buddha tidur berwarna coklat dengan pakaian dan tubuh berwarna emas di sebelah kiri pagoda, serta kolam teratai di sekitar pagoda. Pohon Bodhi (Ficus Religiosa) yang ada di pelataran Vihara Buddhagaya ini ditanam oleh Bhante Naradha Mahathera pada tahun 1955.
Ikon paling terkenal dari Vihara Buddhagaya ini adalah Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.
Foto diambil dari Google
Di dalam Pagoda Avalokitesvara yang berukuran 15 x 15 meter dan berbentuk segi delapan ini terdapat patung Dewi Kwan Im berukuran 5,1 meter, serta patung Panglima We Do di sisinya. Di tingkat kedua hingga keenam, ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Ini dimaksudkan supaya sang dewi dapat memancarkan welas asih ke empat penjuru. Sedangkan di bagian puncak pagoda terdapat patung Amitabha, yaitu guru besar para dewa dan manusia. Di puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik, yaitu mutiara Buddha. Namun, Anda tidak dapat ke puncak pagoda, karena di pagoda ini tidak disediakan tangga untuk mengakses puncaknya. Total patung yang ada di Pagoda Avalokitesvara berjumlah 30 buah.
Pagoda Avalokitesvara sendiri digunakan untuk ritual Tjiam Shi, yaitu ritual untuk mengetahui nasib umat manusia. Caranya adalah dengan menggoyangkan bambu yang sudah diberi tanda hingga salah satu bambu terjatuh. Untuk membaca hasil ramalan, Anda dapat meminta bantuan kepada petugas yang ada. Namun jika sudah menggoyangkan bambu sebanyak 3 kali berturut-turut dan tidak ada bambu yang terjatuh, konon hari itu bukan hari baik untuk meramalkan nasib.

Bangunan kedua yang menyita perhatian dari Vihara Buddhagaya adalah Vihara Dhammasala. Bangunan Dhammasala ini mempunyai dua lantai. Lantai pertama adalah aula serbaguna yang mempunyai panggung di bagian depan, sedangkan di lantai kedua terdapat ruang Dhammasala yang digunakan untuk acara ibadah umat Buddha. Di dalam vihara ini terdapat patung Buddha duduk berwarna emas dengan ukuran besar. Di sekeliling Vihara Dhammasala, terdapat pagar dengan ukiran relief cerita Paticca Samuppada, yaitu proses kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal dunia.
Untuk memasuki vihara, ada ritual khusus yang harus dijalankan, yaitu menginjak relief ayam, ular, dan babi yang ada di pintu masuk vihara. Menurut keyakinan umat Buddha, ayam merupakan simbol keserakahan, ular adalah lambang kebencian, sedangkan babi melambangkan kemalasan. Dengan menginjak relief hewan-hewan ini, maka umat manusia diharapkan dapat meninggalkan karakter-karakter tersebut dan dapat masuk nirwana.
Vihara Buddhagaya ini dibangun menggunakan material-material yang diimpor langsung dari China. Baik genteng, relief-relief batu yang ada di tangga, lampu naga, kolam naga, air mancur naga, patung kilin dan burung hong, serta semua aksesoris yang ada di Vihara Buddhagaya merupakan material yang dibuat di China. Saat ini, Vihara Buddhagaya merupakan salah satu bangunan yang berada di bawah binaan Sangha Theravada, yaitu sebuah organisasi kebhikkuan yang berpedoman pada Kitab Suci Tipitaka Pali.
Untuk kalian yang tahu dan pernah nonton film Sun Go Kong, kalian harus coba ketempat ini. Nuansa di film Sun Go Kong si Raja Kera yang sangat lincah dan nakal dan para dewanya sangat kental di area obyek wisata satu ini, dari detail ornamen, patung, sampai dengan taman pun seakan kita tidak sedang berada di kawasan indonesia.

Akses untuk ke Semarang
1.      Pesawat
Bagi yang mempunyai waktu yang terbatas, dan mempunyai dana yang cukup. Untuk bepergian ke Semarang bisa diakses menggunakan transportasi udara atau menggunakan pesawat. Beberapa maskapai penerbangan seperti Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, dan juga Lion Air adalah maskapai yang membawa penumpang dari Jakarta-Semarang pulang-pergi. Memiliki budget tambahan disarankan menggunakan pesawat karena pastinya ketika sudah sampai di Kota Lumpia ini Anda bisa lebih lama untuk mengeksplore Kota Semarang ini karena tentu Anda cukup banyak waktu untuk berkeliling Kota. Tarif rata-rata pesawat berkisar antara 390.000 – 700.000-an
2.        Kereta Api
Untuk jenis transportasi kedua ini bisa menjadi alternatif lain bagi Anda yang sepertinya cukup memiliki banyak waktu selama dalam perjalanan. Selain itu soal biaya tentunya lebih terjangkau dibandingkan dengan pesawat. Di Semarang ada dua stasiun besar yang merupakan stasiun utama di Semarang. Untuk jalur kereta eksekutif dan bisnis biasanya kereta akan berangkat dan berakhir pada Stasiun Semarang Tawang. Sedangkan bagi perjalanan kelas ekonomi berada di Stasiun Semarang Poncol. Meskipun saat ini kereta kelas ekonomi pun sebagian juga ada di Stasiun Tawang. Sebagai contohnya tarif kereta Semarang – Jakarta PP bisa didapatkan mulai dari yang kelas ekonomi seharga 65.000 sampai dengan eksekutif 300.000-an
3.       Bus
Selain jalur transportasi cepat seperti pesawat dan kereta. Ada jalur darat lain yang bisa dijadikan referensi bagi wisatawan yang hendak bepergian ke Semarang. Transportasi bus ini memang akan menghabiskan banyak waktu selama perjalanan. Kira-kira kalau dihitung-hitung waktu tempuh yang dihabiskan untuk menggunakan transportasi bus berkisar hampir 10 jam lamanya. Itupun tergantung padatnya kondisi lalu lintas di jalan. Pilihan jenis transportasi bus ini juga sepertinya sangat direkomendasikan bagi yang hobi jalan-jalan atau traveling. Dimana selama perjalanan sudah pasti akan menemukan banyak hal unik yang bisa dijadikan cerita bagi para traveller. Banyak sekali armada bus yang dapat kalian gunakan salah satu contohnya Bus Pahala Kencana dengan harga Jakarta – Semarang Rp. 200.000 (executive) s/d Rp. 220.000 (super executive)
4.     Transportasi Pribadi
Jika dirasa Anda mempunyai banyak waktu untuk melakukan perjalanan yang cukup panjang dan tidak terkesan ingin cepat sampai. Bisa juga menggunakan kendaraan pribadi baik mobil ataupun motor. Sebenarnya sama saja ketika kita menggunakan bus untuk alat transportasi umumnya. Namun terkadang orang-orang yang hobi touring pastinya akan memilih untuk membawa kendaraan pribadi sendiri. Dimana keuntungannya Anda bisa bebas berhenti dimana pun dan kapan saja. Akan tetapi kekurangannya adalah masalah keselamatan dalam perjalanan Anda. Perjalanan jauh dengan mengendarai kendaraan sendiri tentu membutuhkan banyak tenaga yang lebih dan paling tidak juga harus sudah berpengalaman. Karena resiko nya sudah pasti jauh lebih besar dibandingkan jika Anda menggunakan transportasi umum.
Untuk akses ke dua destinasi yang saya jelaskan, saya ambil contoh dari stasiun tawang. Untuk akses menuju lawang sewu anda bisa berkendara dengan transportasi umum. Cukup naik angkutan umum satu kali kita sudah bisa sampai ke Lawang Sewu dengan perkiraan memakan waktu 15menit. Dan untuk menuju ke Vihara Buddhagana Watugong kita harus berkendara menggunakan bus antar kota dengan waktu sekitar 30 menit.
Akomodasi di dekat destinasi wisata
a.      Lawang Sewu
·         Hotel Crowne Plaza Semarang Hitel (bintang lima)
Dengan range harga Rp. 994.242 s/d Rp Rp. 1.745.076
b.     Vihara Buddhagana Watugong
·         Quest Hotel Semarang (bintang tiga)
Dengan range harga Rp. 438.000
Restaurant terdekat dari destinasi wisata
a.       Lawang Sewu
·         Rodjo (Jalan Pemuda 77, Semarang, Indonesia)
0.4 km dari Gedung Lawang Sewu.

b.      Vihara Buddhagana Watugong
·         Restaurant Kampung Laut


PENUTUP
Demikianlah yang dapat saya tuliskan dalam tulisan Wisata Sejarah ini. Semoga tulisan saya dapat menjadi Inspirasi yang membaca untuk datang berwisata ke Kota Semarang.Wassalamu'alaikum


DAFTAR PUSTAKA

Annisa Oktaviana
4423143916
Ujasa Jasa Pariwisata B 2014
annisaoktaviaoaca@gmail.com
0813168045458 










4 comments:

  1. Sering sering ya kak. Kasih info tentang sejarah suatu daerah. Sangat membantu :)

    ReplyDelete
  2. Sangat bermanfaat .... ditunggu daerah lainnya yaa ... :)

    ReplyDelete
  3. wahh terimakasih kak sangat membantu menambah wawasan akan kotaa semarang :)

    ReplyDelete
  4. wah ternyata bagus ya kota semarang

    ReplyDelete